Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

JURNAL PENDIDIKAN
DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA

Kajian Etnosains Proses Pembuatan Arak Bali di Desa Tri Eka Buana
sebagai Suplemen Materi IPA SMP

Ni Luh Putu Pradnya Paramita Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengkaji, menjelaskan, dan menganalisis
Dewi1 (*) kajian etnosains proses pembuatan Arak Bali di Desa Tri Eka Buana
niluhputupradnyaparamita sebagai suplemen materi IPA SMP. Penelitian ini menggunakan
dewi23@undiksha.ac.id pendekatan kualitatif dan termasuk jenis penelitian etnosains. Penelitian ini
dilakukan di Desa Tri Eka Buana. Sumber data dalam penelitian ini
I Nyoman Suardana2 ditetapkan melalui teknik purposive sampling dengan subjek dua orang
nyoman.suardana@undiksha Petani Arak Bali, satu orang Kepala Desa Tri Eka Buana, dan dua orang
.ac.id Guru IPA SMP Negeri 2 Sidemen. Objek penelitian ini terdiri atas proses
pembuatan arak Bali dan kajian etnosains dalam proses pembuatan arak
Luh Mitha Priyanka3 Bali pada materi IPA SMP yang diperoleh melalui wawancara, observasi,
luh.mitha@undiksha.ac.id dan dokumentasi. Teknik analisis yang dilakukan dengan model Miles dan
Huberman (reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data). Hasil
penelitian menunjukan bahwa proses pembuatan Arak Bali di Desa Tri Eka
Buana sebagai berikut: penyadapan nira kelapa, fermentasi nira kelapa
menjadi tuak, hasil fermentasi kemudian dipanaskan sampai mendidih dan
menguap kemudian mengalir menuju pendingin, uap akan berubah wujud
menjadi arak. Kajian etnosains pada proses pembuatan arak Bali di Desa
Tri Eka Buana dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran IPA SMP,
konsep IPA pada proses pembuatan Arak Bali dapat diintegrasikan ke
materi klasifikasi tumbuhan, pemisahan campuran, perpindahan kalor, zat
adiktif, dan bioteknologi.

Kata Kunci: Etnosains, Arak Bali, Suplemen Materi IPA


123
Universitas Pendidikan Abstract: This research aims to study, explain, and analyze the process of
Ganesha making Arak Bali in Tri Eka Buana Village as a supplement science
material to junior high school. This study used a qualitative approach and
Corresponding author (*) includes the type of ethnoscience research. This research was conducted
in Tri Eka Buana Village. Sources of data in this study using purposive
sampling technique with the subject of 2 Arak Bali Farmers, 1 village head
Tri Eka Buana, and 2 science teachers at SMP Negeri 2 Sidemen. The
object of this research consists of the process of making Arak Bali and the
study of ethnoscience in the process of making Arak Bali in junior high
school science material obtained through interviews, observations, and
documentation. The analysis technique used is the Miles and Huberman
model (data reduction, data presentation, and data verification). The
results showed that the process of making Arak Bali in Tri Eka Buana
Village is as follows: tapping coconut sap, fermenting coconut sap into
palm wine, the fermented product is then heated until it boils and
evaporates then flows into the cooler, the steam will change into arak.
Ethnoscience studies on the process of making Arak Bali in Tri Eka Buana
Village can be integrated into junior high school science learning, science
concepts in the process of making Arak Bali can be integrated into plant
classification materials, mixture separation, heat transfer, addictive
substances, and biotechnology.

Keywords: Ethnoscience, Arak Bali, Science Supplement Material

1
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

PENDAHULUAN pernyataan guru mata pelajaran IPA di SMP


Indonesia merupakan negara yang Negeri 2 Sidemen yang belum
memiliki ribuan gugusan pulau dari Sabang menghubungkan konsep IPA dengan kearifan
sampai Merauke kaya akan keanekaragaman lokal yang ada di daerah tersebut, padahal di
budaya, kesenian, adat istiadat, etnis, suku SMP Negeri 2 Sidemen 65% siswanya
dan ras, bahasa, tata nilai, serta tata berasal dari Desa Tri Eka Buana yang
lingkungan Ernawi (dalam Sudarmin, 2014). terkenal dengan daerah pembuat Arak Bali
Secara umum, kearifan lokal dapat diartikan tradisional. Sistem pembelajaran IPA di
sebagai bentuk kebijaksanaan yang didasari sekolah seharusnya diajarkan secara
oleh nilai-nilai yang dipercaya masyarakat komprehensif memadukan antara
setempat. Dalam lingkungan masyarakat konsep-konsep dan potensi kearifan lokal
tradisional terbangun sains asli (Indigenous yang ada di masyarakat suatu daerah.
Science) yang terbentuk pesan simbol, Berdasarkan hasil studi literatur yang
budaya dan adat istiadat dan upacara dilakukan Najib (2018) dalam penelitiannya
keagamaan yang terkandung konsep-konsep yang menyatakan terdapat kendala dalam
ilmiah yang belum terformalkan (Duit, 2007). pembelajaran IPA, salah satunya terdapat
Etnosains merupakan kegiatan pada buku pendamping belajar yang
pengkajian antara sains asli (Indigenous digunakan siswa yang tidak terdapat
Science) masyarakat tradisional yang berasal penyajian kaitan pembelajaran IPA dengan
dari kepercayaan turun-temurun dan masih lingkungan sekitar siswa berupa budaya
mengandung mitos (Rahayu dan Sudarmin, daerah atau kearifan lokal. Sebagai tenaga
2015). Lahirnya etnosains tidak terlepas dari kependidikan, perlu adanya kontribusi dalam
pengetahuan yang ditemukan secara menanamkan pendidikan kArakter pada
coba-coba dan belum dapat diterjemahkan siswa dengan mengintegrasikan konsep IPA
ke dalam pengetahuan ilmiah. Hal ini yang dipelajari dengan kearifan lokal yang
disebabkan oleh titik awal etnosains yang ada di wilayah siswa tinggal.
berada di tingkat lokal sampai regional Siswa masih banyak yang belum
sebagai bentuk pengetahuan hasil trial and mengetahui kaitan konsep IPA dengan
error (Rist dan Guebas, 2006). Etnosains proses pembuatan produk di masyarakat
dianggap sebagai system of knowledge and yang sering dijumpai oleh siswa dalam
cognition typical of a given culture (Sudarmin, sehari-hari salah satunya ditunjukan oleh
2015). penelitian Arlianovita, Setiawan dan Sudibyo
Kualitas Pendidikan IPA di Indonesia (2015) bahwa 89% siswa menganggap
dikatakan masih rendah yang diduga salah dalam proses pembuatan tempe tidak
satu penyebabnya adalah kurangnya menggunakan konsep IPA dalam proses
perhatian terhadap lingkungan sosial budaya pembuatan tempe dan 82% siswa tidak
sebagai sumber pembelajaran (Ely, 2015). mengetahui bagaimana proses pembuatan
Konsep-konsep yang terdapat dalam tempe. Beberapa peneliti telah meneliti
pembelajaran IPA cenderung bersifat abstrak dalam mengaitkan antara pengetahuan asli
sehingga kemampuan siswa untuk masyarakat dengan pembelajaran IPA.
mengintegrasikan pembelajaran yang Seperti di Merauke pada masyarakat suku
diperoleh di sekolah ke dalam kehidupan Malind terdapat pengetahuan masyarakat
sehari-hari yang masih rendah (Pertiwi, yang diturunkan dari nenek moyang terkait
2019), sedangkan tujuan Kurikulum 2013 pembuatan sagu sep (Supriyadi &
adalah menghasilkan peserta didik yang Nurvitasari, 2019) dan penelitian Septiani dan
berkualitas berakar budaya bangsa dan Laily (2021) menunjukan bahwa jamu
kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan merupakan obat tradisional yang bahannya
filosofi “Pendidikan berakar dari budaya bakunya berasal dari alam (tumbuhan dan
bangsa untuk membangun bangsa masa kini hewan). Di Indonesia terdapat penelitian
dan masa mendatang”, sehingga pentingnya terkait mengonstruksi pengetahuan
membuat bahan kajian yang membentuk masyarakat berbasis kearifan lokal ke
pemahaman terhadap potensi di daerah pengetahuan sains ilmiah diantaranya yaitu
tempat tinggal siswa, agar siswa lebih kajian etnosains dalam proses pembuatan
mengenal dan lebih akrab dengan lingkungan terasi Madura dalam pembelajaran IPA (Hadi
alam dan budayanya. et al., 2019). Selain itu proses pengasapan
Kenyataan di lapangan berbeda ikan dapat digunakan sebagai sumber
dengan harapan, hal ini didukung oleh pembelajaran IPA (Perwitasari, Sudarmin,
2
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

Linuwih, 2016). Pembelajaran mengutamakan data-data yang disajikan


konsep-konsep IPA dapat dilakukan dengan naratif (Yusuf, 2014). Jenis penelitian yang
mengkaji konsep dengan menunjukan digunakan penelitian ini adalah jenis
aplikasinya pada kehidupan sehari-hari penelitian etnosains. Jenis penelitian
masyarakat yang telah dilakukan secara etnosains merupakan kajian tentang
turun-temurun bahkan menjadi sumber pengetahuan sains melalui budaya yang
penghasilan. berhubungan dengan alam yang berkembang
Fakta tersebut dikarenakan masih di masyarakat (Supriyadi, 2020).
kurangnya referensi dan kepekaan terhadap Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tri
upaya untuk mengeksplorasi kegiatan Eka Buana Kecamatan Sidemen Kabupaten
kearifan lokal masyarakat proses pembuatan Karangasem. Lokasi ini dipilih karena
Arak Bali di Desa Tri Eka Buana yang dapat menurut data yang dikeluarkan Dinas
dikaji menjadi pengetahuan ilmiah sehingga Perindustrian Kabupaten Karangasem tahun
menyebabkan kurang ketertarikan siswa 2020 menyatakan bahwa masyarakat Desa
dalam pembelajaran IPA yang dianggap Tri Eka Buana 90% berprofesi sebagai petani
susah dan sulit dipahami yang berakibat Arak Bali. Subjek pada penelitian ini adalah
siswa kurang memahami konsep Petani Arak Bali yang berjumlah 2 orang, 1
pembelajaran IPA dan hasil belajar siswa orang Kepala Desa Tri Eka Buana, dan 2
rendah. Maka diperlukan upaya untuk orang Guru IPA SMP Negeri 2 Sidemen.
memperbanyak referensi bagi guru dan siswa Objek penelitian ini terdiri atas proses
untuk memudahkan dalam melaksanakan pembuatan Arak Bali dan kajian etnosains
kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar dalam proses pembuatan Arak Bali pada
siswa meningkat dan mudah memahami materi IPA SMP.
materi IPA dengan menghubungkan konsep Teknik sampling yang digunakan
IPA dengan kearifan lokal yang terdapat di adalah purposive sampling, Pertimbangan
masyarakat, dan memberikan ilmu tambahan tertentu yang ditentukan peneliti dilihat dari
bagi masyarakat di desa Tri Eka Buana. kualitas pemahaman terhadap masalah yang
Solusi yang sesuai untuk diteliti dan mengenai informasi proses
permasalahan di atas maka sangat perlu pembuatan Arak Bali dan mengonstruksikan
mengonstruksi kajian etnosains dalam proses kearifan lokal ke dalam materi IPA SMP.
pembuatan Arak Bali di Desa Tri Eka Buana Sampel data semakin berkembang sesuai
sebagai suplemen materi IPA bagi guru, informasi yang diperoleh menggunakan
siswa, dan masyarakat. Solusi ini sesuai teknik snowball sampling agar data bersifat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadi, jenuh. Instrumen yang digunakan pada
dkk (2019) menyatakan pengetahuan asli penelitian ini adalah pedoman wawancara
masyarakat pada proses pembuatan terasi dan pedoman observasi. Data dikumpulkan
dapat dikonstruksikan ke dalam pengetahuan melalui observasi, wawancara dan
ilmiah yang dapat menjadi salah satu sumber dokumentasi.
belajar untuk menumbuhkan nilai kearifan Teknik analisis data yang digunakan
lokal siswa di lingkungannya. Selanjutnya pada penelitian ini adalah analisis data
hasil analisis kajian etnosains pembuatan sebelum ke lapangan, analisis data di
Arak Bali dapat digunakan sebagai suplemen lapangan menggunakan model Miles dan
materi IPA SMP. Huberman (reduksi data, penyajian data, dan
Berdasarkan latar belakang masalah verifikasi data), triangulasi sumber, dan
dan solusi yang telah dipaparkan, sangat triangulasi teknik.
penting dilakukan penelitian etnosains ini,
dengan tujuan hasil pengkajian dan analisis HASIL DAN PEMBAHASAN
etnosains proses pembuatan Arak Bali di Hasil
Desa Tri Eka Buana dapat dijadikan 1. Proses Pembuatan Arak Bali
suplemen materi IPA bagi guru untuk Hasil observasi dan wawancara
mengaitkan pembelajaran IPA dengan dengan Petani Arak Bali diperoleh informasi
kearifan lokal yang ada di masyarakat. bahwa pengetahuan masyarakat tentang
proses pembuatan Arak Bali diperoleh
METODE berdasarkan pengalaman yang diturunkan
Metode penelitian ini merupakan secara turun temurun dari nenek moyang
pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan dengan destilasi atau penyulingan
kualitatif merupakan penelitian yang sederhana.
3
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

Proses pembuatan Arak Bali diawali akhir dan cairan tersebut merupakan hasil
dengan penyadapan nira kelapa dan proses destilasi tuak menjadi Arak. Kemudian Arak
fermentasi nira kelapa menjadi tuak. Proses tersebut akan ditampung oleh Petani Arak
fermentasi nira kelapa menjadi tuak bertujuan Bali sampai penuh dan diukur kadar alkohol
agar sukrosa dalam nira oleh yang terdapat pada Arak Bali. Proses
mikroorganisme diubah menjadi alkohol penyulingan tradisional nira kelapa menjadi
selama satu sampai dua hari ditunjukkan Arak Bali yang dilakukan oleh masyarakat
oleh Gambar 1. Desa Tri Eka Buana, ditunjukan pada gambar
2.

Gambar 1. Proses Fermentasi Nira Kelapa Gambar 2. Proses Penyulingan Tradisional


Nira menjadi Arak Bali
Setelah nira kelapa difermentasi
menjadi tuak, selanjutnya tuak tersebut 2. Rekonstruksi Pengetahuan Masyarakat
dimasukkan ke dalam kekep kemudian ke dalam Pengetahuan Ilmiah
dipanaskan sampai nira mendidih, setelah Proses rekonstruksi pengetahuan
nira mulai mendidih kekep mulai ditutup rapat petani Arak Bali masyarakat Desa Tri Eka
dan di bagian penutupnya ditempelkan Buana dilakukan dengan teknik wawancara
daun-daunan yang sudah ditumbuk halus dilakukan dengan Petani Arak Bali Desa Tri
agar uap yang dihasilkan tidak keluar. Uap Eka Buana dan Kepala Desa Tri Eka Buana.
yang dihasilkan dari proses pemanasan akan Berikut merupakan hasil rekonstruksi
mengalir menuju pendingin melalui pipa pengetahuan masyarakat Desa Tri Eka
aluminium. Selama di pendingin, uap akan Buana mengenai arak dan proses
didinginkan secara alami dan berubah wujud pembuatannya yang ditunjukan pada Tabel 1.
menjadi cair, setelah menjadi cair, cairan
tersebut akan menuju selang pembuangan

Tabel 1. Hasil Rekonstruksi Pengetahuan Masyarakat ke dalam Pengetahuan Ilmiah


No Fokus Penelitian Sains Asli Sains Ilmiah

1 Pengertian Arak Arak adalah minuman khas Bali Arak adalah suatu cairan yang diperoleh
Bali yang mengandung alkohol, dari alam terutama dari tumbuhan yang
dimana dapat membuat orang mengandung zat pati (karbohidrat)
yang meminumnya mabuk dengan bantuan bakteri saccharomyces
cerevisiae untuk fermentasi dan dengan
alat evaporator dan kondensor untuk
mendestilasi menjadi Arak (Sukadana et
al., 2016). Arak dapat membuat orang
yang meminumnya mabuk, karena saat
proses destilasi terjadi perubahan
senyawa menjadi alkohol, gas CO2, dan
energi (Muin et al., 2015).

4
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

No Fokus Penelitian Sains Asli Sains Ilmiah

2 Proses Proses pembuatan arak bali Proses pembuatan Arak Bali dalam
Pembuatan Arak dimulai dari ngirisin nira kelapa, pembelajaran IPA menggunakan salah
Bali nuakin nira kelapa menjadi tuak, satu metode pemisahan campuran
tuak kemudian dipanaskan secara fisika yaitu destilasi atau
sampai mendidih dan menguap penyulingan. Destilasi adalah pemisahan
kemudian mengalir menuju dua atau lebih zat cair berdasarkan
pendingin, uap akan berubah perbedaan titiknya yang cukup besar
wujud menjadi Arak. (Astawa, 2012). Pada pemisahan air dan
tuak terjadi pada suhu 25℃ dan tekanan
1 atm. Titik didih air 100℃ sedangkan
alkohol 78℃

3 Pemilihan bahan Nira pohon kelapa yang dipilih Kelapa (Cocos Nucifera) memiliki
baku Arak karena di desa ini pohon kelapa kandungan nutrisi yang lebih lengkap
yang bisa hidup subur. dibandingkan dengan bahan baku lain
seperti nira lontar (Borassus Flabellifer
Linn) dan nira enau atau aren (Arenga
Pinnata). Hal ini dikarenakan nira kelapa
memiliki kadar gula (10,27%), kadar
protein (0,41%), kadar lemak (0,71%),
kadar abu (0,38%) dan mikroba yang
paling dominan tumbuh di nira kelapa
adalah Saccharomyces Cerevisiae yang
mengakibatkan terjadinya proses
hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa di dalam nira kelapa (Haryati et
al., 2012).

4 Proses Proses nuakin nira kelapa Kerusakan nira terjadi pada saat dimulai
fermentasi/nuakin menggunakan sabut kelapa saat nira disadap dari pohonnya, walau
nira kelapa selama 1 sampai 2 hari agar nira cairan yang keluar dari bunga steril,
kelapa menjadi tuak yang karena bila nira didiamkan beberapa
memiliki rasa asam dan waktu akan terjadi proses fermentasi
beralkohol yaitu sukrosa dalam nira kelapa oleh
mikroorganisme diubah menjadi alkohol
dan lama kelamaan menjadi asam
(Muchtadi, et al., 2015). Mikroba yang
terdapat pada nira adalah khamir dan
bakteri. Khamir yang terdapat dalam
jumlah besar pada tuak adalah
Saccharomyces cerevisiae (Muchtadi, et
al., 2015).
Reaksi yang yang terjadi pada nira ketika
fermentasi berlangsung menurut
Muchtadi, Sugiyono dan Fitriyono 2015
adalah sebagai berikut.
1. 𝐶12𝐻22𝑂11 + 𝐻2𝑂 →𝐶6𝐻12𝑂6 + 𝐶6𝐻12𝑂
2. 𝐶6𝐻12𝑂6 + 𝑆𝑎𝑐𝑐ℎ𝑎𝑟𝑜𝑚𝑦𝑐𝑒𝑠 𝑐𝑒𝑟𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖𝑎
3. 𝐶2𝐻5𝑂𝐻 + 𝐶𝑂2 + 𝐴𝑐𝑒𝑡𝑜𝑏𝑎𝑐𝑡𝑒𝑟 𝑒𝑐𝑒𝑡𝑖
Pada nira, reaksi pertama terjadi inversi
sukrosa bila terdapat asam atau enzim di
dalam nira. Pada reaksi yang kedua,
glukosa/fruktosa hasil inversi difermentasi
menjadi etanol dan pada reaksi ketiga
terjadi oksidasi etanol oleh bakteri A.
Aceti menjadi asam asetat.

5
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

No Fokus Penelitian Sains Asli Sains Ilmiah

5 Proses Tuak mulai mendidih selama 4 Contoh perpindahan kalor secara


pemanasan hasil sampai 5 jam sampai konveksi dalam kehidupan sehari-hari
fermentasi nira mengeluarkan uap. Dipanaskan adalah memanaskan air di dalam panci.
kelapa sampai kurang lebih 10 sampai Dalam proses pembuatan Arak Bali
11 jam perpindahan kalor secara konveksi terjadi
saat pemanasan nira kelapa di dalam
kekep. Nira di bagian bawah menerima
kalor dari nyala api terlebih dahulu
daripada nira bagian atas. Nira kelapa
yang terkena panas ini memuai dan
kurang rapat, massa jenisnya menjadi
lebih kecil sehingga bergerak ke atas.

6 Hasil Arak Bali Arak Bali yang dihasilkan pertama Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan
mengandung kadar 30% sampai aktif yang dapat menyebabkan
45%, hasil Arak kedua ketergantungan atau diksi yang sulit
mengandung kadar 5% sampai dihentikan (Karim, 2008). Arak Bali
10% dan arak yang mengandung termasuk golongan C yang berkadar
kadar alkohol 0% dapat alkohol 20% sampai 45%.
digunakan untuk arak tabuh.

Pembahasan Untuk memudahkan dalam mengelompokkan


1. Kajian Etnosains Proses Pembuatan san mengetahui kekerabatan antar makhluk
Arak Bali di Desa Tri Eka Buana sebagai hidup perlu dilakukan klasifikasi makhluk
Suplemen Materi IPA SMP hidup. Pemaparan tersebut dipelajari siswa
Arak merupakan minuman beralkohol SMP kelas VII pada KD
yang digunakan sebagai tabuhan bersama 3.2 mengklasifikasikan makhluk hidup dan
brem dan tuak pada ritual upacara agama benda berdasarkan karakteristik yang
Hindu di Bali. Proses pembuatan Arak Bali diamati.
merupakan salah satu kearifan lokal Nuakin merupakan proses fermentasi
masyarakat di Desa Tri Eka Buana nira kelapa menjadi tuak, nira kelapa
Kabupaten Karangasem yang dapat diperoleh melalui proses penyadapan tangkai
digunakan suplemen materi IPA SMP. tandan bunga. Masyarakat Desa Tri Eka
Kearifan lokal proses pembuatan Arak Bali di Buana terbiasa memfermentasi nira kelapa
Desa Tri Eka Buana dilakukan dengan hasil sadapan selama 1 sampai 2 hari
beberapa tahapan: (1) pemilihan bahan baku dengan ditambahkan serabut kelapa sebagai
Arak Bali, (2) proses nuakin (fermentasi nira pengawet alami. Kerusakan nira terjadi pada
kelapa menjadi tuak) selama 1 sampai 2 hari, saat dimulai saat nira disadap dari pohonnya
(3) proses pemanasan nira kelapa yang dan disimpan untuk menunggu waktu
sudah difermentasi, (4) proses penyulingan pengolahan, walau cairan yang keluar dari
Arak Bali, (5) mengukur kadar alkohol Arak bunga steril, karena bila nira didiamkan
Bali. beberapa waktu akan terjadi proses
Pemilihan bahan baku pembuatan fermentasi yaitu sukrosa dalam nira kelapa
Arak setiap daerah di Bali berbeda-beda, oleh mikroorganisme diubah menjadi alkohol
Desa Tri Eka Buana menggunakan bahan dan lama kelamaan menjadi asam (Muchtadi,
baku nira pohon kelapa, Desa Merita et al., 2015). Mikroba yang terdapat pada nira
menggunakan bahan baku nira pohon lontar, adalah khamir dan bakteri. Khamir yang
dan di Desa Tianyar menggunakan nira terdapat pada tuak adalah Saccharomyces
pohon enau. Walaupun bahan baku setiap cerevisiae, sedangkan bakteri-bakteri yang
daerah berbeda-beda, kualitas yang ditemukan dalam tuak hasil fermentasi
dihasilkan sama tergantung kadar alkohol adalah genus Lactobacillus, Acetobacter,
yang dihasilkan. Persamaan dari pohon Sarcin, Streptococcus, Leuconostoc, Sacillus,
kelapa, pohon aren, dan pohon lontar adalah Eymomonsa, Brevibacterium, Micrococcus,
sama-sama berasal dari familia (suku) Serratia, Corynebacterium, Pediococcus, dan
arecaceae (kelompok palma atau palem). Klebsiella (Muchtadi, et al., 2015). Materi

6
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

bioteknologi konvensional dipelajari siswa sederhana dilakukan dengan dua proses,


SMP kelas IX pada KD 3.7 Menerapkan yaitu melalui penguapan dan pengembunan.
konsep bioteknologi dan perannya dalam Destilasi dapat digunakan untuk memisahkan
kehidupan manusia campuran dua atau lebih cairan dengan titik
Proses pemanasan nira kelapa yang didih berbeda. Oleh karena itu, dapat
telah di fermentasi dilakukan selama 4 disimpulkan bahwa destilasi adalah proses
sampai 5 jam sampai mendidih dengan api pemisahan komponen-komponen dari suatu
sedang. Saat memanaskan nira kelapa di campuran berupa larutan yang mudah
dalam kekep menggunakan kayu bakar menguap. Selain itu, komponen-komponen
terjadi perpindahan kalor secara konveksi. mempunyai perbedaan tekanan uap, maka
Perpindahan kalor secara konveksi adalah dapat dikatakan bahwa proses penyulingan
perpindahan kalor yang disertai dengan merupakan proses pemisahan zat cair
perpindahan partikel-partikelnya (Purwoko & berdasarkan perbedaan titik didihnya. Materi
Fendi, 2009). Nira di bagian bawah pemisahan campuran secara destilasi
menerima kalor dari nyala api terlebih dahulu dipelajari siswa kelas VII pada KD
daripada nira bagian atas. Nira kelapa yang 3.3 Menjelaskan konsep campuran dan zat
terkena panas ini memuai dan kurang rapat, tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika dan
massa jenisnya menjadi lebih kecil sehingga kimia, perubahan fisika dan kimia dalam
bergerak ke atas. Posisinya kemudian kehidupan sehari-hari.
digantikan oleh nira kelapa di atasnya yang Kadar alkohol yang dihasilkan setiap
lebih dingin dan mempunyai massa jenis proses produksi berbeda-beda, tergantung
lebih besar. Nira kelapa itu pun selanjutnya bahan bakunya dan nyala api yang stabil.
menjadi panas dan mulai bergerak naik. Hal Kandungan alkohol pada arak digolongkan
ini berlangsung secara terus-menerus menjadi 3 yaitu arak kelas I dengan kadar
sehingga terjadilah aliran nira kelapa yang 30% sampai 45%, arak kelas II mengandung
membawa kalor di mana selanjutnya nira kadar alkohol 15% sampai 25%, dan arak
tersebut mendidih. Materi perpindahan kalor kelas III mengandung kadar alkohol 5%
secara konveksi dipelajari siswa kelas VII sampai 20%, sedangkan arak yang
pada KD 3.4 Menganalisis konsep suhu, dihasilkan tidak mengandung alkohol atau
pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan kadar alkoholnya 0% biasanya digunakan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai arak tabuh untuk upacara agama di
termasuk mekanisme menjaga kestabilan Bali. Arak Bali merupakan minuman
suhu tubuh pada manusia dan hewan. beralkohol yang dapat menyebabkan
Selanjutnya, proses penyulingan Arak ketergantungan dan kecanduan karena
Bali menggunakan teknik destilasi atau terdapat zat adiktif yang terkandung yaitu
penyulingan sederhana, proses yang terjadi alkohol. Minuman beralkohol dibedakan
adalah penguapan dan pengembunan. menjadi 3 golongan berdasarkan kadar
Larutan nira kelapa yang telah difermentasi alkohol yang terdapat dalam minuman yaitu,
menjadi tuak, kemudian dipanaskan di dalam (1) golongan A, minuman keras yang
kekep hingga mendidih dan terjadi peristiwa mengandung alkohol 1% sampai 5%, (2)
penguapan. Penguapan yang terjadi adalah golongan B, minuman keras yang
arak murni yang terdapat kandungan alkohol, mengandung alkohol 5% sampai 20%, (3)
sedangkan air akan tertinggal di dalam golongan C, minuman keras yang
kekep. Selanjutnya terjadi proses mengandung alkohol 20% sampai 45%.
pengembunan uap alkohol/arak melalui pipa Materi zat adiktif dipelajari siswa kelas VIII
aluminium menuju bak air yang berisi air pada KD 3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif
dingin. Bak air yang berisi air dingin dalam makanan dan minuman, zat adiktif,
digunakan untuk mempercepat terjadinya serta dampaknya terhadap kesehatan.
proses pengembunan uap alkohol/arak murni Penjabaran proses pembuatan Arak
tersebut. Setelah proses penguapan dan Bali jika dikaitkan dengan kompetensi dasar
pengembunan pada larutan nira kelapa (KD) dalam pembelajaran IPA akan
selesai, maka dihasilkan Arak Bali yang mempermudah guru dan siswa dalam
mengandung alkohol. Penyulingan atau pemahaman materi hasil konstruksi kearifan
destilasi adalah proses pemisahan campuran lokal ke pembelajaran IPA. Sebagai
zat cair yang berdasarkan titik didih zat gambaran detail dari penjelasan di atas,
(Sugiyarto & Ismawati, 2008). Proses berikut Tabel 2.
pemisahan campuran secara destilasi
7
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

Tabel 2. Kaitan Konsep IPA Proses Pembuatan Arak Bali dalam Kompetensi Dasar

No Kompetensi Dasar Konsep IPA dalam Proses Pembuatan Arak Bali

1 3.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup dan Mengidentifikasi bahan baku nira pohon kelapa,
benda berdasarkan kArakteristik yang pohon enau, dan pohon lontar yang digunakan
diamati. proses pembuatan Arak Bali, mengklasifikasikan
taksonomi pada bahan baku dan ciri-cirinya.

2 3.3 Menjelaskan konsep campuran dan zat Proses pembuatan Arak Bali menggunakan alat
tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika dan destilasi tradisional. Dalam proses destilasi nira
kimia, perubahan fisika dan kimia dalam kelapa dipanaskan di dalam kekep. Cairan yang
kehidupan sehari-hari. titik didihnya lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu dan terkondensasi (berubah kembali
menjadi air).

3 3.4 Menganalisis konsep suhu, pemuaian, Dalam proses pemanasan nira kelapa di dalam
kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya kekep terdapat perpindahan kalor secara konveksi.
dalam kehidupan sehari-hari termasuk
mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh
pada manusia dan hewan.

4 3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam Menjelaskan bahwa Arak Bali merupakan salah
makanan dan minuman, zat adiktif, serta satu zat adiktif yang dapat menyebabkan
dampaknya terhadap kesehatan. kecanduan atau ketagihan karena mengandung
etanol.

5 3.7 Menerapkan konsep bioteknologi dan Konsep bioteknologi dalam fermentasi yang
perannya dalam kehidupan manusia berlangsung dalam nira kelapa. Nira kelapa
sebelum dipanaskan difermentasi terlebih dahulu
selama 1-2 hari.

Hasil penelitian yang mendukung proses pembuatan terasi terdapat pada KD


penelitian ini, yaitu penelitian Hadi dan Ahied 3.6 menjelaskan berbagai zat aditif dalam
(2017) dengan kajian etnosains dalam proses makanan dan minuman, zat adiktif, serta
produksi garam dengan hasil penelitian yang dampaknya bagi kesehatan yang berkaitan
menyatakan bahwa kompetensi dasar dengan konsep IPA dalam pembuatan terasi
berkaitan dengan proses pembuatan garam menggunakan zat aditif alami dan tanpa
yang terdapat pada KD 3.3 menjelaskan penggunaan zat aditif sintesis, KD 3.7
konsep campuran dan zat tunggal (unsur dan menerapkan konsep bioteknologi dan
senyawa), sifat fisika dan kimia dalam perannya dalam kehidupan manusia konsep
kehidupan sehari-hari. KD 3.3 berkaitan IPA dalam proses pembuatan terasi saat
dengan nama-nama senyawa yang terdapat fermentasi, KD 3.8 menghubungkan konsep
pada air laut salah satunya garam dapur dan materi (atom, ion, molekul), struktur zat
proses kristalisasi air laut menjadi garam. sederhana dengan sifat bahan yang
Proses pembuatan garam madura terdapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, KD
pada KD 3.4 menganalisis konsep suhu, tersebut berkaitan dengan proses pembuatan
pemuaian, kalor, perpindahan kalor dan terasi menggunakan garam yang merupakan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari senyawa ionic dengan rumus molekul NaCl.
termasuk mekanisme menjaga kestabilan KD 3.3 menjelaskan konsep campuran dan
suhu tubuh pada manusia dan hewan. zat tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika
Penelitian yang dilakukan Hadi, dkk dan kimia, perubahan fisika dan kimia dalam
(2019), proses pembuatan terasi yang kehidupan sehari-hari, KD 3.3 berkaitan
dilakukan masyarakat Desa Macajah, dengan perubahan kimia dan fisika dalam
Bangkalan Madura menggunakan bahan proses pembuatan terasi yaitu proses
baku udang rebon (Acetes sp.) Hasil pengeringan dan proses fermentasi dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa udang rebon yang terlibat proses
Kompetensi Dasar (KD) berkaitan dengan dekomposisi. KD 3.2 mengklasifikasikan
8
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

makhluk hidup dan benda berdasarkan darah, osmosis, dan kapilaritas jaringan
kArakteristik yang diamati, KD 3.2 dikaitkan angkut pada tumbuhan yang berkaitan
dengan mengidentifikasi spesies udang yang dengan proses pencetakan menggunakan
menjadi bahan baku pada proses pembuatan prinsip tekanan. KD 3.9 memahami sifat fisika
terasi. dan sifat kimia tanah, organisme yang hidup
Penelitian yang dilakukan oleh Ilhami, dalam tanah, dan pentingnya tanah untuk
dkk (2020), tradisi maawuo atau kelanjutan kehidupan yang berkaitan dengan
penangkapan ikan di Danau Bokuok sifat fisika yang terdapat dalam bahan baku
merupakan kearifan lokal yang menerapkan tanah liat.
sistem pengelolaannya berdasarkan hukum Data hasil kajian etnosains proses
adat, tradisi tersebut berasal dari Desa pembuatan Arak Bali di Desa Tri Eka Buana
Ausati, Kabupaten Kampar. Hasil penelitian dapat dikonstruksikan ke dalam
tersebut menyatakan bahwa tradisi maawuo pembelajaran IPA sebagai suplemen materi
di Danau Bokuok dapat dikaitkan dengan IPA SMP. Hasil kajian etnosains dapat
Kompetensi Dasar (KD) pada pembelajaran membantu guru IPA di SMP Negeri 2
IPA dan Biologi. Kompetensi Dasar (KD) 3.9 Sidemen dan guru IPA lainnya dalam
menganalisis informasi/data dari berbagai mengimplementasikan kearifan lokal proses
sumber tentang ekosistem dan semua pembuatan Arak Bali ke pembelajaran IPA,
interaksi yang berlangsung di dalamnya menunjang proses pembelajaran IPA sebagai
berkaitan dengan materi ekologi (komponen sumber belajar yang kontekstual dan
ekosistem, aliran energi, daur biogeokimia, referensi bagi siswa untuk membantu siswa
dan interaksi dalam ekosistem). Selanjutnya dalam memahami materi IPA, dan dapat
Kompetensi Dasar (KD) 3.10 menganalisis menambah wawasan pengetahuan ilmiah
data perubahan lingkungan dan dampak dari dalam proses pembuatan Arak Bali bagi
perubahan-perubahan tersebut bagi seluruh masyarakat Desa Tri Eka Buana.
kehidupan berkaitan dengan materi
keseimbangan lingkungan (kerusakan SIMPULAN DAN SARAN
lingkungan/pencemaran lingkungan, dan Berdasarkan hasil penelitian dan
pelestarian lingkungan). pembahasan yang telah dipaparkan
Penelitian yang dilakukan Najib (2018), sebelumnya, dapat disimpulkan (1) Proses
proses pembuatan genteng dilakukan di pembuatan Arak Bali di Desa Tri Eka Buana
Desa Papringan, Kecamatan Kaliwungu, masih diproduksi secara tradisional yang
Kabupaten Kudus dan Desa Mayong Kidul diturunkan secara turun-temurun. Proses
Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara. pembuatan Arak Bali sebagai berikut:
Lokasi penelitian dipilih karena merupakan penyadapan nira kelapa, fermentasi nira
desa yang mayoritas penduduknya kelapa menjadi tuak, hasil fermentasi
memproduksi genteng. Bahan baku kemudian dipanaskan sampai mendidih dan
pembuatan genteng terbuat dari lemah menguap kemudian mengalir menuju
(tanah liat). Hasil penelitian tersebut pendingin, uap akan berubah wujud menjadi
menyatakan bahwa proses pembuatan Arak. (2) Kajian etnosains pada proses
genteng terdiri atas beberapa tahapan yang pembuatan Arak Bali di Desa Tri Eka Buana
dapat dikaitkan dengan Kompetensi Dasar dapat dikonstruksikan ke dalam
(KD) pada pembelajaran IPA SMP. KD 3.4 pembelajaran IPA SMP, konsep IPA pada
menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor, proses pembuatan Arak Bali dapat ditemukan
perpindahan, dan penerapannya dalam dalam materi klasifikasi tumbuhan pada KD
kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme 3.2 mengklasifikasikan makhluk hidup dan
menjaga kestabilan suhu tubuh pada benda berdasarkan karakteristik yang
manusia dan hewan yang berkaitan dengan diamati, materi pemisahan campuran secara
proses pembakaran pada pembuatan destilasi terdapat pada KD 3.3 menjelaskan
genteng dengan konsep perpindahan kalor. konsep campuran dan zat tunggal (unsur dan
KD 3.8 menganalisis terjadinya pencemaran senyawa), sifat fisika dan kimia, perubahan
lingkungan dan dampaknya bagi ekosistem fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari,
yang berkaitan dengan penggunaan bahan materi perpindahan kalor secara konveksi
baku dan asap pembakaran dalam terdapat pada KD 3.4 menganalisis konsep
pencemaran lingkungan. KD 3.8 memahami suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,
tekanan zat dan penerapannya dalam dan penerapannya dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari, termasuk tekanan sehari-hari termasuk mekanisme menjaga
9
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

kestabilan suhu tubuh pada manusia dan Perubahan Konseptual. Singaraja:


hewan, materi zat adiktif terdapat pada KD Universitas Pendidikan Ganesha.
3.6 menjelaskan berbagai zat aditif dalam
makanan dan minuman, zat adiktif serta Ely. 2015. Peran Budaya Lokal dalam
dampaknya terhadap kesehatan, dan KD 3.7 Pembentukan Sains: Studi Naturalistik
menerapkan konsep bioteknologi dan Pembentukan Sains Siswa Kelompok
penerapannya dalam kehidupan manusia. Budaya Sunda Tentang Fotosintesis
Berdasarkan hasil penelitian yang dan Respirasi Tumbuhan dalam
telah dilakukan, saran yang dapat diberikan Konteks Sekolah dan Lingkungan
yaitu sebagai berikut (1) Materi IPA SMP Pertanian. Bandung: Universitas
dalam klasifikasi makhluk hidup, pemisahan Pendidikan Indonesia
campuran, suhu dan kalor, zat adiktif, dan
bioteknologi guru dapat mengkonstruksikan Ganawati, dkk. 2008. Pembelajaran Ilmu
kajian etnosains pada proses pembuatan Pengetahuan Alam Terpadu dan
Arak Bali agar siswa lebih mudah memahami Kontekstual IX. Jakarta: Departemen
pembelajaran IPA yang berkaitan dengan Pendidikan Nasional.
kearifan lokal masyarakat tempat sekitar
siswa. (2) Guru bisa memulai Giancoli. 2001. Fisika Jilid 2. Terjemahan
mengkonstruksikan kajian etnosains yang Yuhilza Hanum Physics Fifth Edition.
berasal dari kearifan lokal tempat tinggal atau Jakarta: Erlangga
sekolah agar siswa lebih mudah memahami
materi-materi IPA yang sering mereka amati. Hadi, W. P. dkk. 2019. Terasi Madura: Kajian
(3) Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan Etnosains dalam Pembelajaran IPA
penelitian lebih lanjut untuk mengkaji kajian untuk Menumbuhkan Nilai Kearifan
etnosains di kearifan lokal masyarakat Lokal dan KArakter Siswa. Jurnal
daerah lainnya khususnya di Bali, untuk Inovasi Pendidikan Sains.
menambah referensi belajar siswa dan 10(1):45-55.
suplemen materi bagi guru untuk mengajar.
Hadi, W. P. dkk. 2018. Studi Etnosains Terasi
UCAPAN TERIMA KASIH Sebagai Sumber Belajar IPA Berbasis
Penulis menyadari bahwa selesainya Kearifan Lokal. Prosiding National
artikel ini tidak terlepas dari bantuan berbagai Conference on Mathematics, Science,
pihak. Untuk itu, tidak lupa penulis and Education (NACOMSE). Halaman
mengucapkan terima kasih kepada Kepala 343-348.
Desa Tri Eka Buana, Petani Arak Bali di Desa
Hadi, W.P & Ahied, M. 2017. Kajian Ilmiah
Tri Eka Buana, dan Guru IPA SMP Negeri 2
Proses Produksi Garam di Madura
Sidemen yang telah membantu penulis dalam
Sebagai Sumber Belajar Kimia. Jurnal
pengambilan data. Pembelajaran Kimia. 2(2): 1-8.

DAFTAR PUSTAKA Haryati, dkk. 2012. Aplikasi Pengawet Alami


Nira Kelapa Bentuk Serbuk Berbahan
Amema, D. Ch. T. Tuju & H. Raung. 2017. Sirih Hijau Terhadap Sifat Fisika dan
Fermentasi Alkohol dari Nira Aren Kimia Gula Kelapa. Pembangunan
(Arenga Pinnata Merr.) dengan Pedesaan. 12(2): 107-112.
menggunakan metode fed batch. In
COCOS. 1(9). Ilhami, A, dkk. 2020. Kajian Etnosains Tradisi
Maauwo di Danau Bakuok sebagai
Arlianovita, Denys, dkk. 2015. Pendekatan Sumber Pembelajaran Biologi.
Etnosains dalam Proses Pembuatan Bioeduca: Jurnal Pendidikan Biologi.
Tempe Terhadap Kemampuan 2(2): 79-86.
Literasi Sains. Seminar Nasional
Fisika dan Pembelajarannya. Karim, Saeful, dkk. 2008. Belajar IPA
101-107. Membuka Cakrawala Alam Sekitar
untuk Kelas IX. Departemen
Astawa, I Gede. 2012. Konsep Dasar IPA 2: Perbukuan: Departemen Pendidikan
Bermuatan Peta Pikiran dan Model Nasional.
10
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852

Kelas VII. Pusat Perbukuan:


Muchtadi, T. dkk. 2015. Ilmu Pengetahuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ilmu Pangan. Bandung: Alfabeta.
Sukadana, I. G. K, dkk. 2016. Performansi
Muin, R., I. Hakim, dan A. Febriyansyah. mesin berbahan bakar etanol hasil
2015. Pengaruh waktu fermentasi dan destilasi Arak Bali. Jurnal Energi Dan
konsentrasi enzim terhadap kadar Manufaktur, 9(1), 70–74.
bioetanol dalam proses fermentasi
nasi aking sebagai substrat organik. Supriyadi & Nurvitasari, E. 2020. Investasi
Jurnal Teknik Kimia. 3(21): 59−69. Sains Asli Suku Malind: Upaya Dalam
Pengembangan Kurikulum IPA
Najib. 2018. Kajian Etnosains Proses Kontekstual Papua Berbasis
Pembuatan Genteng sebagai Bahan Etnosains. Jurnal Sains dan
Ajar Tambahan Pelajaran IPA Matematika. 7(1):10-21.
Terpadu. Jurnal Penelitian
Pembelajaran Fisika. 9(2): 98-103.
Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian:
Perwitasari, T. dkk. 2016. Peningkatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Literasi Sains Melalui Pembelajaran Gabungan. Jakarta: Prenadamedia
Energi dan Perubahannya Bermuatan Group.
Etnosains Pada Pengasapan Ikan.
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 1(2).
62-70.
Purwoko & Fendi. 2009. Physics Bilingual 1.
Jakarta: Yudistira.

Rahayu, W. E & Sudarmin. 2015.


Pengembangan Modul IPA Terpadu
Berbasis Etnosains Tema Energi
dalam Kehidupan untuk Menanamkan
Jiwa Konservasi Siswa. Unnes
Science Education Journal. 4(2).
920-926.

Rist, S., & Dahdouh-Guebas, F. 2006.


Ethnosciences A step towards the
integration of scientific and indigenous
forms of knowledge in the
management of natural resources for
the future. Environ Dev Sustain, 8(4),
467-493.

Septiani, D & Listiyani, L. R. 2021. Inovasi


Modul Etnosains: Jamu Tradisional
sebagai Pembelajaran Berbudaya dan
Melek Sains. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan. 3(2): 288-297.

Sudarmin. 2014. Pendidikan KArakter,


Etnosains dan Kearifan Lokal (Konsep
dan Penerapannya dalam Penelitian
dan Pembelajaran Sains). Semarang:
Swadaya Manunggal.

Sugiyarto, Teguh & Eny Ismawati. 2008. Ilmu


Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs

11

Anda mungkin juga menyukai