Anda di halaman 1dari 19

Ratoh Jaroe

Kelompok 4
– Sebagai salah satu warisan budaya di Indonesia, Tari Ratoh
Jaroe juga punya sejarah panjang layaknya Tarian Tor-Tor,
Tarian Bungong Jeumpa, dan tarian tradisional pada
umumnya. Diceritakan, dulunya ada seorang seniman Aceh
bernama Yusri Saleh atau dikenal juga Dek Gam yang Asal Usul &
merantau ke Jakarta pada tahun 2000-an. Sejarah Tari
Ratoh Jaroe
– Awalnya tarian Ratoh Jaroe disebut tari kreasi karena
gerakannya yang menggunakan gabungan tari-tari lainnya
dari Aceh seperti Likok Pulo, Rapai Geleng, Rateb Meusekat
dan Ratoh Duek. Dek Gam juga menggunakan alat musik
Rapai yang saat ini juga dijadikan sebagai pengiring tarian
Ratoh Jaroe. Dirinya meyakini bahwa alat musik tersebut
bisa membantunya memperbaiki masa depannya di bidang
perekonomian saat berada di perantauan.
– Kerasnya kehidupan ibukota membuat Dek Gam rela menjadi
seorang tukang cuci mobil agar dapat memenuhi kehidupan
sehari-hari. Lewat bakat seniman yang ia miliki, Dek Gam
dipercaya untuk menjadi pelatih tari di anjungan Pemerintah
Aceh. Kemudian di tahun 2000 dirinya diberikan tugas Asal Usul &
sebagai seorang koreografer dalam parade di TMII (Taman Sejarah Tari
Mini Indonesia Indah) pada acara tari tingkat nasional.
Ratoh Jaroe
– Melalui event tersebutlah ia berhasil mendapatkan gelar
sebagai koreografer terbaik. Berangkat dari situ, Dek Gam
mulai mengembangkan tarian bernama Ratoh Jaroe yang ia
kenalkan saat menjadi pengajar tari di Jakarta. Lalu seiring
berjalannya waktu, Ratoh Jaroe dimasukkan dalam mata
pelajaran esktrakulikuler favorit di sekolah-sekolah di
Jakarta.
– Tahun 2005 hingga 2006, banyak festival dan parade
kesenian yang menampilkan pertunjukkan tari Ratoh Jaroe.
Keunikan dari tari ini memang awal berkembangnya justru di
Jakarta, bukan di Aceh. Namun Dek Gam mengakui bahwa
gerakan-gerakan tarian sangat kental dengan tarian yang Asal Usul &
ada di Aceh. Melalui cerita tersebutlah, Dek Gam dianggap Sejarah Tari
sebagai pencipta tarian ratoh jaroe.
Ratoh Jaroe
Singkat cerita, perkembangan tarian ini memiliki fungsi dan
makna tertentu. Tari Ratoh Jaroe semakin dikembangkan
untuk membangkitkan semangat para wanita Aceh. Tarian ini
bertujuan untuk menunjukkan karakter wanita Aceh yang
dikenal kompak satu sama lainnya, pemberani, dan pantang
menyerah. Fungsi & Nilai
Filosofi
Melalui gerakan yang mengikuti irama dan adanya terikan yang
meledak-ledak memiliki makna bentuk eskpresi dan tekad kuat
para perempuan. Selain itu, dalam tarian khas daerah Aceh ini
juga mencerminkan rasa syukur, bentuk puji-pujian, dan zikir
kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
– Tari Ratoh Jaroe seringkali dianggap sebagai Tari Saman,
padahal ada perbedaan antara keduanya, meskipun sama-sama
bukan jenis tari berpasangan. Karena dalam tarian ini ditarikan
secara kelompok oleh penari perempuan dan jumlahnya genap,
sementara pada tarian Saman dimainkan oleh laki-laki. Fyi, Tari
Ratoh Jaroe telah ditetapkan sebagai warisan budaya
Internasional oleh UNESCO sejak tahun 2011.
Penyajian Tari
– a. Pola Lantai Ratoh Jaroe
– Para penari Ratoh Jaroe menari dalam posisi duduk, sesekali
mereka berdiri menggunakan lutut mereka, dan sesekali juga
membungkukan badan. Jumlah penari dalam tarian ini selalui
genap, minimal terdiri dari 10 orang penari. Para penari akan
duduk di lantai dalam posisi berjajar. Sedikitnya dalam tarian
ini ada 28 gerakan, 6 pola lantai dengan posisi berdiri, 13 pola
lantai saat duduk dan 15 pola pengulangan semua ragam yang
dilakukan dengan hitungan tari berbeda.
b. Pola Tangan
Selain pola lantai, gerakan tangan Tari Ratoh Jaroe mirip
seperti tarian Saman, yaitu dengan menepuk-nepukan tangan
ke dada sembari menjentikkan jari dan menggelengkan kepala.
Pola gerakan tangan pada tarian ini mengikuti irama tabuhan
alat musik pengiring. Seringkali para penari juga melantunkan Penyajian Tari
syair dan membalas syair yang dilantukan oleh syahi (penabuh
alat musik). Dalam beberapa momen, penonton akan dikejutkan
Ratoh Jaroe
dengan suara melengking penari sebagai salah satu ciri khas
dari tarian yang berasal dari Aceh ini.
c. Gerakan dan Babak
Ditinjau dalam hal gerakan menurut catatan di Wikipedia,
tarian ini didominasi gerakan-gerakan yang tegas dan cepat.
Karena seperti yang sudah Kami jelaskan sebelumnya bahwa
tarian ini memiliki fungsi untuk memperlihatkan semangat
masyarakat Aceh, terutama kaum wanita. Berikut ini Penyajian Tari
pembagian gerakan dan babak dalam tarian Ratoh Jaroe: Ratoh Jaroe
Gerak Masuk Pertama
Para penari memasuki panggung atau lokasi yang sudah
ditentukan untuk pertunjukkan tarian. Biasanya akan dibagi
menjadi dua kelompok yang masuk dari sisi kiri dan kanan.

Penyajian Tari
Ratoh Jaroe
Gerak Bumpempeng
– Dalam gerakan ini dilakukan pada posisi duduk 1 x 8 + 6.
Gerakan bumpempeng selalu ada dalam tarian ratoh jaroe
yang ditandai dengan tempo serentak.

Penyajian Tari
Ratoh Jaroe
Gerak Jak Ku Timang
– Ditunjukkan dengan gerakan tangan yang diangkat ke atas
bergantian antara kiri dan kanan untuk menggambarkan
keceriaan.

Penyajian Tari
Ratoh Jaroe
Gerakan Terakhir
Gerakan Kosong: pada gerakan ini tidak menggunakan syair
Salammu’alaikum: diikuti dengan lirik berikut
“Assalamu alaikum walaikum warahmatullah
Jaroe dua blah, dua blah ateuh jeumala
Jaroe lon siploh, hai siploh di ateuh ulee
Meu’ah lon lake, lon lake bak kaom dumna”“Karena saleum hai saleum Nabi khen Sunnah
Jaroe tamumat, tamumat syarat mulia
Mulia wareh hai wareh ranup lampuan
Mulia rakan hai rakan mameh suara”
Syair Pengiring
Alhamdulillah
“Alhamdulillah, pujo ke Tuhan yang peu jeut alam langet ngon donya
Teuma seulaweuet ateuh janjongan, penghule alam Rasul ambia”
Amin
“Amin Allah sembah amin, ureuneng mukmin dilake-lake do’a
berkat rahmat Allah yang bri, Naggroe Acek makmur sajahtra“Lale-lale geutanyoe lale
Hana tatente umu ka tuha
Puteh ngon janggot kuneng ngon misee
Han tem ta chom be tika mushalla”
– Jud Ma’jud
– “Hai jud Ma’jud jikurok-kurok gunong
– Jih keunek tamong u dalam donya
– Uroe dikurok malam diseube
– Malaikat te geujak do teuma”
– Mala Mala
– “hem mala-mala

– Dengoe-dengoe lon kisah saboh khabaran


Syair Pengiring
– Hem mala mala

– Bayeun-bayeun teurebang, jidong cok jeumpa”

– Aroe
– “Aroe pulo Pineung dibedoh gelumbang tujoh

– Lam on patah manyang di dalam minyeuk Meulabo”


– Rhet & Khutitek
– “Rot ka rot meunan, meunan rot karot meunan
– Cok ampon teungku raja”

Syair Penyiring
Dalam pertunjukkan Tari Ratoh Jaroe, ada beberapa ciri khas
pada tata rias, busana dan iringan dalam tarian. Untuk lebih
jelasnya bisa menyimak ulasan berikut ini:

Pertunjukkan
Tari Ratoh
jaroe
a. Tata Rias

Tata riasan yang digunakan dalam


tarian ini menggunakan konsep
rias cantik, tapi tidak mencolok
karena untuk menyesuaikan
dengan busananya yang berwarna
polos. Dari segi riasan mungkin
tidak ada sesuatu yang
ditonjolkan, karena termasuk
jenis riasan natural.
Pertunjukkan
Tari Ratoh
jaroe
b. Tata Busana / Kostum

Pakaian yang digunakan oleh


penari Tari Ratoh Jaroe biasanya
mengenakan kostum polos
berwarna merah, hijau, kuning,
dan lainnya. Busana tersebut
dipadukan dengan songket Aceh
dan penari juga mengenakan hijab
lengkap dengan ikat kepala
berwarna. Penari tarian ini tidak
mengenakam properti tertentu,
selain aksesoris ikat kepala.
– Dalam pertunjukkannya, Tarian Ratoh Jaroe diiringi musik rapai sebagai salah satu
alat musik asli dari Aceh kategori perkusi yang dimainkan dengan cara dipukul. Rapai
berbentuk rebana yang dibuat dari bahan dasar kulit binatang dan kayu. Pengiring
tarian ini disebut Syahi, sebutan bagi seseorang yang menabuh rapai.

– Selain iringan alat musik, tarian Ratoh Jaroe juga dilengkapi dengan seorang vokalis
Pertunjukkan
syair yang biasanya berada di sisi kanan atau kiri penari. Vokalis akan menyanyikan
syair-syair Islam yang mengandung pesan nasihat sesuai ajaran Islam dalam bahasa Tari Ratoh
jaroe
Nangroe Aceh Darussalam.

C. Iringan
Fyi, tarian yang sangat menonjolkan kekompakan, sopan santun,
keagamaan, kepahlawan dan kebersamaan ini sukses membuat
semua penonton terpukau dalam pembukaan Asian Games 2018
yang dilaksanakan di Gelora Bung Karno Jakarta. Sejumlah
1.600 penari wanita dari berbagai SMA di Jakarta berhasil
membuat semua orang terpana saat mereka menarikan Ratoh Perkembangan
Jaroe.
Tari
Penggunaan tarian ini sebagai pentas pembuka acara
internasional tersebut menjadi salah satu upaya pemerintah
untuk mengenalkan budaya tanah air ke masyarakat dunia.
Bahkan dalam perkembangannya, tarian ini juga tidak
mendapatkan modifikasi secara signifikan karena sangat
mempertahankan nilai-nilai kekhasannya sejak awal
dikembangkan hingga sekarang.
Fin

Oleh Kelompok 4
(Mora, Mikhael, Rachel & Sabrina)

Anda mungkin juga menyukai