Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENGANTAR MANAJEMEN PEMERINTAHAN

1.1. Tujuan Pembelajaran :


Praja mampu menjelaskan pengertian, ruang lingkup manajemen pemerintahan dan
memahami dan menjelaskan secara kontekstual isu-isu manajemen pemerintahan dan
dampaknya bagi perubahan manajemen pada sektor pemerintahan.
1.2. Uraian isi Pembelajaran
Ceramah diskusi dan Tanya Jawab terkait materi Pengertian dan Ruang Lingkup
Manajemen Pemerintahan, perkembangan teori dan konsep manajemen Pemerintahan, dan isu
aktual dan pembaharauan-pembaharuan yang terjadi dalam manajemen pemerintahan. Dengan
uraian materi sebagai berikut :
1.2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup manajemen Pemerintahan
Istilah manajemen mengacu pada kata "to manage" yang berarti mengatur, mengurus atau
mengelola. Seperti yang terjadi pada banyak bidang studi lainnya yang menyangkut human,
maka manajemen tergolong yang sulit didefinisikan. Beberapa referensi yang penulis peroleh
untuk memaparkan definisi manajemen dari para pakar manajemen adalah sebagai berikut:
1. Mary Parker Follett mendefinisikan manajemen sebagai, Management is the art of getting
things done through people. Manajemen merupakan seni dalam mencapai tujuan melalui
orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuantujuan
organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang
mungkin diperlukan.
2. James A.F. Stoner menyebut manajemen sebagai : Management is the process of planning,
organizing, leading and controlling the effort of organization member and using all other
organizational resources to achieve stated organizational goals. Manajemen ialah proses
perencanaan, organisasi, kepemimpinan dan pengawasan terhadap usaha-usaha anggota
organisasi dan penggunaan semua sumbersumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
3. Luther Gulick Manajemen menjadi suatu bidang pengetahuan (ilmu) yang secara sistematik
berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
Manajemen sebagai suatu proses adalah cara sistematis melakukan pekerjaan bagi
seorang manajer dengan tidak memperdulikan kecakapan tertentu yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan yang mereka inginkan. Sedangkan manajemen dapat juga diartikan sebagai
ilmu, karena teori-teori yang terdapat di dalamnya mampu menuntun manajer dengan
memberikan kejelasan akan apa yang harus mereka lakukan pada situasi tertentu dan mampu
memprediksi akibat—akibat dari keputusan yang diambilnya. Sedangkan manajemen dipandang
sebagai profesi karena seorang manajer profesional harus memiliki kompetensi sebagai dasar
keahlian khusus, diakui dan dihargai oleh masyarakat dan pemerintah, memiliki kode etik, serta
berkomitmen dan berdedikasi dalam menekuni pekerjaannya.
Dari definisi manajemen di atas dilihat bahwa teori manajemen banyak ragamnya,
demikian pula fungsi-fungsinya, dari yang sangat sederhana sampai yang kompleks. Beberapa
contoh model manajemen yang digunakan dalam suatu organisasi beserta penjabaran fungsinya
adalah sebagai berikut:
1. Model P-I-E (Planning, Implementation & Evaluation). Model termasuk yang paling
sederhana, karena hanya meliputi 3 fungsi saja yaitu fungsi perencanaan, implementasi dan
evaluasi sumber daya agar mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Model P-O-A-C (Planning, Organizing, Actuating & Controling). Namun, pengertian
tersebut mengalami transformasi sekitar tahun 1914, dimana seorang ahli bernama Henri
Fayol yang berkebangsaan Perancis mengatakan bahwa manajemen melaksanakan lima
fungsi utama, yaitu merencanakan (plan) aktivitas yang akan dilakukan, kemudian
mengorganisasikan (organize) untuk mencapai rencana tersebut. Selanjutnya mengarahkan
(direct) sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan rencana dan memimpin sumber
dayanya (leading). Akhirnya mengendalikan (control) sumber daya agar tetap beroperasi
secara optimal.
Dikaitkan dengan konsep pemerintahan, Selain model sebagaimana uraian diatas,
manajemen juga terdapat empat pandangan mengenai Manajemen Pemerintahan, pertama,
Pandangan sempit, yang menempatkan Manajemen Pemerintahan sebagai bagian dari Ilmu
