Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRATIKUM FISIKA

HUKUM OHM

Disusun Oleh:
1. Alfi Kamilia
2. Chozna Niyarotu Ainina
3. Faza Taqiya Zahwa
4. Luluk Kholifatur Rofi’ah

KELAS XII MIPA 2


PENGAMPU: IBU KUSRINI S.Pd.

MADRASAH ALIYAH FUTUHIYYAH 2


MRANGGEN DEMAK
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. Tujuan
1. Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam
sebuah rangkian.
2. Mempelajari hambatan terhadap pengaruh arus listrik.
B. Dasar Teori
Hukum ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui penghantar selalu berbanding lurus dengan benda potensial yang diterapkan
kepadanya. Arus listrik adalah aliran muatan listrik. Arus listrik mengalir dari titik
yang berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial lebih rendah dalam rangkaian
tertutup.
Kuat arus adalah jumlah muatan yang mengalir melalui suatu penghantar
persatuan waktu.Dengan demikian, satuan listrik dalam S I adalah colomb persekon
(Cis) yang lebih dikenal dengan Ampere (A), diambil dari nama seorang fisikawan
Prancis bernama Andre Marie Ampere seorang ahli fisika dari Jerman yang bernama
George Siman ohm menemukan hubungan antara kuat arus dan tegangan listrik.
Hukum ohm menyatakan bahw arus listrik yang mengalir pada suatu kawat
penghantar sebanding dengan tegangan yang menimbulkannya. Hukum ohm
dinyatakan dalam persamaan:

V= I x R
V
I =¿ R ¿
V
R=¿I ¿

Keterangan
V: tegangan/ beda potensial (Volt)
R : hambatan/ Resistor (ohm/Ω)
I : kuat arus (A)

C. Alat dan Bahan


1. Papan rangkian
2. Skalar satu kutub
3. 2 buah kabel merah
4. Power supply (catu daya)
5. 2 buah kabel hitam
6. Potensi a meter 100 Ω dan 50 Ω
7. Jembatan penghubung
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menghubungkan hambatan dengan volmeter dan ampremeter menggunakan kabel
penghubung.
3. Menyusun kabel merah dan hitam diatas papan rangkaian serta menghubungkan
menggunakan jembatan penghubung
4. Voltmeter disusun secara sert dan menghubungkannya dengan ampremeter
seacara pararel menggunakan kabel penghubung.
5. Menggunakan potensiameter 100 Ω, kemudian catat hasil kuat arus yang mengalir
pada ampremeter.
6. Potensiameter diatur kembali menjadi 50 Ω, kemudian catat hsail arus yang
mengalir pada ampremeter.
7. Kemduian diulangi sampai hambatan pada power supply berakhir.
8. Semua data dimasukkan hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
E. Data Percobaan
>Tabel I R = 100 Ω

NO √(v) I (A) √/I


1 2v 1A V 2
= =2Ω
I 1
2 3v 2A V 3
= = 1,5 Ω
I 2
3 4v 3A V 4
= = 1,33 Ω
I 3
4 5v 4A V 5
= = 1,25 Ω
I 4
5 6v 5A V 6
= = 1,2 Ω
I 5
6 7v 6A V 7
= = 1,16 Ω
I 6

>Tabel II R = 50 Ω

NO √(v) I (A) √/I


1 2v 2A V 2
= =1Ω
I 2
2 3v 3A V 3
= =1Ω
I 3
3 4v 4A V 4
= =1Ω
I 4
4 5v 5A V 5
= =1Ω
I 5
5 6v 7A V 6
= = 0,85 Ω
I 7
6 7v 10 A V 7
= = 0,7 Ω
I 10
F. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan tersebut, dapat disimpulkan
V
bahwa pada tabel I (R=100 Ω) pada saat V naik, I naik dan nilai hampir sama
I
antara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan pada tabel II (R=50 Ω) pada saat V
V
naik , I naik dan nilai sama persis antara yang satu dengan yang lainnnya.
I

Anda mungkin juga menyukai