Anda di halaman 1dari 59

DAFTAR ISI

Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora DAFTAR ISI ................................................................................... 3

Penulis:
PENGANTAR ................................................................................. 6
Herawati Syamsul, S.Pd.I.,M.Pd
Ahmad Syarif Hidayatullah Galib. S.Pd., M.Pd PENDAHULUAN ........................................................................... 9

Editor layout: Zulfa BAB I DEFENISI FILSAFAT, PENDIDIKAN DAN


Cover: Nita
HUMANIORA ......................................................... 16
Diterbitkan oleh: A. FilsafatǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ16
B. PendidikanǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ21
C. HumanioraǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ24
CV. Harfa Creative
Jl. Cibadak, Astanaanyar, Bandung D. Pendidikan HumanioraǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ27
+62887-0773-1383 redaksi.harfa@gmail.com
E. Relevansi Filsafat Pendidikan dan Humaniora29
ISBN:
BAB II PENDIDIKAN HOLISTIK..................................... 34
Cetakan pertama, Januari 2024
14 x 20 cm, 116 hlm A. Pendidikan Holistik Menurut Para AhliǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ34

Hak cipta dilindungi undang-undang


B. Aspek dalam Pendidikan HolistikǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ37
All right reserved C. Keterampilan Sosial dan KepemimpinanǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ39
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk
dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit BAB III KEMANUSIAAN ..................................................... 43
A. Nilai-nilai EtikaǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ43
B. Empati dan Keterlibatan SosialǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ45
C. Pengembangan Kualitas SosialǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ47
D. Kepedulian terhadap Kemanusiaan secara
GlobalǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ49

kunjungi: harfacreative.com
Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 3
BAB IV PENGEMBANGAN PRIBADI............................... 52 BAB IX KRITISISME DAN KREATIVITAS ................... 103
A. Defenisi Pengembangan DiriǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ52 BAB X HUBUNGAN INTERPERSONAL YANG POSITIF
B. Pengembangan Diri dalam HumanioraǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ56 ................................................................................ 109
BAB V KEBEBASAN DAN KESETARAAN ..................... 59 DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 111
A. Kebebasan BerpikirǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ59 BIODATA PENULIS ............................................................... 113
B. Mendorong kreativitas dan inovasiǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ61
C. Menghormati pluralisme dan keberagamanǤǤǤ64
D. Kesetaraan Hak dan KesempatanǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ67
E. Mengatasi ketimpanganǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ69
F. Penghapusan diskriminasiǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ72
G. Empati dan pengertianǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ74

BAB VI PENGHARGAAN TERHADAP BUDAYA ........... 78


A. Defenisi BudayaǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ78
B. Studi Budaya yang MendalamǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ80
C. Mengajarkan Toleransi dan Penghargaan
Terhadap PerbedaanǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ82
D. Promosi Dialog AntarbudayaǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ85
E. Partisipasi dalam Kegiatan BudayaǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ87
F. Mendorong Pemahaman tentang Nilai-Nilai
BersamaǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤǤ90
G. Penggunaan Sumber Daya yang BeragamǤǤǤǤǤǤǤǤ92

BAB VII PERAN GURU SEBAGAI FASILITATOR............ 95

BAB VIII PEMBELAJARAN MELALUI PENGALAMAN


DAN INTERAKSI ................................................... 98

4 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 5


PENGANTAR nilai kemanusiaan ke dalam pendidikan untuk
 menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memperkaya dan memahami keberagaman manusia.
Filsafat pendidikan dari perspektif humaniora
menggabungkan pemahaman tentang aspek-aspek Kepada Pembaca Yang Terhormat,
kemanusiaan dalam konteks proses pembelajaran dan Kami sangat gembira dapat mem persembah-
pengajaran. Pentingnya Manusia dalam Pendidikan, kan buku ini kepada Anda. Buku ini merupakan hasil
Fokus pada peran utama manusia sebagai subjek dan dari perjalanan intelektual dan penelitian yang
objek pendidikan, dengan menekankan penghargaan panjang, dan saya berharap bahwa isi di dalamnya
terhadap nilai-nilai, budaya, dan kompleksitas dapat memberikan manfaat, inspirasi, dan
individu dalam proses pembelajaran, Pengembangan pemahaman yang mendalam bagi Anda. Penulisan
Kreativitas dan Penghargaan terhadap Seni: buku ini didasarkan pada keyakinan akan pentingnya
Menyadari pentingnya seni, sastra, dan kreativitas topik yang dibahas. Melalui halaman-halaman yang
dalam pengembangan manusia secara holistik. Kami susun dengan penuh dedikasi, Kami berusaha
Keseimbangan Antara Keterampilan Akademis dan menyajikan ide, pengetahuan, dan wawasan yang
Keterampilan Kemanusiaan: Menekankan pentingnya dapat menggugah pikiran dan membuka cakrawala
tidak hanya mengembangkan keterampilan akademis, pemikiran Anda. Buku ini mencoba untuk
tetapi juga keterampilan emosional, sosial, dan mengeksplorasi berbagai konsep, mengajak Anda
kemanusiaan untuk mencapai pendidikan yang melakukan refleksi, dan memperluas pandangan
komprehensif. Pendidikan Inklusif dan Keadilan: terhadap dunia di sekitar kita. Saya berharap Anda
Memperjuangkan pendidikan yang inklusif, akan menemukan buku ini sebagai sumber
memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang pengetahuan yang berguna dan menginspirasi.
untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas
tanpa memandang latar belakang atau kondisi sosial. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
Pendekatan humaniora dalam filsafat pendidikan semua pihak yang telah membantu dalam proses
menyoroti peran kemanusiaan, kreativitas, dan penulisan buku ini. Tanpa dukungan mereka, buku ini
refleksi dalam pembelajaran. Ini melibatkan integrasi tidak akan menjadi kenyataan.
aspek-aspek budaya, sejarah, seni, bahasa, dan nilai-

6 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 7


Akhirnya, Kami berharap buku ini dapat PENDAHULUAN
menjadi teman setia bagi pembaca, memberikan 
wawasan baru, dan memberdayakan pikiran Anda
dalam perjalanan pemahaman dan pertumbuhan Banyak kejadian kekerasan yang berbeda
pribadi. terjadi dalam kehidupan sosial kita. Tindakan anarkis
dan pelanggaran nilai kemanusiaan bahkan sudah
Salam hangat, menjadi hal yang lumrah. Hal ini mungkin
Penulis menunjukkan bahwa pendidikan belum berperan
penting dalam membentuk kepribadian bangsa yang
berjiwa sosial dan kemanusiaan. Tampaknya
masyarakat Indonesia membutuhkan lebih banyak
“kemanusiaan” Lagi. 

Kemunduran jangka panjang bangsa ini juga


terkait dengan kegagalan pendidikan sebelumnya.
Faktanya, proses dehumanisasi telah berlangsung
sejak tahun 1950-an, dan masyarakat Indonesia
didorong untuk lebih menghargai dan mendominasi
ilmu pengetahuan dan teknologi eksakta
dibandingkan ilmu humaniora. Hal itu dilakukan
untuk mengoreksi keterbelakangan negara-negara
Barat. Hal-hal yang berkaitan dengan mental, moral,
dan spiritual juga ditolak. 

Tidak mungkin membayangkan seseorang


hanya mengandalkan otaknya tanpa memperhatikan
dimensi afektif. Gagasan dan langkah menuju
pendidikan kemanusiaan merupakan upaya
memulihkan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin

8 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 9


terpuruk. Melalui kemanusiaan diharapkan manusia nilai-nilai kemanusiaan? Tentu saja Berdirinya
dapat mengenal dirinya sendiri, kemanusiaannya Pondok Humaniora juga dipengaruhi oleh empat pilar
seutuhnya, dan tidak sekedar menjadi makhluk yang pendidikan UNESCO, yaitu belajar untuk mengetahui,
menundukkan lingkungan alam fisik dengan bantuan belajar untuk melakukan, belajar untuk menjadi dan
ilmu pengetahuan dan teknologi. belajar untuk hidup bersama. Saya melihat masih
kurangnya pembelajaran untuk bisa bersama dan
Apa sebenarnya kemanusiaan itu? Bidang ilmu
hidup bersama. Saya melihat apa yang namanya
sosial? Dari bahasa latin muncullah sesuatu yang
kebersamaan,solidaritas, kerjasama, solidaritas kini
disebut Artes Uberales yaitu ilmu yang mempelajari
mulai memudar. Selanjutnya SKS diselesaikan dalam
tentang kemanusiaan. Jika mengikuti pendidikan
sistem pendidikan dimana tujuan peserta didik
Yunani kuno, ada hal-hal sepele yaitu logika, retorika,
hanyalah cepat lulus. Saya juga menambahkan belajar
dan tata bahasa. Kini wacana humanis sudah meluas,
dan belajar mencintai. 
hukum kini juga masuk dalam bidang humanis. Pada
dasarnya humaniora adalah ilmu yang berkaitan Bagaimana pentingnya penerapan pendidikan
dengan nilai-nilai kemanusiaan. Humaniora humanistik dikaitkan dengan permasalahan bangsa
sebenarnya adalah ilmu-ilmu sosial. Cabangnya ini? Sebagai sebuah bangsa, kita dicirikan oleh
memang luas, tapi bagi kami, etika, logika, estetika, keberagaman agama, budaya, dan sebagainya.
pendidikan pancasila, kewarganegaraan, katolik, dan Bagaimana kita hidup dalam suasana dunia lain ini?
fenomenologi.  Melalui pendidikan humanistik, peserta didik
didorong untuk memahami bahwa setiap orang
Seberapa pentingkah pendidikan humanistik?
mempunyai dimensi individual dan sosial. Hal ini
Karena berkaitan langsung dengan pembentukan
sangat penting dalam hal bagaimana hidup bersama
karakter, maka ini sangat penting. Jangan sampai
orang lain dan mengembangkan kepekaan untuk
orang mempunyai kecerdasan yang tinggi namun
saling menghormati dan menghargai. 
tidak mempunyai akhlak yang baik. Kami berupaya
mengembalikan pendidikan pada visi aslinya, yaitu Di sini saya melihat hal yang sangat penting.
membentuk umat manusia secara utuh. Jangan Selain itu, ada pelatihan estetika. Dengan bantuan
lupakan pendidikan humanistik. Benarkah estetika, emosi dan kreativitas peserta didik tidak
pendidikan Indonesia masih kurang mengedepankan disempurnakan, namun mereka juga diajarkan untuk

10 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 11


mengekspresikan emosinya dengan tepat. Benarkah pendidikan humaniora kurang aplikatif dan
selama ini banyak tanda-tanda orang mengutarakan menawarkan solusi, bagaimana menurut Anda? Kalau
perasaannya secara tidak tepat? Saya melihat banyak dilihat dari sudut pandang ilmu eksakta, mungkin ya.
hal, salah satunya terkadang kita dengan mudahnya Humaniora adalah tentang nilai-nilai. Dan hal ini
merusak barang milik orang lain, dan sebagainya memengaruhi cara orang berpikir, melihat kenyataan,
hanya karena mengungkapkan kemarahannya.  bereaksi terhadap situasi, dan sebagainya. Karena
pembentukan karakter adalah sebuah proses.
Melalui pendidikan humanistik ini diharapkan
Membuat karakter tidaklah mudah dan hanya
peserta didik memperoleh pemahaman tentang seni.
dilakukan sekali saja. Mungkin kedepannya para
Bagaimana mereka menyalurkan energi negatif,
pelajar juga akan merasakan manfaatnya. Berbeda
kemarahan, frustrasi secara konstruktif. Misalnya,
dengan belajar komputer, jaman sekarang bisa
mereka membuat genre kabaret, puisi, drama, atau
dipelajari dan dilakukan secara instan.
lagu yang mengandung kritik sosial. Daripada
berbicara dengan pedang atau batu, lebih baik dengan Pengetahuan merupakan proses berpikir yang
karya seni, lebih bersimpati. Bagaimana pembelajaran dilakukan manusia. Berpikir digunakan sebagai
humanistik diterapkan dalam kurikulum pendidikan pemisah manusia dari makhluk lainnya. Kemajuan
tinggi? Namun jika hanya sebatas kuliah umum saja manusia dewasa ini tidak lain karena pengetahuan
tidak cukup. Apalagi kalau misalnya mata kuliah yang dimilikinya. Ketika suatu masalah diangkat maka
pendidikan umum yang berkarakter diselenggarakan tidak menjadi sederhana lagi. Masalah itu akan
di kelas besar, menurut saya kurang efektif.  berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu
yang sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi
Dalam pendidikan Pancasila, perubahan
sesuatu yang rumit. Oleh karena masalah itu dibawa
metode pengajaran memang dapat menarik minat
ke dalam pembedahan ilmu, maka ia menjadi sesuatu
peserta didik. Saya khawatir Pancasila tetap menjadi
yang perselisihkan dan diperdebatkan Perselisihan
ideologi bangsa yang mampu mendamaikan
tentangnya menyebabkan perbedaan dalam cara
kepentingan semua pihak. Dalam pembelajaran
memandang dunia. Pengetahuan pada umumnya
pendidikan Pancasila kami mencoba melihatnya
membantu manusia dalam mengorientasikan diri
melalui filsafat. Filsafat sebagai kunci kedap udara
dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan
untuk memahami realitas. Jika ada yang menganggap

12 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 13


hidup. Manusia tidak dapat membiarkan insting utama dari kehidupan: intelektual, emosional, dan
mengatur perilakunya. Untuk mengatasi masalah- etis. Filosofi Pendidikan Perspektif Humaniora juga
masalah, manusia membutuhkan kesadaran dalam menekankan peran dan kepentingan kompetensi
memahami lingkungannya. Di sinilah pengetahuan sosial dan kemampuan komunikasi dalam
membantu manusia membagikan apa yang diketahui pembelajaran dan pengembangan sistem pendidikan.
manusia dan mengorganisasikan proses
pencariannya.ͳ

Filsafat Pendidikan dalam perspektif


humaniora menekankan nilai-nilai kemanusiaan,
kebebasan, dan penghargaan terhadap budaya sebagai
inti dari proses pendidikan. Filosofi Pendidikan
Perspektif Humaniora merupakan suatu paradigma
dalam studi filosofi pendidikan yang menekankan
peran dan kepentingan ilmu-ilmu humaniora sebagai
sumber teoritis dan praktis dalam pembelajaran dan
pengembangan sistem pendidikan. Humaniora
merupakan cabang ilmu yang meliputi studi-studinya
seperti seni, budaya, filosofi, bahasa, dan sejarah.
Paradigma ini menggambarkan pendidikan sebagai
suatu proses yang membentuk karakter dan
menghasilkan individu yang berwawasan global,
kreatif, dan empati terhadap ketiga-tiga dimensi

1
Ivonne Ruth Vitamaya Oishi Situmeang “ Hakikat
Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam Kajian Filsafat Ilmu
Pengetahuan” Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan
Maret 2021 hal.77