Pemerintahan ( Taliziduhu Ndraha dalam Kybernologi). Kedua, Pandangan sempit yang
menempatkan Manajemen Pemerintahan sebagai bagian dari Ilmu Manajemen. (lihat berbagai
buku Ilmu Manajemen). Ketiga, Pandangan moderat dari Administrasi Publik, yang
menempatkan Manajemen Pemerintahan sebagai salah satu paradigma dari Administrasi Publik.
Keempat Pandangan luas yang menempatkan Manajemen Pemerintahan sebagai “ilmu baru”
hasil perpaduan antara ilmu manajemen dengan ilmu pemerintahan (Wasistiono, 2019).
Pengertian manajemen merupakan proses kerja sama (sistematis) antara dua orang atau
lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga manajemen memiliki
ruang lingkup :
1. Function yaitu, dilihat dari sisi fungsi manajemen dalam merencanakan, mengorganisasikan
mengarahkan mengkoordinasi serta mengawasi.
2. Social Position and Authority yaitu, dilihat dari sisi posisi sosial dan otoritas /kewenangan,
adalah perspektif manajemen menunjukkan kedudukan atau kewenangan yang dimiliki.
3. Discipline, yaitu mengacu pada cabang pengetahuan yang terhubung dengan studi prinsip
dan praktik administrasi dasar. Hal ini menentukan kode etik tertentu yang harus diikuti oleh
manajer dan juga berbagai metode untuk mengelola sumber daya secara efisien.
4. Field Study, yaitu menempatkan manajemen sebagai sebuah disiplin ilmu/ kajian.
“Without The Instiution there would be no management, but without management
there would be only a mob rather than institution” (Drucker, 1995:14). Dalam kaitannya dengan
Pemerintahan, muncul istilah : Management of Government, Management In Government dan
Public Sector Management, yang dapat dimaknai secara sederhana sebagai Management of
Government adalah Manajemen Pemerintah, Management in government adalah teori, fungsi dan
konsep manajemen (umum) yang digunakan di lingkungan pemerintahan. Sedangkan Public
Sector Management adalah manajemen yang diterapkan pada sector public. Publik disini dapat
diartikan sebagai negara/pemerintah/masyarakat/umum. Dengan demikian dapat terdapat
dimensi—dimensi pada Manajemen Pemerintahan :
1. Manajemen Perencanaan
2. Manajemen Keorganisasian
3. Manajemen Sumberdaya Manusia/Aparatur
4. Manajemen Sumber-sumber Keuangan
5. Manajemen Kinerja
6. Manajemen Pelayanan Umum
7. Manajemen Pengawasan
8. Manajemen Kolaborasi, Konflik, dan Koordinasi
9. Manajemen Logistik
10. Manajemen Resiko di Sektor Pemerintah
11. Manajemen Pemasaran di Sektor Pemerintah
12. Kepemimpinan Pemerintahan
Menurut Ott, Hyde dan Shafrits (1991:1) Manajemen Pemerintahan adalah bagian
utama dari bidang kajian Administrasi Negara yang sangat luas. Manajemen Pemerintahan
dengan fungsi-fungsi dan proses-proses manajemen pada bagian di semua tingkatan
pemerintahan sebagai sector nirlaba.
Public Management memberi focus pada Administrasi Negara sebagai profesi dan pada
manajer pemerintahan sebagai praktisi dari profesi tersebut. Manajemen pemerintahan lebih
terkait dengan kegiatan internal pemerintahan / organisasi nirlaba dibandingkan dengan
hubungan dan interaksinya dengan pemerintahan lainnya, misalnya dengan legeslatif, lembaga
peradilan ataupun dengan sector-sektor ekonomi lainnya.
Manajemen pemerintahan lebih diarahkan pada bagaimana secara organisasional untuk
mengimplementasikan kebijakan publik. Dengan demikian Manajemen Ilmu Pemerintahan lebih
terfokus pada alat-alat manajerial, teknik, pengetahuan & ketrampilan yang dapat digunakan
untuk mengubah ide-ide dan kebijakan program tindakan.
Secara umum konsep ADMINISTRASI merupakan wadah besar bagi ORGANISASI
dan MANAJEMEN sehingga dapat dikatakan bahwa organisasi dan manajemen merupakan
bagian dari administrasi. Dalam perkembangannya batas antara Administrasi Negara (Public
Administration) dengan Manajemen Pemerintahan/ Publik (Public Management) menjadi sangat
kabur. Tetapi secara singkat dapat dikatakan bahwa Manajemen Publik merupakan bagian dari
Administrasi Negara, pada praktiknya Manajemen Publik bersangkut paut dengan kegiatan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), serta pengendalian (controlling) dimana
manajer publik memberikan pelayanan kepada masyarakat. (Menurut Brian L. Joiner: PDCA =
Plan, Do, Check, Action).

