PENDAHULUAN
Dalam menunjang pendidikan untuk mencapai suatu tujuan, maka peran pendidik
sangat diperlukan. Tercantum pada Undang-undang no. 20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1
tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana yang mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif menegembangakan potensi dirinya.” Oleh karena itu,
pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan, sehingga maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju
Khususnya di Negara Republik Indonesia, fungsi dan tujuan pendidikan yang tertera
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 3 tentang sistem pendidikan
1
Tim penyusun Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Jakarta Sinar Grafika, 2003), h. 2.
1
2
pengembangan diri yang dapat menanamkan nilai-nilai moral pada diri peserta didik.
perilaku berupa ucapan, perbuatan, pikiran, perasaan, dan hasil karya yang baik.
sendiri dan ada yang membutuhkan bantuan orang lain dalam menyelesaikannya.
permasalahan yang muncul pada dirinya. Seluruh permasalah yang dihadapi peserta
3
bantuan melalui jasa dan teknologi bimbingan dan konseling oleh seorang yang ahli
(expert) untuk menyelesaikan masalahnya, sebab jika tidak ada keahlian atau tidak
menguasai bidangnya, apa yang diinginkan tidak akan mencapai sasaran dengan baik,
maka salah satu bentuk bantuan yang diberikan adalah dalam bentuk pertolongan
yang diberikan oleh guru pembimbing atau konselor sekolah atau madrasah.
dalam memahami diri, menerima diri dengan segala kekuatan dan kelemahannya,
terhadap perkembangan perserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang
mengalami masalah saja, akan tetapi berlaku untuk seluruh peserta didik.0
yang mempunyai peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional.
Bantuan yang diberikan dalam layanan bimbingan dan konseling dalam hal ini
tersebut meliputi kompetensi fisik, intelektual, sosial, pribadi, dan spiritual. Semua
kompetensi ini hendaknya dapat terwujud dengan serasi , selaras, dan seimbang
dalam setiap diri individu yang pada akhirnya bermuara kepada pencapaian tujuan
0
Samsul Munir amin, 2010, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta; Amzah)
4
pendidikan yang diharapkan. Sesuai dengan Q.S Al-baqarah (2) ayat 155 yang
berbunyi :
وَلَنْبُلَو َّنُك ْم ِبَش ْي ٍء ِّم َن اْلَخ ْو ِف َو اْلُجْو َو َنْقٍص ِّم َن اَاْلْم َو اِل َو اَاْلْنُفِس َو الَّثَم ٰر ِۗت
ِع
َو َبِّش ِر الّٰص ِبِر ْيَن
Terjemahnya :
Maraghi dalam tafsir al-Maraghi, sesungguhnya Allah akan menguji kalian dengan
aneka ragam percobaan. Misalnya perasaan takut terhadap musuh dan adanya
musibah yang wajar terjadi, seperti kekurangan buah-buahan ( paceklik) bagi orang
yang beriman kepada Allah. Keadaan seperti ini akan dilaluinya, sekalipun terisolasi
karena rasa laparnya, orang yang beriman jika memerlukan makanan hanya dengan
cukup mengulum buah kurma lalu disimpannya kembali mengingat jangka yang
masih panjang terutama sekali ketika mereka berlaga di perang ahzab dan tabuk.”
potensi yang telah dianugrahkan Allah itu. Ini tidak ubahnya dengan ujian pada
0
Ahmad Mushtfha Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi Juz 30”, (Semarang: CV Toha
Putra, 1985), h. 41.
5
masing. Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin berat soal ujiannya. Baik, serta
peserta didik akan lebih baik, dalam pengembangan dirinya baik itu pengembangan
pribadi, sosial, belajar dan karier. Tujuan bimbingan dan konseling yang paling
guru untuk menyediakan atmosfer pembelajaran dikelas yang lebih sehat dan
kondusif.
peserta didik beliau mengatakan bahwa “banyak dari peserta didik yang mempunyai
problem atau masalah baik problem yang ada dilingkungan pertemananya maupun
problem yang ada di lingkungan keluarga. Jadi bimbingan dan konseling di sekolah
itu sangat penting untuk peserta didik agar potensi yang dimiliki bisa keluar atau
0
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol 1, h. 364.
0
Rosmiana S.Pd. Guru BK SMPN 35 Makassar, “Wawancara”. di Ruang BK SMPN 35
Makassar, Tanggal 15 Juni 2022.
6
Berdasarkan latar belakang diatas dalam hal ini penulis berkeinginan untuk
1. Rumusan masalah
2. Batasan masalah
dalam pengembangan diri peserta didik hal ini sesuai dengan spesifikasi
1. Pengertian Judul
7
sebagai bagian dari program pendidikan yang dilakukan oleh tenaga ahli
lingkungnnya.0
0
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Cet, 1 : Jakarta : Prenadamedia
Gruop 2018), h. 2.
0
Departemen Agama RI, Pedoman Kegiatan Pengembangan Diri (Jakarta: Departemen
Agama RI 2005), h, 15
8
d. Peserta didik berarti ; anak didik, peserta didik atau anak sekolah yang
2. Definisi operasional
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
0
Iwan Aprianto, Manajemen Peserta Didik, (Cet, l; Jawa Tengah :Lakiesha, 2020), h. 5
9
peserta didik.
b. Secara Praktis
Dan dapat terbentuk siswa yang aktif, kreatif, serta kritis sehingga proses
belajar mengajar pun berjalan baik. Peserta didik dapat belajar dengan
TINJAUAN PUSTAKA
bimbingan dan konseling di sekolah serta dukungan moril dan materil dari
0
Nizar Cholis, “Efektifitas Pengembangan Bimbingan dan Konseling Terhadap Minat bakat
Siswa di SDN Tlogomas 02 Kota Malang” Skripsi Jurusan Pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2017.
11
12
Penelitian skripsi oleh eko jukianto hasil penelitian yang dilakukan peneliti
sebagai motivator juga harus berperan sebagai seorang pendidik, agar siswa
senantiasa menumbuhkan rasa segan terhadap guru BK. Selain itu guru BK
adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal
0
Eko Jukianto, “Efektifitas Guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam Menanggulangi
Kenakalan Siswa di Madrasah Aliyah Al-Mawasir Lamasi Kabupaten Luwu”, Skripsi Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, 2015.
12
13
B. Landasan Teori
a. Pengertian Bimbingan
istilah bimbingan (guidance) berasal dari Bahasa inggris dari akar kata
b. Pengertian Konseling
0
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan madrasah, ( Cet, 6 : Jakarta:Rajawali
Pers 2014), h. 15.
0
WS. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, ( Jakarta: Gramedia Widia
Sarana, 1991), h. 58.
13
14
konselor (orang yang ahli) dengan klien (orang yang menerima bantuan)
dipilihnya.
perkembanagan yang optimal oleh setiap individu atau peserta didik sesuai
0
Ibid., h. 97-99.
0
Mulyadi, Materi Ujian Komprehensif Bagi Mahasiswa Jueusan Manajemen Pendidikan
Islam, (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Padang, 2013), h. 13.
15
peserta didik sebagai individu yang diberi bantuan. Akan tetapi sebenarnya
tujuan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah tidak terbatas bagi
peserta didik saja, tetapi juga sekolah secara keseluruhan dan bagi
masyarakat.
maka tujuan dari bimbingan dan konseling juga mengalami perubahan dari
seoptimal mungkin.
lingkungan kerja.0
0
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., h. 122.
0
Syamsul Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Op. cit., h. 13.
16
sedang dihadapi.
keterampilan-keterampilan baru.
dikehendaki.
positif pada diri individu. Disamping tujuan dari semua upaya bimbingan
dan konseling. 0
memiliki kesadaran yang lebih mendalam bukan saja tentang siapa mereka
tetapi juga dapat berdiri sendiri. Rogers menyatakan, bahwa tujuan yang
pada dirinya.
a. Landasan filosofis
0
Abdul Munir, Penguatan Nilai-nilai Filosofis dan Pedagogis Bimbingan dan Konseling
sebagai Upaya Pengembangan Karakter Generasi Muda Indonesia, (Medan: Prociding, 2016), h. 13
18
menjadi tidak optimal hasilnya. Oleh karena itu setiap pelaksana layanan
sungguh-sungguh.
konseling, yaitu:
pada dirinya;
sendiri;
19
sendiri;
sebenarnya diri manusia itu dan akan menjadi apa manusia itu;
9) Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam
membagikannya;
0
Syafaruddin, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, ( Cet, 1 : Medan: Perdana Publishing
2019), h. 28.
20
pilihan dapat dibuat ke arah yang baru, untuk tujuan yang sama
individu;
b. Landasan Psikologis
konseling, yaitu tingkah laku klien yang perlu dirubah atau dikembangkan
yang ingin dicapainya dengan pemahaman tingkah laku yang jadi sasaran
keprbadiannya. 0
0
Belkin GS, Practical Counseling in The Schooles, (Usa: Brown Company Publishers, 1975),
h. 95.
0
M. Fuad Anwar, Landasan Bimbingan dan Konseling Islam, ( Cet, 1 : Yogyakarta : CV Budi
Utama, 2019), h. 116.
22
lingkungannya sanat baik, ada pula yang sedang-sedang saja dan pula
3) Perkembangan individu
sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri
sebelumnya.
5) Kepribadian
budaya tersebut.
yang berasal dari latar belakang budaya yang sama cenderung lebih
mudah dari pada antar mereka yang berasal dari latar belakang yang
d. Landasan Religius
penekanan pada 3 hal pokok, yaitu; (1) Keyakinan bahwa manusia dan
berikut:0
khususnya. Dasar dari pendidikan tidak dapat terlepas dari dasar negara
0
Bimo Walgito, Bimbingan dan konseling (Studi Kasus) (Yogyakarta : 2010), h. 33.
26
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
mencapai kesejahteraan.
dan konseling harus diberikan secara kontinu dan diberikan oleh orang-
konseling.
murid diselesaikan oleh guru sendiri, tetapi kalau tidak mungkin maka
g. Anak atau individu yang dihadapi adalah individu yang hidup dalam
dengan hal ini maka bimbingan dan konseling haruslah didasarkan atas
bertndak secara tepat oleh karena itu diperlukan adanya daftar pribadi,
pelayanan itu. Apabila asas-asas itu diikuti dan terselenggara dengan baik
a. Asas kerahasiaan
yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini
b. Asas kesukarelaan
pihak konselor. Klien diharapkan secara suka rela tanpa ragu-ragu atau
0
Suhertina, DasarDasar Bimbingan dan Konseling, ( Cet :1 Pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir
Sumatra 2014), h. 36.
29
c. Asas keterbukaan
d. Asas kekinian
e. Asas kemandirian
berdiri sendiri, tidak tergantug pada orang lain atau tergantung pada
konselor.
f. Asas kegiatan
30
yang berarti bila klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai
tidak akan tercapai dengan sendirinya melainkan harus dengan kerja giat
g. Asas kedinamisan
yang bersifat dinamis, maju, dan berkembang dalam arti tidak monoton
h. Asas keterpaduan
i. Asas kenormatifan
sehari-hari. Seluruh isi dan proses konseling harus sesuai dengan norma-
j. Asas keahlian
tulodo, ing madya mangun karso.” Asas ini menuntut agar pelayanan
6. Pengembangan diri
peserta didik.
kebutuhan bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah
yang difasilitasi dana atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik serta kegiatan ekstra
kurikuler.
0
Tarsis Tarmudji, Pengembangan Diri, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1998), h.29.
33
khusus yakni.0
kondisi sekolah/madrasah.
1) Bakat
2) Minat
3) Kreativitas
6) Kemampuan sosial
7) Kemampuan belajar
10) Kemandirian0
0
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta:PT Rineka Cipta 1997). h.
270.
0
Tim Pustaka Yustisia, Op.cit, h. 207
34
terprogram dilaksanakan secara khusu dan diikuti oleh peserta didik sesuai
1) Kehidupan pribadi
2) Kemampuan sosial
3) Kemampuan belajar
1) Kepramukaan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka
sekolah/madrasah.
a. Sasaran kegiatan
b. Substansi kegiatan
keorganisasiaannya
e. Sarana
C. Kerangka Pikir
berbagai faktor yang telah diid entifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan teoritis antara variabel yang akan
diteliti. Untuk itu sesuai dengan judul peneliti yang akan membahas tentang
Kerangka Pikir
Efektifitas BK
Analisis
Temuan
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Peserta Didik di Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang digunakan apabila ingin
melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya.
masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik berupa
Disebut penelitian kualitatif karena sumber data yang diperoleh dari penelitian
ini berupa kata-kata atau tindakan dari orang yang di wawancara, pengamatan atau
dibahas oleh peneliti yaitu mengenai Efektifitas Bimbingan dan Konseling dalam
0
A Musri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,(Cet.
IV; Jakarta: Kencana, 2014), h. 24.
39
40
Lokasi penelitian yang akan dilakukan yaitu di SMP Negeri 35 Makassar Jl.
C. Fokus Penelitian
pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang dipandang
untuk memilih data yang relevan atau menentukan konsentrasi yang menjadi objek
Dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus penelitian yaitu, Guru BK yaitu,
Rosmiana., S.Pd. dan peserta didik kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar yang terdiri
dari 9 peserta didik dengan jumlah laki-laki sebanyak 3 dan perempuan berjumlah 6
orang.
1. Observasi
peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat,
observasi merupakan cara yang sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Cet. XIX; Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 290.
41
penelitian seperti perilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu, dan keadaan
tertentu.0 Dalam melakukan observasi ini peneliti mengamati hal-hal yang berkaitan
Didik.
2. Wawancara
antara dua orang dalam situasi yang berhadapan salah seorang, yaitu melakukan
wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang
berputar sekitar pendapat dan keyakinannya.0 Jenis wawancara dalam penelitian ini
wawancara yang berasal dari pengembangan topik dan pengajuan lebih fleksibel.
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara dan diminta pendapat, ide-idenya.
Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat
0
M Djunaedin Ghony, At. All, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. III; Depok: Ar-Ruzz
Media, 2016), h. 165.
0
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010), h. 49-50.
0
Sugiono, Op.Cit., h. 233.
42
terdapat dalam pedoman wawancara. Informasi dari wawancara direkam oleh peneliti
menggunakan alat perekam suara atau ponsel, disamping itu peneliti juga melakukan
pencatatan hal-hal penting yang disampaikan oleh informan dalam wawancara. Pada
penelitian ini yang akan diwawancarai adalah Guru BK, dan peserta didik kelas VIII
3. Dokumentasi
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dengan metode
dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.0Teknik dokumentasi
digunakan untuk melengakapi atau menggali data yang tidak diperoleh dari hasil
penelitian kualitatif untuk mencari data yang berkaitan dengan Efektifitas Bimbingan
dan Konseling dalam Pengembangan Diri Peserta Didik kelas VIII di SMP Negeri 35
Makassar.
0
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian,(Cet. I; Yogyakarta: Literasi Media Publishing,
2015), h. 63.
43
selama proses berlangsungnya penelitian. Dan penelitian ini diperoleh dari hasil
yang penting, menyusun atau menyajikan data sesuai dengan masalah penelitian
dalam bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar mudah dipahami ada empat
Reduksi
Data
Penarikan/
verivikasi
Kesimpulan
langka utama dan paling penting untuk penelitian, terlepas dari bidang
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang
masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau
orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan penelitian akan
berkembang, sehingga dapat meruduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan
data, kreasi dan penggunan display juga bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari
0
Ibid., h. 249.
45
gambaran dan penafsiran dari data yang telah diperoleh serta hubungan dengan fokus
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apa bila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak
karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausul atau interaktif, hipotesis atau
0
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed
Methods, serta Research & Development, (Jambi: Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan, 2017), h.
106.
0
Umar Sidiq, At. All, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan, (Cet. I; Jawa
Timur: Nata Karya, 2019), h. 46.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
NPSN :40311920
Tipe Sekolah :A
: (Kecamatan) Biringkanaya
:(Kota) Makassar
Telepon/HP/Fax :0411-8959567
Nilai Akreditasi :A
47
48
Dunia pendidikan tentunya harus jelas arah dan tujuan kedepan yang
Visi
Misi
interaksi sosial
pengembangan profesionalisme
Struktur organisasi sekolah merupakan suatu bentuk yang berupa urutan atau
daftar yang berfungsi sebagai upaya dalam menjelaskan tugas dan fungsi dari
sekolah tersebut.
50
KEPALA SEKOLAH
PARENRENGI, SPd.
M.Pd..
WAKESEK UMUM
AMIRUDDIN, D.S.Pd.