14 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 15


BAB I dan menekankan nilai-nilai, potensi, dan martabat
manusia.
DEFENISI FILSAFAT, PENDIDIKAN DAN
HUMANIORA Humanisme dalam filsafat memiliki beberapa
poin kunci:

a) Pentingnya Manusia


A. Filsafat
Humanisme menganggap manusia
Filsafat adalah studi tentang pertanyaan-
sebagai pusat dari eksistensi dan mencari
pertanyaan mendasar mengenai keberadaan,
untuk memahami nilai-nilai kemanusiaan
pengetahuan, nilai, etika, pikiran, bahasa, dan
serta tujuan dan makna kehidupan manusia.
berbagai aspek kehidupan manusia. Ini melibatkan
pertimbangan-pertimbangan yang mendalam tentang b) Kepribadian dan Pengembangan Pribadi
alam semesta, tujuan hidup, moralitas, dan hakikat
Memajukan pengembangan individu
pengetahuan itu sendiri. Filsafat sering kali mencoba
secara holistik, termasuk perkembangan
untuk memahami dasar-dasar pemikiran manusia dan
intelektual, emosional, spiritual, dan sosial.
memberikan kerangka kerja untuk memahami dunia.
c) Penghargaan terhadap Kemanusiaan
Filsafat melibatkan berbagai pandangan atau
aliran pemikiran yang berbeda tentang berbagai aspek Humanisme menyoroti penghargaan
kehidupan, keberadaan, pengetahuan, moralitas, dan terhadap keberagaman manusia, keadilan
banyak lagi. Beberapa pandangan terkenal dalam sosial, dan perlindungan hak asasi manusia.
filsafat meliputi:
d) Kepemimpinan Etis
1. Humanisme
Humanisme mendorong
Salah satu pandangan utama dalam filsafat adalah kepemimpinan yang didasarkan pada etika,
humanisme. Ini adalah kerangka kerja pemikiran tanggung jawab, dan pelayanan kepada
yang menempatkan manusia sebagai fokus utama manusia.

e) Pendidikan yang Menyeluruh

16 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 17


Humanisme berpendapat bahwa 2. Platonisme
pendidikan harus mengutamakan
Berdasarkan ajaran Plato, yang menekankan pada
pengembangan potensi manusia, bukan hanya
ide-ide yang abadi dan universal yang ada di luar
pencapaian akademis.
realitas fisik. Plato memandang dunia nyata
f) Keadilan dan Kesetaraan sebagai bayangan dari realitas ideal yang lebih
tinggi.
Humanisme menekankan pada
keadilan, kesetaraan hak, dan perlakuan yang 3. Aristotelianisme
adil bagi semua orang tanpa memandang latar
Aristoteles, murid Plato, fokus pada pengamatan
belakang, ras, atau identitas lainnya.
empiris dan klasifikasi ilmiah. Ia mengembangkan
g) Pengembangan Kreativitas dan logika formal dan teori tentang bagaimana
Kepemimpinan manusia mencapai kebahagiaan melalui praktik-
praktik etis.
Humanisme mendorong pengembangan
kreativitas, kepemimpinan, dan kontribusi 4. Skepticisme
positif terhadap masyarakat.
Aliran ini meragukan kemampuan manusia untuk
Humanisme dalam filsafat berfokus pada mencapai pengetahuan yang pasti. Skeptisisme
upaya meningkatkan kondisi manusia, menggugat kepastian pengetahuan dan seringkali
memajukan nilai-nilai positif, dan mendorong menyoroti keterbatasan manusia dalam
individu untuk mencapai potensi terbaik mengetahui kebenaran.
mereka. Pandangan ini sangat memengaruhi
5. Stoisme
berbagai bidang seperti pendidikan, politik,
etika, dan pemikiran sosial, mempromosikan Berpusat pada konsep-konsep etika, stoisme
nilai-nilai kemanusiaan dalam berbagai aspek menekankan pada kontrol diri, penerimaan atas
kehidupan. hal-hal yang tidak dapat diubah, dan
pengembangan diri melalui penerimaan alam

semesta.

18 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 19


6. Empirisme debat yang kaya dalam dunia filsafat, memungkinkan
pertumbuhan dan pengembangan pemikiran manusia.
Terutama dikembangkan oleh John Locke, David
Hume, dan filsuf-filsuf lain, aliran ini menekankan B. Pendidikan
bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman
Pendidikan adalah proses yang melibatkan
sensorik, dan hanya apa yang dapat diamati atau
transfer pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan
diuji yang dapat dianggap sebagai pengetahuan
budaya dari generasi yang lebih tua ke generasi yang
yang valid.
lebih muda. Ini tidak hanya terjadi di lingkungan
7. Rasionalisme sekolah, tetapi juga melalui pengalaman sehari-hari,
Pandangan ini, yang terkait dengan Descartes dan interaksi sosial, dan lingkungan sekitar. Pendidikan
memberikan dasar bagi perkembangan individu,
Leibniz, menegaskan bahwa pengetahuan yang
membantu dalam pengembangan keterampilan,
penting dapat diperoleh melalui akal budi dan
pemahaman, dan perspektif yang diperlukan untuk
deduksi logis, bukan hanya melalui pengalaman
berfungsi dalam masyarakat. Tujuan utamanya adalah
sensorik.
untuk membantu individu tumbuh dan berkembang
8. Pragmatisme secara pribadi, intelektual, dan sosial.
Dikembangkan oleh filsuf seperti William James Ruang lingkup pendidikan meliputi berbagai
dan John Dewey, pragmatisme menekankan aspek yang terlibat dalam proses pendidikan dan
bahwa kebenaran adalah alat yang efektif bagi pembelajaran. Ini termasuk:
tindakan praktis, dan ide-ide harus diuji melalui
1. Pendidikan Formal
konsekuensi-konsekuensi praktis mereka.
Terdiri dari lembaga-lembaga resmi seperti
Pandangan-pandangan ini dan banyak lagi
membentuk kerangka kerja untuk memahami dunia, sekolah dasar, menengah, tinggi, dan universitas.
dan seringkali saling bersinggungan atau saling Ini melibatkan kurikulum, pengajaran, dan
evaluasi formal yang berfokus pada pembelajaran
melengkapi dalam kajian filsafat. Biasanya,
keberagaman pandangan ini menciptakan dialog dan akademis.

20 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 21


2. Pendidikan Non-Formal 6. Evaluasi dan Penilaian

Meliputi program-program pembelajaran yang Proses untuk mengukur pemahaman, kemajuan,


tidak terstruktur secara formal di luar lingkungan dan pencapaian siswa. Ini melibatkan penggunaan
sekolah, seperti kursus-kursus pelatihan, seminar, tes, tugas, proyek, dan metode lain untuk
workshop, dan program-program pengembangan mengevaluasi pemahaman siswa.
keterampilan.
7. Konseling dan Bimbingan
3. Pendidikan Informal
Membantu siswa dalam pengembangan pribadi,
Terjadi dalam kehidupan sehari-hari, melalui akademis, dan karir mereka melalui layanan
interaksi sosial, pengalaman, observasi, dan konseling, bimbingan, dan dukungan.
praktik-praktik yang tidak terstruktur. Misalnya,
8. Pendidikan Inklusif
pembelajaran melalui keluarga, teman, media,
atau lingkungan sekitar. Pendidikan yang memungkinkan partisipasi dan
kemajuan siswa dari berbagai latar belakang,
4. Kurikulum
termasuk mereka yang memiliki kebutuhan
Meliputi materi pembelajaran, rencana pelajaran, khusus.
dan strategi pengajaran yang dirancang untuk
9. Teknologi dalam Pendidikan
mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
Penggunaan teknologi, seperti perangkat lunak
5. Metode Pengajaran
pembelajaran, platform daring, dan sumber daya
Melibatkan berbagai pendekatan, teknik, dan digital untuk meningkatkan pengalaman belajar.
strategi yang digunakan oleh pendidik untuk
10. Pendidikan Karakter
menyampaikan materi pembelajaran dan
memfasilitasi pemahaman siswa. Fokus pada pengembangan nilai-nilai moral, etika,
kepemimpinan, dan keterampilan interpersonal

bagi siswa.

22 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 23


Ruang lingkup pendidikan sangat luas dan linguistik. Beberapa disiplin utama dalam ruang
mencakup banyak aspek yang berbeda, tidak hanya lingkup humaniora meliputi:
terbatas pada lingkungan formal sekolah. Pendekatan
1. Sejarah
yang komprehensif terhadap pendidikan mencakup
interaksi antara berbagai elemen ini untuk Mempelajari perkembangan peristiwa, budaya,
memfasilitasi pembelajaran yang efektif dan holistik masyarakat, dan kehidupan manusia dari masa
bagi individu. lalu, serta dampaknya pada zaman modern.

C. Humaniora 2. Sastra

Humaniora adalah cabang ilmu pengetahuan Analisis karya-karya sastra, puisi, prosa, dan
yang berfokus pada studi tentang manusia, budaya, drama untuk memahami ekspresi artistik, nilai-
bahasa, sejarah, sastra, filsafat, seni, dan aspek-aspek nilai budaya, dan refleksi tentang kondisi manusia.
lain dari pengalaman manusia. Ini melibatkan 3. Filsafat
pemahaman mendalam tentang manusia, masyarakat,
dan warisan budaya yang mereka ciptakan. Disiplin Mempelajari pertanyaan-pertanyaan dasar
humaniora sering menggali pertanyaan-pertanyaan tentang keberadaan, pengetahuan, etika, dan nilai-
tentang nilai, makna, dan pengalaman manusia dalam nilai manusia serta refleksi filosofis tentang dunia.
konteks sejarah, linguistik, sastra, seni, dan filosofi. 4. Bahasa dan Linguistik
Studi di bidang humaniora membantu kita memahami
bagaimana manusia berevolusi, berinteraksi, dan Kajian tentang bahasa, struktur bahasa, sejarah
menciptakan makna dalam kehidupan mereka. bahasa, dan cara manusia berkomunikasi serta
dampaknya pada pemahaman budaya.
Ruang lingkup humaniora mencakup berbagai
disiplin ilmu yang mengeksplorasi dan menganalisis 5. Seni Rupa
aspek-aspek kemanusiaan, kultur, dan nilai-nilai Memahami ekspresi visual manusia melalui karya
manusia. Disiplin ini berfokus pada pemahaman seni dan arsitektur, serta analisis terhadap
mendalam tentang pengalaman manusia dalam estetika, kreativitas, dan makna dari karya seni.
berbagai konteks sejarah, sosial, budaya, dan

24 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 25


6. Arkeologi D. Pendidikan Humaniora

Meneliti dan merekonstruksi sejarah manusia Pendidikan humaniora merujuk pada


melalui analisis artefak, situs, dan peninggalan pendekatan pendidikan yang menekankan
budaya. pemahaman terhadap aspek-aspek kemanusiaan.
Bidang ini memfokuskan pada studi tentang bahasa,
7. Studi Budaya dan Antropologi
sejarah, sastra, filsafat, seni, budaya, dan aspek-aspek
Mempelajari budaya manusia, kebiasaan, nilai- lain yang berkaitan dengan pengalaman manusia.
nilai, dan praktik-praktik sosial dalam konteks Tujuan utamanya adalah untuk memperluas
sosial dan antropologis. pemahaman kita tentang manusia, masyarakat, dan
dunia di sekitar kita melalui analisis kritis, refleksi,
8. Filsafat Pendidikan
dan interpretasi terhadap karya-karya manusia.
Menyelidiki aspek-aspek filosofis dalam
Pendidikan humaniora bertujuan untuk
pendidikan, tujuan, metode, dan nilai-nilai yang
mengembangkan pemikiran kritis, kreativitas,
terlibat dalam proses pendidikan.
kemampuan analitis, dan empati pada individu. Ini
9. Agama dan Studi Keagamaan juga memungkinkan kita untuk memahami nilai-nilai,
kepercayaan, dan tradisi yang membentuk budaya
Meneliti keyakinan, praktik keagamaan, dan peran
kita. Melalui pendidikan humaniora, orang dapat
agama dalam kehidupan manusia dan masyarakat.
menggali makna, konteks, dan dampak dari karya seni,
Ruang lingkup humaniora adalah lintas- sastra, sejarah, dan gagasan filosofis yang telah
disiplin dan menyelidiki aspek-aspek yang kompleks membentuk peradaban manusia.
dan bervariasi dari pengalaman manusia. Fokusnya
Pentingnya pendidikan humaniora terletak pada
adalah pada pemahaman mendalam tentang budaya,
kemampuannya untuk membantu individu
sejarah, bahasa, dan nilai-nilai yang membentuk dan
memahami kompleksitas manusia,
memengaruhi cara kita memahami diri kita dan dunia
mempromosikan toleransi, dan membuka
di sekitar kita.
cakrawala pemikiran kita terhadap beragam
perspektif.

26 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 27


Pendidikan Humaniora adalah disiplin akademik di 2.  Geografi: Subjek ini berfokus pada studi tentang
Indonesia yang berfokus pada pengajaran dan fitur fisik dan manusia bumi, termasuk lanskap,
pembelajaran mata pelajaran humaniora, seperti lingkungan, dan budaya. Hal ini bertujuan untuk
sejarah, geografi, sastra, filsafat, dan ilmu sosial. mengembangkan kesadaran spasial, pemikiran
Bidang pendidikan ini bertujuan untuk kritis, dan kemampuan analisis siswa.
mengembangkan pemikiran kritis, kemampuan
3.  Sastra: Matakuliah ini mencakup kajian teks
analisis, dan kesadaran budaya siswa melalui studi
sastra, termasuk puisi, prosa, dan drama. Hal ini
tentang nilai-nilai, kepercayaan, dan tradisi manusia.
bertujuan untuk mengembangkan apresiasi sastra
Pendidikan Humaniora adalah bagian penting dari
siswa, berpikir kritis, dan kemampuan analisis.
kurikulum nasional Indonesia dan diajarkan di semua
tingkat pendidikan dari dasar hingga perguruan tinggi. 4.  Filsafat: Subjek ini mengeksplorasi pertanyaan
Tujuannya termasuk mempromosikan identitas mendasar tentang keberadaan, pengetahuan,
nasional, membina tanggung jawab sipil, dan nilai-nilai, dan realitas. Ini bertujuan untuk
mempersiapkan siswa untuk kewarganegaraan aktif mengembangkan pemikiran kritis, keterampilan
di dunia global. analitis, dan kesadaran filosofis siswa.

Pendidikan Humaniora (Pendidikan 5.  Ilmu Sosial: Subjek ini mencakup disiplin ilmu
Humaniora) memiliki berbagai mata pelajaran yang seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi,
termasuk dalam ruang lingkupnya. Beberapa disiplin dan ilmu politik. Hal ini bertujuan untuk
ilmu yang termasuk dalam Pendidikan Humaniora mengembangkan pemahaman siswa tentang isu-
adalah: isu sosial, berpikir kritis, dan kemampuan analisis.

1.  Sejarah: Matakuliah ini mencakup studi tentang E. Relevansi Filsafat Pendidikan dan Humaniora
peristiwa, masyarakat, dan budaya masa lalu. Hal
Filsafat pendidikan dan humaniora memiliki
ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman
hubungan yang erat karena keduanya membahas
siswa tentang konteks sejarah, berpikir kritis, dan
aspek-aspek inti keberadaan manusia, pemikiran, dan
kemampuan analisis.
pengalaman manusia.

