Gross Domestic Product ( GDP) Total nilai produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara selama 1 tahun fiskal. Dimana pendapatan warga
negara asing bekerja didalam negeri turut dihitung didalamnya tetapi pendapatan
warga negara berkerja diluar negeri tidak dihitung. Maksudnya batas dalam
perhitungan jumlah produksi adalah teritorial wilayah negara (Domestic Teritory).
Gross National Product (GNP) Total nilai produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara selama 1 tahun fiskal. Dimana pendapatan dari
Warga Negara yang berkerja diluar negeri turut dihitung didalamnya tetapi
pendapatan Warga Negara Asing didalam negeri tidak dihitung. Maksudnya batas
perhitungan untuk penjumlahan produksi adalah kewarga negaraan atau
2.2Gross
Metode Untuk
National Mencari
Income GDP
(GNI) Atau GNP.
mengukur pendapatan yang diperoleh, termasuk
dari investasi, yang mengalir kembali ke negara tersebut. Produk nasional bruto
termasuk pendapatan dari semua aset yang dimiliki oleh penduduk. Bahkan
termasuk yang tidak mengalir kembali ke negara itu. Ini kemudian menghilangkan
pendapatan semua orang asing yang tinggal di negara tersebut, bahkan jika mereka
menghabiskan didalam negeri. Atau GNI mengukur semua pendapatan penduduk
dan bisnis suatu negara, terlepas barang/jasa dimana diproduksi.
Untuk meletakkan segala sesuatunya dalam bentuk yang lebih sederhana, berikut ini adalah
rumus untuk menghitung GDP, GNP, dan GNI.
GDP = C + I + G – (X-M).
Komponen GDP adalah konsumsi pribadi (C) + investasi bisnis (I) + belanja pemerintah (G) +
[ekspor - impor (X-M)].
GDP mengukur produksi sementara GNI mengukur pendapatan. GNI (dihitung dari GDP).
GDP + (pendapatan dari warga dan bisnis yang diterima di luar negeri) - (pendapatan yang
dikirim oleh orang asing yang tinggal di negara kembali ke negara asal mereka).
GNP hanya melaporkan berapa banyak yang diterima oleh warga negara dan bisnis negara, di
mana pun ia dibelanjakan di dunia. (dihitung dari GDP).
GDP + (pendapatan yang diperoleh dari semua aset asing) - (pendapatan yang diterima oleh
orang asing di negara ini).
Pendapatan nasional disimbolkan sebagai (Y) yaitu nilai nominal / riil, yang
menunjukan tingkat kegiatan perkonomian telah dicapai pada tahun (t) oleh suatu bangsa. Atau
pendapatan nasional disebut juga sebagai jumlah yang harus dibayar oleh usahawan kepada gaji,
bunga, sewa, pajak, serta biaya lain yang terkait dalam memproduksi barang dan jasa yang
dihasilkan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah persentase angka yang menunjukan tingkat
perubahan dari kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun sebelumnya kepada tahun berikutnya
disimbolkan dengan (Gt).
Suatu perekonomian dapat dikatakan “tumbuh“ jikalau jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan dan dikonsumsi telah mengalami nilai peningkatan dari jumlah yang dihasilkan atau
dikonsumsi dari waktu sebelumnya. Sehingga didalam membanding-bandingkan pendapatan
nasional harus dipisahkan kembali metode mencarinya, hal ini disebabkan kondisi, bahwa nilai
pendapatan nasional sangat terpengaruh oleh 2 faktor yang memiliki korelasi langsung terhadap
suatu perekonomian, faktor tersebut yaitu :
1. Perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi dari waktu ke waktu.
2. Perubahan tingkat harga barang dan jasa hasil akibat interaksi dipasar.
Menyadari kondisi tersebut harus dibuat suatu cara dalam menetapkan harga atas barang dan jasa
yang berlaku pada tahun tersebut. Sehingga didalam menghitung pendapatan nasional dibagi
lagi kepada 2 kelompok yaitu :
1. Menghitung dengan harga yang berlaku pada saat harga tersebut diperoleh, atau hasilnya
disebut Pendapatan Nasional Nominal.
2. Menghitung dengan harga yang konstan ( konstanta = nominal ) atau hasilnya dikenal
sebagai Pendapatan Nasional riil.
Indikator ekonomi , dapat disederhanakan sebagaimana penjelasan dibawah ini :
Jika GDP > GNP berarti PMA > PMLN. ( PMA = Penanaman Modal Asing ).
Jika GDP < GNP berarti PMA < PMLN. ( PMLN=Penanaman Modal Luar Negeri ).
Maka andai GDP > GNP = selisihnya (NFP) Nett Factor Payment to abroad.
Dan untuk GDP < GNP = selisihnya (NFI ) Nett Factor Income to abroad.
Atau boleh juga notasi tersebut diartikan jikalau :
GDP - NFP = GNP maka NFP < 0
GNP - NFI = GDP maka NFP > 0 atau ( ∆ NFI)
Selanjutnya jikalau :
GNP / GDP - ( DpV ) Nilai penyusutan = ( NNP ) Nett National Product.
NNP - ( IdT ) Pajak tak langsung = ( NNI ) Nett National Income.
Kemudian jikalau :
Angka GDP atau GNP dibagi jumlah penduduk = ( IP ) Income Percapita.
Income Percapita (IP) - Personal Taxes ( PT ) = Disposable Income ( DI ).
atau ( IP – PT = DI ). DI = Pendapatan masyarakat yg belum digunakan.
Pendapatan nasional (Y) dihitung dengan menjumlahkan komponen : konsumsi masyarakat
( C) , Investasi ( I ) , belanja pemerintah (G) dan selisih nilai eksport (X) dikurangi import (M)
Maka persamaannya ditulis : Y = C + I + G + ( X – M )
Gross National Income = Nett National Income+Depreciate + Factor product.
Atau GNI = NNI + DpV + FPd
(cara menghitungnya lihat metode pendapatan pada halaman berikut).
Biaya produksi barang & jasa =komponen pendapatan nasional+pajak +penyusutan.
Komponen pendapatan nasional dihitung atas 4 faktor produksi, yaitu sbb :
1. Sumber daya Manusia ( Human Resources ) terdiri atas :
a. Pekerja ( Labor ) kepada pendapatan upah.
b. Tenaga ahli ( Skill ) kepada pendapatan gaji.
c. Usahawan ( Entrepreneur) kepada pendapatan laba usaha.
2. Sumber Daya Alam ( Land ) kepada pendapatan pajak / sewa.
3. Modal ( Capital ) kepada pendapatan bunga uang.
4. Teknologi ( Technology ) kepada pendapatan hak cipta.
Catatan :
1. Entrepreneur harus dibedakan dengan labor dan skill, sebab Entrepreneur tidak
memperoleh apa yang disebut upah atau gaji tetapi mereka menerima laba.
2. Sumber daya alam untuk saat ini lebih sesuai jika diartikan sebagai faktor non ekonomi
dengan sumbangan pendapatan diperoleh disebut sebagai pajak usaha (bussines tax) atau
biaya sewa pakai dan juga harus dihitung nilai depresiasinya.
Untuk menyatukan persepsi indikator ekonomi di Indonesia maka istilah dari : GDP (
Gross Domestic Product ) diartikan PDB ( Produk Domestik Bruto) dan GNP ( Gross
National Product ) diartikan sebagai PNB ( Produk Nasional Bruto) .
Sebagaimana didefinisi tujuan utama dari suatu pembangunan ekonomi hanyalah
“kenaikan pendapatan perkapita masyarakat secara kontinuitas” sehingga didalam pemaparan
ekonomi selalu digunakan istilah GNP / GDP sebagai alat indikator pertumbuhan ekonomi.
Berikutnya akan diuraikan tentang peranan dan fungsi dari indikator perekonomian tersebut
kedalam berbagai keadaan ekonomi. Sebagai contohnya diambil dari laporan keuangan yang
biasa digunakan oleh setiap perusahaan.Tujuannya untuk menyatukan persepsi pendistribusian
GDP/GNP pada perusahaan yang dicontohkan kepada output perekonomian nasional.
