Anda di halaman 1dari 10

Afrelia & Khairat Hubungan Antara Intensitas Penggunaan TikTok

Dengan Kontrol Diri Pada Remaja

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS


PENGGUNAAN TIKTOK DENGAN KONTROL
DIRI PADA REMAJA

Nadela Dwi Afrelia, Masnida Khairat


Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
nadeladwiafrelia@gmail.com, masnida.khairat@gmail.com

Kronologi Naskah
Naskah Masuk: 3 Februari 2022
Naskah direvisi: 2 Maret 2022
Naskah diterima: 5 April 2022

Abstract. This research is motivated by the phenomenon in the field that there are many teenagers who are busy
accessing Tiktok. So, they often neglect activities that should be done first, such as doing schoolwork or
homework. The purpose of this study was to determine the relationship between the intensity of the use of Tiktok
and self-control in adolescents in Nagari Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota.
This research used a correlational quantitative method. The population in the study was 200 adolescents in
Nagari Simpang Kapuak. The research sample were 98 teenage boys and girls, aged 13–18 years. The sampling
technique was purposive sampling. The results of the data analysis used Pearson's product moment. The
correlation coefficient is -0.588 with a significance level (p) of 0.000. It can be concluded that the hypothesis in
this study is accepted, it means that there is a relationship between the intensity of Tiktok use and self-control in
adolescents in Nagari Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota with a negative
relationship form.
Keywords: intensity of Tiktok use, self-control, teenagers

Abstrak.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena di lapangan banyaknya remaja yang asyik mengakses
Tiktok sehingga sering melalaikan aktivitas yang seharusnya dikerjakan terlebih dahulu seperti mengerjakan
tugas sekolah atau pekerjaan rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas
penggunaan Tiktok dengan kontrol diri pada remaja di Nagari Simpang Kapuak Kec. Mungka Kab. Lima Puluh
Kota. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi dalam penelitian 200 remaja di
Nagari Simpang Kapuak. Sampel penelitian berjumlah 98 remaja laki-laki dan perempuan berusia 13-18 tahun,
adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil analisis data menggunakan
product moment pearson. Diketahui koefisien korelasi sebesar -0,588 dengan signifikansi (p) 0,000. Dapat
disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, artinya terdapat hubungan antara intensitas
penggunaan Tiktok dengan kontrol diri pada remaja di Nagari Simpang Kapuak Kec. Mungka Kab. Lima Puluh
Kota dengan bentuk hubungan negatif.
Kata Kunci : intensitas penggunaan Tiktok, kontrol diri, remaja

Seiring berkembangnya zaman, teknologi dari tahun ke tahun mengalami


perkembangan yang semakin pesat. Teknologi komunikasi yang populer adalah media
sosial. Media sosial merupakan media online yang menyediakan berbagai fitur dan
penggunanya dengan mudah berbagi pesan dengan siapapun dalam jangkauan yang luas.
Salah satu media sosial yang banyak diminati dari berbagai kalangan adalah
aplikasi Tiktok. Tiktok adalah aplikasi buatan China yang dibuat oleh perusahaan ByteDance
pada bulan September 2016. Konsep aplikasi Tiktok adalah menayangkan video dengan