KOMITE KA. TATA USAHA
THAMRINABDUH SE., DRA. YULIANA
M.Si. PARUBAK, M.Si.
diperlukan adanya sarana dan prasarana sebagai hal yang sangat penting dan
terjadi, namun karena adanya sarana dan prasarana yang dimiliki belum
terlaly lengkap dan memadai. Adapun sarana dan prasarana di SMP Negeri 35
Tabel 4.1
Sarana dan Prasarana SMPN 35 Makassar
Jml Ruang
Yg Jml Ruang Yg Keterangan /
No Nama Ruang Jml
Kondisi Kondisi Buruk Kategori Kerusakan
Baik
Sedang (atap berkarat, lantai
1 Ruang Kelas (Asli) 25 25 0
pecah)
Ruang Keterampilan,
2 Ruang Kelas Tambahan 1 1 - Lab.Komputer, Perpustakaan
yg dimodifikasi jadi kelas
3 Ruang kepala sekolah 1 1 - -
4 Laboratirum IPA 1 1 - -
5 Ruang Staf Tata Usaha 1 1 - Ukuran tidak layak (3x9)
6 Ruang BK 1 1 - -
7 Ruang Guru 1 1 - -
8 Ruang Perpustakaan 1 1 - Ukuran tidak layak (3x7)
9 Mushollah 1 1 - -
10 Kantin 2 2 - -
Sumber Data : Kantor Tata Usaha SMP Negeri 35 Makassar
52
memadai dengan adanya ruang kelas sebanyak 25, Ruang kepala sekolah,
ruang kelas tambahan, laboratorium IPA, ruang staf tata usaha, ruang BK,
parkiran untuk staf, guru beserta peserta didik, dan ada juga taman untuk baca
Bahkan bisa dikatakan tanpa seorang guru, maka proses pembelajaran tidak
bisa berjalan dengan baik. Tenaga pengajar yang ada di SMP Negeri 35
guru yang mengajar di SMP Negeri 35 Makassar adalah 71 orang. Setiap guru
Tabel 4.2
Data Guru SMP Negeri 35 Makassar
Mata
No Nama Status Jabatan
Pelajaran
ABDUL JALIL
1 FAKHRI PNS - Kepala Sekolah
PARENRENGI
Ambo Rappe
3 PNS IPS Guru Mapel
Amiruddin D.
4. PNS IPS Guru Mapel
NON
5. Amrah Matematika Guru Mapel
PNS
P. Agama
Hindu dan
6. Andi Masniati PNS Guru Mapel
Budi
Pekerti
P.Agama
Islam dan
7. Anwar PNS Guru Mapel
Budi
Pekerti
Tenaga
Dian Apriyanti Eka NON
8. Administrasi
Sari PNS
Sekolah
Bahasa
9. Dina Pata’dungan PNS Guru Mapel
Indonesia
Bahasa
10. Dyah Retno Adiati PNS Guru Mapel
Inggris
NON Pengurus/Office
21. MASRI NAWIR -
PNS Boy
Bahasa
22. Mei Mangentang PNS Guru Mapel
Indonesia
Muh. Nur Alam
23. PNS IPA Guru Mapel
Amir
Tenaga
NON
24. Muhammad Yospi - Administrasi
PNS
Sekolah
P. Agama
Islam dan
25. Musdalifah PNS Guru Mapel
Budi
Pekerti
NON
27. Nuraeni - Guru Mapel
PNS
NON Bahasa
28. Nurfajriah Basri Guru Mapel
PNS Inggris
29. Nurhayati Hakim PNS - Guru Mapel
PNS
35. Parenrengi PNS - Kepala Sekolah
36. Rosdiana PNS BK Guru BK
St Fatimah Bahasa
48. PNS Guru Mapel
Indonesia
Suarni Seni dan
49. PNS Guru Mapel
Budaya
Sufriati
50. PNS - Guru Mapel
56
Tenaga
51. Sumiarti PNS BK Administrasi
Sekolah
Suriyanti Bahasa
52. PNS Guru BK
Indonesia
Suryani T. Bahasa
53. PNS Guru Mapel
Inggris
54. Syafrudin PNS IPS Guru Mapel
Syahrir NON Bahasa
55. Guru Mapel
PNS Indonesia
56. Syamsiah PNS IPA Guru Mapel
tuntutan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada
(face to face) kepada siswa yang bermasalah disekolah. jadi guru BK betul-
didik, tidak hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga
bimbingan dan konseling, maka integrasi dari seluruh potensi ini dapat
atau akademis saja tetapi juga seluruh komponen dirinya baik itu kepribadian,
dalam pengembangan diri peserta didik ada beberapa jenis layanan yang
1. Layanan Orientasi
0
Rosdiana S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, “Wawancara”, di Ruangan Guru
Bimbingan Dan Konseling, Tanggal 12 September 2022.
