Anda di halaman 1dari 6

B.

Disposable income dan Pendapatan Pribadi


(July 24, 2020 Studiekonomi.com)

- Pendapatan Pribadi

Pendapatan pribadi adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh mayarakat dalam suatu
Negara. Pendapatan yang bahkan diperoleh tanpa memberikan balas jasa melakukan
apapun seperti subsidi dari pemerintah, juga termasuk dalam pendapatan pribadi. Subsidi
yang didapat dari pemerintah tanpa balas jasa tersebut misalnya seperti BLT dan Kartu Pra
Kerja di Indonesia.

Pendapatan pribadi dalam beberapa bagian memiliki hubungan dengan pendapatan


nasional. Namun dalam beberapa bagian pendapatan pribadi memiliki item yang tidak terkait
dengan pendapatan nasional. Secara sederhana, hubungan pendapatan nasional dan
pendapatan pribadi dapat digambarkan sebagai berikut:

PENDAPATAN NASIONAL

Dikurangi:

Keuntungan perusahaan tak dibagi


Pajak keuntungan perusahaan
Kontribusi kepada dana pension (kalau ada)
Ditambah:

Subsidi
Bunga pinjaman konsumen
Bunga pinjaman pemerintah
= PENDAPATAN PRIBADI

Pada bagian yang dikurangi diatas, merupakan item yang ada dalam pendapatan nasional
namun bukan termasuk dalam pendapatan pribadi. Sedangkan bagian yang ditambahkan
merupakan bagian yang termasuk dalam pendapatan pribadi.
- Disposable Income (Pendapatan Disposabel)

Disposable income (pendapatan disposabel) adalah pendapatan yang siap dibelanjakan.


Pendapatan yang siap dibelanjakan disini berarti pendapatan yang memang dapat
dipergunakan oleh pemilik pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya. Karena dalam
konteks pembicaraan pendapatan nasional, maka pendapatan ini merujuk pada pendapatan
yang dimiliki oleh seluruh rumah tangga dalam perekonomian tersebut yang bisa digunakan
untuk belanja.

Disposable income (pendapatan disposabel) adalah pendapatan yang dihitung dari


pendapatan pribadi dikurangi pajak. Sebelumnya diketahui bahwa pendapatan pribadi
menyangkut seluruh pendapatan yang diterima. Pendapatan pribadi yang diterima harus
dikeluarkan pembayaran pajaknya (bila kena pajak). Sisa dari pendapatan pribadi yang
dikurangi pajak inilah yang disebut disposable income (pendapatan disposabel).

Rumus disposable income (Pendapatan Disposabel)

Dari pemahaman yang telah disampaikan diatas, sehingga rumus disposable income
(pendapatan disposabel) dapat diperlihatkan sebagai berikut:

Yd = Yp – T …………………… (1)

Yd = C + S …………………… (2)

Dimana: Yd adalah disposable income, Yp adalah pendapatan pribadi, T adalah pajak, C


adalah konsumsi, dan S adalah tabungan.

Rumus disposable income (pendapatan disposabel) yang pertama memberikan pemahaman


bahwa disposable income diperoleh dari pendapatan pribadi dikurangi pajak.

Sedangkan dari rumus disposable income (pendapatan disposabel) kedua menunjukkan


bahwa disposable income merupakan persamaan dari konsumsi ditambah tabungan. Kita
memahami bahwa disposable income merupakan pendapatan yang siap dibelanjakan. Oleh
sebab itu disposable income difungsikan dari konsumsi. Namun keseluruhan disposable
income apakah seluruhnya digunakan untuk konsumsi? Tentu tidak. Ada sebagian
disposable income yang dijadikan tabungan. Itulah mengapa fungsi disposable income
dirumuskan sebagai fungsi dari konsumsi ditambah tabungan.

Kesimpulan :
Perbedaan disposable income dengan personal income ialah, jika disposable income
merupakan pendapatan bersih yang sudah siap dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Sedangkan, personal income merupakan pendapatan kotor, pendapatan yang belum
siap digunakan untuk kepentingan pribadi

C. Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

- Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Dalam artian sederhana, pertumbuhan ekonomi merupakan keadaan ekonomi dalam suatu
negara di jenjang periode tertentu, bisa tahunan, semester, maupun triwulanan.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara tersebut dapat menjadi lebih baik maupun menurun jika
dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal tersebut dapat diketahui melalui indikator
yang telah dihitung sebelumnya.

Indikator dalam menentukan apakah pertumbuhan ekonomi bergerak positif atau tidak ada 3
jenis. Ketiga indikator itu adalah pendapatan per-kapita dan peningkatan pendapatan
nasional, jumlah pengangguran lebih kecil ketimbang jumlah tenaga kerjanya, dan
menurunnya tingkat kemiskinan. Ketika 3 indikator tersebut ditemukan dalam sebuah
negara, maka bisa dikatakan pertumbuhan ekonomi negara tersebut sedang bergerak ke
arah yang positif.

Sebaliknya, jika indikator-indikator tidak ditemukan atau bahkan mengacu ke kondisi yang
berlawanan, kondisi ekonomi negara tersebut sedang mengalami kemunduran ekonomi.
Jika dibiarkan terlalu lama, negara yang mengalami kemunduran ekonomi dapat menjadi
negara yang gagal dan masyarakatnya tidak sejahtera.