28 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 29


1. Filsafat Pendidikan dalam Humaniora filosofis tentang tujuan dan proses pendidikan,
sedangkan humaniora memberikan wawasan,
Filsafat pendidikan membahas aspek-aspek
konteks, dan pemahaman mendalam tentang manusia
seperti tujuan pendidikan, proses pembelajaran,
dan keberadaannya.
nilai-nilai yang diterapkan dalam pengajaran, dan
tujuan akhir dari pendidikan itu sendiri. Dalam Dalam banyak kasus, studi humaniora juga
kajian ini, humaniora memberikan landasan bagi menawarkan metode pemikiran kritis dan analitis
refleksi filosofis tentang makna dari kurikulum, yang diperlukan untuk mendekati pertanyaan-
pengajaran, dan tujuan pendidikan yang lebih pertanyaan filosofis yang mendasari pendidikan.
luas. Humaniora membantu membentuk Sebaliknya, filsafat pendidikan memberikan kerangka
pemahaman filsafat pendidikan dengan kerja untuk memahami dan menerapkan prinsip-
melibatkan kajian tentang aspek-aspek prinsip humaniora dalam proses pendidikan.
kemanusiaan seperti sejarah, sastra, bahasa, dan
Keduanya memiliki relevansi yang kuat dalam
budaya dalam konteks pendidikan.
konteks pendidikan modern karena:
2. Humaniora dalam Pendidikan
1. Pemahaman yang Mendalam tentang Manusia
Dalam pendidikan, disiplin humaniora
Humaniora membantu pendidik
berperan penting. Misalnya, studi tentang sastra
memahami latar belakang kultural, sejarah,
dapat membantu dalam pengembangan
bahasa, dan pemikiran manusia. Ini penting
keterampilan kritis dan interpretatif siswa.
karena pendidikan tidak hanya tentang
Sejarah membantu kita memahami perjalanan
mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang
manusia dan perubahan sosial, sementara bahasa
memahami individu secara holistik.
membentuk cara kita berkomunikasi dan
berinteraksi satu sama lain. Filosofi dan seni 2. Pengembangan Keterampilan Kritis dan Analitis
membuka pemahaman tentang nilai-nilai,
Disiplin humaniora seperti sastra, sejarah,
kreativitas, dan penalaran kritis.
dan filsafat membantu membangun keterampilan
Keduanya saling melengkapi; filsafat pendidikan kritis dan analitis yang penting dalam pendidikan.
memberikan kerangka kerja konseptual dan refleksi Kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan

30 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 31


memahami secara mendalam teks-teks klasik atau yang berbeda. Ini membantu dalam membentuk
sejarah membentuk landasan penting bagi kesadaran sosial dan empati, yang merupakan
pemikiran kritis siswa. aspek penting dalam proses pendidikan yang
melibatkan interaksi antarindividu yang berbeda.
3. Refleksi dan Pemahaman Filosofis tentang
Pendidikan Oleh karena itu, kombinasi antara filsafat
pendidikan yang memberikan pandangan filosofis dan
Filsafat pendidikan memberikan kerangka
reflektif tentang pendidikan dengan disiplin
kerja filosofis yang mempertanyakan dan
humaniora yang menggali pemahaman mendalam
menganalisis tujuan, metode, dan nilai-nilai dalam
tentang manusia dan budaya menciptakan landasan
pendidikan. Hal ini membantu dalam
yang kuat bagi pendidikan yang berpusat pada
pengembangan kurikulum, metode pengajaran,
pengembangan individu secara holistik.
serta mempertimbangkan dampak sosial, etika,
dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam proses
pendidikan.

4. Pemahaman Multikulturalisme dan


Keanekaragaman

Humaniora membuka cakrawala tentang


keberagaman budaya, sejarah, dan bahasa. Ini
memungkinkan pendidik untuk merancang
kurikulum yang inklusif dan relevan secara
kultural bagi siswa dari latar belakang yang
berbeda.

5. Pengembangan Empati dan Pemahaman


Antarbudaya

Studi humaniora mempromosikan pemahaman


yang lebih dalam tentang pengalaman manusia

32 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 33


BAB II upaya membangun secara utuh dan seimbang
pada setiap murid dalam seluruh aspek
PENDIDIKAN HOLISTIK
pembelajaran, yang mencakup spiritual, moral,
 imajinatif, intelektual, budaya, estetika, emosi dan
A. Pendidikan Holistik Menurut Para Ahli fisik yang mengarahkan seluruh aspek-aspek
tersebut ke arah pencapaian sebuah kesadaran
Dari sudut pandang filosofis, pendidikan tentang hubungannya dengan Tuhan yang
holistik merupakan filosofi Pendidikan yang berbeda merupakan tujuan akhir dari semua kehidupan di
dengan pemikiran bahwa pada prinsipnya seseorang dunia. 
dapat menemukan jati diri, makna dan tujuan
hidupnya melalui hubungannya dengan masyarakat, 2. Pendidikan Holistk menurut Rousseau dalam
lingkungan dan nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Noddings, “man was born free and good and could
seperti belas kasihan dan kedamaian. Secara historis, remain that way in some ideal state of nature”.
pendidikan holistik bukanlah hal baru. Beberapa Gagasan utama pemikiran tersebut adalah
tokoh klasik yang memelopori pendidikan holistik manusia telah diciptakan dengan baik oleh Tuhan
antara lain Jean Rousseau, Ralph Wold Emerson, oleh karena itu manusia harus berusaha sekuat
Henry Thoreau, Bronson Alcott, Johan Pettalozzi, tenaga untuk tetap seperti itu. 
Fredrich Froebel, dan Francisco Ferrer. Mereka adalah 3. Menurut Muchlas Samani, pendidikan holistik
pionir pendidikan holistik dan masih banyak lagi yang memiliki 2 pengertian, Yang pertama pendidikan
terus mendukung pendidikan holistik, antara lain holistic adalah suatu pendidikan yang utuh. Yang
Maria Montesero, Rodulf Stainer, Francis Parker John Kedua adalah suatu system yang digunakan untuk
Deway, Howard Gardner dan lain-lain. mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh
Adapun pengertian Pendidikan Holistik individu.
menurut para Ahli, yaitu :  4. Miller, dkk., memberikan pengertian bahwa
1. Pendidikan Holistik menurut Jeremy Henzell- pendidikan holistik adalah pendidikan yang
Thomas sebagaimana dikutip oleh Syaifuddin mengembangkan seluruh potensi siswa secara
Sabda bahwa pendidikan holistik adalah suatu harmonis (terpadu dan seimbang), meliputi

34 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 35


potensi intelektual (intellectual), emosional yang unggul dan memiliki kemandirian dalam
(emotional), phisik (physical), sosial (sosial), kehidupan ini.ʹ
estetika (aesthetic), dan spiritual.

5. Menurut Illeris, bahwa pendidikan holistik dapat Filsafat pendidikan dalam perspektif humaniora
dilihat dalam tiga kesatuan dimensi yang utuh dan menekankan bahwa pendidikan seharusnya tidak
tidak boleh dipisahkan, karena antara yang satu hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga
dengan lainnya saling berkaitan. Ketiga dimensi membentuk individu yang sadar akan nilai-nilai
tersebut yaitu: 1) dimensi isi; 2) dimensi insentif; kemanusiaan, kebebasan, keberagaman, serta
dan 3) dimensi interaksi. Dimensi isi berkaitan memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan
dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. memahami kompleksitas dunia secara holistik.
Pendidikan hendaknya mampu memberikan
pengetahuan, sikap, sekaligus keterampilan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa dan B. Aspek dalam Pendidikan Holistik
Masyarakat.
Pendidikan holistik adalah pendekatan
Sedangkan para tokoh Humanis dari Swiss pendidikan yang mengintegrasikan berbagai aspek
Johan Pestalizzi, Emerson, Maria Montessori dan kehidupan untuk mengembangkan individu secara
Rudolf Stainer, mereka menjelaskan bahwa menyeluruh. Pendekatan ini mengakui bahwa
pendidikan harus mencakup penanaman moral, manusia adalah entitas yang kompleks dengan
emosional, fisik, psikologis, agama serta dimensi dimensi intelektual, emosional, sosial, fisik, dan
perkembangan intelektual peserta didik secara utuh. spiritual yang saling terkait. 
Mereka melanjutkan bahwa sudah lagi waktunya
Berikut beberapa aspek penting dalam pendidikan
pendidikan terkotak-kotak, sepenggal-sepenggal,
holistik meliputi:
bukan lagi waktunya pendidikan berfokus pada salah
satu ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik
dalam membentuk peserta didik. Mereka harus diberi ʹ https://osf.io/preprints/osf/5scqb “Pendidikan
Holistik Menurut Para Ahli” Muhammad Yusuf, Sekolah Tinggi
pendidikan secara holistic dan ideal sebagai bekal Agama Islam (STAI) Darud Da’wah Wal-Irsyad (DDI) Kota
hidupnya sehingga nantinya mereka menjadi manusia Makassar, hal.4

36 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 37


1. Pengembangan Keseluruhan Individu 5. Pengembangan Kreativitas dan Inovasi

Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada aspek Mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif,
akademis, tetapi juga pada perkembangan pribadi dan inovatif. Ini melibatkan pemberian ruang bagi
yang menyeluruh, seperti kesehatan mental, eksplorasi ide, solusi kreatif terhadap masalah,
keseimbangan emosional, kreativitas, dan dan pemikiran yang tidak terbatas.
keterampilan sosial.
6. Pemberdayaan Siswa
2. Integrasi Mata Pelajaran dan Pengalaman
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk
Mengintegrasikan pembelajaran dari berbagai mengambil peran aktif dalam proses
mata pelajaran dan pengalaman dalam kehidupan pembelajaran mereka sendiri, mendorong
sehari-hari untuk menciptakan pemahaman yang inisiatif, kemandirian, dan tanggung jawab atas
lebih dalam dan beragam tentang dunia. pembelajaran mereka.

3. Pembelajaran Kontekstual Pendidikan holistik mengakui bahwa


pembelajaran tidak terbatas pada ruang kelas, tetapi
Memahami bahwa pembelajaran terbaik terjadi
melibatkan pengalaman hidup sehari-hari, interaksi
ketika relevansi konten dipahami dalam konteks
sosial, serta perkembangan pribadi yang kompleks.
kehidupan nyata. Ini memungkinkan siswa untuk
Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan individu
melihat hubungan antara apa yang dipelajari
yang berdaya, seimbang, dan siap menghadapi
dengan situasi dunia nyata.
tantangan kehidupan dalam berbagai aspeknya.
4. Perhatian pada Keseimbangan Kehidupan
C. Keterampilan Sosial dan Kepemimpinan
Menekankan pentingnya keseimbangan antara
Pendidikan tidak hanya fokus pada
kehidupan akademis, sosial, fisik, dan emosional.
pengetahuan akademis, tetapi juga pada
Ini termasuk dukungan untuk kesehatan fisik,
pengembangan keterampilan sosial, kepemimpinan,
pengembangan keterampilan sosial, serta
dan kemampuan berkolaborasi yang sangat penting
promosi kesehatan mental.
dalam kehidupan sehari-hari dan di masyarakat. 


38 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 39


Berikut adalah beberapa keterampilan yang Ini membantu dalam membangun hubungan yang
ditekankan melalui pendidikan: kuat dan saling mendukung.

1. Keterampilan Komunikasi 5. Pemecahan Masalah dan Kreativitas

Pendidikan membantu dalam mengasah Pendidikan merangsang kemampuan


keterampilan komunikasi yang efektif, baik lisan untuk berpikir kreatif dan menemukan solusi
maupun tulisan. Ini membantu individu untuk untuk masalah. Ini melibatkan proses pemikiran
mengartikulasikan ide-ide mereka dengan jelas kritis untuk mengatasi tantangan dan kesulitan.
dan efisien.
6. Adaptabilitas dan Fleksibilitas
2. Kemampuan Berkolaborasi
Pendidikan mempersiapkan individu
Pendidikan merangsang kemampuan untuk menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi
berkolaborasi dengan orang lain dalam proyek- perubahan, belajar dari pengalaman, dan
proyek kelompok, memberikan pemahaman menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
tentang pentingnya bekerja sama dan menghargai berubah.
kontribusi setiap individu.
7. Keterampilan Manajemen Waktu dan
3. Keterampilan Kepemimpinan Pengorganisasian

Melalui pendidikan,individu dapat belajar Kemampuan untuk mengelola waktu


tentang prinsip-prinsip kepemimpinan, dengan baik dan mengorganisasikan tugas-tugas
bagaimana memotivasi orang lain, mengelola tim, adalah keterampilan penting yang diajarkan
dan mengambil inisiatif. melalui pendidikan.

4. Empati dan Keterampilan Sosial 8. Keterampilan Kritis dan Pengambilan Keputusan

Pendidikan mempromosikan Pendidikan melatih keterampilan berpikir


pengembangan empati, memahami dan kritis, evaluasi informasi, dan pengambilan
merespons perasaan orang lain dengan bijaksana. Keputusan yang tepat, yang penting dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.

40 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 41


9. Etika dan Tanggung Jawab BAB III
Pendidikan memainkan peran penting dalam KEMANUSIAAN
membentuk nilai-nilai etika dan tanggung jawab, 
membantu individu untuk bertindak dengan
integritas dalam berbagai studi. Untuk menjelaskan apa itu kemanusiaan
penulis akan terlebih dahulu mengutip pengertian
Keterampilan sosial dan kepemimpinan ini manusia yang dikemukakan Aristoteles (384-347 SM)
penting dalam membentuk individu yang tidak hanya “manusia adalah animal rasionale” (hewan yang
cerdas secara akademis, tetapi juga siap untuk sukses berakal budi). Menurut logika Aristoteles, bagian
dalam kehidupan pribadi dan profesional. Ini pertama suatu defenisi haruslah menyebut jenisnya
membantu mereka untuk menjadi warga yang yang paling dekat (dalam hal ini animal), sedangkan
berkontribusi aktif dalam masyarakat dan bagian kedua harus menyebut hal yang spesifik (di sini
menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari rasionale: berakal budi).͵
dengan lebih percaya diri. Pendidikan yang holistic
mempersiapkan individu untuk menjadi anggota Kemanusiaan adalah konsep yang mengacu
Masyarakat yang berdaya, bertanggung jawab, dan pada sifat-sifat manusia yang paling esensial dan
mampu berkontribusi secara positif dalam berbagai universal. Ini mencakup nilai-nilai moral, emosional,
peran mereka. dan sosial yang mendasari interaksi antarindividu
serta sikap yang menghargai dan menghormati
martabat manusia. Di dalam konteks filsafat dan
Pembelajaran Holistik, Melihat pendidikan pendidikan, kemanusiaan sering kali terkait dengan:
sebagai proses holistik yang mencakup
perkembangan tidak hanya dari segi akademis, A. Nilai-nilai Etika
tetapi juga dalam hal moral, sosial, dan
emosional. Menghormati martabat dan hak asasi manusia,
menekankan keadilan, kesetaraan, dan toleransi

͵ Adelbert Snijders, Antropologi Filsafat: Manusia,


Paradoks dan Seruan. Kanisius, Yogyakarta, 2004, hlm. 17.

42 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 43


sebagai landasan utama dalam interaksi sosial. e. Toleransi: Menghargai perbedaan dan memahami
Menghormati martabat dan hak asasi manusia adalah bahwa keberagaman adalah hal yang alami dalam
landasan moral yang penting dalam setiap interaksi masyarakat. Toleransi memungkinkan individu
sosial.  untuk hidup bersama secara damai meskipun
memiliki keyakinan, budaya, atau latar belakang
Ini mencakup prinsip-prinsip seperti:
yang berbeda.
a. Martabat Manusia: Mengakui bahwa setiap
Landasan ini membentuk struktur moral bagi
individu memiliki nilai yang intrinsik dan hak
interaksi sosial yang sehat dan inklusif. Mendorong
yang melekat pada dirinya sebagai manusia. Ini
keadilan, kesetaraan, dan toleransi membawa
termasuk hak untuk dihormati, diakui, dan
masyarakat menuju kesadaran kolektif tentang
dianggap setara tanpa memandang perbedaan
pentingnya menghormati hak-hak dasar dan martabat
apapun.
manusia setiap individu, yang merupakan fondasi
b. Hak Asasi Manusia: Memastikan setiap individu utama untuk pembangunan masyarakat yang beradab,
memiliki hak-hak dasar yang tidak dapat dicabut, harmonis, dan berkelanjutan.
seperti hak atas kehidupan, kebebasan berbicara,
kesetaraan di hadapan hukum, pendidikan, dan B. Empati dan Keterlibatan Sosial
lain-lain. Mendorong individu untuk memahami dan
merasakan pengalaman orang lain, serta
c. Keadilan: Menjamin bahwa setiap orang
berpartisipasi aktif dalam memperbaiki kondisi sosial.
diperlakukan secara adil dan setara, serta
mendapatkan apa yang seharusnya mereka terima Empati dan keterlibatan sosial adalah aspek
sesuai dengan kebutuhan dan kontribusi mereka. penting dalam membangun hubungan yang sehat dan
d. Kesetaraan: Memberikan kesempatan yang sama mendorong perubahan positif dalam masyarakat. 
kepada semua orang, tanpa membedakan suku, Ini melibatkan dua hal utama:
agama, jenis kelamin, atau latar belakang lainnya.
a. Empati: Kemampuan untuk memahami dan
Ini mencakup kesempatan yang sama dalam
merasakan pengalaman, perasaan, dan perspektif
pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial.

44 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 45


orang lain. Ini melibatkan kemampuan untuk C. Pengembangan Kualitas Sosial
menempatkan diri dalam posisi orang lain,
Menekankan pentingnya interaksi sosial yang
merasakan emosi yang mereka rasakan, dan
sehat, bermakna, dan bermanfaat bagi perkembangan
memiliki pemahaman yang mendalam tentang
individu dan masyarakat. 
keadaan mereka.
Pengembangan kualitas sosial sangat penting
b. Keterlibatan Sosial: Ini adalah tindakan nyata yang
dalam membentuk individu yang tanggap sosial dan
diambil individu untuk terlibat dalam kegiatan
membangun masyarakat yang inklusif. 
atau upaya yang bertujuan untuk memperbaiki
kondisi sosial. Ini bisa meliputi partisipasi dalam Ini melibatkan beberapa aspek utama:
kampanye amal, relawan di lembaga
a. Interaksi Sosial yang Sehat 
kemanusiaan, atau berkontribusi dalam proyek
sosial yang menguntungkan masyarakat. Mendorong individu untuk terlibat dalam
interaksi yang positif dan sehat dengan orang lain.
Keterlibatan sosial yang didasari oleh empati
Ini mencakup kemampuan berkomunikasi yang
memiliki dampak yang besar dalam meningkatkan
efektif, mendengarkan dengan empati, dan
kesadaran sosial dan memperkuat keterikatan
membangun hubungan yang bermakna.
antarindividu dalam masyarakat. Hal ini juga
memainkan peran penting dalam mengatasi masalah b. Kolaborasi dan Kerja Tim
sosial, memperbaiki kondisi yang membutuhkan
Mendorong individu untuk bekerja sama dalam
perhatian, dan membangun solusi kolaboratif untuk
kelompok, menghargai peran setiap orang, dan
tantangan yang dihadapi oleh komunitas.
mengembangkan keterampilan kerja tim yang
Mengembangkan empati dan keterlibatan efektif. Ini melibatkan kemampuan untuk
sosial melalui pendidikan dan kesadaran masyarakat berkontribusi dan menerima kontribusi dari
adalah langkah penting dalam membangun dunia yang orang lain.
lebih baik, di mana setiap individu merasa dihargai,

didukung, dan mampu berpartisipasi secara aktif
dalam upaya pembangunan sosial.

46 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 47


c. Penghargaan terhadap Keterlibatan Sosial Pengembangan kualitas sosial membantu
individu untuk memahami peran mereka dalam
Menghargai partisipasi dalam aktivitas sosial yang
masyarakat, memperkuat koneksi antarpribadi, dan
memberikan manfaat bagi masyarakat. Ini
membangun keterampilan yang diperlukan untuk
termasuk menjadi bagian dari inisiatif sosial,
berkontribusi secara positif dalam lingkungan sosial
kegiatan amal, atau proyek yang bertujuan untuk
yang lebih besar. Ini juga membentuk dasar yang kuat
perbaikan sosial.
untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, ramah,
d. Kesadaran Akan Dampak Sosial dan saling mendukung.
Memahami bahwa tindakan individu memiliki D. Kepedulian terhadap Kemanusiaan secara
dampak sosial, baik dalam skala kecil maupun Global
besar. Ini melibatkan pemahaman tentang
Mendorong perhatian terhadap isu-isu global,
bagaimana tindakan individu dapat memengaruhi
hak asasi manusia, dan peran individu dalam
lingkungan sekitarnya.
menciptakan perubahan positif dalam masyarakat
e. Berpikir Kritis dalam Interaksi Sosial yang lebih luas. Kepedulian terhadap kemanusiaan
Mendorong individu untuk bertanya, secara global merupakan sikap yang memperhatikan
menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang isu-isu universal yang mempengaruhi martabat
diperoleh dari interaksi sosial. Ini membantu manusia di seluruh dunia. Ini mencakup beberapa
dalam membangun pemikiran yang kritis dan aspek penting
reflektif terhadap berbagai sudut pandang. a. Kesadaran akan Isu-isu Global
f. Pembelajaran melalui Pengalaman Sosial Memahami permasalahan yang berskala
Menggunakan pengalaman sosial sebagai sarana global seperti kemiskinan, ketidaksetaraan,
pembelajaran yang berharga untuk perubahan iklim, konflik, hak asasi manusia, dan
pengembangan keterampilan sosial dan krisis kemanusiaan lainnya.
emosional yang dibutuhkan dalam masyarakat. 

48 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 49


b. Pentingnya Hak Asasi Manusia organisasi, dan negara untuk mencari solusi
terhadap masalah yang kompleks.
Menghormati hak-hak dasar yang melekat
pada setiap individu di seluruh dunia. Ini Kepedulian terhadap kemanusiaan secara
mencakup hak atas kehidupan, kebebasan global mengajak individu untuk tidak hanya peduli
berekspresi, hak pendidikan, kesehatan, keadilan, terhadap kebutuhan mereka sendiri atau
dan kesetaraan. lingkungannya, tetapi juga terhadap masalah yang
mempengaruhi masyarakat luas di seluruh dunia. Ini
c. Peran Individu dalam Perubahan Positif
memotivasi individu untuk bertindak, berpartisipasi,
Memahami bahwa setiap individu memiliki dan berkontribusi dalam menciptakan perubahan
peran yang dapat dimainkan dalam menciptakan positif yang merata dan berkelanjutan di tingkat
perubahan positif dalam masyarakat yang lebih global.
luas. Ini bisa melalui advokasi, tindakan sukarela,
Dalam konteks pendidikan, aspek kemanusiaan
dukungan terhadap organisasi non-profit, atau
penting untuk dikembangkan sebagai bagian integral
upaya pribadi untuk mempengaruhi perubahan
dari proses pembelajaran. Hal ini membantu siswa
sosial.
untuk lebih memahami nilai-nilai moral, etika, serta
d. Pengembangan Kesadaran Sosial pentingnya interaksi sosial yang sehat dalam
membangun masyarakat yang inklusif dan
Mendorong individu untuk menjadi warga
berkelanjutan.
dunia yang sadar, peka terhadap perbedaan
budaya, lingkungan, dan masalah sosial yang
terjadi di berbagai belahan dunia.

e. Solidaritas dan Keterlibatan dalam Solusi Global

Membangun solidaritas dan kerjasama lintas


batas untuk mengatasi tantangan global. Ini
melibatkan kolaborasi antarindividu, lembaga,

50 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 51


BAB IV 3. Sosial

PENGEMBANGAN PRIBADI Mendorong individu untuk berinteraksi secara


 positif dalam masyarakat, membangun hubungan
yang bermakna, dan memiliki keterampilan
A. Defenisi Pengembangan Diri interpersonal yang baik untuk berkolaborasi dan
Pengembangan pribadi adalah proses di mana bekerja sama.
seseorang secara aktif memperluas pengetahuan, 4. Moral
keterampilan, sikap, dan kapasitasnya untuk
mencapai potensi maksimal dalam kehidupan. Ini Membangun kesadaran moral dan etika yang kuat
melibatkan pertumbuhan di berbagai aspek. Fokus dalam pengambilan keputusan, bertindak sesuai
pada pengembangan individu/ pribadi sebagai dengan nilai-nilai yang dipegang, dan memahami
manusia yang utuh, dalam konteks kemanusiaan, dampak dari tindakan terhadap diri sendiri dan
melibatkan beberapa aspek penting diantaranya: lingkungan.

1. Intelektual  5. Spiritual Meskipun tidak selalu terkait dengan


agama, aspek spiritualitas juga menjadi bagian
Mengembangkan potensi intelektual individu dari pengembangan manusia yang utuh. Ini
melalui pendidikan, pembelajaran, dan penerapan melibatkan pencarian makna hidup, kepuasan
pengetahuan. Ini melibatkan pengembangan batin, dan pengalaman yang mendalam dalam hal
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif. nilai-nilai dan eksistensi manusia.
2. Emosional Fokus pada pengembangan manusia yang utuh
Memahami, mengelola, dan mengembangkan tidak hanya mencakup aspek intelektual, tetapi juga
kecerdasan emosional, termasuk kesadaran diri, emosional, sosial, dan moral. Hal ini penting agar
regulasi emosi, empati, dan hubungan yang sehat individu dapat berkembang secara seimbang dan
dengan diri sendiri dan orang lain. menghadapi tantangan kehidupan dengan
keseimbangan yang baik antara berbagai aspek
 tersebut.

52 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 53


Pengembangan diri merujuk pada proses 4. Pola Hidup Sehat
meningkatkan potensi, keterampilan, pengetahuan,
Jaga kesehatan fisik dan mental dengan
serta pemahaman diri seseorang. Tujuannya adalah
menjaga pola makan sehat, olahraga, tidur yang
untuk mencapai pertumbuhan pribadi yang lebih baik,
cukup, dan mengelola stres.
baik dari segi pribadi maupun profesional.
Pengembangan diri melibatkan berbagai aspek 5. Refleksi Diri
kehidupan, termasuk emosional, intelektual, fisik,
Lakukan refleksi diri secara rutin. Evaluasi
spiritual, dan sosial.
kekuatan, kelemahan, dan tujuan Anda untuk
Berikut adalah beberapa cara umum untuk mengetahui area mana yang perlu ditingkatkan.
melakukan pengembangan diri:
6. Jaringan dan Hubungan
1. Pendidikan dan Pembelajaran
Bangun jaringan sosial yang positif dengan
Terus belajar dan meningkatkan pengetahuan orang-orang yang dapat mendukung dan
Anda. Ini bisa melalui kursus, pelatihan, memotivasi Anda untuk tumbuh.
seminar, membaca buku, atau mengikuti
7. Konsistensi dan Disiplin
program pendidikan formal.
Terapkan disiplin dan konsistensi dalam
2. Setel Tujuan
menjalankan kebiasaan baru atau mempelajari
Tetapkan tujuan yang jelas dan terukur untuk keterampilan baru.
mencapai apa yang ingin Anda capai baik
8. Menerima Perubahan
jangka pendek maupun jangka panjang.
Jadilah fleksibel dan terbuka terhadap
3. Keterampilan Interpersonal
perubahan. Terkadang, pertumbuhan pribadi
Tingkatkan keterampilan komunikasi, datang dari situasi atau pengalaman yang baru.
kemampuan berkolaborasi, kepemimpinan, serta

kemampuan memecahkan masalah. Ini dapat
membantu dalam berbagai aspek kehidupan.

54 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 55


9. Menjaga Keseimbangan 2. Membaca dan Menulis

Cari keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan Membaca buku-buku klasik, karya sastra, artikel,
pribadi, dan waktu untuk diri sendiri. dan esai yang berkaitan dengan humaniora.
Menulis refleksi atau analisis pribadi tentang
Pengembangan diri merupakan perjalanan karya-karya tersebut dapat membantu dalam
seumur hidup yang melibatkan kesadaran diri, pemahaman mendalam.
kerja keras, dan kesediaan untuk terus belajar 3. Diskusi dan Debat
dan berkembang. Ini tidak hanya tentang
mencapai kesuksesan secara eksternal, tetapi Terlibat dalam diskusi kelompok atau debat
juga tentang mencapai kepuasan, kedamaian, dan tentang topik-topik humaniora dengan orang-
kesejahteraan secara internal. orang yang memiliki minat yang sama, untuk
memperluas wawasan dan memperdalam
pemahaman.
B. Pengembangan Diri dalam Humaniora 4. Penelitian Independen
Pengembangan diri dalam bidang humaniora Melakukan penelitian independen tentang topik-
melibatkan eksplorasi dan pemahaman yang topik humaniora yang menarik minat Anda, baik
mendalam tentang berbagai aspek kemanusiaan, melalui sumber-sumber online maupun dengan
seperti sejarah, seni, sastra, filsafat, dan budaya. mengunjungi perpustakaan atau institusi yang
Beberapa cara untuk mengembangkan diri dalam relevan.
humaniora meliputi:
5. Pengalaman dan Praktek
1. Pendidikan dan Pembelajaran Berkelanjutan
Menghadiri pameran seni, pertunjukan teater,
Mengambil kursus, mengikuti seminar, atau konser musik, atau mengunjungi tempat-tempat
mendaftar dalam program pendidikan berbasis bersejarah untuk mendapatkan pengalaman
humaniora untuk meningkatkan pemahaman langsung dan memperkaya pemahaman tentang
tentang topik yang diminati. aspek-aspek humaniora.

56 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 57


6. Mengembangkan Keterampilan Kritis BAB V
Melatih keterampilan analisis kritis untuk KEBEBASAN DAN KESETARAAN
mengevaluasi dan memahami berbagai sudut 
pandang, teori, dan ide-ide dalam humaniora.
Kebebasan dan Kesetaraan, Memandang
7. Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari pendidikan sebagai sarana untuk mendorong
Mengaitkan konsep-konsep humaniora dengan kebebasan berpikir, berekspresi, serta menghargai
kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana seni, kesetaraan hak dan kesempatan bagi setiap individu.
sejarah, atau filsafat memengaruhi pola pikir dan A. Kebebasan Berpikir
tindakan kita.
Pendidikan memiliki peran yang sangat
Pengembangan diri dalam humaniora tidak penting dalam mendorong kebebasan berpikir,
hanya tentang peningkatan pengetahuan tetapi juga berekspresi, serta memperjuangkan kesetaraan hak
pengembangan pemahaman mendalam tentang dan kesempatan bagi setiap individu. Inilah beberapa
manusia, budaya, dan kreativitas. Ini adalah alasan mengapa pendidikan dianggap sebagai sarana
perjalanan yang terus-menerus, di mana setiap untuk mencapai hal tersebut diantaranya:
langkah yang diambil dapat membuka pintu untuk
pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita dan 1. Kebebasan Berpikir dan Berekspresi
dunia di sekitar kita. Kebebasan berpikir adalah kemampuan
individu untuk mengembangkan ide, gagasan,
pandangan, dan penilaian secara independen
tanpa adanya tekanan eksternal yang membatasi
atau menghambat proses berpikir. Ini melibatkan
beberapa aspek:

2. Kemandirian Berpikir

58 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 59


Kemampuan untuk memikirkan suatu hal merasa nyaman dalam tidak memiliki jawaban
secara independen, tanpa dipengaruhi oleh yang pasti atas setiap pertanyaan.
tekanan dari luar. Ini memungkinkan individu
6. Ekspresi dan Komunikasi
untuk menciptakan pemikiran yang orisinal dan
tidak terpengaruh oleh otoritas atau opini Kebebasan berpikir tidak hanya mencakup proses
mayoritas. internal, tetapi juga kemampuan untuk
mengekspresikan dan berkomunikasi dengan
3. Kemampuan Evaluasi yang Mandiri
bebas tentang gagasan, ide, dan pandangan yang
Kebebasan berpikir juga mencakup dimiliki.
kemampuan untuk mengevaluasi informasi secara
Kebebasan berpikir adalah aspek penting
kritis. Individu yang memiliki kebebasan berpikir
dalam pengembangan intelektual dan perkembangan
mampu menganalisis informasi, menyaringnya,
pribadi. Ini membuka jalan bagi inovasi, kreativitas,
dan kemudian membentuk pendapat mereka
dan perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan.
sendiri.
Sementara kebebasan berpikir penting, perlu juga
4. Penerimaan Terhadap Beragam Perspektif dicatat bahwa dengan kebebasan tersebut datang
tanggung jawab untuk menggunakan pemikiran
Ini juga mencakup kemampuan untuk
dengan etika, kejujuran, dan kehati-hatian. 
menerima dan mempertimbangkan berbagai
pandangan dan sudut pandang yang berbeda. B. Mendorong kreativitas dan inovasi
Kemampuan untuk menghormati,
Pendidikan yang mempromosikan pemikiran
mempertimbangkan, dan bahkan
kritis dan kreativitas memungkinkan individu untuk
mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda
mengekspresikan ide-ide baru tanpa hambatan.
adalah bagian penting dari kebebasan berpikir.
Pendidikan yang mendorong pemikiran kritis dan
5. Toleransi Terhadap Ketidakpastian kreativitas memainkan peran krusial dalam
memfasilitasi inovasi. Berikut adalah beberapa cara di
Kebebasan berpikir memungkinkan
seseorang untuk nyaman dalam menghadapi mana pendidikan yang mempromosikan pemikiran
ketidakpastian dan kompleksitas, dan bahkan

60 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 61


kritis dan kreativitas mendukung ekspresi ide-ide 1. Mendorong Penemuan Melalui Pertanyaan
baru:
Pendidikan yang memupuk pemikiran kritis
 mendorong individu untuk bertanya,
menganalisis, dan mengeksplorasi konsep secara
mendalam. Ini membantu dalam menghasilkan
ide-ide baru dan pemahaman yang lebih dalam
tentang topik tertentu.

2. Memberikan Ruang untuk Eksperimen

Lingkungan pendidikan yang mendukung


kreativitas memberikan ruang untuk eksperimen
dan mencoba ide-ide baru tanpa takut akan
penilaian atau kegagalan. Hal ini mendorong para
pelajar untuk berani berinovasi.

3. Mengajarkan Keterampilan Kreatif

Pendidikan yang mempromosikan kreativitas


membantu individu untuk mengembangkan
keterampilan seperti pemecahan masalah,
imajinasi, kemampuan beradaptasi, dan
penemuan ide-ide baru.

4. Mendukung Beragam Cara Belajar

Setiap individu memiliki gaya belajar yang


berbeda. Pendidikan yang inklusif dan
mendukung kreativitas mengakomodasi berbagai
gaya belajar, memungkinkan setiap individu

62 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 63


mengekspresikan ide-ide mereka dengan cara pandangan. Ini memperluas toleransi dan pengertian
yang paling efektif bagi mereka. terhadap keberagaman dalam masyarakat. Pendidikan
memainkan peran kunci dalam memperluas
5. Memfasilitasi Kolaborasi
pengertian tentang pluralisme dan keberagaman serta
Pendidikan yang mendorong kreativitas juga mengajarkan penghargaan terhadap perbedaan
mempromosikan kolaborasi dan diskusi antara budaya, agama, dan pandangan di dalam masyarakat. 
individu dengan latar belakang dan ide-ide yang
Beberapa cara di mana pendidikan
berbeda. Ini dapat memicu ide-ide baru melalui
memfasilitasi penghormatan terhadap pluralisme dan
pertukaran gagasan.
keberagaman adalah:
6. Menghargai Proses Lebih dari Hasil
1. Pendidikan Inklusif
Pendidikan yang mempromosikan kreativitas
Melalui kurikulum dan lingkungan belajar yang
memandang proses eksplorasi ide-ide baru sejajar
inklusif, pendidikan dapat mengintegrasikan
dengan hasil akhir. Ini membantu dalam
berbagai perspektif, budaya, sejarah, dan nilai-
mengurangi tekanan untuk hasil sempurna yang
nilai dari berbagai kelompok di dalam
bisa menghambat kreativitas.
masyarakat.
Dengan memberikan dorongan untuk berpikir
2. Mempelajari Budaya Lain
secara kritis dan kreatif, pendidikan mempersiapkan
individu untuk menjadi inovator, pemecah masalah, Melalui pembelajaran tentang budaya-budaya
dan pencipta solusi baru di berbagai bidang lain, siswa dapat memahami dan menghargai
kehidupan. Inovasi sering kali muncul dari kreativitas perbedaan dalam tradisi, nilai, kepercayaan, serta
yang diberdayakan oleh pemikiran kritis yang kuat praktik-praktik yang ada di seluruh dunia.
dan lingkungan yang mendukung.
3. Mendorong Diskusi Terbuka
C. Menghormati pluralisme dan keberagaman
Lingkungan belajar yang mendukung mendorong
Melalui pendidikan, kita dapat mengajarkan siswa untuk berbagi pengalaman dan pandangan
penghargaan terhadap perbedaan budaya, agama, dan mereka. Diskusi terbuka tentang keberagaman

64 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 65


membantu dalam memahami perspektif orang pemahaman yang lebih dalam tentang dunia,
lain. merangsang pertumbuhan pribadi, dan memperkuat
ikatan sosial antara berbagai kelompok dalam
4. Promosi Toleransi dan Empati
masyarakat.
Pendidikan dapat mengajarkan nilai-nilai
D. Kesetaraan Hak dan Kesempatan
toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta
empati terhadap orang-orang dengan latar Akses yang sama untuk semua Pendidikan yang
belakang budaya yang berbeda. merata dan berkualitas membuka pintu kesempatan
5. Membangun Kesadaran Tentang Diskriminasi yang sama bagi semua individu, tanpa memandang
latar belakang sosial, ekonomi, atau kultural.
Pendidikan juga dapat membantu Kesetaraan hak dan kesempatan dalam pendidikan
mengidentifikasi dan mengatasi stereotip, adalah fondasi yang sangat penting dalam
prasangka, serta diskriminasi terhadap kelompok- mewujudkan masyarakat yang adil dan inklusif.
kelompok tertentu, sehingga menciptakan
Beberapa cara di mana pendidikan dapat
lingkungan yang lebih inklusif.
berkontribusi terhadap kesetaraan hak dan
6. Kerja Sama Antarbudaya kesempatan antara individu termasuk:
Memfasilitasi program pertukaran budaya, 1. Akses yang Merata
kunjungan lapangan, atau proyek kolaboratif
antar siswa dari latar belakang yang berbeda Pendidikan yang merata memberikan akses yang
untuk memperkuat pengertian dan penghargaan sama bagi semua individu untuk mendapatkan
pendidikan berkualitas tanpa memandang latar
terhadap keberagaman.
belakang ekonomi, sosial, atau kultural. Hal ini
 Pendidikan yang mempromosikan dapat mencakup akses terhadap fasilitas
penghormatan terhadap pluralisme dan keberagaman pendidikan yang memadai dan program-program
merupakan langkah penting dalam membentuk yang relevan.
masyarakat yang lebih inklusif dan toleran. Hal ini

memungkinkan individu untuk mengembangkan

66 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 67


2. Penghapusan Hambatan Ini melibatkan penerapan kebijakan yang adil dan
inklusif.
Pendidikan yang berfokus pada kesetaraan hak
dan kesempatan berusaha untuk menghapus 6. Pemantapan Kualitas Pendidikan
hambatan-hambatan yang mungkin menghalangi
Memastikan bahwa pendidikan yang diberikan
individu dari kelompok yang kurang beruntung
berkualitas tinggi bagi semua individu, sehingga
untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas,
mereka memiliki kesempatan yang sama untuk
seperti program beasiswa, layanan pendukung,
berkembang sesuai dengan potensi mereka.
dan fasilitas yang memadai.
Dengan menciptakan lingkungan pendidikan
3. Pendidikan Inkusif
yang merata, inklusif, dan berkualitas, pendidikan
Menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dapat menjadi kekuatan besar dalam memberikan
dan ramah bagi individu dengan kebutuhan kesempatan yang sama bagi setiap individu, membuka
khusus, sehingga semua siswa merasa diterima pintu bagi pencapaian pribadi dan kesuksesan dalam
dan dihargai. masyarakat yang lebih luas. Ini merupakan langkah
penting dalam membangun masyarakat yang adil dan
4. Pemberian Peluang yang Sama
berkeadilan.
Pendidikan yang berorientasi pada kesetaraan
hak memberikan peluang yang sama bagi semua E. Mengatasi ketimpangan
siswa untuk mengembangkan potensi mereka, Pendidikan berkualitas membantu mengurangi
terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan kesenjangan sosial dengan memberikan kesempatan
memperoleh bimbingan serta dukungan yang yang sama bagi semua individu untuk
dibutuhkan. mengembangkan potensi mereka. Pendidikan
5. Menghilangkan Diskriminasi berkualitas memiliki peran yang sangat penting dalam
mengatasi ketimpangan sosial. 
Memastikan bahwa tidak ada diskriminasi
berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, atau latar
belakang lainnya dalam kesempatan pendidikan.

68 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 69


Berikut beberapa cara di mana pendidikan Pendidikan yang inklusif dan mendukung
berkualitas membantu mengurangi kesenjangan berkontribusi pada menghapus stereotip dan
sosial: diskriminasi. Ini membantu mengurangi
kesenjangan sosial dengan menciptakan
1. Akses yang Merata
lingkungan yang lebih inklusif dan adil bagi semua
Pendidikan berkualitas menawarkan akses yang individu.
sama bagi semua individu, tanpa memandang
5. Mendorong Mobilitas Sosial
latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya. Ini
membantu mengurangi kesenjangan yang muncul Pendidikan berkualitas dapat menjadi alat untuk
karena ketidaksetaraan dalam akses pendidikan. meningkatkan mobilitas sosial. Ini berarti
individu memiliki kesempatan untuk maju dalam
2. Pemberdayaan Individu
struktur sosial tanpa terkait erat dengan latar
Melalui pendidikan, individu diberdayakan belakang sosial atau ekonomi mereka.
dengan pengetahuan, keterampilan, dan
6. Memperkuat Masyarakat
pemahaman yang diperlukan untuk berhasil. Ini
membantu dalam mengatasi ketimpangan karena Pendidikan yang memperkuat keterampilan
memberikan kesempatan yang sama bagi semua sosial, kritis, dan kreatif membantu membangun
orang untuk mengembangkan potensi mereka. masyarakat yang lebih kuat dan inklusif. Ini
membuka kesempatan bagi semua orang untuk
3. Mengurangi Ketimpangan Ekonomi
berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan
Pendidikan berkualitas membuka peluang masyarakat.
ekonomi yang lebih baik bagi individu.
Dengan memberikan akses yang merata dan
Kemampuan untuk memperoleh pekerjaan yang
berkualitas, pendidikan memiliki potensi besar untuk
lebih baik atau memulai bisnis mereka sendiri
mengurangi kesenjangan sosial. Ini adalah investasi
dapat membantu mengurangi ketimpangan
penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil
ekonomi.
dan inklusif di mana setiap individu memiliki
4. Menghapus Stereotip dan Diskriminasi

70 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 71


kesempatan yang sama untuk tumbuh dan termasuk rasial, gender, agama, dan lainnya. Ini
berkembang. membantu dalam mengenali perilaku
diskriminatif dan memahami dampak negatifnya.
F. Penghapusan diskriminasi
3. Pengajaran Toleransi dan Empati
Melalui pendidikan, kita dapat
memperjuangkan pemahaman yang lebih baik tentang Melalui pembelajaran yang inklusif dan interaktif,
hak asasi manusia dan mengajarkan pentingnya pendidikan dapat mengajarkan nilai-nilai
menghormati dan memperlakukan semua orang toleransi, empati, dan penghargaan terhadap
dengan adil. Sepenuhnya Penulis setuju, Pendidikan perbedaan. Ini membantu siswa untuk
memainkan peran kunci dalam memerangi memperlakukan semua orang dengan adil dan
diskriminasi dengan mempromosikan pemahaman menghormati perbedaan.
yang lebih baik tentang hak asasi manusia dan nilai-
4. Mendorong Pemahaman Kultural dan
nilai kesetaraan.
Multikultural
Berikut adalah cara di mana pendidikan dapat
Pendidikan yang memperkenalkan siswa pada
berkontribusi dalam penghapusan diskriminasi: berbagai budaya, tradisi, dan pandangan
1. Pendidikan tentang Hak Asasi Manusia memungkinkan mereka untuk menghargai
keanekaragaman dan menghindari stereotip dan
Melalui kurikulum yang disesuaikan, pendidikan
prasangka.
dapat mengajarkan siswa tentang hak asasi
manusia, kesetaraan, dan keadilan. Ini membantu 5. Mengajarkan Keterbukaan Terhadap Perbedaan
mereka memahami nilai-nilai penting yang
Pendidikan dapat mengajarkan siswa untuk
mendasari penghormatan terhadap setiap
menghargai perbedaan dan membuka pikiran
individu. mereka terhadap sudut pandang yang berbeda. Ini
2. Promosi Kesadaran Terhadap Diskriminasi memungkinkan mereka untuk membentuk sikap
yang inklusif dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan yang terfokus pada membangun
kesadaran terhadap berbagai jenis diskriminasi, 

72 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 73


6. Mengatasi Bullying dan Diskriminasi di Sekolah 1. Pengajaran tentang Beragam Pengalaman

Pendidikan dapat membantu mengatasi Pendidikan dapat menyajikan berbagai cerita,


perundungan dan diskriminasi di lingkungan pengalaman, dan narasi dari berbagai latar
sekolah dengan mempromosikan budaya sekolah belakang sosial, budaya, dan ekonomi. Hal ini
yang aman, inklusif, dan menghormati semua membantu siswa untuk lebih memahami dan
individu. merasakan kehidupan dan pengalaman orang lain.