59
lingkungan sekolah yang baru mereka masuki dan juga bantuan kepada
program layanan orientasi kepada peserta didik kelas VIII di Tahun ajaran
baru sudah terlaksana dengan baik dan efektif, dilihat dari tepatnya sasaran
program yang mana memang ditujukan untuk membantu peserta didik yang
sekolah yang baru mereka masuki dan membantu peserta didik agar
2. Layanan Informasi
sebagaimana berikut:
dengan sesame teman, guru dan orang lain dengan tujuan agar siswa dapat
Hal ini senada pula dengan yang di katakan oleh Aditya, siswa
0
Rosdiana S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, “Wawancara”, di Ruangan Guru
Bimbingan Dan Konseling, Tanggal 12 September 2022.
0
Andi Masniati, S.Pd., Waka Kurikulum, “ Wawancara”, di Ruangan Waka Kurikulum,
Tanggal 12 September 2022.
0
Aditya, Ketua Kelas VIII 1, “Wawancara”, di Ruangan Guru Bimbingan Dan Konseling,
Tanggal 1 September 2022.
61
teman, guru dan orang lain dengan tujuan agar siswa dapat bergaul
visit) dan mengundang orang tua siswa (parenting class) setiap enam bulan
bahwa berhasil atau tidaknya sesuatu yang diterapkan kepada siswa dapat
panjang ( satu bulan sekali) dan penilaian jangka pendek ( dua minggu
sekali).
dengan cara kunjungan rumah (home visit) dan mengundang orang tua
siswa (parenting class) setiap enam bulan sekali. Dan juga dengan cara
bimbingan individu kepada peserta didik kelas VIII ini dinilai belum
0
Rosdiana S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, “Wawancara”, di Ruangan Guru
Bimbingan Dan Konseling, Tanggal 12 September 2022.
63
menyatakan bahwa:
kenakalan siswa, tidak disiplin dalam belajar, dan tidak masuk kelas
0
Nurul Ilma Handayani, Ketua Kelas VIII 2, “Wawancara”, di Ruangan Guru Bimbingan Dan
Konseling, Tanggal 1 September 2022.
64
kelas VIII belum terlaksana dengan maksimal atau bisa dikatakan kurang
Jadi masih banyak penanganan yang harus dilakukan agar siswa dapat
disiplin.
pengembangan diri yang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
0
Rosdiana S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, “Wawancara”, di Ruangan Guru
Bimbingan Dan Konseling, Tanggal 12 September 2022.
65
pengembangan diri.
bahwa layanan penempatan dan penyaluran kepada peserta didik kelas VIII
Makassar
0
Parenrengi, S.Pd. M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 35 Makassar, “Wawancara”, di
Ruangan Kepala Sekolah, Tanggal 12 September 2022.
66
pengembangan diri peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 35 Makassar tidak
1. Faktor Pendukung
pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang harus dimilikinya,
“kita selalu kordinasi dengan guru dan juga dengan orang tua siswa.
Selain itu kita juga sering kordinasi dengan Pembina, jadi sebelum kita
melangkah dilapangan, kita kumpulkan Pembina-pembina itu, terus
kita sampaikan visi dan misi sekolah ini serta target yang ingin
dicapai, yang terpenting ketika ada kendala dijalan kita harus selalu
kordinasi, kalau semua pekerjaan ada kordinasi pasti akan sukses,
kepala sekolah juga selalu menekankan untuk selalu kordinasi dalam
hal sekecil apapun permasalahannya”.0
dengan nilai yang dapat menjadi ukuran yaitu standar minimal sarana dan
0
Parenrengi, S.Pd. M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 35 Makassar, “Wawancara”, di
Ruangan Kepala Sekolah, Tanggal 12 September 2022.
0
Andi Masniati, S.Pd. Waka Kurikulum, “Wawancara”, di Ruangan Waka Kurikulum,
Tanggal 12 September 2022.
68
Pemenuhan sarana dan prasarana suatu hal yang erat kaitanya dengan
2. Faktor Penghambat
suatu program atau kegiatan, namun dalam hal ini faktor penghambat
serius.
dari pukul 07.30 sampai dengan puku 14.30, hal ini menyebabkan ketika
Mengatakan bahwa :
0
Parenrengi, S.Pd. M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 35 Makassar, “Wawancara”, di
Ruangan Kepala Sekolah, Tanggal 12 September 2022.
0
Suryani, S.Pd., Waka Urusan Humas Sekaligus Koordinator Kegiatan Pengembangan Diri,
“Wawancara”, di Ruangan Waka Humas, Tanggal 12 September 2022.
