Anda di halaman 1dari 3

Pendapatan Disposibel

Pendapatan Disposibel adalah Pendapatan Nasional yang secara nyata dapat dibelanjakan
Oleh masyarakat. Namun didalamnya tidak termasuk pendapatan pemerintah seperti pajak,
cukai dan sebagainya. Dengan dikenakan pajak maka pendapatan yang secara nyata dapat
dibelajakan Oleh masyarakat berkurang sebesar pajak tsb. 1

Menghitung pendapatan disposabel


Pendapatan disposabel terdiri dari berbagai pendapatan anda setelah menguranginya dengan
pajak. Pendapatan dapat bersumber dari gaji, capital gain, dividen saham, kupon obligasi dan
termasuk pembayaran transfer dari pemerintah. Anda tidak akan menghabiskan pendapatan
karena harus membayar pajak.
Anda kemudian dapat menggunakan uang sisanya untuk keperluan anda apa saja. Anda dapat
menggunakannya untuk membeli produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan anda.
Atau, anda dapat menabungnya, mengalokasikannya ke berbagai instrumen keuangan seperti
saham dan reksa dana.
Secara matematis, rumus pendapatan disposabel adalah sebagai berikut:
Pendapatan disposabel = Total pendapatan – Pajak pribadi
Sebagai contoh sederhana, asumsikan, pendapatan anda adalah sebesar Rp100. Pemerintah
memungut pajak penghasilan sekitar 20%.
Mengaplikasikan rumus di atas, pendapatan disposabel anda adalah sebesar Rp80 = Rp100-
(20% x Rp100). Itu tersedia untuk anda belanjakan atau tabung.

Pentingnya pendapatan disposibel


Pendapatan disposabel adalah indikator utama daya beli dan konsumsi rumah tangga.
Perubahannya mempengaruhi permintaan barang dan jasa dan aktivitas perekonomian di
berbagai negara. Pengeluaran rumah tangga mencakup bagian yang signifikan dari produk
domestik bruto (PDB). Bahkan, di beberapa negara, kontribusinya mencapai lebih dari 50%
PDB.
Ekonom menggunakan pendapatan disposable untuk mengidentifikasi tren tabungan dan
konsumsi rumah tangga. Ketika pendapatan disposabel naik, kita mengharapkan permintaan
barang dan jasa juga akan meningkat. Itu akan merangsang sektor bisnis untuk meningkatkan
produksi dan merekrut lebih banyak tenaga kerja. Sebagai hasilnya, pertumbuhan ekonomi
(diukur dari PDB riil) meningkat dan tingkat pengangguran menurun.
Biasanya, ekonom juga mengamati tren Indeks Harga Konsumen (IHK), sebuah ukuran
kenaikan harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen. Jika tren inflasi IHK juga rendah,
daya beli rumah tangga terhadap barang dan jasa lebih kuat. Sehingga, itu akan memperbesar
dampaknya terhadap permintaan agregat dan pertumbuhan ekonomi.
1
Makmur dan Andi Afrizal, “Matematika Ekonomi” Cet. 1. (Riau: Karoteh Utama, 2019), hlm. 59-60.
2

2
https://www.google.com/amp/s/cerdasco.com/pendapatan-disposabel/ diakses pada 21 Maret 2021 pada
pukul 17.27 WIB

Anda mungkin juga menyukai