Anda di halaman 1dari 2

Saatnya Sadar Pada Diri Sendiri

Syahid Muhammad
ini bergenre self improvement, diangkat dari pengalamannya sendiri.
Bang lid menulis buku ini saat sedang kesal, ia berusaha
menyampaikan maksudnya dalam menulis dan memberitahu
pembaca bahwa karyanya yang satu ini berisi tentang kekesalan
yang ia alami selama ini. Sebagian besar isi novel ini membahas
hal-hal yang berkaitan dengan perasaan cemas, resah, adanya
serangan panik, ketakutan yang besar, kondisi mental,
perundungan, dan lainnya. Penulis ingin mengekspresikan apa saja
yang dahulu menjadi keresahannya dan sulit sekali untuk melawan
‘rasa sakit’ itu. Hingga pada akhirnya, ia dapat memahami jika hal
yang menjadi kecemasan dan ketakutan selayaknya dapat diolah menjadi sesuatu yang lebih baik
‘melalui medium yang tepat’.

Disajikan dalam urutan sub bab, membuat pembaca lebih mudah memahami isi dari novel
tersebut. Hal yang membuat pembaca menjadi lebih terkesan ketika sampai pada bagian akhir
cerita di masing-masing sub babnya adalah, terdapat pesan moral yang sengaja penulis
sampaikan lewat kutipan dalam ceritanya. Contohnya pada sub bab berjudul ‘Menghadapi
Marah’ disampaikan kutipan seperti berikut: “Aku selalu ingin bisa lebih besar dari rasa marahku
sendiri. Maksudku, aku biarkan rasa marahku itu ada, tanpa perlu dikuasai olehnya. Aku
berteman dengannya dan mempersilakannya duduk ataupun mendengar ceritanya. Akan
kuhormati dia.” Menurutku itu adalah cara yang elegan untuk mengelola perasaan marah yang
sesungguhnya.

Pada beberapa sub bab setelah bagian akhir cerita, penulis menyajikan satu halaman berbeda
berwarna hitam. Isinya semacam kecemasan atau hal-hal yang mewakili gumaman dalam hati.
Bisa berupa dialog, pertanyaan sederhana ataupun saran. Setelah membaca halaman tersebut,
seolah kita dipersuasi oleh penulis sehingga mendapati ‘jawaban’ yang selayaknya dan tergerak
untuk melakukannya. Pembaca mungkin akan berpikir ‘ah, benar juga!’ hingga kalbunya
terenyuh.

Penulis tak selamanya menyajikan topik bahasan yang serius dan monoton. Ada sedikit bumbu
humor yang disisipkan Bang Iid di beberapa sub babnya, sehingga pembaca sesekali dibuat
tertawa. Beberapa pengetahuan tentang kesehatan mental juga diselipkan dalam novel ini
seperti Quarter Life Crisis, Inner Child, Bipolar Syndrome, Generalized Anxiety Disorder, dan
masih banyak lagi.
Tiga sub bab terakhir pada novel ini menurutku mempunyai porsi lebih dibandingkan lainnya.
Topiknya berkaitan dengan proses terbentuknya diri dan peduli terhadap diri sendiri. Pada bagian
akhir ditutup dengan puisi. Rasanya seperti ada energi yang Bang Iid transfer kepada pembaca
hingga ingin sekali menitikkkan air mata selepas membaca hingga akhir. (aku sendiri)

Pada beberapa paragraf terdapat kalimat yang tidak efektif dan terkadang membingungkan
pembaca, sehingga makna kalimat sulit tersampaikan. Namun, secara keseluruhan novel
ini recommended, terutama bagi kalian yang sering mengalami gangguan kecemasan yang tak
berkesudahan karena hal apa saja. Tambahannya, dalam novel ini juga dipaparkan supaya kita
lebih menerima, mendengar, memperbaiki, dan mencintai diri kita sendiri apapun kondisinya.

Anda mungkin juga menyukai