70
“hambatan yang saya hadapi yaitu kadang kita merasa capek dan
waktu untuk kegiatan pengembangan diri sangat terbatas”.0
0
Aura Nabirawati, Ketua Kelas VIII 6, “Wawancara” di Ruangan Guru Bimbingan dan
Konseling, Tanggal 1 September 2022.
71
0
Suryani, S.Pd., Waka Urusan Humas Sekaligus Koordinator Kegiatan Pengembangan Diri,
“Wawancara”, di Ruangan Waka Humas, Tanggal 12 September 2022.
72
dengan sesama teman, guru dan orang lain dengan tujuan agar siswa
yang fokus pada relasi, intraksi antara individu dan lingkungan dengan
dapat menjadi ukuran yaitu standar minimal sarana dan prasarana yang
PENUTUP
A. KESIMPULAN
maksimal.
yang sangat padat dan Guru Pembina kegiatan yang tidak sepenuhnya dari
Sekolah.
75
76
SARAN
Pelaksanaan kebijakan pengembangan diri siswa SMP Negeri 35
Makassar sudah cukup baik, namun masih ada sedikit kekurangan yang perlu
untuk diperbaiki lagi agar kegiatan pengembangan diri dapat berjalan dengan
dikhususkan pada hari tertentu (misalnya hari Jum’at), dengan tujuan agar
siswa lebih fokus dalam mempelajari pelajaran yang akademik maupun non
akademik.
2. Bagi guru bimbingan konseling agar lebih memberikan kontribusi yang nyata
dalam kegiatan pengembangan diri dan menyalurkan minat dan bakat siswa
yang telah ditetapkan oleh sekolah, karena kegiatan ini merupakan wadah
DAFTAR PUSTAKA
Amin Munir Samsul, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta; Amzah 2010
Belkin GS, Practical Counseling in The Schooles, Usa: Brown Company Publishers,
1975
Ghony M Djunaedin, At. All, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. III; Depok: Ar
Ruzz Media, 2016
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Cet. XIX; Bandung:
Alfabeta, 2013
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat
Bahasa 2008
N
81
82
83
84
PEDOMAN WAWANCARA
1. Kepala Sekolah
2. Waka Kurikulum
a. Bagaimana menurut ibu tentang layanan BK, apakah itu termasuk dalam
Makassar?
5. Siswa
Gambar 3 : Wawancara dengan Ibu Rosdiana S.Pd., selaku Guru Bimbingan dan
Konseling di SMP Negeri 35 Makassar.
88
Gambar 4 : Wawancara dengan Ibu Andi Masniati, S.Pd., selaku Waka Kurikulum di
SMP Negeri 35 Makassar.
Gambar 5 : Wawancara dengan Ibu Suryani S.Pd., selaku Waka Urusan Humas sekaligus
Koordinator Kegiatan Pengembangan diri di SMP Negeri 35 Makassar.
89
Gambar 6 : Wawancara dengan Adytia, selaku Ketua Kelas VIII 1 di SMP Negeri
35 Makassar.
90
Gambar 7 : Wawancara dengan Nurul Ilma Handayani, selaku Ketua Kelas VIII 2 di
SMP Negeri 35 Makassar.
Gambar 8 : Wawancara dengan Crysant Gracia Angelica Nanik, selaku Ketua Kelas
VIII 3 di SMP Negeri 35 Makassar.
91
Gambar 9 : Wawancara dengan Syakura Restu Sakinah, selaku Ketua Kelas VIII 4
di SMP Negeri 35 Makassar.
Gambar 10 : Wawancara dengan Elpatra Randakila Seu, selaku Ketua Kelas VIII 5
di SMP Negeri 35 Makassar.
92
Gambar 11 : Wawancara dengan Lisna, selaku Ketua Kelas VIII 6 di SMP Negeri
35 Makassar
Gambar 12 : Wawancara dengan Arini, selaku Ketua Kelas VIII 7 di SMP Negeri 35
Makassar.
93
Gambar 13 : Wawancara dengan Kevin Yohanis Alvian, selaku Ketua Kelas VIII 8
di SMP Negeri 35 Makassar.
94
Gambar 15 : Gambar Suasana salah satu Kelas VIII di SMP Negeri 35 Makassar
95
Gambar 16 : Gambar Suasana salah satu Kelas VIII di SMP Negeri 35 Makassar
(RIWAYAT HIDUP)