14 - Buku Harmonisasi Umat Beragama
14 - Buku Harmonisasi Umat Beragama
Pasal 1 Ayat 1 :
1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan Pidana:
Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melaku-
kan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf
d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melaku-
kan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf
b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam ben-
tuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Pasal 114
Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan men-
getahui membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak
Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan
pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Erba Rozalina Yulianti
Maswani
Aziz Fahrurrozi
Diterbitkan Oleh
Harmonisasi dan Toleransi Umat Beragama di Jawa Barat:
Studi Sosio Religi Masyarakat Plural
Penerbit:
CV. Bintang Semesta Media
Anggota IKAPI Nomor 147/DIY/2021
Jl. Karangsari, Gang Nakula, RT 005, RW 031,
Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta 57773
Telp: 4358369. Hp: 085865342317
Facebook: Penerbit Bintang Madani
Instagram: @bintangpustaka
Website: www.bintangpustaka.com
Email: bintangsemestamedia@gmail.com
redaksibintangpustaka@gmail.com
Dicetak Oleh:
Percetakan Bintang 085865342319
Kata Pengantar
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Jakarta
Prakata
Daftar Isi
Bab I
Pendahuluan............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
E. Kajian Terdahulu yang Relevan ..................................... 8
Bab II
Konsep Harmonisasi dan Toleransi Umat Beragama ....... 13
A. Konsep Harmonisasi Kehidupan Beragama
di Indonesia ......................................................................... 13
B. Konsep Toleransi Kehidupan Beragama
pada Masyarakat Plural .................................................. 27
C. Peran dan Tanggung Jawab Tokoh Agama
dalam Membina Keharmonisan
dan Kerukunan Beragama di Masyarakat ............... 36
xiii
Bab III
Metodologi Penelitian ............................................................ 41
A. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................41
B. Metode dan Pendekatan Penelitian ............................ 41
C. Sumber Data .............................................................................46
D. Metode Pengumpulan Data ........................................... 47
E. Teknik Analisis Data ......................................................... 50
Bab IV
Harmonisasi dan Toleransi Umat Beragama
di Kampung Sawah Bekasi dan Desa Cigugur
Kuningan................................................................................... 57
A. Harmonisasi dan Toleransi Kehidupan Beragama
di Kampung Sawah Bekasi ............................................. 58
B. Harmonisasi dan Toleransi Kehidupan Beragama
di Desa Cigugur Kuningan ............................................. 84
C. Pembahasan ............................................................................ 118
Bab V
Penutup.................................................................................... 127
A. Kesimpulan ......................................................................... 127
B. Implikasi ................................................................................... 129
C. Rekomendasi .......................................................................... 130
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
yang satu sama lain hanya berjarak 80-an meter, yaitu Gereja
Katolik Santo Servatius, Gereja Kristen Pasundan, dan Masjid
Agung Al-Jauhar Yayasan Pendidikan Fisabilillah (Yasfi). Jarak
yang dekat ini tidak mengganggu ritual ibadah setiap umat.
Tak heran saat azan Magrib tiba, terdengar nyaris bersamaan
lonceng gereja. Saat itu pula jemaah dari tiga agama mengisi
bahu jalan. Para pria umat Nasrani memakai peci hitam,
baju koko dan sarung, sementara perempuannya memakai
kerudung. Bagi mereka pakaian bukan simbol agama, tetapi
kekhasan nasional. Di kampung ini umat Betawi Kristiani dan
Katolik sudah menyatu dalam akar budaya yang sama dengan
Betawi Muslim. Ada kekhasan Desa Cigugur Kuningan dalam
pengamatan peneliti, yaitu masyarakat Desa Cigugur Kuningan
merupakan masyarakat multikultural dengan keanekaragaman
agama; Islam, Kristen, Katolik, Protestan, dan penganut ajaran
Sunda Wiwitan atau sering disebut Agama Djawa Sunda (ADS).
Meskipun mereka berbeda keyakinan, masyarakat Cigugur
tetap terintegrasi oleh kebudayaan Sunda sebagai pengikat
kebersamaan. Nilai-nilai budaya Sunda tetap sebagai pegangan
umum masyarakat yang saling asah, asih, dan asuh.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian