Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH EKONOMI MACRO

“PENENTUAN PENDAPATAN DAN PRODUK NASIONAL”

Disusun Oleh :

Kelompok 3

No. Nama NIM

1. Midle Gus Primus Tamba 212102035

2. Dea Agripina Damaiyanti Simanjuntak 212102036

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
Perhitungan dan Komponen PNB/GNP

PNB (Produk Nasional Bruto/Gross National Product) atau pendapatan nasional dari pendekatan
pengeluaran didapat dari menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat
dalam perekonomian, sektor konsumen, perusahaan (investasi), pemerintah dan sektor
perdagangan luar negeri. PNB juga bisa dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran
atau belanja masyarakat dalam kurun waktu satu tahun.

Dalam menghitung PNB, nilai barang dan jasa yang dihitung sebagai pendapatan nasional
hanyalah barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara
tersebut. Faktor-faktor produksi milik warga negara bisa terdapat baik di dalam negeri maupun di
luar negeri. Karena itu, nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor produksi milik warga negara
di luar negeri juga dihitung dalam PNB.

Adapun rumus serta komponen dari PNB, sebagai berikut :

Y = C + I + G + (X – M)

 Sektor perusahaan atau sektor produsen


Nama pengeluaran: investasi (I)
 Sektor pemerintah
Nama pengeluaran: pengeluaran pemerintah (G)
 Sektor perdagangan luar negeri (masyarakat luar negeri)
Nama pengeluaran: selisih ekspor dengan impor (ekspor dikurang impor) (X-M)
 Sektor keluarga (rumah tangga) atau sektor konsumen
Nama pengeluaran: konsumsi (C)
 PNB (Y)

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

A. Metode Produksi

Metode pendekatan produksi adalah metode perhitungan pendapatan nasional pertama yang kita
akan bahas. Dalam metode ini dijelaskan bahwa perhitungan pendapatan nasional dihitung dari
penjumlahan seluruh hasil produksi suatu produk baik barang maupun jasa yang dihasilkan atau
diperoleh dari seluruh pelaku kegiatan ekonomi yang ada dalam satu negara serta dalam satu
periode ekenomi tertentu kurang lebih tiap tahun sekali.

Cara menghitung pendapatan nasionalnya yaitu dengan mengalikan jumlah seluruh produk baik
barang ataupun jasa yang telah dihasilkan atau diproduksi dalam kururn waktu satu tahun dengan
harga satuan tiap produknya bisa berbentuk barang maupun jasa. Misalkan dalam setahun itu
produk baik barang maupun jasa yang bisa diproduksi berjumlah seribu produk, maka hal
tersebut harus dikalikan dengan harga satuan yang mereka miliki untuk mendapatkan jumlah
atau besarnya pendapatan nasional negara tersebut dalam satu tahunnya.

Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) +…+(Qn X Pn)]

Keterangan :

Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1 Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1 Qn= jenis barang ke-n

Dalam perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi ini ada satu hal penting
yang harus diingat yaitu janagan sampai melakukan penjumlahan berulang (multiple accounting)
terhdapat suatu produk baik barang maupun jasa. Oleh sebab itulah aspek yang harus
dijumlahkan dalam perhitungan yakni nilia tambah (value added) suatu produk baik brang
maupun jasa, bukan dilihat dari nilai akhirnya.

B. Metode Pendapatan

Metode ini menghitung pendapatan nasional dengan menjumlahkan seluruh pos pengeluaran
yang dipakai untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk baik yang berupa barang maupun
jasa yang dilakukan oleh seluruh pelaku kegiatan ekonomi, mulai dari ruang lingkup besar
hingga kecil, yakni rumah tangga konsumen, pemerintah, rumah tangga produksi (perusahaan),
serta sektor luar negeri yang ada, dan hal ini terjadi dan dihitung pada periode ekonomi tertentu
yang biasanya berlangsung selama satu tahun.

Y= r + w + i +p

Keterangan :

Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

Ada poin penting yang harus anda ingat dalam metode pendekatan ini, investasi yang dilakukan
oleh pemerintah dan perusahaan bisa dijadikan satu atau dipisah seperti di rumus tersebut.
Namun tenang saja hasil dari pendapatan nasional akan tetap sama tidak ada perbedaan
meskipun investasi perusahaan dan investasi pemerintah dijadikan satu atau dipisahkan.
Disposable Income

Disposable income adalah suatu hasil yang diperoleh dari pengurangan income atau pendapatan
pribadi dengan pajak langsung. pajak langsung yang dimaksud adalah pajak bumi dan bangunan,
pajak kendaraan, dll.

Disposable income ini juga bisa diperoleh dari hasil jumlah pendapatan yang digunakan untuk
bisa ditabung atau membiayai keperluan sehari-hari. Untuk itu, disposable income juga bisa
memengaruhi aktivitas ekonomi dan juga memengaruhi pendapatan nasional.

Dalam pembahasan nasional juga akan ditemukan adanya istilah disposable income, yang mana
dalam pendapatan nasional terdapat jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
masyarakat dalam suatu negara.

Aspek yang terdapat dalam disposable income ini sangat penting dalam hal mengatur keuangan
pribadi dan juga keluarga. Hal tersebut dilakukan demi mendapatkan pendapatan bersih yang
diterima oleh setiap orang dalam suatu negara.

