Anggota Kelompok :
1) Annuri Fajri
2) Aprilia
3) Fheby Yumuri Liwardi
4) Nareva Nurjannah
5) Putri Safira
6) Rizma Zhalika
7) Syahira Amalia
8) Vocca Putri
Asal Usul Dan Sejarah Tari Ratoh
Jaroe
Semua seni tari tradisional Indonesia tentunya memiliki catatan sejarah yang
cukup panjang dan berbeda-beda pula. Sejarah tari ratoh jaroe ini pada
dulunya adalah adanya seorang seniman Aceh bernama Yusri Saleh atau yang
biasa dikenal sebagai Dek Gam yang merantau ke Jakarta sekitar tahun 2000-
an.
Semula tari ini disebut sebagai jenis tarian kreasi sebab gerakannya
menggabungkan dari tarian lain Aceh seperti Likok Pulo dan sebagainya. Yusri
Saleh juga memakai alat musik rapai yang sekarang ini dijadikan sebagai
pengiring tarian ratoh jaroe.
Beliau yakin bahwa alat musik ini dapat membantunya dalam memperbaiki
masa depan perekonomian saat berada di perantauan.
Dengan bakat seni yang Dek Gam miliki, dia percaya untuk menjadi pelatih tari
di anjungan Pemerintah Aceh. Baru kemudian sekitar tahun 2000, Dek Gam
diberikan amanah untuk menjadi seorang koreografer dalam parade di TMII
(Taman Mini Indonesia Indah) ketika acara tari tingkat nasional.
Pada tahun 2005 hingga 2006, sudah banyak festival dan parade kesenian
yang menggelar tarian ratoh jaroe ini. Terdapat keunikan tersendiri dari tari ini,
meskipun tarian ini awalnya berkembang di Jakarta bukan di Aceh.
Akan tetapi Dek Gam mengakui sendiri bahwa ragam gerakan di dalam tarian
ini berkaitan erat dengan jenis tarian yang ada di Aceh. Berdasarkan cerita
inilah, Dek Gam kemudian dianggap sebagai pencipta tari ratoh jaroe.
Singkat cerita, perkembangan tarian ini memiliki fungsi dan makna tertentu.
Tari Ratoh Jaroe semakin dikembangkan untuk membangkitkan semangat
para wanita Aceh. Tarian ini bertujuan untuk menunjukkan karakter wanita
Aceh yang dikenal kompak satu sama lainnya, pemberani, dan pantang
menyerah.
Melalui gerakan yang mengikuti irama dan adanya terikan yang meledak-
ledak memiliki makna bentuk eskpresi dan tekad kuat para perempuan. Selain
itu, dalam tarian khas daerah Aceh ini juga mencerminkan rasa syukur, bentuk
puji-pujian, dan zikir kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
Pola Tangan Tarian Ratoh Jaroe
Masih berhubungan dengan ragam gerakan dari tari ini, pola tangan yang
dilakukan oleh para penari tidak jauh berbeda dengan tari saman. Gerakan
tangannya berupa menepuk-nepukan tangan ke bagian dada sembari
menjentikkan jari dan menggelengkan kepala.
Pola dari gerakan tangan ini akan mengikuti lantunan irama tabuhan musik
pengiring. Biasanya para penari akan melantunkan syair dan membalas syair
yang dilantunkan oleh syahi (penabuh alat musik).
Para penari tidak akan menggunakan properti layaknya tari tradisional lainnya,
hanya saja mereka menggunakan ikat kepala.
Sedangkan dalam segi tata riasan untuk tarian ini menggunakan konsep rias
cantik, namun tidak terlalu mencolok. Sebab riasan disini untuk menyesuaikan
dengan kostum yang berwarna polos.
Dalam hal ini, segi riasan mungkin tidak ada sesuatu yang ditonjolkan, sebab
termasuk jenis riasan natural.
Ketika pertunjukannya. iringan musik tari ratoh jaroe berupa rapai menjadi alat
musik yang digunakan untuk melengkapinya. Alat musik rapai ini termasuk
jenis perkusi yang cara memainkannya adalah dengan dipukul.
Bentuk dari rapai sendiri tidak jauh berbeda dengan rebana yang dibuat dari
bahan dasar kulit binatang dan kayu. Untuk pengiring ini masyarakat Aceh
menyebutnya dengan nama Syahi (orang yang menabuh rapai).
Bukan hanya itu saja, pertunjukan tarian ini juga akan dilengkapi oleh alunan
syair dari vokalis yang biasanya berada di sisi kiri atau kanan penari. Vokalis
tersebut akan menyanyikan berbagai alunan syair bernuansa Islam yang
mengandung nasihat sesuai ajaran agama Islam dalam bahasa Aceh.
Semua penari ketika dalam posisi duduk, sesekali akan berdiri menggunakan
lutut mereka, serta akan membungkukan badan. Sedangkan untuk jumlah
penari dalam tari ini selalu genap, minimal akan dibawakan oleh 10 orang
penari.
Penari ratoh jaroe juga akan duduk di lantai dengan posisi berjajar rapi.
Kurang lebih di dalam tari ini terdapat 28 gerakan dengan:
Pada penampilan tersebut, tari ratoh jaroe ini dibawakan kurang lebih 1.600
penari wanita dari berbagai murid SMA di Jakarta. Mereka berhasil membuat
semua orang terkagum-kagum ketika tari ini dibawakan.