Anda di halaman 1dari 9

Faiq Hibad Fadhillah [22101120028]

REZA MAHENDRA S.PS.P [22101120064]

Putri Haslynda [22101120024]

EDUKASI DENGAN PENDIDIKAN MORAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN


BULLYING

Fakultas Teknik, Uiversitas Islam Balitar

Abstrak

Bully bisa diartikan dengan penindasan, merupakan segala bentuk penindasan atau
kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih
kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara
terus menerus. Cara mencegah bully dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh pelaku
pebullyan tentang hal ini. Jika semua orang memahami bentuk-bentuk perundungan, dampak
yang ditimbulkan bagi korbannya, dan juga bagaimana menghindari bullying, maka akan lebih
mudah untuk meminimalisir potensi bullying di kehidupan sehari hari. Bentuk-bentuk sosialisasi
dapat dilakukan dengan cara menempelkan poster-poster anti bullying, menyelipkan pesan anti
bullying

Kata kunci : Edukasi, pendidikann moral, bullying

PENDAHULUAN

Pendidikan dapat didefinisikan sebagai kecerdasan. Selain itu, dalam bidang


upaya penting dalam proses perubahan tata pendidikan, peserta didik juga akan
kehidupan suatu bangsa baik secara individu mendapatkan pembelajaran nonakademis
maupun kelompok untuk meningkatkan nilai seperti hal-hal keagamaan, kreatif, mandiri,
diri melalui pendidikan fisik, mental, dan demokratis, pengalaman, keahlian, dan
tanggung jawab. Salah satu bagian dari fitnah, kritik kejam, hingga pelecehan
pembelajaran kecerdasan adalah kecerdasan seksual. Secara nonverbal, pelaku biasanya
emosional yang sangat menekankan pada memberikan tindakan-tindakan seperti
pendidikan berkarakter. helaan nafas, tawa mengejek, dan bahasa
tubuh yang mengejek kemudian mengarah
Secara esensial, tujuan pendidikan karakter
kepada pengucilan, kekerasan fisik, hingga
adalah membantu individu menjadi lebih
perusakan barang.
emosional dan mendorong mereka menjadi
orang yang lebih baik. Dalam hal ini, Bullying sering terjadi karena tekanan yang
pendidik memainkan peran penting dalam dialami oleh pelakunya sendiri sehingga
membentuk peserta didik menjadi seseorang mereka mencoba untuk mengeluarkan
yang memiliki karakter mulia. Namun, tidak amarah mereka kepada orang yang lebih
dapat dipungkiri bahwa dengan lemah atau tidak berdaya di bawah mereka.
berkembangnya zaman, moralitas peserta Pelaku bullying dicirikan oleh sifat-sifat
didik semakin tidak terkendali dan tidak seperti merasa berkuasa dibandingkan orang
sesuai dengan harapan maupun nilai-nilai lain, emosi yang labil seperti depresi, stres,
serta norma yang ada. Di kalangan mereka, kurangnya kasih sayang, atau motif balas
defisit moral sedang marak terjadi, perilaku dendam. Hal ini semakin diperburuk oleh
menyimpang, dan hal-hal tidak terpuji masih lenggengnya budaya bullying dengan
lainnya sering terlihat. Salah satu yang dapat alasan senioritas yang kerap terjadi di
kita saksikan saat ini adalah tindakan kalangan peserta didik di berbagai satuan
bullying. pendidikan.

Bullying dapat diartikan sebagai tindakan Bullying memang sudah menjadi masalah
agresif yang bertujuan untuk menghina, serius yang secara konkret terjadi di sekolah.
menakuti, dan menyakiti secara fisik Tindakan kekerasan seperti ini tentu saja
maupun mental korban yang lemah karena dapat menimbulkan dampak yang sangat
pelaku merasa dirinya memiliki kekuasaan buruk bagi korban, seperti trauma, stres, dan
atas orang lain. Biasanya, bullying memiliki bahkan bunuh diri. Oleh karena itu, penting
jenis-jenisnya sendiri seperti bullying secara untuk mengimplementasikan pendidikan
verbal dan nonverbal. Secara verbal, pelaku karakter guna mencegah bullying di sekolah.
biasanya akan memberikan ejekan, hinaan, Jika bullying terjadi di sekolah, peserta didik
tentu sangat memerlukan peran dan b. Menjadi bahan masukan untuk
bimbingan pendidik melalui pendidikan kepentingan pengembangan ilmu
karakter yang diterapkan sebagai langkah bagi pihak-pihak yang
preventif atas bullying. berkepentingan guna menjadikan
penelitian lebih lanjut terhadap
Pendidikan karakter merupakan bentuk
objek sejenis yang belum tercakup
pendidikan yang wajib dipelajari dan
dalam penelitian ini.
ditanamkan kepada peserta didik yang
c. Menambah wawasan bagi para
mengajarkan serta membiasakan peserta
praktisi ilmu sosial, psikologi dan
didik untuk berperilaku dan melakukan
pendidikan, bahwa perilaku bullying
kebaikan. Pendidikan karakter adalah inti
tidak semata-mata timbul dari
dasar untuk membangun mental dan
keinginan pribadi pelaku.
motivasi untuk belajar. Pendidik dapat
2. Manfaat Praktisas
membantu mereduksi terjadinya bullying di
a. Penelitian ini diharapkan mampu
lingkungan sekolah melalui pemahaman
memberikan informasi dan masukan
tentang aktivitas umum jiwa peserta didik,
bagi para guru kelas maupun guru
seperti kepedulian, pengamatan, ingatan,
konseling berkaitan dengan hal-hal
berpikir, bertindak, sikap, minat, dan
yang mempengaruhi perilaku
imajinasi. Dengan demikian, hal-hal yang
bullying sehingga dapat melakukan
seharusnya tidak terjadi akan memiliki
intervensi secara tepat dalam upaya
dampak yang kondusif dalam lingkungan
mencegah dan memberikan
sekolah dan dalam interaksi teman sebaya.
treatment pada anak yang memiliki
LANDASAN TEORI perilaku bullying.
b. Sebagai bahan masukan bagi pelajar
1. Manfaat Teoritis
dan siswa, bahwa bullying adalah
a. Penelitian ini diharapkan dapat
tindakan merugikan yang harus
menambah wawasan bagi
dijauhi dan pintar-pintarlah dalam
pengembangan ilmu dan
memilih teman.
pengetahuan terutama dalam kajian
c. Dapat menjadi masukan bagi
ilmu Sosiologi dan Penyimpangan
orangtua hendaknya lebih
Sosial.
memperhatikan bagaimana dan
dengan siapa anaknya bergaul agar familier dengan sebutan studi pustaka.
anak terhindar dari perilaku-perilaku Referensi teori yang diperoleh dengan jalan
yang tidak diinginkan seperti penelitian studi literatur dijadikan sebagai
misalnya perilaku bullying fondasi dasar dan alat utama bagi praktek
penelitian ditengah lapangan.

