Anda di halaman 1dari 8

Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar

Bandung, 13-14 Juli 2022

Pengaruh Biaya Kualitas dan Biaya Produksi Terhadap


Penjualan
(Studi Kasus pada PT. XYZ)
Farah Dzakiyyah1, Jouzar Farouq Ishak2
1Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012
E-mail : farah.dzakiyyah.akun418@polban.ac.id
2Dosen Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012

E-mail : jouzar.farouq@polban.ac.id

ABSTRAK

Persaingan antar perusahaan pada era globalisasi saat ini semakin meningkat dan tidak dapat
dihindari. Agar dapat mempertahankan posisinya di pasar, maka perusahaan perlu menghasilkan
barang yang berkualitas tinggi dengan harga yang dapat bersaing, yang dapat berdampak pada
meningkatnya penjualan. Untuk memproduksi barang yang berkualitas tinggi dengan harga yang
bersaing maka perusahaan perlu melakukan pengendalian terhadap biaya kualitas dan biaya
produksi yang dikeluarkan perusahaan. Dalam lima tahun terakhir, penjualan produk pada PT. XYZ
cenderung mengalami penurunan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
biaya kualitas dan biaya produksi terhadap penjualan pada PT. XYZ baik secara parsial maupun
simultan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan software Statistical
Package for Social Sciences (SPSS) versi 26. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa secara
parsial biaya kualitas dan biaya produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penjualan.
Sedangkan hasil uji simultan menunjukkan bahwa biaya kualitas dan biaya produksi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penjualan.

Kata Kunci
Biaya Kualitas, Biaya Produksi, Penjualan
Program peningkatan kualitas akan
berdampak pada peningkatan pendapatan
1. PENDAHULUAN
karena meningkatnya penjualan atas produk
Persaingan antar perusahaan pada era yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas
globalisasi saat ini semakin meningkat dan produk juga memberikan efek positif pada
tidak dapat dihindari. Produk dan jasa yang aspek non-finansial perusahaan berupa
ditawarkan suatu perusahaan akan tersaingi peningkatan kinerja jangka panjang dan
dengan produk lain yang memiliki keunggulan reputasi perusahaan [4].
daya saing yang tinggi. Suatu perusahaan
perlu melakukan langkah untuk dapat Membahas mengenai peningkatan kualitas,
mempertahankan posisinya di pasar dan maka tidak akan terlepas dari biaya-biaya
memenangkan persaingan bisnis. yang dikeluarkan untuk mencapainya, biaya
ini merupakan biaya kualitas (cost of quality).
Upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk Biaya kualitas merupakan biaya yang
dapat memenangkan persaingan bisnis dikeluarkan perusahaan untuk mengendalikan
dimulai dengan pembuatan produk yang dan mempertahankan kualitas produk agar
berkualitas, pengendalian proses produksi, sesuai dengan standar yang ditetapkan
dan penetapan harga produk [1]. Produk yang perusahaan [5].
berkualitas tinggi akan mendatangkan
kepuasan yang besar dari pelanggan [2]. Dalam upaya meningkatkan penjualan untuk
Begitu pula dengan harga produk yang memperoleh laba yang lebih tinggi,
menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk perusahaan juga harus menjual produk dengan
membeli suatu produk berdasarkan daya harga jual yang dapat bersaing [6]. Salah satu
belinya [3]. indikator utama yang menentukan harga jual
produk adalah biaya produksi. Biaya produksi
adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan

1386
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

untuk membuat suatu produk dari mengolah tidak dapat dijual kepada konsumen, sehingga
bahan baku menjadi barang jadi yang siap berdampak pada pemborosan pada proses
dijual kepada konsumen [7]. produksi karena perlu mengeluarkan biaya
kualitas untuk melakukan pengerjaan ulang.
Perusahaan perlu melakukan pengendalian
biaya produksi agar dapat meminimalkan Selain itu dugaan terjadinya penurunan
pengeluaran-pengeluaran biaya yang tidak penjualan dikarenakan kurangnya
efisien sehingga terjadinya penghematan pengendalian terhadap biaya produksi
biaya. Apabila biaya produksi tidak terkendali sehingga berakibat pada harga jual produk
maka akan menyebabkan harga jual produk yang tinggi.
yang terlalu tinggi.
Berikut merupakan perbandingan harga jual
PT. XYZ merupakan perusahaan teh hilir di produk PT. XYZ dengan pesaing.
Indonesia. Dalam lima tahun terakhir,
penjualan produk di PT. XYZ cenderung Perbandingan harga jual produk PT. XYZ
mengalami penurunan. Penurunan penjualan dengan pesaing
ini dapat disebabkan oleh kurangnya Rp20.000
pengendalian terhadap biaya kualitas dan Rp15.000
biaya produksi yang dilakukan perusahaan. Rp10.000
Tabel 1.Penjualan PT. XYZ Rp5.000
Rp0
Tahun Nilai Penjualan Produk PT. Produk Produk Produk Produk
2016 Rp 47.525.329.000 XYZ PT.A PT.B PT.C PT.D
2017 Rp 39.042.486.000
Retail A Retail B Retail C
2018 Rp 31.547.554.000
2019 Rp 34.784.945.000
2020 Rp 25.114.926.000 Gambar 2.Perbandingan Harga Jual Produk
PT. XYZ dengan Pesaing
Dari tabel di atas dapat digambarkan
mengenai penjualan produk PT. XYZ dalam Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui
gambar dibawah ini: bahwa harga jual produk teh PT. XYZ paling
tinggi pada ketiga retail dibandingkan dengan
Penjualan PT. XYZ Tahun 2016-
para pesaingnya. Tingginya harga jual produk
2020
teh PT. XYZ ini dapat disebabkan karena
(dalam ribuan Rp.000)
kurangnya pengendalian terhadap biaya
Rp60.000.000 produksi yang dilakukan perusahaan, maka
Rp40.000.000 dari itu perusahaan perlu melakukan
Rp20.000.000 pengendalian pada biaya produksi agar
Rp- menciptakan harga jual produk dapat bersaing
2016 2017 2018 2019 2020 di pasar.

Gambar 1.Penjualan PT. XYZ Tahun 2016 Melihat fakta dimana penurunan penjualan
sampai 2020 produk teh terus terjadi pada PT. XYZ selama
lima tahun terakhir ini, maka perlu adanya
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa upaya untuk meningkatkan penjualan dengan
dalam lima tahun terakhir, penjualan PT. XYZ melakukan pengendalian terhadap biaya
cenderung mengalami penurunan. Jika kualitas dan biaya produksi agar PT. XYZ
penurunan terus terjadi maka pendapatan dapat meningkatkan kualitas produk teh yang
perusahaan juga semakin rendah sehingga dihasilkan dan dapat menciptakan harga jual
berdampak pada penurunan laba PT. XYZ. produk teh yang dapat bersaing di pasar,
sehingga akan meningkatkan daya saing
Pada tahun 2020, proses produksi PT. XYZ produk di pasar dan berdampak pada
masih banyak mengahsilkan produk rusak peningkatan penjualan PT. XYZ.
dengan persentase sebesar 3,2% dari batas
toleransi sebesar 2%. Hal ini menandakan Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan,
bahwa penerapan biaya kualitas pada PT. maka penelitian ini bertujuan untuk
XYZ belum optimal sehingga masih banyak mengetahui bagaimana pengaruh biaya
menghasilkan produk rusak. Produk rusak ini

1387
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

kualitas dan biaya produksi terhadap Menurut Samryn (2012), terdapat tiga unsur
penjualan pada PT. XYZ. biaya produksi, diantaranya yaitu [9]:

a. Biaya Bahan Baku Langsung


2. TINJAUAN PUSTAKA
Seluruh bahan yang secara langsung dapat
ditelusuri hubungannya dengan mudah
2.1 Biaya Kualitas kedalam produk yang dihasilkan dari
Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau proses produksi.
mungkin terjadi karena kualitas yang buruk. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya ini berkaitan dengan penciptaan Biaya-biaya tenaga kerja yang perlu
kualitas, pengidentifikasian, perbaikan, dan dikeluarkan di pabrik yang dapat ditelusuri
pencegahan kerusakan [8]. secara langsung hubungannya dengan
produk-produk tertentu.
Hansen dan Mowen (2007) menggolongkan c. Biaya Overhead Pabrik
biaya kualitas menjadi empat bagian, yaitu [8]: Semua biaya produksi yang tidak dapat
a. Biaya Pencegahan (prevention cost) dibebankan secara langsung ke produk
Biaya yang terjadi untuk mencegah tertentu, yakni mencakup semua biaya
kerusahakan produk yang dihasilkan, baku tidak langsung dan biaya tenaga kerja
seperti biaya pemeliharaan mesin. tidak langsung.
b. Biaya Penliaian (appraisal cost)
Hansen dan Mowen (2007) menegaskan
Biaya yang terjadi untuk menentukan
apakah produk sudah sesuai dengan bahwa biaya produksi digunakan perusahaan
persyaratan-persyaratan kualitas yang sebagai acuan untuk menentukan biaya
produk yang akan dibebankan kepada produk
telah ditetapkan, seperti biaya pengujian
sehingga akan diperhitungkan sebagai harga
produk.
pokok produksi [8].
c. Biaya Kegagalan Internal (internal failure
cost)
Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat Biaya produksi yang tidak terkendali akan
adanya ketidaksesuaian persyaratan yang menyebabkan harga produk yang tinggi
sehingga menurunkan daya saing produk di
terdeteksi sebelum dikirimkan kepada
pasar yang kemudian akan berdampak pada
pelanggan. Biaya ini meliputi biaya
penurunan penjualan pada perusahaan [11].
pengerjaan ulang, biaya perubahan desain,
dll.
d. Biaya Kegagalan Eksternal (external 2.3 Penjualan
failure cost) Penjualan adalah proses pertukaran barang
Biaya yang dikeluarkan akibat adanya dan jasa antara penjualan dan pembeli dengan
produk yang tidak memenuhi persyaratan mengandalkan cara-cara persuasi untuk
setelah dikirimkan ke pelanggan seperti mencapai tujuan [12]. Terdapat beberapa
biaya pengiriman, biaya garansi, dll. faktor yang mempengaruhi penjualan yaitu
harga jual, kualitas produk, strategi
Biaya kualitas memberikan manfaat kepada
perusahaan, dan lain-lain [13].
manajemen dalam meningkatkan perencanaan
dan pengendalian untuk menghindari produk Akitivitas penjualan bertujuan untuk
yang berkualitas rendah, sehingga suatu
mencapai volume penjualan tertentu,
perusahaan perlu melakukan pelaporan biaya
mendapatkan laba tertentu, dan menunjang
kualitas untuk meningkatkan dan
pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai
mengendalikan kualitas produk [9]. Dengan
tujuan penjualan maka perusahaan perlu
adanya penerapan biaya kualitas yang optimal mengembangkan strategi yang dapat
maka akan meningkatkan penjualan menunjang penjualan, yaitu [14]:
perusahaan karena berhasil menciptakan
a. Market Orientation
produk yang berkualitas tinggi [4].
b. Enterpreunal Orienation
c. Learning Orientation
2.2 Biaya Produksi
Strategi-strategi tersebut menerangkan bahwa
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang
untuk mencapai tujuan penjualan perusahaan
dibutuhkan perusahaan untuk melakukan
harus dapat memahami kondisi pasar, daya
proses produksi dengan mengolah bahan baku
menjadi barang jadi [10]. beli konsumen, pesaing, inovasi produk, dan
kualitas produk.

1388
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

2.4 Hipotesis Penelitian Biaya untuk menjaga fungsionalitas mesin


meliputi biaya perbaikan, biaya perawatan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan,
mesin, dan biaya lain-lain yang berkaitan
maka hipotesis pada penelitian ini sebagai
dengan pemeliharaan mesin.
berikut:
b. Biaya Pelatihan Karyawan
Biaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
Hipotesis 1
kemampuan karyawan dalam mendukung
Biaya Kualitas berpengaruh positif dan
pelaksanaan tugas.
signifikan secara parsial terhadap Penjualan
c. Biaya Pengujian Bahan Baku
Biaya untuk melakukan pengujian pada
Hipotesis 2
laboraturium untuk bahan baku teh yang akan
Biaya Produksi berpengaruh positif dan
masuk ke tahap produksi.
signifikan secara parsial terhadap Penjualan
d. Biaya Inspeksi Produk
Hipotesis 3
Biaya untuk melakukan inspeksi bahan
Biaya Kualitas dan Biaya Produksi
kemasan dan mutu produk selama proses
berpengaruh positif dan signifikan secara
produksi agar menghasilkan produk akhir
simultan terhadap Penjualan
yang sesuai dengan stundur mutu.
e. Biaya Pengerjaan Ulang
3. METODE PENELITIAN Biaya untuk melakukan proses pengerjaan
ulang pada produk yang belum memenuhi
Metode penelitian yang digunakan pada standar mutu perusahaan.
penelitian ini adalah kuantitatif dengan f. Biaya Sisa Bahan
pendekatan deskriptif dan asosiatif hubungan Kerugian biaya yang diakibatkan karena
kausal. Pendekatan deskriptif dilakukan adanya sisa bahan yang tidak dapat digunakan
dengan cara mendeskripsikan data variabel atau bahan yang telah rusak selama proses
biaya kualitas, biaya produksi, dan penjualan. produksi.
Sedangkan pendekatan asosiatif dilakukan g. Retur Penjualan
untuk mengetahui pengaruh antar variabel Biaya sebagai penggantian produk rusak yang
pada penelitian ini. diterima oleh distributor.
4.1.2 Biaya Produksi
Sumber data yang digunakan pada penelitian a. Biaya Tenaga Kerja Langsung
ini adalah data sekunder yang didapatkan dari Biaya yang dikeluarkan meliputi gaji, upah,
laporan keuangan PT. XYZ dan bagian dan tunjangan karyawan yang terlibat
produksi PT. XYZ untuk memperoleh data langsung dalam proses produksi.
realisasi biaya kualitas, biaya produksi, dan b. Biaya Bahan Baku Langsung
penjualan dari tahun 2016 sampai 2020. Biaya untuk memperoleh bahan baku teh dan
bahan pelengkap lain untuk menghasilkan
Metode analisis data pada penelitian ini yaitu produk dari hasil produksi.
analisis regresi linier berganda dengan c. Biaya Overhead Pabrik
bantuan software SPSS 26. Analisis data yang Biaya tidak langsung yang terdapat dalam
dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis proses produksi meliputi biaya keamanan,
statistik deskriptif, kemudian uji asumsi klasik biaya listrik, biaya persediaan air, dan biaya-
dengan melakukan uji normalitas, uji biaya lain yang tidak langsung di perusahaan.
heterokedastisitas, uji multikolinearitas, dan
uji autokorelasi. Lalu dilakukan analisis 4.2 Analisis Statistik Deskriptif
regresi linier berganda, dan uji hipotesis (uji t, Tabel 2.Analisis Statistik Deskriptif
uji F, dan koefisien determinasi).

4. PEMBAHASAN

4.1 Deksripsi Variabel Penelitian


4.1.1 Biaya Kualitas
Beberapa komponen biaya yang dikeluarkan
PT. XYZ yang berkaitan dengan biaya
kualitas, yaitu:
a. Biaya Pemeliharaan Mesin dan
Instalasi

1389
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

Berdasarkan analisis statistik deskriptif Gambar 3.Uji Heterokedastisitas


didapatkan hasil bahwa pada variabel
penjualan memiliki nilai minimum sebesar Rp Berdasarkan hasil uji heterokedastitsitas,
296.713.718, nilai maksimum sebesar Rp menunjukkan hasil bahwa titik-titik tidak
5.498.800.757, nilai rata-rata sebesar Rp membentuk pola yang jelas, tidak hanya
2.966.928.419, dan standar deviasi sebesar berkumpul di atas atau di bawah saja, dan
1.134.293.613. penyebaran titik-titik tidak membentuk pola
bergelombang. Maka dapat disimpulkan
Pada variabel biaya kualitas memiliki nilai bahwa model regersi pada penelitian ini tidak
minimum sebesar Rp 58.379.093, nilai terjadi heterokedastisitas.
maksimum sebesar Rp. 304.036.146, nilai
rata-rata sebesar Rp 163.818.100,47, dan c. Uji Multikolinearitas
standar deviasi sebesar 47.798.503 Tabel 4.Uji Multikolinearitas

Sedangkan untuk variabel biaya produksi


memiliki nilai minimum sebesar Rp
769.678.033, nilai maksimum sebesar Rp.
4.559.609.737, nilai rata-rata sebesar Rp
1.848.848.223, dan standar deviasi sebesar
753.714.132
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas,
4.3 Uji Asumsi Klasik didapatkan hasil bahwa nilai VIF berada
a. Uji Normalitas diantara 1-10 yakni sebesar 2,584, dan nilai
Tabel 3.Uji Normalitas tolerance lebih kecil dari 1 yaitu sebesar
0,387. Maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi pada penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas.

d. Uji Autokorelasi
Tabel 5.Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil uji autokorelasi, didapatkan


hasil bahwa nilai durbin waston (Dw) sebesar
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui 1,927. Adapun nilai Dl sebesar 1,514, nilai Du
bahwa nilai Sig sebesar 0,51. Maka data sebesar 1,662, dan nilai 4–Du sebesar 2,338.
penelitian terdistribusi normal dan memenuhi Maka nilai durbin watson berada diantara
syarat uji normalitas karena memiliki nilai Du<DW<4-Du yaitu sebesar
signifikansi lebih dari 0,05 atau 5%. 1,662<1,927<2,338. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi pada
b. Uji Heterokedastisitas penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda


Tabel 6.Analisis Regresi Linier Berganda

1390
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

Berdasarkan hasil diatas, maka dapa dibuat


persamaan regresi sebagai berikut: Berdasarkan hasil uji F didapatkan nilai
Y = -10.039.802,868 + 6,954 X1 + 0,994 X2 + signifikan kurang dari 0,05 yakni sebesar
e 0,000 dan nilai Fhitung > Ftabel (134,549 > 3,16).
1. Konstanta senilai -10.039.802,868 Maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji
menandakan apabila biaya kualitas dan simultan menolak h0 dan menerima h1 artinya
biaya produksi tidak ada maka nilai biaya kualitas dan biaya produksi berpengaruh
penjualan sebesar -10.039.802,868. positif dan signifikan secara simultan terhadap
2. Koefisien regresi X1 sebesar 6,954 artinya penjualan.
setiap kenaikan satu satuan biaya kualitas
c. Uji Koefisien Determinasi
maka akan meningkatkan nilai penjualan
Tabel 9.Uji Koefisien Determinasi
sebesar Rp 6,954.
3. Koefisien regresi X2 sebesar 0,994 artinya
setiap kenaikan satu satuan biaya produksi
maka akan meningkatkan penjualan sebear
Rp 994.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi
4.5 Uji Hipotesis
didapatkan hasil bahwa nilai R square sebesar
a. Uji Sigfinikansi Parsial (Uji t) 0,825. Hal ini mendeskripsikan sebesar 82,5%
perubahan dalam penjualan (Y) dijelaskan
Tabel 7.Uji Signifikansi Parsial bersama-sama oleh perubahan dalam biaya
kualitas (X1) dan biaya produksi (X2).
Sedangkan sisanya sebesar 17,5% dipengaruhi
oleh faktor-faktor diluar penelitian ini.

4.6 Pembahasan
a. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap
Penjualan
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,002 kurang dari 0,05
Berdasarkan hasil uji t didapatkan hasil nilai dan nilai thitung sebesar 3,292, maka hasil ini
signifikansi biaya kualitas (X1) kurang dari mendeksripsikan bahwa biaya kualitas
0,05 yakni sebesar 0,002 dan nilai thitung > ttabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap
(3,292 > 1,672029). Maka dapat disimpulkan penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
bahwa hasil uji hipotesis pertama menolak ho kenaikan biaya kualitas maka akan diikuti
dan menerima h1 artinya biaya kualitas dengan kenaikan penjualan. Hasil penelitian
berpengaruh positif dan signifikan secara ini sejalan dengan penelitian Harmelia dan
parsial terhadap penjualan. Edriani (2019) yang menunjukkan bahwa
biaya kualitas berpengaruh positif signifikan
Selanjutnya berdasarkan hasil uji t didapatkan terhadap penjualan [15].
nilai signifikansi biaya produksi (X2) kurang
dari 0,05 yakni sebesar 0,000 dan nilai thitung > PT. XYZ telah mengeluarkan biaya-biaya
ttabel (7,420 > 1,672029). Maka dapat yang terkait dengan biaya kualitas, hal ini
disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa perusahaan telah
menolak h0 dan menerima h1 artinya biaya berupaya untuk menghasilkan produk yang
produksi berpengaruh positif dan signifikan berkualitas. Namun berdasarkan pengujian
secara parsial terhadap penjualan. yang telah dilakukan menemukan bahwa
kenaikan biaya kualitas akan diikuti dengan
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) kenaikan penjualan, hal ini menunjukkan
Tabel 8.Uji Signifikansi Simultan bahwa penerapan biaya kualitas di PT. XYZ
belum optimal karena terus terjadinya
penurunan penjualan. Perusahaan perlu
mengoptimalkan penerapan biaya kualitas
dengan melakukan aktivitas pencegahan dan
penilaian seperti aktivitas perencanaan

