Anda di halaman 1dari 11

BUT : Badan Usaha Tetap

Aspek Perpajakan
Atas Perusahaan Dagang
Asing
Presented by Kelompok 2
Meet Our Team

Adinda Rachel Hadiatul Fakhdina Ayu Permata


211100001 211100034 211100033

Kholdi Septi Monica Nakahura Regina Antonius


211100003 211100014 211100009
A. Pengertian BUT

Pengertian BUT pajak atau Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang
dipergunakan subjek pajak luar negeri (non-resident taxpayer), baik orang pribadi
(nature person) atau badan (legal person) untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan usaha di Indonesia.

Subjek Pajak BUT

•Orang pribadi asing adalah warga yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
orang pribadi yang berada di Indonesia selama 183 hari atau 12 bulan untuk
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia
•Badan asing adalah badan yang tidak didirikan di Indonesia dan tidak
berkedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di
Indonesia.
Jenis Penghasilan yang diterima oleh BUT atau
Objek Pajak Penghasilan Badan Usaha Tetap

1. Penghasilan BUT dari Attribution Rule


2. Penghasilan BUT dari Force of Attraction
3. Penghasilan BUT dari Effectively Connected
B. Ketentuan Persetujuan pengindaran Pajak
Berganda ( P3B ) Dari BUT

Sebelumnya, merujuk UU PPh 36/2008, batasan waktu sebanyak 183


hari dalam satu tahun diterapkan pada BUT jika Indonesia dan negara
asal perusahaan/BUT tersebut tidak memiliki tax treaty atau P3B.

Namun, jika antara Indonesia dengan negara asal perusahaan/BUT


tersebut terdapat tax treaty (P3B), maka batasan waktu sebagai BUT
yang berlaku mengikuti perjanjian yang disepakati kedua negara
tersebut.
Tarif pajak BUT Tarif Pph 26
C. Contoh Perusahaan Dagang
Asing di Indonesia

Google Nestlé S.A.

Mc Donald’s
Corporation MayBank

Toyota Motor
Unilever
Corporation
Contoh Soal

PT HLD adalah suatu BUT di Indonesia yang berasal dari Singapura. Pada tahun 2022
PT HLD mendapatkan laba sebesar Rp7 Miliar. Setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal
pada laporan laba rugi, penghasilan kena pajak yang diperoleh oleh PT HLD sebesar Rp5
Miliar. Di samping itu, PT HLD juga memiliki kredit pajak atas PPh 21 sebesar Rp120
juta, PPh 22 sebesar Rp70 juta, dan PPh 23 sebesar Rp40 juta. Berapakah
besarnya Branch Profit Tax yang harus dibayar oleh PT HLD, dengan asumsi pertama
apabila tidak ada tax treaty dan asumsi kedua adanya tax treaty antara Indonesia dan
Singapura?
- Menghitung PPH Badan PT HLD

PPh Tahunan Badan = Penghasilan Kena Pajak x Tarif PPh Badan


= Rp5.000.000.000 x 22%
= Rp1.100.000.000
PPh tahunan yang harus dibayar = PPh Badan – Kredit Pajak
= Rp1.100.000.000 – (Rp120.000.000 + Rp70.000.00 + 40.000.000)
= Rp1.100.000.000 – Rp230.000.000
= Rp870.000.000

- Asumsi Tidak ada tax treaty

Branch Profit Tax = (Penghasilan Kena Pajak – Pajak Badan) x 20%


= (Rp5.000.000.000 – Rp1.100.000.000) x 20
= Rp3.900.000.000 x 20%
= Rp780.000.000
- Asumsi Mendapatkan ada Tax Treaty

Namun apabila menggunakan asumsi kedua yaitu terdapat tax treaty antara
Indonesia dan Singapura sebesar 10%, maka yang digunakan adalah tarif tersebut
bukan tarif 20%. Sehingga besarnya Branch Profit Tax yang harus dibayar oleh PT
HLD yaitu :

Branch Profit Tax = (Penghasilan Kena Pajak – Pajak Badan) x 10%


= (Rp5.000.000.000 – Rp1.100.000.000) x 10%
= Rp3.900.000.000 x 10%
= Rp390.000.000
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai