Anda di halaman 1dari 16

PAJAK PENGHASILAN

BADAN
Wajib Pajak Badan
Perusahaan
Bentuk Usaha Tetap
(BUT)

Orang Pribadi / Badan


dari Luar Negeri
Bentuk Usaha Tetap

Bentuk usaha yang dipergunakan subjek


pajak luar negeri baik orang pribadi
atau badan untuk menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan di Indonesia
Kriteria
 Orang pribadi yg tidak tinggal di Indonesia.
 Orang pribadi yg berada di Indonesia ≤183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan.
 Badan yg tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia.
Pengecualian

Batasan waktu ≤183 hari tdk berlaku


apabila antara Indonesia dan negara asal
perusahaan memiliki tax traety atau 
Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda (P3B)
Subjek Pajak
 Cabang perusahaan
 Pabrik
 Ruang untuk promosi dan penjualan
 Pertambangan dan penggalian sumber alam
 Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau
kehutanan
 Proyek konstruksi, instalasi, atau perakitan
 Komputer atau peralatan otomatis yg digunakan
untuk transaksi eklektronik
Tarif Pajak

25% dari penghasilan kena pajak

Catatan:
 PKP sesudah dikurangi pajak, akan dikenai pajak lagi
sebesar 20%
 Kecuali penghasilan tsb ditanamkan kembali di
Indonesia
Contoh Kasus
 PT Arta membayar royalty kpd Phillip Kotler, penulis
luar negeri sebesar Rp 75.000.000,-. Berapa pajak yg
harus dipotong?

Pajak:
 25% x Rp 75.000.000 = Rp 18.750.000

 20% x Rp 56.250.000 = Rp 11.250.000


PPh Pasal 15

Mengatur tentang norma perhitungan


khusus untuk wajib pajak tertentu
Golongan WP Tertentu
 Perusahaan pelayaran / penerbangan internasional
 Perusahaan asuransi luar negeri
 Perusahaan migas
 Perusahaan dagang asing
 Perusahaan investasi dlm bentuk bangun-guna-
serah
Objek Pajak
 Penghasilan dari pengangkutan
orang / barang oleh perusahaan
pelayaran / penerbangan internasional
 Peredaran bruto oleh perusahaan

pelayaran / penerbangan internasional


Peredaran Bruto

Semua nilai uang yg diterima oleh


perusahaan pelayaran / penerbangan
internasional atas pengangkutan orang /
barang baik dalam negeri atau lintas
negeri
Tarif Pajak

2,64% dari peredaran bruto


Sistematika Pajak
 PPh dipotong saat pembayaran terjadi
 Menyetor PPh terutang selambatnya tgl 10 bulan
berikutnya
 Melaporkan pemotongan & penyetoran
selambatnya tgl 20 bulan berikutnya
Perusahaan Dalam Negeri
 Perusahaan yg berkedudukan di dalam negeri
 Tarif pajak 1,8% dari peredaran bruto
Contoh Kasus
 PT Nusantara menyewa pesawat dari PT Terbang
Tinggi senilai Rp 150.000.000,-. PT Terbang
Tinggi merupakan perusahaan dalam negeri.
Berapa PPh terutangnya?

PPh terutang:
 1,8% x Rp 150jt = Rp 2,7jt

Anda mungkin juga menyukai