1.2.2. Perkembangan Teori dan Konsep Manajemen


Perkembangan generasi manajemen secara singkat dpat dilihat pada tabel dibawah ini
tabel 1.1. dibawah ini :
Tabel 1.1.
Perkembangan Generasi Manajemen, Penamaan Organisasi dan Tokoh

Generasi Sebutan dan Tokohnya Generasi Nama Organisasi dan


Manajemen Organisasi Tokohnya

MG I Jungle Management OG I organisasi nonformal


Management (nonformal)
MG II Mangement by Direction OG II Organisasi struktural/
(G.R. Terry, Luther Structural Organization
Gullick dlsb). (HenryMintzberg, 1979 dll)
MG III Management by Objective OG III Wide Structural Org. (Frank
Total Quality Ostroff,1999)
MG IV Management (Brian L OG IV Functional Organization
Joiner,1994). (Susan Albers Mohrman et
Human Networking all, 1998 dll).
MG V Management Charles M. OG V Quantum Organization (Ralph
Savage,1990) H.Kilmaan, 2001)

Sumber : (Wasistiono, 2019)

1.2.3. Isu dan Perkembangan Manajemen Pemerintahan


Beberapa isu actual yang menjadi perhatian Manajemen Pemerintahan pada Dekade
2000-an sebagai berikut :
 Manajemen Teknologi informasi;
 Privatisasi;
 Rasionalisasi dan akuntabilitas;
 Perencanaan; pengendalian;
 Produktivitas dan penggunaan SDM yang efektif;
 Pengukuran kinerja;
 Demokratisasi dan desentralisasi;
 Hak Asasi Manusia ;
 Pembangunan Berkelanjutan;
 Lingkungan Hidup.
Konsep sektor publik dan sektor privat merupakan cara untuk mengklasifikasikan
peran-peran sosial (social roles), harapan-harapan sosial, dan pengecualian perorangan dari
harapan yang menempatkan perilaku individual di dalam situasi sosial dan politik tertentu.
(Bensman and Lilienfield, 1979:171)
Dalam perkembangan jaman, batas antara sektor publik dengan sektor privat menjadi
semakin kabur. Terlebih lagi dengan adanya konsep privatisasi yang lebih banyak menciptakan
sektor publik semu (quasi-public sector), seperti yayasan milik pemerintah (Bensman and
Lilinfield, 1979:175). Begitu pula dengan konsep desentralisasi yang dapat diartikan sebagai
pengalihan fungsi dari pemerintah kepada institusi nonpemerintah (Cheema and Rondinelli,
1983: 24). Semakin mengaburkan batas-batas antara sektor publik dengan sektor privat.
Sehingga implikasi pembaharuan masing-masing dimensi dapat terlihat pada :
 Manajemen Perencanaan dari pendekatan sektoral (sectoral approach) ke pendekatan
kewilayahan (regional approach).
 Manajemen Keorganisasian, perkembangan dari organisasi generasi kedua menuju organisasi
generasi kelima
 Manajemen Sumberdaya Aparatur, perubahan dari paradigma “ karier tertutup dalam arti
negara” menuju paradigma “karier terbuka secara penuh”
 Manajemen Keuangan Pemerintah, perubahan dari akuntansi model basic ke akuntansi
model acrual, mirip seperti dunia bisnis, dan naampak pula pada manajemen keuangan
berbasis kinerja.
 Manajemen Kinerja, perubahan manajemen kinerja dari kinerja kelompok/unit menjadi
kinerja unit dan individu.
 Manajemen Pelayanan Publik, perubahan dari manajemen pelayanan publik yang
diukur/dinilai oleh atasan menjadi manajemen pelayanan publik yang diukur secara
komprehensif (oleh atasan dan juga oleh para pelanggan)
 Manajemen Pengawasan, perubahan dari pengawasan yang represif ke arah pengawasan
yang mendorong terbangunnya kesadaran, perubahan pendekatan dari “reward and
punishment” ke arah “ insentif dan disinsentif.”
 Manajemen Kolaborasi Dan Konflik
 Manajemen Logistik
 Kepemimpinan Pemerintahan, perubahan “kepemimpinan satu kaki” menjadi “
kepemimpinan dua kaki”, perubahan Manajemen satu inti menjadi manajemen dua inti.