1391
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

kualitas dan pelaporan kualitas sehingga dapat biaya kualitas dan melakukan pengendalian
meningkatkan penjualan pada PT.XYZ. biaya produksi maka akan meningkatkan
penjualan PT. XYZ.
b. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap
Penjualan
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dan nilai thitung sebesar 7,420, maka hasil ini dilakukan, maka kesimpulan pada penelitian
mendeskripsikan bahwa biaya produksi ini yaitu:
berpengaruh positif dan signifikan terhadap a. Berdasarkan uji hipotesis parsial
penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap bahwa biaya kualitas berpengaruh positif dan
kenaikan biaya produksi maka akan diikuti signifikan secara parsial terhadap penjualan,
dengan kenaikan penjualan. Hasil penelitian sehingga jika biaya kualitas meningkat maka
ini sejalan dengan hasil penelitian Rudiana et akan diikuti peningkatan penjualan.
al. (2021) yang menyatakan bahwa terdapat b. Berdasarkan uji hipotesis parsial
pengaruh positif signifikan antara biaya bahwa biaya produksi berpengaruh positif dan
produksi terhadap penjualan [16]. signifikan secara parsial terhadap penjualan,
sehingga jika biaya produksi meningkat maka
PT. XYZ melakukan proses produksi produk akan diikuti peningkatan penjualan.
teh sesuai dengan jumlah pesanan yang c. Berdasarkan uji hipotesis simultan
diminta oleh bagian pemasaran, sehingga (Uji F) didapatkan hasil bahwa biaya kualitas
semakin besar volume produk yang diminta dan biaya produksi berpengaruh positif dan
untuk diproduksi maka semakin besar biaya signifikan secara simultan terhadap penjualan
produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. dengan persentase sebesar 82,5%, sedangkan
Besarnya biaya produksi pada PT. XYZ sebesar 17,5% dipengaruhi oleh faktor diluar
didominasi oleh biaya bahan baku langsung, penelitian ini.
hal ini mempertegas bahwa tingginya biaya
produksi disebabkan karena volume produksi
yang cukup besar. Namun pengendalian biaya 6. SARAN
produksi tetap harus dilakukan agar Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pengalokasian biaya produksi dapat efisien. dilakukan maka saran yang diberikan sebagai
Pengalokasian biaya produksi yang tepat berikut:
dapat mengurangi terjadinya pemborosan 1. PT. XYZ diharapkan selalu
pada proses produksi dan dapat menjaga harga berkomitmen untuk meningkatkan
produk dapat bersaing di pasar. Jika produk kualitas produk yang dihasilkan dengan
yang dihasilkan perusahaan berhasil meraih melakukan aktivitas pencegahan dan
pasar maka akan diikuti dengan peningkatan
penilaian agar dapat meningkatkan
permintaan atas produk yang berdampak pada
peningkatan volume penjualan PT. XYZ. penjualan.
2. PT. XYZ diharapkan melakukan
c. Pengaruh Biaya Kualitas dan Biaya pengendalian terhadap biaya produksi
Produksi Terhadap Penjualan agar teralokasi dengan tepat sehingga
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai dapat membantu manajemen dalam
signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 pengambilan keputusan untuk mengkaji
dan nilai Fhitung sebesar 134,549, maka hasil ini mengenai pertumbuhan penjualan pada
mendeskripsikan bahwa biaya kualitas dan periode berikutnya.
biaya produksi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penjualan. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan UCAPAN TERIMA KASIH
oleh Aisyah (2021) yang menyatakan bahwa Kami mengucapkan terima kasih kepada
terdapat pengaruh positif signifikan pada Politeknik Negeri Bandung terkait Bantuan
biaya kualitas dan biaya produksi terhadap Dana Tugas Akhir Tahun Anggaran 2022
penjualan [17]. dengan nomor B/209/PL1/HK.02.00/2022.
Setiap kenaikan biaya kualitas dan biaya DAFTAR PUSATAKA
produksi maka akan meningkatkan penjualan. [1] T. Runtuwarouw, A. Hasan, and M. M.
Apabila PT. XYZ menggabungkan kedua Karuntu, “Pelaksanaan Pengendalian Kualitas
strategi dengan mengoptimalkan penerapan Pada Proses Produksi Minyak Kelapa Siip Di

1392
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

PT. Multi Nabati Sulawesi Kota Bitung,” Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2018-2019),”
Jurnal EMBA, vol. 10, no. 2, pp. 399-406, Jurnal Akuntansi Integratif, vol. 7, no. 2, 2021.
2022.
[2] N. F. Jamil, “Analisis Biaya Mutu Dalam
Pengendalian Produk Cacat (Studi Kasus Pada
Pabrik Gula Panji Situbondo),” Journal of
Science and Business, vol. 3, no. 4, pp. 516-
523, 2019.
[3] P. E. Setyo, “Pengaruh Kualias Produk dan
Harga Terhadap Kepuasan Konsumen "Best
Autoworks",” Jurnal Manajemen dan Start-Up
Bisnis, vol. 1, no. 6, pp. 755-764, 2017.
[4] A. Bhimani et al., Management And Cost
Accounting. Edinburgh: Pearson Education
Limited, 2015.
[5] R.S. Russel and B.W. Taylor, Operations and
Supply Chain Management. Singapore: John
Wiley & Sons, 2011.
[6] B. Harahap, “Pengaruh Biaya Produksi Dan
Harga Jual Terhadap Laba Penjualan Pada PT.
Shimano Batam,” Jurnal Akuntansi Barelang,
vol. 3, no. 2, pp. 12-19, 2019.
[7] W.A. Sahla, Akuntansi Biaya Panduan
Perhitungan Harga Pokok Produk.
Banjarmasin: Deepublish, 2020.
[8] D.R. Hansen, M.M. Mowen, and L. Guan,
Cost Management Accounting & Control.
Canada: South Western Cengage Learning,
2007.
[9] Samryn, Akuntansi Manajemen. Jakarta:
Kencana, 2012.
[10] I. M. Putra, Akuntansi Biaya. Yogyakarta:
Anak Hebat Indonesia, 2021.
[11] D. Purnama, S. Muchlis, and A. Wawo,
“Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan
Harga Jual Melalui Metode Cost Plus Pricing
Dengan Pendekatan Full Costing,” Jurnal
Riset Akuntansi dan Komputerisasi Akuntansi,
vol. 10, no. 1, pp. 119-132, 2019..
[12] B. Swastha and Irawan, Manajemen
Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty,
2008.
[13] A. Hidayah and H. Sulakson, “Analisis Faktor-
Faktor Yang Memengaruhi Penjualan Online
Pada Mahasiswa STIE Mandala Jember,”
Jurnal Relasi Ekonomi, vol. 17, no. 2, pp. 244-
262, 2021.
[14] W. Wales et al., “Orienting Toward Sales
Growth? Decomposing the Variance
Attributed to Three Fundamental Organization
Strategic Orientations,” Journal of Business
Research, vol. 109, pp. 498-510, 2018.
[15] Harmelia and D. Edriani, “Analisis Pengaruh
Biaya Mutu Terhadap Penjualan Produk (Studi
Kasus: Pusat Oleh-Oleh Minang Di Kota
Padang),” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma
Andalas, vol. 21, no.2, pp. 178-187, 2019.
[16] I. F. Rudiana, Toto, and D. Rudiana, “Analisis
Biaya Produksi dalam Meningkatkan Volume
Penjualan,” Jurnal Sosio e-Kons, vol. 13, no.
2, pp. 82-86, 2021.
[17] M. K. Aisyah, “Pengaruh Biaya Kualitas Dan
Biaya Produksi Terhadap Penjualan (Studi
Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman

1393

Anda mungkin juga menyukai