Untuk itu, cara ini digunakan untuk menilai apakah penghasilannya bisa ditabung, atau
membiayai keperluan sehari-hari, atau menginvestasikannya.

Rumus Disposable Income:

Pendapatan Tahunan Kotor – (Pajak Langsung + Pengurangan Lainnya)

 Disposable income dalam hal ini adalah suatu sisa pendapatan yang diperoleh setelah
mengurangi pajak langsung dan juga tanggungan lain.
 Pendapatan tahunan kotor adalah semua pendapatan yang diterima dalam kurun waktu satu
tahun.
 Pajak langsung dan pengurangan lainnya diartikan sebagai suatu pajak yang harus dibayar
setiap tahun.

Fungsi Disposable Income

Disposable income memiliki peran penting dalam perekonomian negara maupun perorangan.
Berikut ini beberapa fungsinya.

 Tolak Ukur Kebijakan Perusahaan

Sama seperti kita, perusahaan merupakan entitas yang wajib membayar pajak secara rutin.
Apabila tingkat disposable income tinggi, maka bisnis tersebut dapat membeli lebih banyak
peralatan dan bahan baku, menambah karyawan, dan melakukan ekspansi usaha.

Sebaliknya, jika tingkat disposable income-nya rendah, ditambah lagi terjadi penurunan daya
beli, maka perusahaan akan mengurangi produksinya. Hal ini tentu berimbas pada nasib para
pekerja.
 Memperhitungkan Mekanisme Pasar

Sebagaimana telah disinggung di atas, disposable income adalah salah satu penentu daya beli.
Jika mereka tidak mampu membeli lebih banyak produk, maka demand-nya pun berkurang.
Imbasnya, perusahaan harus mengurangi produksi, merampingkan jumlah karyawan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, disposable income rata-rata masyarakat juga menjadi pertimbangan
penting dalam pengelolaan perusahaan karena berkaitan dengan kebijakan yang harus diambil.

 Mengukur Kesehatan Finansial Pribadi

Finansial sehat ditandai dengan dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, pengeluaran tak
terduga, dan tabungan masa depan. Nah, tujuan menghitung disposable income adalah untuk
mengetahui apakah kondisi keuangan Anda sedang sehat atau tidak.

Faktor yang Mempengaruhi Disposable Income

 Pajak Langsung

Pajak langsung terdiri atas PPh, PKB, dan PBB. Karena merupakan pengurang penghasilan,
maka jika tarif yang ditetapkan pemerintah turun, akibatnya disposable income akan meningkat.
Dengan demikian, Anda dapat membeli lebih banyak barang maupun jasa.

 Total Penghasilan Kotor

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi disposable income adalah jumlah penghasilan. Semakin
tinggi gaji bulanan, maka Anda berpeluang untuk memperoleh pendapatan bersih lebih banyak.
Namun hal ini hanya terjadi apabila nominal jumlah pajak yang ditanggung tidak meningkat.
Pada sebagian orang, kenaikan penghasilan juga membuat jumlah PPh meningkat. Dengan
demikian, disposable income mereka pun stagnan.

 Kondisi Ekonomi dan Politik

Faktor yang tak kalah menentukan besar kecilnya disposable income adalah kondisi ekonomi dan
politik. Ketika terjadi resesi, umumnya pemerintah akan mengurangi tarif pajak. Pada fase ini,
penghasilan bersih Anda tentu bisa lebih tinggi dibanding biasanya.
Demikian pula ketika kondisi ekonomi makmur sehingga meningkatkan pendapatan dan daya
beli rumah tangga. Dampaknya, kondisi perusahaan semakin membaik, harga saham meningkat,
dan masyarakat bisa mendapat capital gain lebih besar.

Selain itu, masih ada faktor lain yang bisa memengaruhi nominal pendapatan nominal rumah
tangga, tergantung jenis pendapatannya. Namun, hal tersebut biasanya terjadi selama ekonomi
makmur. Perkembangan ekonomi yang kuat mampu meningkatkan lebih banyak pendapatan
pada suatu rumah tangga.
Selama dalam periode waktu tersebut, maka akan ada perbaikan pada prospek gaji dan juga
pekerjaan. Selain itu, laba bisnis pun akan semakin meningkat, yang memungkinkan perusahaan
untuk memberikan lebih banyak dividen. Selain itu, meningkatnya laba pada suatu perusahaan
juga akan turut meningkatkan harga sahamnya, sehingga akan membuat pendapatan rumah
tangga menjadi lebih banyak dengan adanya capital gain.

Tujuan Disposable Income Dalam Mengukur Keuangan

Di dalam dunia ekonomi, disposable income memang sudah sering sekali digunakan untuk
mengukur kesehatan finansial suatu perusahaan ataupun individu. Cara pengukuran disposable
income dilihat dari semakin meningkatnya disposable income, maka semakin baik juga kondisi
finansial suatu perusahaan atau individu.

Sehingga, jika disposable income  suatu perusahaan hasilnya adalah besar, maka daya beli
perusahaan tersebut juga besar. Sehingga, kemungkinan untuk melakukan investasi juga akan
lebih besar.

Mengukur disposable income ini secara sederhana bisa diperhatikan apakah suatu perusahaan
lebih banyak berhutang atau menabung. Karena, tujuan dari hadirnya disposable income sendiri
memang banyak, dan salah satunya adalah untuk menilai tingkat tabungan suatu perusahaan
ataupun individu.

Anda mungkin juga menyukai