Rumusan Masalah

Dari uraian di atas maka yang menjadi


.
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
METODE
1. Apa pengertian bullying?
Jenis Penelitian 2. Upaya pencegahan bullying
melalui edukasi Pendidikan
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi
moral?
literatur. Studi literatur merupakan
serangkaian kegiatan yang berkenaan
PEMBAHASAN
dengan metode pengumpulan data pustaka,
1. Pengertian Bullying
membaca dan mencatat, serta mengelola
Bullying adalah perbuatan tidak baik
bahan penelitian. Teknik ini dilakukan
yang dilakukan oleh seseorang atau
dengan tujuan untuk mengungkapkan
lebih kepada orang lainnya.
berbagai teori-teori yang relevan dengan
Perbuatan tidak baik yang dimaksud
permasalahan yang sedang dihadapi atau
bisa berupa hal-hal yang menyakiti
diteliti sebagai bahan rujukan dalam
secara fisik, seperti memukul,
pembahasan hasil penelitian.
mendorong, dan lain-lain.
Pengertian lain tentang studi literatur adalah 2. Upaya pencegahan bullying melalui
mencari referensi teori yang relefan dengan edukasi Pendidikan moral
kasus atau permasalahan yang ditemukan. a. Membangun Karakater Anak
Secara umum studi literatur adalah cara Langkah pertama yang dapat
untuk menyelesaikan persoalan dengan Anda lakukan adalah dengan
menelusuri sumber-sumber tulisan yang membangun karakter anak. Hal
pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata ini dikarenakan biasanya anak
lain, istilah studi literatur ini juga sangat objek bullying cenderung
mempunyai karakter yang menginginkan anak Anda
pemalu, tertutup, dan kurang mengalami dampak yang lebih
pandai dalam bergaul. Oleh buruk akibat perilaku bullying.
sebab itu, para orang tua harus Oleh sebabb itu, sangat penting
mengajari cara bersosialisasi untuk mengajarkan sikap terbuka
kepada anak agar mereka dapat pada anak sejak dini. Tekankan
bergaul dan beradaptasi dengan padanya bahwa sikap terbuka
baik di lingkungan yang baru. akan membuat anak
Untuk memulai hal ini, Anda mendapatkan dukungan secara
dapat mengajak anak untuk penuh dari orang tua dan guru,
berjalan-jalan di sekitar sehingga anak tidak perlu
kompleks agar ia dapat bertemu khawatir dengan dampak
teman sebayanya dan menjalin bullying yang terjadi.
hubungan pertemanan dengan c. Menjalin Persahabatan
baik. Ketika karakter ini telah Terkadang, perilaku bullying
terbentuk sedari kecil, maka pada anak usia dini dapat terjadi
kemungkinan untuk mendapatlan karena mereka kurang
tindakan bullying akan semakin memahami cara beteman atau
kecil. menjalin hubungan pertemanan
b. Ajarkan Sikap Terbuka pada yang lebih intens. Dalam hal ini,
Anak Biasanya, para korban para orang tua bisa mengajarkan
bullying cenderung tidak berani kepada anak mengenai strategi
dalam mengatakan yang dalam bersosialisasi dan menjalin
sebenarnya ketika ia telah persahabatan dengan anak
mengalami perundungan baik sebayanya. Ketika anak memiliki
secara fisik maupun secara intensitas dan kohesi yang kuat
mental. Mereka biasanya dalam pertemanannya, maka
cenderung untuk memendamnya potensi bullying yang terjadi
sendiri hingga beresiko dapat ditekan. Bahkan ketika
mengalami depresi. Sebagai tindakan bullying terjadi,
orang tua, tentunya Anda tidak tentunya anak akan mendapatkan
dukungan lebih dari dari ketika mendapatkan perilaku
temannya. Dalam upaya untuk bullying.
mendapatkan teman baru, Anda e. Ceritakan Kisah yang Inspiratif
dapat mengarahkan anak untuk Kepada Anak Anak-anak
bergabung ke dalam kelompok umumnya sangat menyukai
kegiatan yang positif dan ketika harus mendengarkan
digemari. Misalnya seperti cerita. Oleh sebab itu, setiap
kesenian, olahraga, atau bidang pesan yang disampaikan melalui
lain yang sesuai dengan favorit cerita dapat dengan mudah
anak. dimengerti dan diingat oleh anak-
d. Ajarkan Anak Cara untuk anak. Hal ini dapat menjadi salah
Menjaga diri Anda perlu satu strategi orang tua dalam
memastikan agar anak dapat menanamkan nilai-nilai yang
menjaga dirinya sendiri terutama harus dipahami oleh anak.
ketika bergaul dengan teman- Misalnya dalam perilaku
temannya. Di samping itu, Anda bullying, orang tua dapat
juga harus memastikan bahwa menceritakan kisah-kisah yang
anak sudah bisa menjaga memiliki tema perundungan
makanan sehatnya, tidur dengan terhadap teman. Jelaskan pula
durasi yang cukup, dan menjaga pada anak bahwa perilaku
kesehatannya ketika Anda tidak bullying tidak pernah dibenarkan
menemani. Ketika anak telah dan perlu untuk dicegah atau
dapat menjaga dirinya sendiri, disudahi karena akan berdampak
maka Anda tidak perlu terlalu cukup besar bagi si korban Dari
merasa khawatir ketika anak rumusan masalah tersebut,
sedang berada di luar jangkauan. pennelitian ini bertujuan untuk
Hal ini dikarenakan, kebiasaan mengetahui pengerian bullying
anak dalam menjaga diri dengan dan upaya pencegahan bullying
baik dapat menjadi cerminan melalui edukasi pendidikan
respon yang akan ia lakukan moral dalam punca pembuliyan