1.3. Evaluasi / Tes Formatif


1. Jelaskan menurut analisis anda mengapa anda perlu mempelajari manajemen!
2. Jelaskan pengertian manajemen!
3. Jelaskan pengertian manajemen menurut Mary P Follet!
4. Sebutkan model – model manajemen!
5. Jelaskan perbedaan antara model PIE dengan model POAC!
6. Jelaskan apa itu manajemen Pemerintahan
7. Jelaskan dimensi manajemen pemerintahan
8. Jelaskan perkembangan teori dan konsep manajemen
BAB II
MANAJEMEN PERENCANAAN

2.1. Tujuan Pembelajaran :


Praja mampu memahami dan menjelaskan model-model perencanaan, dan terampil
terhadap substansi umum dan alur perencanaan pembangunan nasional dan daerah.

2.2. Uraian Isi Pembelajaran :


Secara umum, pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan hal-hal yang
ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan (planning) dapat juga didefinisikan sebagai
suatu kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu
tertentu. Dengan begitu, didalam perencanaan akan terdapat aktivitas pengujian beberapa
arah pencapaian, mengkaji ketidakpastian, mengukur kapasitas, menentukan arah
pencapaian, serta menentukan langkah untuk mencapainya. Sederhananya, perencanaan
adalah proses berpikir secara logis dan pengambilan keputusan rasional sebelum melakukan
suatu tindakan. Ini dapat membantu memproyeksikan masa depan dan memutuskan cara
untuk menghadapi situasi yang akan dihadapi di masa depan.

2.1.1. Definisi Perencanaan


Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang paling penting di
mana di dalamnya terdapat aktivitas mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi,
serta mengembangkan rencana kerja organisasi. Perencanaan adalah tahap awal dalam
kegiatan suatu organisasi terkait dengan pencapaian tujuan organisasi tersebut. Agar lebih
memahami apa arti perencanaan, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli berikut
ini :
1. Erly Suandy (2001:2), pengertian perencanaan adalah suatu proses penentuan tujuan
organisasi dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-strategi, taktik-taktik, dan
operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh.
2. Barbara Becker Menurut Becker (dalam Rustiadi 2008:339), pengertian perencanaan
adalah suatu cara rasional untuk mempersiapkan masa depan.
3. Jaqueline Alder, Menurut Alder (dalam Rustiadi 2008:339), pengertian perencanaan
adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang
serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.
4. John Douglas, definisi perencanaan adalah suatu proses kontinu dari pengkajian,
membuat tujuan dan sasaran, dan mengimplementasikan serta mengevaluasi atau
mengontrolnya.
5. George Steiner, Menurut Steiner, pengertian perencanaan adalah suatu proses
memulai dengan sasaran-sasaran, batasan strategi, kebijakan, dan rencana terperinci
untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan keputusan, dan termasuk
tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru.

2.1.2. Karakteristik Perencanaan


Dalam perencanaan terdapat beberapa karakteristik yang membedakannya dengan
fungsi manajemen lainnya. Gambar 2.1. dapat mengilustrasikan karakteristik perencanaan
sebagai berikut :

Gambar 2.1.
Karakteristik Perencanaan
Sumber :