Diketahui : Di Medan suatu perusahaan industri manufaktur bersifat padat modal berskala Multi
Nasional Corporate ( MNC ) , memperkerjakan karyawan sebanyak 28 orang dengan rincian 4
orang pekerjanya adalah warga negara Jepang dan 24 orang adalah warga negara Indonesia
dimana 9 orang diantaranya berkerja diluar negeri. Misalnya laporan keuangan dari perusahaan
tersebut, ialah sebagai berikut :
Pemasukan Perusahaan……….………………………….……. …..…. Rp 30.000.000. (1)
Biaya Operasional …………………………………………... Rp 22.000.000. (2)
Gaji ……………………………………. Rp 15.000.000. (2.a)
Gaji pekerja W.N Indonesia Rp 9.000.000. (2a.1)
Gaji pekerja W.N Jepang Rp 6.000.000. (2a.2)
Biaya sewa dan bahan material …….... Rp 7.000.000. (2.b)
Laba bersih Perusahaan …………………………………..... Rp 8.000.000. (3)
Dibayar kepemilik modal Indonesia Rp 5.000.000. (3a)
Dibayar kepemilik modal Jepang Rp 3.000.000. (3b)
Penerimaan dan transfer……………………………………………… Rp 1.000.000. (4)
Kiriman gaji kepada keluarga di Jepang Rp 3.000.000. (4a)
Kiriman gaji dari luar negeri ke di Indonesia Rp 4.000.000. (4.b)
Jawab : Maka dari contoh laporan keuangan diatas telah dapat dihitung kontribusi GDP dan GNP
atas perusahaan tersebut kedalam output perekonomian nasional yakni :
GDP = Rp 23 juta = Rp 30 juta (1) – Rp 7 juta (2b) atau Rp 15 juta (2.a) + Rp 8 juta (3).
GNP = Rp 18 juta = Rp 30 juta (1) – Rp 7 juta (2b) - { Rp 6 juta (2.a.2)+ Rp 3 juta (3.b)} + Rp 4
juta (4.b) atau Rp 9 juta (2a.1)+ Rp 5 juta (3a) + Rp 4 juta (4.b).
Sehingga dapat didefinisikan jika GNP = GDP ditambah faktor diterima dari pihak asing
dikurangi faktor yang harus dibayarkan kembali kepada pihak asing.
Dari perhitungan kontribusi perusahaan contoh tersebut terlihat : GDP > GNP berarti ada selisih
yang kemudian disebut sebagai Nett Factor Payment to abroad (NFP) yaitu sebesar Rp 5 juta.
tetapi sebaliknya jikalau angka GDP < GNP maka pendapatan yang diperoleh disebut sebagai
Nett Factor Income to abroad (NFI).
Indeks Harga Konsumen ( IHK ) : Maksudnya adalah cara menghitung dari perubahan
harga barang & jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat dari tahun ketahun Untuk itu diberikan
angka indeks pada tahun dasar sebagai perbandingan nilai indeks tahun dasar yaitu nilai indeks =
100. Selanjutnya dengan demikian jika terjadi perubahan harga pada tahun t+1, misalnya
sebesar 5 % maka indeks harga pada tahun t+1 atau = 105%. Kemudian jikalau terjadi lagi
perubahan harga pada tahun t+2 sebesar 15 % maka indeks harga pada tahun t + 2 = 90%.
Demikian seterusnya.Angka indeks adalah suatu nilai / ukuran bersifat statistik untuk
menyatakan perubahan relatif yang terjadi dari satuan waktu ke satuan waktu lain atau lebih
dimana hasilnya dinyatakan dalam %,. Untuk saat ini ada 3 macam angka indeks yang telah
dikenal yaitu :
1.Indeks Harga : Angka menunjukan perubahan harga dari waktu kewaktu. Rumus mencarinya :
Keterangan :
IP( t ) = Pt x 100% IP (t) = indeks harga tahun t berdasar thn 0.
