1. Pendahuluan
Negara Republik Indonesia merupakan Negara multikultural dimana masyarakat Indonesia terdiri dari
berbagai keturunan yang terdiri dari berbagai etnik yang hidup di Negara Republik Indonesia.. Sehingga
sudah saatnya pemerintah mengupayakan kehidupan antar etnik dengan hidup rukun diantara sesama etnik
tersebut sehingga tercipta keharmonisan diantara suku di Indonesia. Provinsi Gorontalo merupakan salah
satu daerah yang terdiri dari berbagai macam etnis, beberapa diantaranya ialah etnis lokal Gorontalo dan
etnis Bali. Etnis lokal Gorontalo adalah sekumpulan masyarakat yang memiliki persamaan baik persamaan
budaya, agama, adat, dan bahasa Gorontalo masyarakat lokal Gorontalo yang penduduknya mayoritas
beragama islam. Sedangkan suku bangsa (etnis) Bali merupakan suatu kelompok manusia yang terikat oleh
kesadaran akan kesatuan budaya, sedangkan kesadaran itu diperkuat oleh adanya kesamaan bahasa.
Walaupun ada kesadaran yang demikian, namun kebudayaan Bali mewujudkan banyak variasi dan
perbedaan setempat seperti perbedaan keyakinan agama.
Masyarakat Bali di desa Tri Rukun mayoritas beragama Hindu yang telah lama terintegrasikan ke dalam
kebudayaan Bali, dirasakan pula sebagai unsur yang memperkuat adanya kesadaran akan kesatuan itu. Oleh
karena itu, kebudayaan etnis Bali tidak akan pernah terlepas dari dinamika sejarah Bali, yang memberikan
warna pada setiap periode suatu peristiwa. Desa Tri Rukun masyarakatnya yang beragam terdiri dari tiga
etnis dan tiga agama yang berbeda seperti etnis Bali. Gorontalo, dan etnis Minahasa. Dengan mayoritas
penduduk yang agama hindu mencapai hingga 80%, kemudian agama islam Gorontalo 10%, dan terakhir
Kristen 10%. Ketiga etnis etnis tersebut merupakan penduduk transmigrasi yang sekarang berada di Desa Tri
Rukun. Dengan adanya berbagai macam jenis agama dan etnis yang ada Gorontalo salah satunya ialah etnis
Bali yang hidup dengan masyarakat lokal Gorontalo. Kedua etnis memiliki berbagai macam perbedaan yang
saat ini satu sama lain hidup dalam keadaan yang saling berdekatan.
Desa Tri Rukun memiliki wisata desa yang merupakan tempat ibadah pura masyarakat yang beragama
hindu yang di Kelola langsung oleh tokoh masyarakat adat dan Pokdarwis(Kelompok Sadar Wisata) Cakra
Buana. Desa wisata ini memiliki daya Tarik budaya tersendiri karena terdapat atraksi dan suasana seperti di
bali. Secara langsung desa Wisata Tri Rukun ini memiliki kekayaan adat dan budaya tersendiri sehinnga
perlu di jaga dan dikembangkan lagi di masa yang akan dating agar nilai kebudayaan tidak hilang. Sehingga
penulis melakukan penelitian ini dengan bertujuan untuk mengembangkan Potensi Wisata Di Desa Tri
Rukun dengan Berbasis Budaya Religi Berkelanjutan agar nilai kebudayaan yang bersifat religi di Desa Tri
Rukun tetap ada di masa yang akan datang.
2. Metode
Lokasi penelitian ini di lakukan di Desa Tri Rukun Kec.Wonosari Kabupaten Boalemo. Secara
geografis Kec.Wonosari terletak pada 00 37 ’ 55.2” LU dan 1220 22’ 12” BT- 1220 25’ 58.8” BT . Dengan
melakukan metode penelitian Deskritif kualitatif. Dengan Teknik pengumpulan data suervey langsung di
lapangan tepat di Desa Tri Rukun serta melalui wawancara pada Kepala desa dan Tim Pokdarwis. Data yang
di kumpulkan dari hasil wawancara berupa Sejarah terbentuknya daerah desa Tri Rukun, kebudayaan
menetap masyarakat, Perkembangan wisata Desa Tri Rukun. Yang kemudian di analisis perkembangan
secara Deskriptif kualitatif dari tahun ke tahun.
untuk Agama Hindu mayoritas asli penduduk ini imigran langsung dari Bali. Di desa Tri Rukun
mayoritas Agama hindu lebih dominan di bandingkan dengan agama Islam ataupun Kristen, Dimana
berdasarkan hasil wawancara dari bapak Kepala desa Tri Rukun Yakni Pak … mengatakan bahwa
Agama hindu memiliki presentase penduduk hingga 80% Kristen 10% dan Islam Juga 10 %.
Pada Forum Umat Beragama mengatur kolaborasi budaya Religi yang ada di Desa Tri Rukun,
Contohnya pada perayaan Idul Fitri terhadap umat muslim ataupun perayaan Hari Raya Nyepi. umat
hindu dan Kristen pada bulan desember semuanya di atur oleh Forum umat bergagama Khusus daerah
Desa Tri Rukun Agar Kolaborasi budaya Religi tetap Berkelanjutan. Forum umat Beragama ini terdiri
dari beberapa tokoh masyarakat dari 3 Agama yang ada di Desa Tri Rukun agar masing masing dari
tokoh agama bisa menyampaikan pemikiran kerukuknan antar masyarakat yang berbeda kebudayaan
religi tetap berkelanjutan. Yang menjadi hal menarik dari desa Tri Rukun adalah corak 3 agama dan
budaya yang berbeda di mana saling menjaga dan minjung tinggi Sikap toleransi antar umat.
4. Kesimpulan
Referensi
Amanda, A. (2016). Peran Agensi Budaya dan Praktik Multikulturalisme di Perkampungan Budaya Betawi
(PBB) Setu Babakan. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 3(2), 40-58.
Andriani Duri, Dkk. 2013. Metode Penelitian. Banten. Universitas Terbuka Irhandayaningsih, A. (2012).
Kajian Filosofis Terhadap Multikulturalisme Indonesia. Humanika, 15(9).
Kymlicka, Will. 2011 “ Kewarganegaraan Multikultural”. Penerbit LP3ES