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan teman sebaya juga memiliki peran yang
besar sebagai penyebab bullying karena
Berdasarkan hasil penelitian dan
sebagian besar waktu yang mereka
pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
miliki dihabiskan bersama teman-
disimpulkan sebagai berikut:
temannya.Lingkungan pergaulan pelaku
1. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bullying memiliki peran penting dalam
bahwa bullying adalah bentuk tindakan tindakan bullying yang ia lakukan,
atau perilaku negatif, agresif seperti karena cenderung mengikuti apa yang
mengganggu, menyakiti atau dilakukan teman-temannya.faktor media
melecehkan yang dilakukan secara massa Tayangan yang sering dinikmati
sadar, sengaja dengan cara berulang- oleh pelaku didalamnya banyak
ulang oleh seseorang atau sekelompok mengandung unsur-unsur kekerasan
orang untuk menyebabkan sehingga mempengaruhi perilaku si
ketidaksenangan atau menyakiti orang anak.
lain secara berulang kali. Dan bullying
Saran
ini sifatnya mengganggu orang lain
karna dampak dari perilaku negatif yang Dari kesimpulan hasil penelitian diatas,
kini sedang popular dikalangan dapat diajukan beberapa saran sebagai
masyarakat ini adalah ketidaknyamanan beirkut:
orang lain atau korban bullying.
1. Bagi sekolah, hendaknya lebih
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
menambah pengawasan dengan
perilaku Bullying meliputi faktor
berkeliling sekolah di jam-jam tertentu
keluarga menjadi penyebab timbulnya
dan temppat-tempat tertentu yang
perilaku bullying dikalangan peserta
berpotensi terjadinya bullying.
didik, sebab keluarga khususnya pelaku
2. Bagi guru, hendaknya lebih tanggap
bullying tidak mendapatkan perhatian
terhadap perilaku bullying dalam bentuk
dan kasih sayang dari orang tuanya.
yang kecil ataupun besar agar tidak
Mereka cenderung mendapatkan
sampai menimbulkan korban.
perlakuan yang tidak baik dari orang tua.
3. Bagi guru BK, hendaknya mencatat
Sehingga mereka mencontoh apa yang
setiap kasus-kasus bullying yang terjadi
mereka lihat dari orang tua. Faktor
disekolah sebagai catatan untuk
penanganan tindakan yang tepat dalam (16 Agusutus 2017)
menangani kasus-kasus tersebut.
Hymel, S., & Swearer, S. M. (2015) Four
4. Bagi orang tua hendaknya menjadi
Decades of Research on School Bullying
panutan yang bersifat positif bagi anak
American Psychological Association, Vol.
serta menciptakan hubungan yang
70 No.4, Hal. 293-299
hangat antar keluarga.
Komnas Levianti (2012). Konormitas dan
Bullying pada Siswa. Jurnal Psikologi Vol. 6
DAFTAR PUSTAKA
No. 1. Jakarta. Universitas Esa Tunggal
Abdullah Idi, (2011). Sosiologi Pendidikan Lukmantoro, Triyono. (2012). Fenomena
Individu,Masyarakat dan Pendidikan. Memamerkan Kekuasaan.Diakses dari:
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada http://suaramerdeka.com/vl/index.php/read/c
etak/2012/01/20/174352/feno
Amandemen Undang-Undang Perlindungan
Anak , UU RI No.35 Tahun 2014 Jakarta: mena-Memamerkan-Kekuasaan. Tanggal 17
Redaksi SInar Grafika, 2015 Agustus 2017

Baron, Robert, A., & Byrne. D. (2012). M. Dalyono. (2015). Psikologi Pendidikan.
Psikologi Sosial jilid 2. Jakata : Raja Cetakan ke-8. Jakarta: Rineka Cipta.
Grafindo Persada Natoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Cholisin, 2011. Peran Guru PKn Dalam
Pendidikan Karakter Rineka Cipta.

Djuwita, 2006. Perilaku Bullying Ditinjau Novalia & Dayakisni, T. (2013) Perilaku
dari Harga Diri dan Pemahaman Moral Asertif Dan Kecenderungan Menjadi

Anak diakses pada 12 Desember 2017 Korban Bullying. Jurnal Psikologi. Vol. 1,
No. 1. Malang. Universitas
Haryanto. (2010). Faktor Penyebab Anak
Berperilaku Agresif. [Online]. Tersedia: Muhamadiah Malang

http://belajarpsikologi.com/faktor-penyebab- Perlindingan Anak. Kasus Bullying.


anak-berperilaku-agresif/ [Online]. Tersedia:
http://m.republika.co.id (1 Agustus 2017). Jurnal Psikologi. Vol. 10, No: 1. Jakarta:
Universitas Esa Unggul
Priyatna, Andi. (2010). Let’s End Bullying:
Memahami, Mencegah dan Wiyani, N.A. (2012). Save Our Children
From School Bullying. Jogjakarta : Ar-
Mengatasi Bullying. Jakarta: PT. Alex
Ruzz Media
Media Komputindo
Yusuf Syamsu. (2011). Psikologi
Robert E.Slavin. (2011). Psikologi
Perkembangan Anak & Remaja. Bandung:
Pendidikan. Jakarta: Indeks
PT. Rosda
Satori, Djam’an dan Komariah Aan,
http://kbbi.web.id./rundung diakses tanggal
Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
22 Mei 2018
Alfabeta, Cet. 5, 2013
http://kkbi.web.id/kerasdiakses tanggal 22
Slamet Santosa. (2012). Dinamika Mei 2018
Kelompok. Edisi Revivi. Jakarta: PT. Bumi
http://nasional.kompas.com/read/
Aksara Surbakti Eb. 2013. Orang Tua 2008/05/17/14491761/
Penyebab Kenakalan Remaja.Jakarta kekerasan.di.sekolah.yogy a.paling.tinggi
Jakarta: Gramedia diakses tanggal 21 Mei 2018

Sugiyono.2011. Penelitian Disederia, Benedikta


Pendidikan;Pendekatan Kuantitatif, http://health.liputan6.com/read/2411290/1n1
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta k-orang-kaya- atau-bkan-bisa-jadi-korban-
bully diakses tanggal 20 Mei 2018
Trevi, W S R. (2012) Sikap Siswa Kelas X
Smk Y Tanggerang Terhadap Bullying.

Anda mungkin juga menyukai