1. Fungsi Manajerial
Perencanaan adalah fungsi manajerial pertama dan terpenting menyediakan dasar untuk
fungsi lain dari manajemen, yaitu pengorganisasian, kepegawaian, pengarahan, dan
pengendalian, karena dilakukan di dalam lingkup rencana yang dibuat.
2. Berorientasi Pada Tujuan
Perencanaan berfokus pada mendefinisikan tujuan organisasi, mengidentifikasi tindakan
alternatif, dan memutuskan rencana tindakan yang tepat, yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan.
3. Pervasif
Pengertian pervasif dalam hal ini, perencanaan harus dapat hadir di semua segmen dan
diperlukan di semua level organisasi. Meskipun ruang lingkup perencanaan bervariasi di
berbagai tingkatan dan departemen.
4. Proses Berkelanjutan
Rencana dibuat untuk jangka waktu tertentu, katakanlah untuk satu bulan, kuartal, tahun,
dan seterusnya. Setelah periode tersebut berakhir, rencana baru dibuat, dengan
mempertimbangkan persyaratan dan kondisi organisasi saat ini dan di masa depan.
Oleh karena itu, perencanaan adalah proses yang berkelanjutan, karena rencana dibingkai,
dijalankan, dan diikuti oleh rencana lain.
5. Proses Intelektual
Perencanaan merupakan proses latihan mental yang melibatkan penerapan logika,
berpikir, memperkirakan, membayangkan secara cerdas dan berinovasi, dll.
6. Futuristik
Dalam proses perencanaan, kita dapat ‘mengintip’ masa depan. Ini mencakup
memproyeksikan masa depan, melakukan analisis dan memprediksinya sehingga
organisasi dapat menghadapi tantangan masa depan secara efektif.
7. Pengambilan Keputusan
Keputusan dibuat mengenai pilihan tindakan alternatif yang dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan. Alternatif yang dipilih harus yang terbaik di antara semua pilihan, yang
memiliki paling banyak kelebihan dan sedikit kekurangan.

2.1.3. Fungsi dan Tujuan Perencanaan


Pada dasarnya fungsi perencanaan adalah untuk membantu proses pengambilan
keputusan terbaik yang sesuai dengan tujuan organisasi. Pada pelaksanaannya, proses
perencanaan yang dilakukan seorang manajer harus menjawab pertanyaan 5W dan 1H, yaitu:
What: Apa tujuan yang ingin dicapai organisasi?
Why: Mengapa hal tersebut menjadi tujuan organisasi?
Where: Dimana lokasi yang paling tepat untuk mencapai tujuan tersebut?
When: Kapan pekerjaan harus diselesaikan agar tujuan tercapai (berhubungan dengan
jadwal)?
Who: Siapa orang-orang yang tepat yang harus dipilih untuk melaksanakan pekerjaan
sehubungan dengan tujuan organisasi?
How: Bagaimana metode atau cara melaksanakan pekerjaan dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi?
Intinya, perencanaan berfungsi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan
organisasi. Dengan begitu maka dapat dilakukan upaya mengidentifikasi berbagai hambatan,
melakukan koreksi terhadap penyimpangan sesegera mungkin, sehingga organisasi dapat
dikendalikan dengan baik.
Setiap organisasi tentunya memiliki tujuan yang berbeda-beda, dan tentu saja
perencanaan yang dibuat akan berbeda-beda. Namun, pada dasarnya tujuan organisasi
melakukan perencanaan adalah beberapa berikut ini:
 Mengantisipasi dan beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi.
 Memberikan arahan (direction) kepada para adiminitrator maupun non administrator agar
berkerja sesuai dengan rencana.
 Menghindari atau setidaknya meminimalisir potensi terjadinya tumpang tindih dan
pemborosan dalam pelaksanaan perkerjaan.
 Menetapkan standar tertentu yang harus digunakan dalam bekerja sehingga memudahkan
dalam pengawasan atau kontrol.
Secara umum, perencanaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan ruang
lingkupnya, berdasarkan tingkatannya, dan berdasarkan jangka waktunya. Adapun penjelasan
jenis-jenis perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Berdasarkan Ruang Lingkup
Rencana strategis (strategic planning), yaitu perencanaan yang di dalamnya terdapat
uraian mengenai kebijakan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Umumnya
jenis perencanaan seperti ini sangat sulit untuk diubah. Rencana taktis (tactical planning),
yaitu perencanaan yang di dalamnya terdapat uraian tentang kebijakan yang bersifat jangka
pendek, mudah disesuaikan aktivitasnya selama tujuannya masih sama. Rencana
terintegrasi (integrated planning), yaitu perencanaan yang di dalamnya terdapat penjelasan
secara menyeluruh dan sifatnya terpadu.
2. Perencanaan Berdasarkan Tingkatan
Rencana induk (master plan), yaitu perencanaan yang fokus kepada kebijakan
organisasi dimana di dalamnya terdapat tujuan jangka panjang dan ruang lingkupnya luas.
Rencana operasional (operational planning), yaitu perencanaan yang fokus kepada pedoman
atau petunjuk pelaksanaan program-program organisasi. Rencana harian (day to day
planning), yaitu perencanaan yang di dalamnya terdapat aktivitas harian yang bersifat rutin.
3. Perencanaan Berdasarkan Jangka Waktu
Rencana jangka panjang (long term planning), yaitu perencanaan yang dibuat dan
berlaku untuk jangka waktu 10 – 25 tahun.Rencana jangka menengan (medium range
planning), yaitu perencanaan yang dibuat dan berlaku untuk jangka waktu 5 – 7 tahun.
Rencana jangka pendek (short range planning), yaitu perencanaan yang dibuat dan hanya
berlaku selama kurang lebih 1 tahun.
Model perencanaan pembangunan yang digunakan pada suatu negara akan tergantung
pada bentuk negara dan sistem pemerintahannya. Pada negara berbentuk federasi, model
perencanaan pembangunannya sangat desentralistik karena sumber kekuasaan justru berada pada
negara bagian. Pada negara berbentuk kesatuan, model perencanaannya cenderung sentralistik
karena sumber kekuasaan yang ditransfer ke daerah berasal dari pemerintah pusat.
Model perencanaan pembangunan akan sejalan dengan sistem pemerintahannya. Pada
pemerintahan dengan sistem sentralistik, model perencanaannya juga bersifat sentralistik.
Sedangkan pada negara dengan sistem pemerintahan desentralistik, maka model perencanaanya
akan bersifat desentralistik atau model eklektik, yakni perpaduan antara sentralistik dengan
desentralistik.
Pada masa Orde Baru digunakan model perencanaan eklektik, dengan memadukan
perencanaan dari atas (top down planning) dengan perencanaan dari bawah (bottom up
planning), dengan dominasi perencanaan yang datang dari atas.
Pada masa Orde Reformasi digunakan pula model perencanaan eklektik tetapi dengan
peran yang berimbang antara perencanaan yang berasal dari pusat dengan dari daerah. Model
perencanaan eklektik berimbang ini diperkuat dengan model transfer anggaran yang lebih
banyak berbentuk block grant, sehingga daerah memiliki keleluasaan dalam merencanakan
pembangunan daerahnya sendiri.
Masalah utama yang terjadi dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan
adalah pada koordinasi dengan para pihak, baik koordinasi vertikal ke atas, ke bawah, koordinasi
horisontal, maupun koordinasi diagonal.