Po
Pt = harga berlaku pada tahun t
Po = harga pada tahun dasar
2.Indeks Kuantitas : Angka indeks menunjukan adanya perubahan yang terjadi pada jumlah
komoditi yang dikonsumsi dari waktu kewaktu. Rumus mencarinya :
Keterangan :
Yr (t) = ---------- X YB
Jikalau angka GDP atas harga konstan/ riil untuk berbagai tahun telah diperoleh, maka angka
tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan menggunakan
Keterangan :
G(t) =Tkt pertumbuhan ekonomi pada thn (t). G(t) = Yr(t) - Yr(t-1) x 100 %
Yr (t-1)
Yr(t)= Pendapatan riil pada tahun (t).
Tabel 03 : Tingkat Pertumbuhan Ekonomi ( Sumber : angka fiktif )
Tahun GDP atas harga konstan / Riil Tingkat pertumbuhan ekonomi %
(Rp.milyar)
1996 3.456.880. 3.456.880 – 3.024.528 X 100 % = 14.29.
3.024.528
1997 3.400.869. 3.400.869 – 3.456.880 X 100 % = -1.62.
3.456.880
1998 1.777.083. 1.777.083 – 3.400.869 X 100 % = - 47.74.
3.400.869
1999 1.285.164. 1.285.264 – 1.777.083 X 100 % = - 27.67.
1.777.083
2000 1.341.866. 1.341.866 – 1.285.164 X 100 % = 4.41.
1.285.164
Selain itu dengan didapatkannya angka GDP atas harga konstan / riil pada berbagai tahun, maka
juga dapat dicari nilai pendapatan perkapita masyarakat, dengan rumus :
Keterangan :
Yp (t) = Pendapatan perkapita tahun (t)
YP(t) = Yr (t)
Yr (t) = Pendapatan riil pada tahun (t) P (t)
P (t) = Jumlah penduduk pada tahun (t)
Sebagai catatan, angka untuk tahun (t) pada pendapatan nasional riil { Yr (t) } haruslah sama
dengan angka tahun (t) pada jumlah penduduk { P(t) } .
1. Nilai perolehan pendapatan nasional telah mengabaikan pola pengeluaran konsumsi yang
berbeda dari setiap negara sehingga angka GNP /GDP tidaklah mutlak sebagai angka pedoman
dalam pendistribusian barang & jasa, walaupun hanya antar daerah. Contohnya, seorang peneliti
ekonomi : Usher ( 1963) telah melaksanakan study perbandingan dalam hal pendapatan
perkapita diantara Inggris dan Thailand, pada tahun 1963. dari hasil riset tersebut diperoleh
kenyataan penelitian :
- GNP antara masyarakat Inggris dan Thailand adalah 13,06 : 1 dimana nilai mata uang
Bath & Poundsterlling lebih dahulu dikonversikan kepada nilai kurs US $ pada saat itu namun
jika diperbandingkan langsung GNP dari kedua negara kepada Bath Thailand maka diperoleh
perbandingan GNP 6,27 : 1.
- Sedangkan jika diperbandingkan langsung GNP kedua negara kepada Poundsterlling
inggris diperoleh perbandingan GNP 2,76 : 1.
2. Perbedaan alam geografis dan iklim mengakibatkan perbedaan dalam biaya hidup.
Contoh. Masyarakat berada didaerah empat musim harus menambah biaya energi bahan bakar
( alat pemanas ) pada musim dingin, sementara masyarakat pada dua musim harus membayar
lebih mahal untuk biaya air bersih dimusim kemarau.
3. Metode perhitungan bersifat agregatif, sehingga tidak dapat menunjukan perobahan antar
sektor ekonomi. Contoh untuk GNP Sektor pertanian menyumbang 60%, sektor Industri
menyumbang 30%, dan sektor jasa 10% dan pertumbuhan ekonomi 7% jika terjadi 2%
pertumbuhan GNP maka datang dari sektor mana perubahan itu.?
4. Di NSB kebanyakan nilai barang dan jasa dinilai tidak sesuai dengan harga dipasar dimana
penilaian selalu under value, bahkan kepada pendapatan Contohnya petani yang mengkonsumsi
hasil produksinya sendiri misal beras, sayur buah tidak ikut dinilai sebagai pendapatan petani
berakibat penilaian terlalu rendahnya pendapatan petani.( maksudnya hampir sama pada ad.1)
padahal konsumsi pokok pada setiap manusia yang bertempat tinggal pada satu wilayah regional
umumnya adalah sama.