Pengertian lainnya dikemukakan oleh Simon Kuznets. Menurutnya, yang dimaksud dengan
pertumbuhan ekonomi adalah kondisi atau keadaan ketika negara dapat meningkatkan
output atau hasil produksi ekonominya melalui kemajuan teknologi yang juga menyesuaikan
ideologi.
Berdasarkan kedua penjelasan tersebut, terlihat ada 3 komponen yang saling berkaitan
dalam hal meninggikan pertumbuhan ekonomi. Ketiga komponen itu adalah peningkatan
produksi, kemajuan teknologi guna meningkatkan produktivitas, serta penyesuaian ideologi
terbuka dan mampu menerima adanya teknologi yang baru
(https://www.cermati.com/artikel/mengenal-apa-itu-pertumbuhan-ekonomi-dan-bagaimana-cara-mengukurnya)

- Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Asuransi Pengiriman Barang dan Logistik (Side)


Cara melihat dan mengukur pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan
membandingkan semua komponen yang bisa mewakili kondisi ekonomi sebuah negara.
Pada dasarnya, terdapat 2 komponen yang dapat digunakan untuk menghitung
pertumbuhan ekonomi. Kedua komponen tersebut adalah Produk Nasional Bruto atau Gross
National Product, dan Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product.

1. Produk Nasional Bruto


Gross National Product atau Produk Nasional Bruto biasa disingkat sebagai GNP dan PNB.
GNP atau PNB tersebut adalah pendapatan atau pemasukan yang diperoleh negara pada
kurun waktu atau periode tertentu, berdasarkan pendapatan dari warga negaranya.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui jika pemasukan warga negara di


Indonesia yang sedang tinggal di luar negeri masih dihitung dalam GNP. Namun, bagi warga
negara asing di Indonesia, pendapatannya tidak ikut dihitung dalam GNP tersebut.
Pendapatan yang masuk ke dalam hitungan GNP juga harus dari produk atau barang jadi,
dilihat dari harga pasarannya pada periode atau kurun waktu yang akan diukur.

Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi negara melalui pendekatan GNP, negara dapat
membandingkan GNP pada periode berjalan dengan periode sebelumnya. Sebagai contoh,
saat ingin mengetahui besaran persentase pada tahun 2016, negara perlu mengetahui
jumlah GNP pada tahun 2016 dan di tahun 2015.

Kemudian, cara menghitung pertumbuhan ekonominya, GNP di tahun 2016 akan dikurangi
dengan GNP di tahun 2015, dan dibagi dengan GNP tahun 2015 lalu dikali dengan 100%.
Dengan begitu, dapat diketahui apakah pertumbuhan ekonomi suatu negara bergerak ke
arah positif atau tidak dan dalam skala berapa persen.
2. Produk Domestik Bruto
Jika PNB dilihat berdasarkan pendapatan sebuah negara melalui penghasilan dari seluruh
warga negaranya, Produk Domestik Bruto atau PDB melihat pendapatan negara melalui
batas teritorial atau wilayah. Artinya, semua produksi yang terjadi dan dilakukan di wilayah
suatu negara, baik warga negara sendiri maupun warga negara asing, tergolong ke dalam
penghitungan PDB.

Begitupun sebaliknya pada pendapatan atau kegiatan produksi dari warga negara sendiri di
wilayah negara lain tidak akan dimasukkan dalam perhitungan PDB ini. Rumus perhitungan
PDB pun pada dasarnya serupa dengan GNP, yakni melihat perbandingan antara PDB di
periode berjalan dengan periode sebelumnya.

Sebagai contoh, menghitung PDB pada tahun 2015 juga membutuhkan data PDB pada
tahun 2014. Kemudian, PDB tahun 2015 dikurangi dengan PDB tahun 2014, dibagi dengan
PDB tahun 2014, lalu dikalikan 100%. Jadi, dapat terlihat bahwa proses penghitungan PDB
dan PNB sebenarnya tidak jauh berbeda kecuali pada jenis pemasukan yang didapatkan
oleh negara saja.

- Contoh Penghitungan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Memahami tentang apa itu pertumbuhan ekonomi dan cara menghitungnya tentu akan
menjadi lebih mudah dengan melihat contohnya. Untuk itu, simak contoh penghitungan
pertumbuhan ekonomi sebuah negara berikut ini.

 Penghitungan Pertumbuhan Ekonomi Menggunakan PDB


Di negara X, diketahui jumlah PDB tahun 2016 adalah 40 miliar. Sedangkan jumlah PDB
negara tersebut di tahun 2017 berhasil meningkat menjadi 43,2 miliar. Dari data PDB
tersebut, dapat diketahui pertumbuhan ekonomi negara X adalah sebagai berikut:

((PDB 2017 – PDB 2016)/PDB 2016)x100%=((43,2-40)/40)x100%

(3,2/40)x100%= 8%

Jadi, dari data dan rumus penghitungan PDB tersebut, diketahui persentase pertumbuhan
ekonomi negara X adalah sebesar 8 persen jika dibandingkan dengan periode di tahun
sebelumnya.
- Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi

Seorang Profesor bernama Simon Kuznets mengatakan bahwa setidaknya ada 6 ciri
pertumbuhan ekonomi, yaitu:

1. Meningkatnya produktivitas masyarakat.


2. Melesatnya pertumbuhan tingkat struktural.
3. Adanya laju pertumbuhan produk perkapita dan penduduk yang begitu cepat.
4. Adanya ekspansi di negara maju.
5. Tingginya tingkat urbanisasi.
6. Terjadi arus barang, modal, hingga manusia di berbagai negara.

- Pentingnya Memahami Pertumbuhan Ekonomi dan Cara Hitungnya

Pertumbuhan ekonomi dapat menjadi acuan dalam menentukan kondisi ekonomi suatu
negara dan erat kaitannya dengan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi persentase
pertumbuhan ekonomi suatu negara, hampir dapat dipastikan rakyat negara tersebut juga
memiliki hidup yang semakin sejahtera.
(https://www.cermati.com/artikel/mengenal-apa-itu-pertumbuhan-ekonomi-dan-bagaimana-cara-mengukurnya)

Anda mungkin juga menyukai