Sumber : Wasistiono ( )

Pada UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti UU


Nomor 32/2004 memasukkan berbagai paradigma baru, dalam berbagai aspek. Salah satunya
adalah dalam aspek manajemen yaitu perubahan pada manajemen perencanaan, yakni adanya
penguatan kedudukan gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat. Gubernur ditempatkan sebagai
“budget optimizer” dalam perencanaan pembangunan, yang sebenarnya menggeser perencanaan
pembangunan yang masih dominan sektoral ke pembangunan berbasis kewilayahan.

2.3. Praktikum pengenalan Alur Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah


1. Praja mengetahui hal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum kegiatan Musyawarah
Perencanaan pembangunan dilaksanakan.
2. Mengetahui Pihak mana saja yang perlu dilibatkan dalam setiap tingkatan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan
3. Mengetahui tekhnis dan cara mementukan prioritas kebutuhan
4. Ketepatan waktu dalam melakukan penyelenggaraan Musyawarah
5. Mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan

Praktikum Penyelarasan Dokumen Perencanaan


2.4. Rangkuman

Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang paling penting di
mana di dalamnya terdapat aktivitas mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi,
serta mengembangkan rencana kerja organisasi. Perencanaan adalah tahap awal dalam
kegiatan suatu organisasi terkait dengan pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Perencanaan berfungsi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan
organisasi. Dengan begitu maka dapat dilakukan upaya mengidentifikasi berbagai hambatan,
melakukan koreksi terhadap penyimpangan sesegera mungkin, sehingga organisasi dapat
dikendalikan dengan baik.
Secara umum, perencanaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan ruang
lingkupnya, berdasarkan tingkatannya, dan berdasarkan jangka waktunya.

Anda mungkin juga menyukai