Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II

HUKUM OHM

OLEH

KELOMPOK I

RINDYANI : (230910188)

RADAENI : (230910189)

ASTA KRISTIAWAN : (230910191)

SEPTIAN ISRAJAT : (230910192)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBOILANBELA NOVEMBER KOLAKA

2023/2024
A. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk membuktikan Hukum Ohm

B. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Gunakan 1 resitor untuk menetukan hubungan V dan I serta gunakan 10
untuk menentukan hubungan R dan I
2. Gunakan 1 baterai
3. Kabel penghubung
4. Gunakan 1 saklar
5. Amperemeter

C. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Hukum Ohm
Hukum Ohm yakni merupakan hukum dasar kelistrikan yang
meliputi hubungan antara tegangan, arus listrik, serta hambatan. Hukum
Ohm pertama kali dikemukakan pada tahun 1825 oleh seorang
fisikawan yang berasal dari Jerman, yakni Georg Simon Ohm. Hukum
Ohm berbunyi bahwasannya besar arus listrik (I) yang mengalir melalui
penghantar berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V)
yang diberikan kepadanya serta berbanding terbalik dengan
hambatannya (R) (Auliya Az Zaafurrahman).
2. Pengertian Kuat Arus, Tegangan, dan Hambatan
Arus Listrik merupakan perbandingan antara tegangan masukan
dengan hambatan rangkaian listrik. Arus terbentuk adanya aliran-aliran
muatan listrik yang mengalir pada medium tertentu, pembagian arus
listrik dibagi menjadi 2 bagian: arus listrik searah (Direct Curent) dan
arus lisstrik bolak-balik (Alternathing Current). Satuan arus litrik adalah
Amper.
Begitu jyga sama halnya dengan tegangan, tegangan adalah hasil
perkalian antara arus dan hambatan listrik. Tegangan listrik terbentuk
adanya aliran-aliran arus listrik dengan hambatan listrik. Tegangan
listrik terbagi menjadi 2 bagian: tegangan listrik searah (Direct Voltage)
dan tegangan listrik bolak-balik (Alternathing Voltage). Satuan dari
tegangan adalah Volt.
Arus listrik adalah perbandingan antara tegangan masukan
dengan hambatan listrik. Arus dapat dirumuskan sebagai berikut:
V
I=
R
Tegangan adalah perkalian antara arus liatrik dengan hambatan
listrik. Tegangan dapat dirumukan sebagai berikut:
V= I×R
Hambatan adalah perbandingan antara tegangan listrik dengan
arus listrik. Hambatan dapat dirumuskan sebagai berikut:
V
R=
I

D. LANGKAH PRAKTIKUM
• Adapun langkah praktikum yang digunakan untuk menentukan
hubungan V dan I yaitu:
1. Masuk ke google dan ketik dipencarian Phet Colorado.
2. Tekan yang paling atas, setelah itu pilih simulasi, lalu pilih
fisika.
3. Masuk pada Circuit Construction kit (DC).
4. Tekan play untuk memulai, lalu pilih lab.
5. Setelah masuk ke lab, maka mulailah melakukan percobaan
untuk pengambilan data hasil pengamatan.
6. Pada percobaan pertama ambil 1 baterai dan 1 resistor.
7. Tambahkan beberapa kabel untuk menghubungkan antara
resistor dan baterai sehingga membentuk rangkaian seri, lalu
tambahkan saklar agar bisa mempermudah mengetahui
perbedaan arusnya menyala atau tidak.
8. Tekan nilai untuk memunculkan nilai yang ada pada baterai dan
resistor.
9. Selanjutnya atur nilai tegangan dan hambatan sesuai yang kita
inginkan.
10. Kemudian masukkan amperemeter dan hubungkan pada kabel,
lalu tutup saklar hingga muncul nilai arusnya.
11. Setelah itu masukkan nilai yang di dapatkan dari percobaan yang
telah dilakukan pada tabel data hasil pengamatan.
12. Lakukan secara berulang sampai menghasilkan 10 data.
• Adapun langkah praktikum yang digunakan untuk menentukan
hubungan R dan I yaitu:
1. Masuk ke google dan ketik dipencarian Phet Colorado.
2. Tekan yang paling atas, setelah itu pilih simulasi, lalu pilih fisika.
3. Masuk pada circuit construction kit (DC).
4. Tekan play untuk memulai, lalu pilih lab.
5. Setelah masuk ke lab, maka mulailah melakukan percobaan
untuk pengambilan data hasil pengamatan.
6. Pada percobaan ke dua ambil 1 baterai dan tambahkan 10
resistor.
7. Tambahkan beberapa kabel umtuk menghubungkan antara
resistor dan baterai sehingga membentuk rangkaian seri, lalu
tambahkan saklar agar mempermudah mengetahui perbedaan
arusnya menyala atau tidak.
8. Tekan nilai untuk memunculkan nilai yang ada pada baterai dan
resistor.
9. Selanjutnya atur nilai tegangan dan hambatan sesuai yang kita
inginkan.
10. Kemudian masukkan amperemeter dan hubungkan pada kabel,
lalu tutup saklar hingga muncul nilai arusnya.
11. Setelah itu masukkan nilai yang di dapatkan dari percobaan yang
telah dilakukan pada tabel data hasil pengamatan.
12. Lakukan secara berulang untuk sampai menghasilkan 10.

E. DATA HASIL PENGAMATAN


1. Tabel data pengamatan hubungan V dan I

No. Tegangan (V) Arus Listrik (I)


1. 5V 0,5 A
2. 10 V 1A
3. 15 V 1,5 A
4. 20 V 2A
5. 25 V 2,5 A
6. 30 V 3A
7. 35 V 3,5 A
8. 40 V 4A
9. 45 V 4,5 A
10 50 V 5A

2. Tabel data pengamatan hubungan R dan I

No. Hambatan (R) Arus Listrik (I)


1. 5V 6A
2. 10 V 3A
3. 15 V 2A
4. 20 V 1,5 A
5. 25 V 1,2 A
6. 30 V 1A
7. 35 V 0,86 A
8. 40 V 0,75 A
9. 45 V 0,67 A
10 50 V 0,6 A

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
• Percobaan Pertama Hubungan V dan I
Dik : V = 5 V
I = 0,50 A
Dit : R?
Penyeleaian:
V
R=
I
5
=
0,50
= 10 Ω
• Percobaan Kedua Hubungan R dan I
Dik : R = 5 Ω
I = 6,00 A
Dit : V?
Penyelesaian:
V=I×R
= 6,00 × 5
= 30 V
2. Pembahasan
• Hubungan V dan I
Percobaan Hukum Ohm yang dilakukan ini bertujuan untuk
mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir
dalam sebuah rangkaian. Pada percobaan ini dilakukan pengukuran
terhadap nilai tegang dan kuat arus sebanyak 10 kali. Nilai hasil
percobaan untuk tegangan diperoleh secara berurutan adalah 5, 10,
15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, dan 50 Volt dan nilai arus listrik secara
berurutan adalah 0,5, 1, 1,5, 2, 2,5, 3, 3,5, 4, 4,5, dan 5 Amper.
Sedangkan nilai hambatan hasil percobaan adalah sama untuk setiap
skala yaitu sebesar 10 𝛺.
Berdasarkan data hasil percobaan menunjukkan bahwa
hubungan antara tegangan dan kuat arus adalah berupa garis lurus
yang mana hubungan antara tegangan dan kuat arus dapat
digambarkan sebagai berikut.
6
Hubungan V dan I
5
4,5
4 4
3,5
3
2,5
2 2
1,5
1
0,5
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Series1

Dari grafik hubungan antara V dan I dapat dijelaskan bahwa


hubungan antara tagangan dan kuat arus adalah berupa garis lurus
Dimana hal tersebut sesuai dengan Hukum Ohm bahwa besar arus
listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding
lurus dengan tegangan. Maka dalam hal ini nilai hambatan atau
resistansinya adalah konstan.
• Hubungan R dan I
Percobaan Hukum Ohm bertujuan untuk mempelajari
hubungan antara hambatan dan kuat arus yang terjadi pada suatu
rangkaian. Pada percobaan ini dilakukan pengukuran terhadap nilai
hambatan dan kuat arus sebanyak 10 kali. Hasil percobaan untuk
hambatan diperoleh secara berurut 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45,
50 Ohm dan arus listrik secara terurut mulai nilai yang tertinggi
sampai yang terendah 6, 3, 2, 1,5, 1,2, 1, 0,86, 0,75, 0,67, 0,6 Amper.
Sehingga nilai tegangan hasil percobaan adalah sama setiap skala
yaitu 30 volt.
Berdasarkan data hasil percobaan menunjukkan bahwa
hubungan antara hambatan dan kuat arus berbanding terbalik yang
mana hubungan antara hambatan dan kuat arus dapat digambarkan
sebagai berikut.
Hubungan R dan I
8

6 6

4
3
2 2
1,5 1,2 1 0,86 0,75 0,67 0,6
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Series1

Dari grafik hubungan antara R dan I dapat dijelaskan bahwa


hubungan antara hambatan dan kuat arus adalah berbanding terbalik.
Dimana hal tersebut sesuai dengan Hukum Ohm. Bahwa besar arus listrik
yang mengalir melalui penghantar berbanding terbalik dengan hambatan.
Maka dalam hal ini tegangan atau resistansinya adalah konstan.

G. KESIMPULAN
Pada hubungan antara V dan I Hukum Ohm menyatakan bahwa
tegangan (V) berbanding lurus dengan arus (I) yang mengalir pada
rangkaian. Jika R nya konstan,maka peningkatan arus (I) akan
menyebabkan peningkatan tegangan (V) secara proposional. Begitu pula
sebaliknya jika tegangan (V) dinaikan, maka arus (I) yang mengalir
mengalami peningkatan. Dengan demikian percobaan hubungan V dan I
dapat membuktikan bahwa V dan I memiliki hubungan yang linear sesuai
dengan Hukum Ohm.
Pada hubungan antara R dan I Hukum Ohm menyatakan bahwa arus
(I) berbanding terbalik dengan resistansi R dalam suatu rangkaian. Jika V
konstan maka, peningkatan R akan menyebabkan penurunan arus (I) secara
proposional. Begitu pula sebaliknya, jika resistansi R diturunkan, maka arus
(I) yang mengalir akan meningkat. Dengan melakukan percobaan hubungan
R dan I dapat membuktikan bahwa R dan I memiliki hubungan yang
berbanding terbalik sesuai dengan Hukum Ohm.

Anda mungkin juga menyukai