Novel Satrio Arief
Novel Satrio Arief
Saat itu, aku melihat video di aplikasi tiktok, tentang orang orang yang sudah menjadi TNI. Karena
video itu, hatiku tergerakan untuk menjadi TNI juga. aku pun banyak latihan untuk memperkuat fisik dan
materi ku agar aku bisa cukup untuk mendaftarkan diri ku menjadi seorang TNI.
Aku melakukan latihan yang disebut bina fisik, dan lain lainnya. guna memperkuat fisikku, teman
teman ku juga banyak yang ingin menjadi seorang TNI, maka dari itu aku dan teman teman ku berlatih
bersama. menjadi TNI, juga merupakan salah satu cita cita terbesarku sewaktu kecil. dan sekarang aku mulai
menekuni nya.
Aku pun memberi tahu orang tua ku, bahwa aku ingin menjadi seorang TNI. "bu,pak aku ingin jadi
TNI loh!" ucapku dengan semangat. tetapi takdir berkata "belum rezeki" untukku. aku terhambat dikondisi
ekonomi dan fisikku yang belum cukup kuat. ibu ku hanya seorang pedagang dan ayah ku juga seorang
pekerja proyek. mungkin kedua itu belum cukup untuk membiayai ku untuk menjadi seorang TNI.
Tetapi aku tidak menyerah, orang tua ku juga selalu mendukungku agar aku tetap semangat walau
cita cita ku belum bisa tercapai. orang tua ku juga banyak menasihatiku agar aku senantiasa berdoa dan
bersabar, menunggu jawaban dari tuhan yang memberikan ku rezeki tersebut. aku juga tetap latihan dan
bina fisikku agar aku bisa menjadi lebih kuat.
Akhirnya, aku tidak menyerah dan aku mencari alternatif lain. aku memulai berkerja ditempat lain
yang menurutku ini juga cukup untuk memenuhi kebutuhanku, tanpa membebankan orang tuaku. hitung-
hitung pekerjaan ku ini juga bisa untuk menabung untuk biaya pendidikanku menjadi seorang TNI. Aku pun
senantiasa berusaha,berdoa,dan belajar.
Penjelasan :
Nilai novel :
1.Nilai budaya : "aku juga tetap latihan dan bina fisikku" (paragraf 5)
2.Nilai moral : "aku memulai bekerja di tempat lain, yang cukup memenuhi kebutuhanku, tanpa
membebankan orang tuaku." (paragraf 6)
Unsur kebahasaan :