Definisi pendapatan nasional juga bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, di
antaranya:
1.Dilihat dari nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu
negara.
2.Dilihat dari total pendapatan seluruh faktor produksi dari suatu negara, seperti
pendapatan masyarakat umum yang bekerja, berwirausaha, dan pendapatan
negaranya, dll.
3.Dilihat dari total pengeluaran seluruh faktor produksi, seperti belanja barang dan
jasa, pembangunan, pembelian teknologi atau barang oleh pengusaha, dll.
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah jumlah
seluruh produk yang dihasilkan oleh masyarakat di suatu negara.GDP
menggunakan konsep geografis atau wilayah, jadi warga negara asing (WNA) yang
tinggal di suatu negara dalam jangka waktu tertentu juga dihitung untuk
mendapatkan data GDP ini. Contohnya perusahaan asing yang beroperasi di
Indonesia, maka pendapatannya akan dihitung ke dalam GDP-nya Indonesia.
Berbeda dengan GDP yang menggunakan konsep geografis, Produk Nasional Bruto
(PNB) atau Gross National Product (GNP) menggunakan konsep kepemilikan atau
kewarganegaraan. GNP merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh
warga masyarakat termasuk yang tinggal atau bekerja di luar negeri. Jadi, misalnya
ada warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Malaysia, maka pendapatan dia
juga dihitung dalam GNP-nya Indonesia.
NNP adalah GNP yang telah dikurangi depresi atau penyusutan modalnya.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembayarannya bisa dialihkan ke orang
lain. Contohnya ketika elo makan di restoran, kemudian di bill tersebut ada tulisan
PPN
PI adalah NNI yang dikurangi dengan pembayaran jaminan sosial, laba ditahan,
pajak perusahaan, dan ditambah dengan transfer atau subsidi yang dibayarkan
pemerintah kepada masyarakat.
DI = PI – pajak langsung
Pajak langsung adalah pajak yang tidak bisa dialihkan ke orang lain. Misalnya pajak
penghasilan.
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
“Pendapatan nasional dilihat dari nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang
dihasilkan oleh suatu negara“
Pada pendekatan produksi yang dihitung adalah nilai tambah produk atau nilai
produk jadi.
Nilai Tambah (NT) = Nilai Output (NO) – Nilai Input Antara (NI)
“Pendapatan nasional dilihat dari total pendapatan seluruh faktor produksi dari suatu
negara“
PN = C + I + G + (X-M)
Distribusi Pendapatan Nasional
1.Nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negara dalam satu periode
tertentu (satu tahun).
2.Jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan.
Sebaliknya, distribusi pendapatan yang tidak merata, perubahan atau perbaikan suatu
negara tidak akan tercapai. Hal seperti inilah yang akan menunjukkan adanya ketimpangan
distribusi pendapatan.
Untuk melihat apakah pendapatan nasional di suatu negara telah didistribusikan secara
merata atau belum, ada dua alat ukur yang bisa digunakan. Berikut penjelasannya.
berikut alat ukur untuk melihat distribusi pendapatan nasional sudah merata atau belum.
Koefisien Gini adalah koefisien atau angka yang digunakan untuk menunjukkan tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan.
Besar Koefisien Gini dimulai dari 0 sampai dengan 1. Jika Koefisien Gini sama dengan 0,
berarti distribusi pendapatan sudah merata dengan sempurna.
Sebaliknya, jika Koefisien Gini sama dengan 1, berarti distribusi pendapatan tidak merata
secara sempurna, karena hanya satu pihak yang menerima keseluruhan dari pendapatan
nasional.
Untuk mengetahui tingkat pemerataan distribusi pendapatan suatu negara dapat diketahui
dari grafik yang dinamakan Kurva Lorenz.
Kurva Lorenz adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara distribusi jumlah
penduduk dengan distribusi pendapatan. Sementara indikator untuk mengukur tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan adalah Koefisien Gini atau Indeks Gini.
Semakin tinggi atau besar Indeks Gini, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya (distribusi
pendapatannya tidak merata). Begitu pula jika semakin kecil Indeks Gini, semakin rendah tingkat
ketidakmerataannya.
Untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan, Bank Dunia melihat dari besarnya
kontribusi (sumbangan) dari 40 persen penduduk termiskin terhadap keseluruhan pendapatan
nasional.
1.Jika kelompok 40 persen penduduk termiskin memperoleh pendapatan lebih kecil dari 12 persen
keseluruhan pendapatan nasional, maka tingkat ketimpangan tinggi.
2.Jika kelompok 40 persen penduduk termiskin memperoleh pendapatan antara 12-17 persen dari
keseluruhan pendapatan nasional, maka tingkat ketimpangannya sedang.
3.Jika kelompok 40 persen penduduk termiskin memperoleh pendapatan lebih dari 17 persen dari
keseluruhan pendapatan nasional, maka tingkat ketimpangannya rendah.