Pendidikan memegang peran penting dalam 2. Diskusi tentang Isu-isu Sosial dan Keberagaman
mengubah sikap dan perilaku terhadap diskriminasi.
Dengan mendorong diskusi terbuka dan inklusif
Dengan mendorong pemahaman yang lebih baik
tentang isu-isu sosial, seperti perbedaan budaya,
tentang kesetaraan, nilai-nilai kemanusiaan, dan
ras, agama, dan gender, pendidikan dapat
penghargaan terhadap perbedaan, pendidikan
membantu siswa untuk memahami perspektif
membentuk generasi yang lebih sadar, inklusif, dan
yang berbeda-beda.
siap memerangi diskriminasi dalam segala bentuknya.
3. Pemberdayaan Melalui Pemahaman
G. Empati dan pengertian
Pendidikan yang melibatkan pemahaman tentang
Pendidikan yang melibatkan pemahaman
realitas sosial membantu siswa merasa
tentang realitas sosial membantu membangun empati diberdayakan untuk membuat perbedaan dalam
terhadap orang lain dan memahami berbagai dunia dengan memahami dan merespons
perspektif. Pendidikan yang melibatkan pemahaman
kebutuhan orang lain.
tentang realitas sosial dan pengalaman orang lain
memiliki peran penting dalam pengembangan empati 4. Latihan Peran dan Simulasi
dan pemahaman terhadap berbagai perspektif.  Melalui latihan peran atau simulasi, pendidikan
Berikut beberapa cara di mana pendidikan dapat membantu siswa untuk menempatkan diri
mendukung pembangunan empati: mereka dalam situasi orang lain, yang membantu
dalam memahami dan mengembangkan empati

terhadap pengalaman orang lain.

74 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 75


5. Mengajarkan Keterbukaan dan Penghargaan mengedepankan kesetaraan hak dan kesempatan,
Terhadap Perbedaan masyarakat dapat tumbuh dan berkembang dalam
arah yang lebih inklusif dan adil. Pendidikan bukan
Pendidikan dapat mengajarkan nilai-nilai seperti
hanya tentang memperoleh pengetahuan tetapi juga
keterbukaan, penghargaan terhadap perbedaan,
tentang mempersiapkan individu untuk menjadi
dan pentingnya mendengarkan dengan penuh
anggota masyarakat yang berpikiran terbuka,
perhatian untuk memahami sudut pandang orang
berempati, dan memperjuangkan keadilan.
lain.

6. Keterlibatan dalam Proyek Sosial Pendidikan memberi akses ke pengetahuan,


Melalui proyek-proyek sosial atau kegiatan dengan akses terhadap pendidikan yang baik,
sukarela, pendidikan dapat memberikan individu dapat mengembangkan pemahaman
pengalaman langsung yang memungkinkan siswa yang lebih baik tentang dunia, berbagai sudut
pandang, dan ide-ide yang beragam. Ini membuka
untuk terlibat secara langsung dengan orang-
pintu bagi pemikiran kritis dan refleksi mandiri.
orang dari latar belakang yang berbeda, yang
memperdalam pemahaman mereka terhadap
realitas sosial.

Empati adalah keterampilan sosial dan


emosional yang penting untuk membangun hubungan
yang sehat, memecahkan konflik, dan membangun
masyarakat yang inklusif. Pendidikan yang mencakup
pemahaman tentang realitas sosial dan
mempromosikan empati dapat membantu
membentuk generasi yang lebih sadar, peduli, dan
mampu berempati terhadap orang lain.

Dengan pendidikan yang dirancang untuk


menghargai kebebasan berpikir, berekspresi, serta

76 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 77


BAB VI Budaya melibatkan tradisi, ritual, dan adat istiadat
yang diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini
PENGHARGAAN TERHADAP BUDAYA
bisa berupa perayaan, upacara, atau kebiasaan
 tertentu yang penting bagi identitas suatu
A. Defenisi Budaya kelompok.

Budaya adalah seperangkat nilai, kepercayaan, 4. Kesenian dan Warisan Budaya
norma, tradisi, bahasa, kesenian, dan perilaku yang Seni, musik, tarian, literatur, arsitektur, dan
dibagikan dan diwariskan dari satu generasi ke berbagai bentuk ekspresi kreatif lainnya
generasi berikutnya dalam suatu komunitas atau merupakan bagian dari budaya. Warisan budaya
kelompok sosial. Budaya mencakup segala hal yang ini mencerminkan sejarah, kehidupan sehari-hari,
membentuk identitas suatu kelompok atau dan pandangan dunia suatu masyarakat.
masyarakat tertentu. Ini bisa berupa:
5. Keyakinan dan Agama
1. Nilai dan Norma
Budaya mencakup kepercayaan, sistem agama,
Budaya melibatkan nilai-nilai yang dianut oleh dan filosofi hidup yang membentuk cara berpikir
suatu kelompok, seperti kejujuran, kerja keras, dan bertindak dari suatu komunitas.
kesetiaan, atau kesopanan. Norma-norma ini
mengatur perilaku sosial dan menjadi panduan 6. Makanan dan Kebiasaan Hidup
bagi interaksi dalam masyarakat. Makanan, cara berpakaian, dan gaya hidup juga
2. Bahasa merupakan bagian dari budaya. Mereka
mencerminkan nilai-nilai tertentu serta cara
Bahasa adalah komponen penting dalam budaya. orang-orang dalam suatu kelompok menjalani
Ini bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga kehidupan mereka.
membawa serta pengetahuan, tradisi, dan cara
pandang dari suatu kelompok. Budaya merupakan inti dari identitas suatu
kelompok atau masyarakat. Hal ini membentuk cara
3. Tradisi dan Adat Istiadat individu berinteraksi, memahami dunia, dan

78 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 79


meresponsnya. Budaya juga bersifat dinamis, terus Berikut adalah beberapa cara di mana
berkembang seiring waktu dan interaksi dengan pendidikan dapat menyajikan studi budaya yang
budaya lainnya. mendalam:

Penghargaan terhadap Budaya, Mendorong 1. Pembelajaran Multikultural


pemahaman mendalam terhadap budaya, sejarah, dan
Kurikulum dapat dirancang untuk memasukkan
nilai-nilai yang menjadi bagian dari keberagaman
studi tentang berbagai budaya di dunia. Ini
manusia. Mengakui dan menghargai perbedaan
mencakup penelusuran sejarah, adat istiadat,
sebagai aspek yang kaya dalam pembelajaran.
bahasa, seni, dan nilai-nilai yang membentuk
Penghargaan terhadap budaya merupakan aspek
identitas budaya suatu komunitas.
penting dalam pendidikan yang menghargai
keberagaman dan mempromosikan pemahaman yang 2. Pelajaran Bahasa Asing
lebih mendalam terhadap budaya, sejarah, dan nilai-
Mengajarkan bahasa asing bukan hanya tentang
nilai yang membentuk keragaman manusia. 
keahlian berkomunikasi, tetapi juga tentang
B. Studi Budaya yang Mendalam memahami budaya dan perspektif dari tempat di
mana bahasa tersebut digunakan. Ini membantu
Melalui kurikulum yang inklusif, pendidikan dalam memahami pola pikir dan nilai-nilai yang
dapat mengajarkan tentang berbagai budaya, sejarah,
mendasari budaya tertentu.
tradisi, dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Ini
membantu siswa mendapatkan pemahaman yang 3. Penggunaan Materi Sumber Daya yang Beragam
lebih luas dan mendalam tentang keragaman budaya. Kurikulum dapat memasukkan bahan-bahan
Studi budaya yang mendalam merupakan komponen sumber daya yang beragam seperti buku teks,
penting dalam pendidikan yang inklusif. Kurikulum literatur, film, dan materi multimedia lainnya yang
yang mencakup pelajaran tentang berbagai budaya, merefleksikan keragaman budaya.
sejarah, tradisi, dan nilai-nilai yang ada di masyarakat
memungkinkan siswa untuk mendapatkan 4. Diskusi dan Aktivitas yang Menghormati
pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang Keragaman
keragaman budaya. 

80 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 81


Diskusi kelas, kegiatan kelompok, atau proyek- perbedaan, dan mengurangi prasangka atau stereotip
proyek yang melibatkan budaya tertentu dapat yang mungkin ada di antara peserta didik. 
membantu siswa memahami dan menghormati
Berikut beberapa cara di mana pendidikan
keragaman.
dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
5. Mendorong Toleransi dan Penghargaan Terhadap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan:
Perbedaan
1. Kurikulum Inklusif
Studi budaya yang mendalam dalam kurikulum
Menyertakan materi pelajaran yang mencakup
membantu dalam membangun kesadaran akan
berbagai budaya, sejarah, tradisi, dan perspektif
perbedaan dan nilai-nilai yang berbeda-beda,
membantu siswa untuk memahami keberagaman
serta mendorong sikap toleransi dan penghargaan
dan memperluas wawasan mereka tentang dunia.
terhadap keragaman.
2. Diskusi dan Pertukaran Pendapat
Melalui pendidikan yang menyediakan studi
budaya yang mendalam, peserta didik dapat Mendukung diskusi terbuka tentang perbedaan
mengembangkan pemahaman yang lebih budaya, agama, latar belakang, dan pandangan
komprehensif tentang berbagai budaya yang ada di membantu siswa untuk memahami sudut
dunia. Hal ini membantu mempersiapkan mereka pandang yang berbeda dan membangun rasa
untuk menjadi warga global yang terbuka, sensitif saling menghormati.
terhadap perbedaan, dan siap berinteraksi dengan
3. Kegiatan dan Proyek Multikultural
berbagai lapisan masyarakat di lingkungan yang
semakin terhubung secara global. Melibatkan siswa dalam kegiatan atau proyek
yang mendorong pemahaman dan penghargaan
C. Mengajarkan Toleransi dan Penghargaan terhadap budaya yang berbeda-beda. Ini dapat
Terhadap Perbedaan meliputi festival budaya, penelitian tentang
Pendidikan yang mendorong penghargaan kebiasaan hidup, atau proyek seni yang
terhadap budaya memiliki peran penting dalam merefleksikan keragaman.
membentuk sikap toleransi, penghargaan terhadap 4. Pendidikan tentang Toleransi

82 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 83


Memasukkan pelajaran tentang nilai-nilai D. Promosi Dialog Antarbudaya
toleransi, penghormatan terhadap perbedaan, dan
Pendidikan dapat memfasilitasi dialog
pentingnya menghargai keragaman dalam
antarbudaya, memungkinkan siswa untuk berbagi dan
pembelajaran membantu membentuk sikap yang
memahami perspektif budaya yang berbeda-beda. Ini
inklusif.
membantu dalam membangun jembatan antara
5. Model Perilaku oleh Guru dan Tenaga Pendidik budaya yang berbeda. Promosi dialog antarbudaya
merupakan aspek penting dalam pendidikan yang
Guru dan tenaga pendidik memainkan peran
membantu dalam membangun pemahaman,
penting sebagai model dalam mempromosikan
menghormati, dan menghargai keberagaman budaya. 
toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.
Sikap mereka dapat memengaruhi cara siswa Berikut adalah cara di mana pendidikan dapat
menanggapi keragaman. memfasilitasi dialog antarbudaya:

6. Mengatasi Prasangka dan Stereotip 1. Pengenalan terhadap Perspektif Budaya yang
Berbeda
Pendidikan yang membangun kesadaran akan
prasangka dan stereotip yang mungkin ada dalam Pendidikan dapat mengenalkan siswa pada
masyarakat membantu siswa untuk menghindari berbagai perspektif budaya dari seluruh dunia. Ini
penilaian yang tidak adil terhadap individu atau dapat dilakukan melalui studi tentang sejarah,
kelompok berdasarkan asumsi yang tidak benar. kebudayaan, dan tradisi berbagai kelompok
masyarakat.
Melalui pendidikan yang menghargai dan
merayakan keragaman, siswa dapat membangun sikap 2. Mendorong Pembelajaran Aktif
toleransi, rasa saling menghormati, dan pemahaman
Diskusi kelas, proyek kolaboratif, atau pertukaran
yang lebih baik terhadap perbedaan. Hal ini
ide antar siswa dari latar belakang yang berbeda
membentuk pondasi yang kuat bagi masyarakat yang
memungkinkan mereka untuk saling berbagi
inklusif dan mengurangi konflik yang mungkin timbul
pengalaman dan perspektif budaya mereka.
akibat ketidakpahaman atau ketidakpedulian
terhadap keragaman budaya.

84 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 85


3. Memanfaatkan Teknologi untuk Menghubungkan Pendidikan dapat mengajarkan keterampilan
Budaya komunikasi yang memfasilitasi dialog
antarbudaya, seperti kemampuan mendengarkan
Teknologi memungkinkan koneksi antarbudaya
dengan penuh perhatian, menghargai sudut
yang lebih luas. Penggunaan media sosial,
pandang yang berbeda, dan menciptakan
konferensi video, atau platform pembelajaran
lingkungan yang aman untuk berbagi.
online memungkinkan siswa untuk berinteraksi
dengan orang-orang dari budaya yang berbeda di Promosi dialog antarbudaya dalam pendidikan
seluruh dunia. memainkan peran penting dalam menghilangkan
batas-batas budaya, membangun jembatan
4. Studi Kasus dan Pengalaman Lapangan
pemahaman, dan meningkatkan keterbukaan siswa
Menghadirkan studi kasus tentang budaya terhadap dunia yang semakin terhubung secara global.
tertentu atau memberikan pengalaman lapangan Hal ini membantu siswa untuk menjadi warga dunia
yang terlibat langsung dengan komunitas budaya yang terampil dalam berinteraksi dan berkolaborasi
tertentu memungkinkan siswa untuk memahami dengan berbagai budaya.
dengan lebih baik kehidupan sehari-hari dan nilai-
nilai yang terdapat di dalamnya. E. Partisipasi dalam Kegiatan Budaya

Melalui partisipasi dalam kegiatan budaya


5. Peningkatan Kesadaran tentang Kesamaan dan
seperti festival, pameran seni, atau pertunjukan,
Perbedaan
pendidikan memberikan pengalaman langsung yang
Dialog antarbudaya membantu dalam memahami memungkinkan siswa merasakan kekayaan dan
persamaan dan perbedaan yang ada di antara keragaman budaya.
budaya. Ini membentuk kesadaran akan nilai-nilai
universal yang bersama-sama dihargai oleh Berikut adalah beberapa manfaat dari
berbagai budaya, sambil juga menghargai partisipasi dalam kegiatan budaya dalam lingkungan
pendidikan:
keunikan dan perbedaan yang ada.

6. Membangun Keterbukaan dan Keterampilan 


Komunikasi Antarbudaya

86 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 87


1. Pengalaman Mendalam budaya yang berbeda. Ini memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berbagi
Melalui partisipasi langsung dalam festival,
pengalaman, bertanya, dan belajar langsung dari
pameran seni, atau pertunjukan budaya, siswa
individu yang mewakili budaya tertentu.
dapat merasakan atmosfer budaya yang
sebenarnya. Mereka dapat melihat, mendengar, 5. Pembelajaran tentang Tradisi dan Nilai Budaya
dan merasakan kekayaan budaya yang disajikan
Melalui festival atau pertunjukan budaya,
secara langsung.
siswa dapat memperoleh pemahaman tentang
2. Pemahaman Praktis tentang Budaya tradisi, nilai, serta kebiasaan hidup yang menjadi
bagian integral dari suatu budaya.
Partisipasi dalam kegiatan budaya
memungkinkan siswa untuk memahami budaya 6. Menginspirasi Tantangan Baru
dengan cara yang lebih mendalam. Mereka dapat
Menghadiri kegiatan budaya yang berbeda dapat
melihat praktik dan ekspresi budaya secara
menginspirasi siswa untuk menjelajahi dan
langsung, yang membantu memperdalam
mempelajari lebih lanjut tentang budaya tertentu,
pemahaman mereka.
bahkan mendorong mereka untuk
3. Penghargaan terhadap Kreativitas dan Seni mengeksplorasi minat dan bakat baru.

Festival, pameran seni, atau pertunjukan Partisipasi langsung dalam kegiatan budaya
budaya sering kali menampilkan kreativitas dan tidak hanya memperkaya pengalaman peserta didik,
keindahan seni yang unik dari berbagai budaya. tetapi juga membantu dalam membangun
Hal ini membantu siswa untuk menghargai pemahaman, penghargaan, dan rasa keterbukaan
keanekaragaman bentuk seni dan kreativitas terhadap keberagaman budaya. Hal ini merupakan
manusia. bagian penting dari pendidikan yang holistik,
memperluas wawasan siswa tentang dunia yang
4. Pengalaman Berbagi dan Interaksi
beragam di sekitar mereka.
Kegiatan budaya sering kali melibatkan
interaksi dengan orang-orang dari latar belakang

88 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 89


F. Mendorong Pemahaman tentang Nilai-Nilai 3. Penghormatan terhadap Martabat Manusia
Bersama
Pendidikan mengajarkan penghargaan terhadap
Meskipun memperkuat penghargaan terhadap martabat manusia, yaitu bahwa setiap individu
keberagaman, Pendidikan tidak hanya tentang memiliki nilai intrinsik yang harus dihormati dan
memahami dan menghargai keberagaman budaya, dilindungi tanpa kecuali. Ini melibatkan
tetapi juga tentang mendorong pemahaman tentang penghormatan terhadap hak asasi manusia,
nilai-nilai bersama yang diakui oleh banyak budaya di termasuk hak untuk hidup, kebebasan, dan
seluruh dunia.  keadilan.

Beberapa nilai bersama ini meliputi: 4. Keterbukaan dan Toleransi

1. Kesetaraan Nilai-nilai ini juga mencakup keterbukaan dan


toleransi terhadap perbedaan, memahami sudut
Pendidikan memperkuat nilai kesetaraan,
pandang yang berbeda, dan membuka diri
yaitu keyakinan bahwa setiap individu memiliki
terhadap berbagai pandangan dan kepercayaan.
nilai yang sama tanpa memandang latar belakang
sosial, ekonomi, ras, agama, atau jenis kelamin. Ini 5. Pendidikan sebagai Sarana Pembentukan Nilai-
mendorong sikap yang adil dan pengakuan Nilai Ini
terhadap hak-hak yang sama bagi setiap individu.
Melalui kurikulum, interaksi sosial, dan
2. Keadilan lingkungan belajar yang mendukung, pendidikan
berperan penting dalam membentuk nilai-nilai
Pendidikan mengajarkan pentingnya
bersama ini pada siswa.
keadilan dalam memperlakukan semua orang
dengan cara yang adil dan seimbang. Ini Dengan mengajarkan nilai-nilai bersama ini,
melibatkan distribusi sumber daya, hak, dan pendidikan membantu membangun fondasi moral
peluang secara merata kepada semua anggota yang kuat bagi masyarakat. Ini membentuk individu
masyarakat. yang lebih bertanggung jawab, peduli, dan memiliki
kesadaran sosial yang tinggi terhadap kepentingan

bersama dan kesejahteraan kolektif. Hal ini

90 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 91


memainkan peran penting dalam pembentukan 2. Film dan Media Visual
masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan inklusif bagi
Film, dokumenter, atau karya visual lainnya bisa
semua anggotanya.
menjadi sarana yang kuat untuk menyampaikan
G. Penggunaan Sumber Daya yang Beragam cerita dan nuansa budaya yang berbeda.
Menyajikan karya seni dari berbagai budaya
Pendidikan dapat memanfaatkan berbagai
memperluas pandangan siswa tentang
sumber daya pendukung, seperti buku, film, musik,
keberagaman dunia.
dan teknologi, yang merefleksikan keberagaman
budaya, memperluas pemahaman siswa tentang 3. Musik dan Seni Pertunjukan
dunia. Penggunaan sumber daya yang beragam dalam Musik dan seni pertunjukan dari berbagai
pendidikan memainkan peran krusial dalam
budaya membawa suara, irama, dan ekspresi
memperluas wawasan siswa tentang keberagaman
artistik yang unik. Mempertunjukkan atau
budaya di dunia. 
mengadakan acara yang menampilkan seni dari
Beberapa sumber daya yang bisa dimanfaatkan berbagai budaya memberikan pengalaman
dalam konteks pendidikan meliputi: mendalam tentang keragaman budaya.

1. Buku dan Literatur 4. Teknologi dan Media Sosial

Menyajikan buku dan literatur dari penulis yang Platform online, situs web, atau media sosial dapat
berasal dari latar belakang budaya yang berbeda menjadi sumber informasi dan pengalaman
membantu siswa untuk memahami pengalaman budaya. Memanfaatkan teknologi untuk
dan perspektif yang beragam. Ini bisa berupa fiksi, terhubung dengan orang-orang dari budaya yang
non-fiksi, atau literatur yang mencerminkan berbeda dapat memperluas pandangan siswa
keberagaman dalam cerita, pengalaman hidup, tentang dunia secara global.
dan pemikiran. 5. Kunjungan ke Museum dan Pameran

Kunjungan ke museum, pameran seni, atau
tempat-tempat budaya lainnya memberikan

92 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 93


pengalaman langsung tentang warisan budaya, BAB VII
sejarah, dan tradisi dari berbagai masyarakat.
PERAN GURU SEBAGAI FASILITATOR
Penggunaan sumber daya yang beragam dalam 
pendidikan tidak hanya menambah dimensi belajar
yang lebih luas, tetapi juga membantu siswa untuk Peran Guru sebagai Fasilitator, Guru tidak
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga
kompleksitas dan kekayaan budaya yang ada di dunia. menjadi fasilitator dalam membantu peserta didik
Ini membantu mereka untuk menjadi warga global menjelajahi konsep, nilai, dan ide-ide dengan kritis
yang terinformasi, terbuka terhadap perbedaan, dan dan reflektif. Peran guru sebagai fasilitator
dapat menghargai serta memahami keragaman memainkan peran yang sangat penting dalam
budaya dengan lebih baik. pengalaman belajar siswa. 

Penghargaan terhadap budaya dalam Di samping hanya menyampaikan informasi,


pendidikan memainkan peran penting dalam guru sebagai fasilitator:
membentuk individu yang terbuka, sensitif terhadap 1. Mendorong Pembelajaran Aktif
keberagaman, dan mampu berkontribusi dalam
masyarakat global yang semakin terhubung. Ini Guru sebagai fasilitator mendorong siswa
membantu menghormati serta memahami kekayaan untuk menjadi aktif dalam pembelajaran mereka
dari setiap budaya dan memberikan fondasi untuk sendiri. Mereka menciptakan lingkungan di mana
membangun hubungan yang lebih baik antarmanusia siswa dapat mengeksplorasi, menanyakan
di dunia yang semakin terglobalisasi. pertanyaan, dan menggali konsep-konsep secara
lebih dalam.

2. Memfasilitasi Diskusi dan Dialog

Guru membuka ruang untuk diskusi kelas


yang mengaktifkan siswa dalam bertukar ide,
menyuarakan perspektif mereka, dan
mengembangkan pemikiran kritis. Mereka

94 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 95


menciptakan lingkungan yang aman bagi siswa Melalui peran sebagai fasilitator, guru tidak
untuk berbagi dan belajar dari satu sama lain. hanya memberikan informasi, tetapi juga
memungkinkan siswa untuk menjadi pembelajar yang
3. Mendorong Keterampilan Berpikir Kritis
aktif dan mandiri. Hal ini membantu siswa untuk
Guru membantu siswa mempertanyakan memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan
informasi, menganalisis konsep, dan pemahaman yang lebih dalam, mempersiapkan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis. mereka untuk menjadi individu yang lebih adaptif dan
Mereka merangsang siswa untuk kompeten dalam menghadapi berbagai tantangan di
mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda masa depan.
dan membuat keputusan berdasarkan pemikiran
yang rasional.

4. Memandu Proses Pembelajaran

Guru sebagai fasilitator bertindak sebagai


panduan, membantu siswa merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar
mereka sendiri. Mereka memberikan arahan dan
dukungan yang diperlukan untuk memastikan
siswa berhasil dalam mencapai tujuan mereka.

5. Mendorong Kemandirian

Guru membantu siswa untuk mengembangkan


kemandirian dalam belajar. Mereka memberikan
dorongan untuk eksplorasi diri, mengasah minat,
dan mengembangkan keahlian yang relevan
dengan membimbing dan memberikan umpan
balik yang membangun.

96 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 97


BAB VIII Dengan memanfaatkan kedua elemen ini,
pembelajaran menjadi lebih menarik, relevan, dan
PEMBELAJARAN MELALUI PENGALAMAN
dapat membantu siswa mengaplikasikan pengetahuan
DAN INTERAKSI dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran melalui pengalaman dan
Pendekatan pembelajaran melalui pengalaman interaksi adalah pendekatan yang sangat efektif dalam
dan interaksi adalah cara yang sangat efektif untuk pendidikan. Ini melibatkan penggunaan pengalaman
memahami konsep-konsep secara mendalam. Dengan langsung sebagai landasan utama untuk memahami
pengalaman langsung, siswa memiliki kesempatan dan menginternalisasi konsep-konsep tertentu.
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Melalui eksperimen, praktikum, kunjungan lapangan,
Misalnya, melalui eksperimen, kunjungan lapangan, atau proyek langsung, siswa memiliki kesempatan
atau proyek langsung yang memungkinkan mereka untuk merasakan, menerapkan, dan mengalami
menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata. langsung materi pelajaran yang dipelajari.
Interaksi sosial juga sangat penting dalam Interaksi sosial juga memainkan peran penting
pembelajaran. Diskusi kelompok, kolaborasi, dan dalam pendekatan ini. Diskusi kelompok, kerja sama,
berbagi ide memungkinkan siswa untuk melihat sudut dan berbagi ide membantu siswa untuk memperluas
pandang yang berbeda dan memperluas pemahaman pandangan mereka dan memperkaya pemahaman
mereka. Ketika mereka berinteraksi dengan rekan- tentang topik tertentu. Kolaborasi dengan rekan-rekan
rekan sekelas, mereka dapat belajar dari pengalaman sekelas juga dapat meningkatkan pemikiran kritis dan
dan perspektif orang lain, yang dapat memperkaya kemampuan pemecahan masalah, karena siswa akan
pembelajaran mereka. terbiasa dengan sudut pandang yang berbeda dari
yang mereka miliki sendiri.
Pentingnya pengalaman langsung dan interaksi
sosial dalam pembelajaran bukan hanya tentang Pendekatan ini tidak hanya mendalamkan
memahami konsep-konsep secara lebih dalam, tetapi pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, tetapi
juga membantu siswa mengembangkan keterampilan juga membantu mereka mengembangkan
sosial, kerja tim, dan kemampuan berpikir kritis. keterampilan yang relevan untuk kehidupan nyata. Hal

98 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 99


ini termasuk kemampuan berpikir kritis, keterampilan 
komunikasi, kerja tim, dan kemampuan untuk belajar
Interaksi Sosial:
dari pengalaman. Dengan menggabungkan
pengalaman langsung dan interaksi sosial, pendekatan 1. Diskusi dan Kolaborasi
pembelajaran ini mendorong pembelajaran yang
Mendorong diskusi kelompok, kolaborasi, dan
berkelanjutan dan aplikatif bagi siswa.
berbagi ide di antara siswa untuk memperluas
Ada beberapa poin penting yang menjadi fokus pemahaman dan pandangan mereka.
utama dalam pembelajaran melalui pengalaman dan
2. Kemajuan dalam Belajar Bersama
interaksi:
Interaksi dengan rekan-rekan sekelas membantu
Pengalaman Langsung:
siswa belajar dari sudut pandang yang berbeda
1. Keterlibatan Aktif dan mendapatkan pemahaman yang lebih
komprehensif.
Siswa terlibat langsung dalam pengalaman belajar
yang memungkinkan mereka menerapkan 3. Pengembangan Keterampilan Sosial
pengetahuan dalam situasi nyata.
Memperkuat keterampilan komunikasi, kerja tim,
2. Eksperimen dan Praktikum kepemimpinan, dan toleransi terhadap perbedaan
pendapat melalui interaksi sosial.
Penggunaan eksperimen, praktikum, atau proyek
langsung untuk memungkinkan siswa merasakan, Manfaat Tambahan:
melihat, dan mencoba konsep-konsep secara
1. Pemikiran Kritis dan Kemampuan Pemecahan
langsung.
Masalah
3. Koneksi dengan Kehidupan Nyata
Interaksi dan pengalaman langsung mendorong
Mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa untuk berpikir kritis dan menyelesaikan
nyata memungkinkan siswa untuk lebih masalah secara aktif.
memahami relevansi dan aplikasi materi

pelajaran.

100 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 101
2. Aplikasi Pengetahuan BAB IX
Mendorong aplikasi pengetahuan dalam KRITISISME DAN KREATIVITAS
kehidupan nyata, memungkinkan siswa melihat 
manfaat dari apa yang dipelajari.
Kritik terhadap Immanuel Kant Ketegangan
3. Pengembangan Kemandirian antara rasionalisme dan empirisme selama lebih dari
Melalui pengalaman dan interaksi, siswa dapat satu setengah abad telah menghilangkan rasa hormat
mengembangkan kemandirian dalam belajar dan kita tidak hanya terhadap ajaran filsafat tetapi juga
mengambil inisiatif. terhadap sains secara umum. Rasionalisme tidak bisa
menegaskan supremasi Tuhan atas alam. Alih-alih
Pembelajaran melalui pengalaman dan membuktikan alam semesta transenden Tuhan,
interaksi bukan hanya tentang memahami konsep rasionalisme membungkus dirinya dalam panteisme
secara lebih dalam, tetapi juga tentang pengembangan implisit seperti panteisme eksplisit Descartes,
keterampilan, kreativitas, dan penguasaan atas materi Malabranca, Leibniz, dan Spinoza. 
pelajaran yang dipelajari.
Di sisi lain, empirisme juga tidak membuktikan
keberadaan alam yang dianggap berbeda dengan
pikiran. Empirisme justru kehilangan identitasnya
karena skeptisisme. Tidak dapat dipungkiri bahwa
kegagalan rasionalisme dan empirisme merupakan
konsekuensi logis dari fenomenalisme yang
sebenarnya menjadi landasan rasionalisme dan
empirisme, khususnya ajaran bahwa manusia tidak
dapat mengetahui sesuatu atau kenyataan; bahwa
yang diketahui manusia hanyalah penampakan-
penampakan saja, di mana obyek-obyek atau
kenyataan-kenyataan itu timbul atau dihasilkan
dalam pikiran manusia. Pemikiran Immanuel Kant

102 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 103
dan kritik Kantian mencoba menggabungkan dimaksudkan untuk merujuk pada apa yang disebut
rasionalisme dan empirisme menjadi semacam Kant sebagai "Ding-an sich", yaitu benda- ). dalam
fenomenalisme “baru” (fenomenalisme jenis yang dirinya sendiri). , atau objek, sebagai lawan dari
lebih tinggi).  fenomena, kesan atau efek subjektif yang dihasilkan
oleh kesadaran kita). 
Bagi Kant, manusia adalah aktor yang
mengkonstruksi dunianya sendiri. Melalui formal Jika dikaji ulang, kritik Kant menandai
apriori, jiwa manusia mengorganisasikan data mentah persinggungan dan sublimasi antara rasionalisme dan
pengalaman (persepsi) dan kemudian membangun empirisme, maka sebenarnya dapat dikatakan bahwa
ilmu-ilmu matematika dan fisika. Jiwa membangun kritik Kant mengandung benih-benih seluruh
moralitas melalui kemauan yang otonom. Dan melalui pemikiran filsafat berikutnya, termasuk filsafat
perasaan (emosi), orang membingkai realitas modern. Dua gerakan filsafat utama abad terakhir,
berdasarkan tujuan tertentu yang dapat dicapai idealisme dan positivisme, bermula dari ajaran Kant.
(keterbatasan) dan memahami kecenderungan Menolak noumenon sama sekali, idealisme mereduksi
inheren segala sesuatu menuju kesatuan. Berbagai realitas menjadi sekedar fenomena “ego” impersonal
contoh aktivitas manusia inilah yang disebut Kant yang memanifestasikan operasinya secara dialektis.
sebagai "Revolusi Copernicus".  Positivisme, sebaliknya, mereduksi realitas menjadi
sekadar fenomena materi. Idealisme dan positivisme
Pemikiran seputar revolusi Copernicus dapat
kemudian melahirkan eksistensialisme modern,
dirumuskan secara singkat sebagai berikut: Apa yang
sebuah filsafat tanpa metafisika, yang bertujuan untuk
harus diketahui manusia, apa yang harus ia lakukan,
memberikan pengetahuan tentang dunia yang
dan apa yang harus diyakininya, tidak dibenarkan
diselenggarakan oleh kekuatan-kekuatan imanen.
dalam kenyataan itu sendiri (noumenon),
Seperti pendahulunya, eksepsionalisme tidak dapat
sebagaimana dipahami oleh metafisika tradisional,
memberikan solusi akhir terhadap permasalahan
melainkan dalam kemampuan teoretis, praktis. dan
abadi filsafat.4
estetika manusia. Menurut Kant, pengetahuan tentang
fungsi fakultas-fakultas ini merupakan persiapan
yang diperlukan untuk semua metafisika (ungkapan 4
http://eprints.dinus.ac.id/14389/1/[Materi]_FILSAFAT_IM
"noumenon" sulit diterjemahkan. Kata tersebut MANUEL_KANT.pdf akses 2 Januari 2024

104 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 105
Kritisisme dan Kreativitas: Mendorong Kreativitas:
pemikiran kritis dan kreativitas sebagai elemen
1. Menghasilkan Solusi Alternatif
penting dalam proses pembelajaran. Siswa diajak
untuk bertanya, menganalisis, dan mencari solusi dari Mendorong siswa untuk memikirkan solusi kreatif
berbagai sudut pandang. Mendorong kritisisme dan dan inovatif untuk masalah yang dihadapi.
kreativitas dalam proses pembelajaran memberikan
2. Berfikir "Out of the Box"
landasan yang kuat bagi pengembangan pemikiran
siswa.  Memotivasi siswa untuk berpikir di luar batas
konvensional dan menggali ide-ide yang baru dan
Kritisisme:
tidak konvensional.
1. Pertanyaan dan Analisis
3. Ekspresi Kreatif
Siswa didorong untuk bertanya tentang alasan di
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
balik informasi yang diberikan, menganalisis
mengekspresikan ide-ide mereka melalui
argumen, dan mengevaluasi kebenaran atau
berbagai bentuk seperti seni, tulisan kreatif, atau
validitasnya.
proyek-proyek inovatif.
2. Beragam Sudut Pandang
Integrasi Kritisisme dan Kreativitas
Mengajak siswa untuk melihat suatu masalah dari
1. Kombinasi Pemikiran Kritis dan Kreatif
berbagai perspektif untuk memperluas
pemahaman mereka. Memadukan kemampuan menganalisis dengan
kemampuan berkreasi untuk menciptakan solusi
3. Kemampuan Kritis
yang unik dan berbasis pada logika.
Mengajarkan siswa untuk mengidentifikasi logika
2. Proses Iteratif
yang mendasari suatu argumen, membedakan
antara informasi yang valid dan tidak valid, serta Mengajarkan siswa bahwa kritisisme dan
mengeksplorasi implikasi dari suatu pernyataan kreativitas adalah proses yang berkelanjutan,
atau konsep. yang membutuhkan evaluasi terus-menerus

106 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 107
terhadap ide-ide dan solusi-solusi yang BAB X
dihasilkan.
HUBUNGAN INTERPERSONAL YANG
Mendorong siswa untuk menjadi kritis
POSITIF
terhadap informasi yang mereka terima dan

mengembangkan kreativitas mereka adalah kunci
dalam membentuk individu yang mampu berpikir Hubungan interpersonal yang positif
secara mandiri, menemukan solusi baru, dan berhasil melibatkan interaksi yang sehat, saling pengertian,
dalam berbagai situasi. Kombinasi dari kritisisme yang dan saling mendukung antara individu. Beberapa
bijaksana dan kreativitas yang terbuka memberikan elemen penting yang membentuk hubungan
fondasi yang kokoh bagi pembelajaran yang interpersonal yang positif meliputi:
mendalam dan pemecahan masalah yang efektif.
1. Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang baik adalah kunci utama dalam


hubungan positif. Ini melibatkan pendengaran
yang baik, penjelasan yang jelas, dan kesediaan
untuk terbuka terhadap pandangan dan perasaan
orang lain.

2. Empati dan Pengertian

Kemampuan untuk melihat dari sudut pandang


orang lain, merasakan apa yang mereka rasakan,
dan memahami perspektif mereka memperkuat
hubungan. Ini membantu untuk menciptakan
ikatan yang lebih dalam.

3. Penerimaan dan Penghargaan

108 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 109
Menerima orang lain sebagaimana adanya, DAFTAR PUSTAKA
menghargai perbedaan, dan menunjukkan rasa 
hormat terhadap keunikan individu memperkuat
hubungan interpersonal yang positif. Adelbert Snijders, Antropologi Filsafat: Manusia,
Paradoks dan Seruan. Kanisius, Yogyakarta, 2004
4. Keterbukaan dan Kejujuran
Ahmadi ,Abu, dan Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta:
Terbuka tentang perasaan, ide, dan harapan Rineka Cipta, 2001).
membantu menciptakan hubungan yang
didasarkan pada kepercayaan dan kedalaman. Arifin, H.M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka
Cipta, 2001.
5. Kolaborasi dan Dukungan
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara
Membantu satu sama lain, mendukung dalam 1991).
pencapaian tujuan, dan bekerja sama
memperkuat hubungan dan menciptakan ikatan ._______, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
yang erat. Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.Golden Trayon
Press, Cet 5, 1994).
6. Resolusi Konflik yang Sehat
Ahmad, Tafsir Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam
Ketika konflik muncul, penanganan yang baik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004). 
dengan tetap tenang, berbicara dengan jujur, dan
mencari solusi yang memuaskan kedua belah Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang
pihak merupakan hal yang penting. pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998).

Hubungan interpersonal yang positif Adisusilo, Sutardjo "Pendidikan Nilai Dalam Ilmu-Ilmu
memainkan peran penting dalam kesehatan Sosial -Humaniora", dalam A. Atmadi dan Y.
mental dan kebahagiaan secara keseluruhan. Ini Setiyaningsih, (eds.), Pendidikan Nilai Memasuki
membangun fondasi yang kokoh untuk kerja Milenium Ketiga,. Yogyakarta: Kanisius, 2004.
sama, pertemanan yang sehat, dan kesejahteraan Fajar, Malik. Holistika Pemikiran Pendidikan.
individu secara keseluruhan. Bandung: raja grofindo persada, 2005

110 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 111
Ivonne Ruth Vitamaya Oishi Situmeang “ Hakikat BIODATA PENULIS 1
Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam Kajian Filsafat 
Ilmu Pengetahuan” Jurnal IKRA-ITH Humaniora
Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021

https://osf.io/preprints/osf/5scqb “Pendidikan
Holistik Menurut Para Ahli” Muhammad Yusuf,
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darud Da’wah
Wal-Irsyad (DDI) Kota Makassar,

http://eprints.dinus.ac.id/14389/1/[Materi]_FILSAF

AT_IMMANUEL_KANT.pdf akses 2 Januari 2024 
  Herawati Syamsul, S.Pd.I.,M.Pd

Mahasiswa Doktoral Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar
Dosen Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya
Persada Palopo
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lahir di Ujung Pandang 16 Januari 1984, Putri
Sulung dari Pasangan Bpk Syamsul Hadi dan Ibu
Fatmawati. Penulis menyelesaikan S1 nya di Program
Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia
Timur. Dan melanjutkan S2 Pada Program
Pascasarjana Pendidikan Islam Universitas Muslim
Indonesia. Penulis mulai tertarik dan terus menulis
hingga saat ini, sejak tahun 2015. Dua buku yang telah
dihasilkan penulis yaitu: Sejarah Peradaban Islam

112 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 113
tahun 2017 dan Pendidikan Agama Islam tahun 2020. BIODATA PENULIS 2
Dan Beberapa Book Chapter diantaranya
Digitalpreneur Berwawasan Lingkungan, Kecurangan
Pemilu dan Ancaman Disintegrasi Bangsa (Pemuda
ICMI), Serta beberapa jurnal yang telah dipublis.
Penulis juga sempat mengajar (Dosen LB) dibeberapa
Kampus Negeri dan Swasta (Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar -FDK, STIEM Bongaya Makassar).
Penulis juga aktif dibeberapa Organisasi diantaranya
PW Pemuda ICMI Sul-Sel 2022-2026, Yayasan 
Lembaga Bantuan Hukum Garuda Kencana Indonesia Ahmad Syarif Hidayatullah Galib. S.Pd., M.Pd
Sul-Sel. 
 Mahasiswa Doktoral Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar
  Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Gazali
Bulukumba
Wakil Direktur 3 Bidang Akademik Pondok Pesantren
Syekh Muhammad Ja’far

Lahir di Bulukumba pada tanggal 28 November
1997, penulis merupakan putra ke-6 dari pasangan
Prof. Dr. H. M. Galib. M, MA. dan Dra. Hj. Nurhannah.
Penulis memulai pendidikan formal di TK ‘Aisyiyah
Bustanul Athfal, melanjutkan ke SDI Pa’bangiang
(lulus tahun 2009), lalu melanjutkan di SMP Pondok
Pesantren Syekh Muhammad Ja’far (lulus tahun 2012),
pada tahun yang sama bermodal nekat dan doa dari
orang-orang terkasih penulis melangkahkan kaki di
Pulau Jawa, tepatnya di MA Pondok Pesantren

114 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora Filsafat Pendidikan: Perspektif Humaniora 115
Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang (lulus tahun
2015), serta Universitas Indonesia Timur pada
jurusan Pendidikan Agama Islam (lulus tahun 2019).
Penulis juga merupakan sempat menempuh
pendidikan S1 di beberapa kampus yaitu, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar pada jurusan Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir dan University Of Tripoli Lebanon
pada jurusan hukum Islam. Pada Penghujung 2022
menyelesaikan pendidikan Magister di Universitas
Islam Negeri Makassar Prodi Pendidikan Agama Islam.
Penulis Juga sempat aktif di dunia beberapa
organisasi, Ketua Ikatan Alumni Pondok Pesantren
Syekh Muhammad Ja’far, Ketua Bidang Lajnah Ta’lif
Wan-Nasyr Pengurus Cabang Istimewa Nahdhatul
Ulama (PCINU) Lebanon 2019-2021, Wakil Menteri
Pengembangan Sumber Daya Anggota PPI Lebanon
2019-2020, juga pengurus Rabitah Ma’ahid Islamiyah
Nahdhatul Ulama Kabupaten Bantaeng. Selain menjadi
Mahasiswa Doktoral di Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, Penulis juga aktif sebagai Dosen
Tetap Yayasan Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Gazali
Bulukumba, Serta secara aktif membersemai Santri di
Pondok Pesantren Syekh Muhammad Ja’far Kab.
Bantaeng Sebagai Wakil Direktur 3 Bidang Akademik
Kepesantrenan.


116 Filsafat Pendidika: Perspektif Humaniora

Anda mungkin juga menyukai