PROGRAM KERJA
TAHUN 2020
I. PENDAHULUAN
Resistensi antimikroba merupakan masalah kesehatan di seluruh belahan dunia.
Berkembangnya masalah resislensi antimikroba adalah akibat proses seleksi yang sangat erat
hubungannya dengan penggunaan antibiotik yang kurang bijak dan penyebaran mikroba
resisten melalui kontak antara penderita dengan petugas kesehatan terulama bila mengabaikan
kewaspadaan standar (standar precaution).
Berbagai cara perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah resislensi antimikroba ini
baik di tingkat perorangan maupun di tingkat institusi, Diperlukan pemahaman dan keyakinan
tentang adanya masalah resistensi antimrkroba yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan
nasional melalui program terpadu antara Rumah Sakit, profesi kesehatan, masyarakat,
perusahaan farmasi, dan pemerintah. Gerakan penanggulangan ini disebut dengan Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA),
Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
(PPRA), ini telah dicanangkan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan sejak tahun
2005. Salah satu keberhasilan pelaksanaan PPRA sangat ditentukan oleh sumber daya
manusia yang memahami konsep pengendalian resistensi antimikroba secara komprehensif
melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan / workshop, implementasi, monitoring dan evaluasi.
Percepatan gerakan PPRA secara nasional telah dilakukan melalui perluasan implementasi
program di beberapa Rumah Sakit dan pembinaan Rumah Sakit secara berjenjang, Dan pada
tahun 2017 PPRA lermasuk salah satu program nasional dalam Standar Nasional Akrcditasi
Rumah Sakit (SNARS) edisi 1, Dalam rangka mengendalikan resistensi antimikroba di
Rumah Sakit, maka dibentuklah Tim PPRA di RSU Muslimat Ponorogo.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya pengendalian resistensi antimikroba di RSU Muslimat Ponorogo secara
baku, terpadu, berkelanjutan dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengendalian penggunaan antibiotik di Rumah Sakit
b. Mencegah timbulnya resistensi antibiotik di Rumah Sakit
c. Meningkatkan mutu pelayanan klinis
d. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif dan kuantitatif
e. Monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan pengendalian resistensi antiniotik di
Rumah Sakit.
VI. SASARAN
1. Adanya Pedoman Kerja PPRA di RS Muslimat Ponorogo
2. Adanya Panduan penggunaan Antimikroba (PPAB) di RSU Muslimat Ponorogo
3. Terlaksananya surveillance pola mikroba di RSU Muslimat Ponorogo berupa pola kuman
RS
4. Terlaksananya diklat PPRA baik inhouse training maupun exhouse training bagi Tim
PPRA dan Staf RS yang terkait
5. Evaluasi penggunaan antibiotik di RSU Muslimat Ponorogo baik secara kualitatif maupun
kuantitatif terlaksana 100%
6. Kajian kasus infeksi terintegrasi terlaksana minimal 2 (dua) kasus dalam 1 (satu) tahun
7. Adanya banner dan leaflet edukasi tentang ‘Penggunaan Antibiotik secara Bijak’ pada
pekan antibiotik
8. Terlaksananya pelaporan mutu PPRA di RSU Muslimat Ponorogo secara berkala setiap 3
(tiga) bulan sekali
9. Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan Tim PPRA RSU Muslimat Ponorogo
secara berkala setiap 6 (enam) bulan
X. PENUTUP
Demikian Program Kerja Tim PPRA RSU Muslimat Ponorogo tahun 2019 yang telah kami
susun. Kami harapkan dukungan, kerja sama serta partisipasi dari semua pihak terkait,
sehingga program kerja ini dapat terlaksana dengan baik dalam rangka untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien di RSU Muslimat Ponorogo secara berkelanjutan dan
berkesinambungan.
Ditetapkan : Ponorogo
Pada Tanggal : 00 – Bulan – 2019