| 62
Jurnal Spirits Volume 12 No 2 Mei 2022

durasi pendek yang memberikan spesial efek dan unik sehingga penggunanya dapat
beraktivitas dalam membuat dan merekam setiap momen yang berharga melalui
smartphone (Nurohman, 2021).
Selama pandemi berlangsung, media sosial Tiktok menjadi kesukaan remaja untuk
menghabiskan waktu karena jenuh berada di rumah. Umumnya, remaja ini menjadi
penikmat video yang ada di Tiktok. Sedangkan 10% dari remaja aktif mengunggah video di
Tiktok (Dewi, dkk, 2020).
Aplikasi Tiktok memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan individu
terutama pada remaja. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju
dewasa. Menurut Hurlock (1999), awal masa remaja berlangsung dari usia 13-17 tahun
serta akhir masa remaja dari usia 16-18 tahun. Remaja sebenarnya tidak memiliki tempat
yang jelas. Mereka tidak tergolong lagi anak-anak akan tetapi belum juga dapat diterima
secara penuh untuk masuk ke golongan dewasa. Oleh sebab itu, remaja seringkali dikenal
dengan fase mencari jati diri.
Seseorang yang berusia remaja biasanya ingin merasa bebas dalam melakukan
kegiatan apapun tanpa adanya peraturan dan merasa mampu menyelesaikan sendiri
permasalahan yang dihadapinya. Namun, sebagai makhluk sosial remaja tidak dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri, remaja juga memerlukan bantuan orang lain dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya di kehidupannya sehari-hari.
Menurut Ajzen (2005) intensitas merupakan besarnya usaha seseorang dalam
melakukan suatu tindakan. Tingkat kedalaman usaha seseorang dalam menggunakan
sesuatu dapat dilihat dari durasi, frekuensi, perhatian dan penghayatan. Tingginya antusias
remaja dalam mengakses Tiktok membuat remaja terlena bahkan sampai lupa waktu.
Menurut Juditha (2011) dan Rahayu (2019), seseorang dikatakan normal dalam mengakses
media sosial selama kurang dari 3 jam per hari dengan frekuensi kecil dari 4 kali dalam
sehari saat mengakses media sosial. Ketika intensitas penggunaan Tiktok pada remaja
melebihi batas normal maka remaja akan sulit dalam mengendalikan diri dan semakin
mudah terpapar informasi atau fitur-fitur yang dapat mengubah perilaku remaja.
Menurut Kay (dalam Marsela dan Suprianta, 2019), salah satu tugas dari
perkembangan remaja adalah memperkuat kontrol diri yang didasari oleh falsafah hidup,
skala nilai, atau prinsip-prinsip hidup. Kontrol diri adalah kemampuan individu dalam
mengelola informasi yang didalamnya meliputi tiga konsep yang berbeda yaitu
kemampuan untuk memodifikasi perilaku, kemampuan untuk mengelola informasi yang
tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi serta kemampuan dalam memilih suatu
tindakan berdasarkan hal yang diyakini (Averill, 1973).
Setiap individu memiliki kemampuan dalam pengendalian diri yang berbeda-beda.
Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada juga yang memiliki pengontrolan diri
rendah. Menurut Young (1996), remaja menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengakses
jejaring sosial dan tidak mampu mengontrol penggunaan jejaring sosial sehingga
melupakan kehidupan disekitarnya yang berdampak buruk kepada masalah pribadi,
kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan rumah, hasil ujian yang
buruk, dan menjadikan internet sebagai tempat pelarian diri dari masalah.
Penelitian yang dilakukan oleh Muna (2014); Aprillia (2019) dan Yusuf, dkk (2019))
tentang hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan media sosial. Menemukan bahwa

| 63
Afrelia & Khairat Hubungan Antara Intensitas Penggunaan TikTok
Dengan Kontrol Diri Pada Remaja

terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecanduan media sosial (instagram).
Salah satu penyebab remaja kecanduan media sosial adalah kegagalan remaja dalam
mengontrol perilaku. Menurut Zelfiah (2019) dan Farida (2021), remaja yang kecanduan
media sosial dapat dilihat dari kegiatannya sehari-hari, sehingga remaja lupa akan waktu,
tugas, dan kewajiban lainnya serta remaja akan merasakan ketidaknyamanan dan stress
ketika perilaku dihentikan maupun ditunda.
Studi yang dilakukan Sariyani (2017) menunjukan ada kaitan antara intensitas
penggunaan media sosial dengan kemampuan bersosialisasi remaja. Terdapat hubungan
negatif antara intensitas penggunaan media sosial dengan kemampuan sosialisasi.
Semakin tinggi intensitas menggunakan media sosial, semakin rendah kemampuan
bersosialisasi pada remaja.
Berdasarkan hasil survei data awal mengenai kontrol diri di Nagari Simpang Kapuak
Kec. Mungka Kab. Lima Puluh Kota, menunjukkan bahwa masih rendahnya kontrol diri
pada remaja yang menyebabkan remaja masih belum bisa mengelola dan mengendalikan
perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi.
Penulis juga melakukan pengamatan di Nagari Simpang Kapuak Kec. Mungka Kab.
Lima Puluh Kota bahwa masih banyak remaja yang mengakses dan menonton Tiktok
dengan intensitas tinggi. Tingginya tingkat penggunaan Tiktok di kalangan remaja baik
laki-laki maupun perempuan menyebabkan remaja sulit untuk berjauhan dengan
smartphonenya. Baik remaja laki-laki maupun perempuan sering mengoperasikan Tiktok
dalam kehidupan sehari-hari dan menikmati aktivitas menonton video-video Tiktok tanpa
mengenal waktu dan tempat seperti sedang belajar, saat makan, berkumpul dengan teman
sebaya, bahkan remaja sering mengabaikan pekerjaan sekolah dan pekerjaan rumah.
Akibatnya remaja sering dimarahi oleh orang tua mereka. Ketika berkumpul dengan
teman-temannya, remaja lebih fokus ke smartphone masing-masing yang mengakibatkan
kecilnya interaksi antar sesama remaja. Remaja juga tidak mengenal malu di depan umum
memutar musik keras-keras dan menggoyangkan tubuh sesuai dengan irama musik tanpa
memperdulikan keadaan sekitarnya (Observasi, Simpang Kapuak, 22 Januari – 29 April
2021).
Penulis melakukan wawancara singkat dengan beberapa remaja yang berinisia VA,
DT, dan L di Nagari Simpang Kapuak Kec. Mungka Kab. Lima Puluh Kota. Seperti hasil
wawancara yang peneliti lakukan pada remaja yang berinisial VA (perempuan) yang
berusia 15 tahun, bahwa VA mengunduh aplikasi Tiktok pada tahun 2020. Awalnya VA
tidak begitu tertarik dengan Tiktok. Namun lama kelamaan VA senang mengakses Tiktok
dan sudah menjadi kebiasaannya setiap hari untuk membuka Tiktok. Ketika sehari saja
tidak membuka Tiktok, ia akan merasa hampa. VA lebih senang berada di rumah sambil
menonton video-video di Tiktok ketimbang bermain di luar dengan teman-temannya. VA
menyatakan ia menghabiskan waktu 4-5 jam dalam sehari untuk menonton video pendek
di Tiktok sehingga sering kena marah oleh orang tuanya karena sering melalaikan
pekerjaan rumah ataupun pekerjaan sekolah. (VA, Wawancara Simpang Kapuak, 26 April
2021).
Sedangkan remaja DT (Laki-laki) yang berusia 16 tahun juga telah mengunduh
Tiktok pada awal-awal tahun 2021. Awal mula DT mengunduh Tiktok karena bosan setelah

| 64
Jurnal Spirits Volume 12 No 2 Mei 2022

pemerintah menetapkan untuk belajar dari rumah. Semenjak saat itu DT aktif menonton
dan menikmati video-video di Tiktok, sehingga ia sering lupa waktu dan menunda-nunda
mengerjakan tugas sekolahnya. Dalam sehari DT menonton dan menikmati video-video di
Tiktok menghabiskan waktu 5 jam bahkan kadang melebihi 5 jam dalam sehari. Ia bahkan
sering keterusan ketika sedang menonton video-video di Tiktok. Menurut DT, Tiktok
merupakan hiburan tersendiri baginya karena di dalamnya terdapat video-video yang
menarik perhatian DT seperti video lucu, video motivasi, dan juga cuplikan-cuplikan film.
DT mengaku sulit mengendalikan dirinya ketika sudah membuka dan menonton video-
video di Tiktok. Meskipun kuota DT sering habis karena terlalu sering mengakses Tiktok,
hal tersebut tidak menyurutkan kemauannya untuk menonton video pendek di Tiktok (DT,
Wawancara Simpang Kapuak, 26 April 2021).
Berbeda dengan kedua subjek di atas, L (perempuan) yang berusia 13 tahun. Ia
hanya menggunakan Tiktok ketika waktu senggang saja. Dalam sehari, rata-rata L
menghabiskan waktu menonton Tiktok 1 jam, bahkan ada yang kurang dari 1 jam. L sering
menonton video yang bertemakan kulineran dan resep masakan. Ia juga sering mencoba
dan mempraktikkan video resep masakan yang muncul di beranda Tiktoknya. L mengaku
dengan mengakses dan menonton Tiktok ini, ia dapat belajar banyak dan wawasan serta
ilmunya bertambah terutama dalam hal memasak karena memang L suka dengan
memasak (L, Wawancara, Simpang Kapuak, 28 April 2021).
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan pada remaja di
Nagari Simpang Kapuak menunjukkan bahwa masih rendahnya kontrol diri pada remaja
yang menyebabkan remaja masih belum bisa mengelola dan mengendalikan perilaku
mereka seperti sering keblablasan dalam menggunakan dan menikmati video di Tiktok,
menunda-nunda pekerjaan. Tingginya intensitas penggunaan Tiktok pada remaja juga
menyebabkan sedikitnya interaksi remaja dalam berososialisasi di lingkungan sekitarnya.
Maka penulis tertarik untuk meneliti dan membuktikan hubungan intensitas penggunaan
Tiktok dan kontrol diri pada remaja melalui sebuah penelitian yang berjudul “Hubungan
Antara Intensitas Penggunaan Tiktok dengan Kontrol Diri pada Remaja di Nagari Simpang
Kapuak Kec. Mungka Kab. Lima Puluh Kota”.

Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional
dengan pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah intensitas penggunaan
Tiktok (variabel X) dan kontrol diri (variabel Y). Variabel penelitian merupakan suatu sifat,
nilai atau atribut dari orang, objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2016).
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki dan perempuan di Nagari
Simpang Kapuak yang berjumlah 200 remaja dengan karakteristik remaja yang berusia 13-
18 tahun, memiliki Tiktok dan aktif menggunakan Tiktok minimal 4 kali dalam sehari
dengan durasi 3 jam/hari. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 remaja. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2016), purposive sampling merupakan teknik penentuan
sampel dengan memilih subjek berdasarkan pertimbangan dan karakteristik tertentu yang

| 65
Afrelia & Khairat Hubungan Antara Intensitas Penggunaan TikTok
Dengan Kontrol Diri Pada Remaja

telah ditetapkan oleh peneliti. Data dalam penelitian ini didapatkan dari skala intensitas
penggunaan Tiktok dan skala kontrol diri.
Hasil

a. Kategorisasi Intensitas Penggunaan Tiktok

Tabel 4.1
Kategorisasi Intensitas Pengggunaan Tiktok
Kategorisasi Rentang Jumlah Persentase

Rendah 29-58 17 17,3 %

Sedang 59-92 66 67,4%

Tinggi 93-117 15 15,3%

Total 98 100 %

Sumber : SPSS 20.0 for windows

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 98 subjek yang diteliti terdapat
17 orang remaja atau 17,3 % memiliki tingkat intensitas penggunaan Tiktok kategori
rendah, sebanyak 66 orang remaja atau 67,4 % memiliki tingkat intensitas penggunaan
Tiktok kategori sedang dan 15 orang remaja atau 15,3 % memiliki tingkat intensitas
penggunaan Tiktok yang kategorinya tinggi. Berdasarkan persentase data yang didapatkan
menunjukkan bahwa intensitas penggunaan Tiktok pada remaja di Nagari Simpang Kapuak
Kec. Mungka mayoritas memiliki tingkat intensitas penggunaan Tiktok sedang.

b. Kategorisasi Kontrol Diri

Tabel 4.2
Kategorisasi Kontrol Diri
Kategorisasi Rentang Jumlah Persentase

Rendah 78-104 8 8,1 %

Sedang 105-135 78 79,6 %

Tinggi 136-161 12 12,3 %

Total 98 100 %

Sumber : SPSS 20.0 For Windows

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 98 subjek yang diteliti
terdapat 8 orang remaja atau 8,1 % memiliki tingkat kontrol diri yang rendah, sebanyak 78
orang remaja atau 79,6 % memiliki tingkat kontrol diri sedang dan 12 orang remaja atau

| 66
Jurnal Spirits Volume 12 No 2 Mei 2022

12,3 % memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi. Berdasarkan persentase yang didapatkan
menunjukkan bahwa kontrol diri pada remaja di Nagari Simpang Kapuak Kec. Mungka
mayoritas memiliki tingkat kontrol diri pada tingkat sedang.
Uji Asumsi
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
Variabel Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp-Sig. (2-tailed)

intensitas penggunaan Tiktok 0,714 0,687


*kontrol diri

Sumber : Data SPSS 20.0 For Windows

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai kolmogorov-smirnov z untuk intensitas


penggunaan Tiktok dan kontrol diri sebesar 0,714 dan nilai signifikansi (Asympotic
Significance 2-tailed) untuk intensitas penggunaan Tiktok dan kontrol diri memiliki nilai
0,687. Signifikansi untuk kedua variabel lebih besar dari 0,05 maka terdistribusi normal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada skala intensitas penggunaan Tiktok dengan kontrol diri
berdistribusi normal.

Uji Korelasi
Tabel 4.4
Hasil Uji Hipotesis Skala Intensitas Penggunaan Tiktok dan Kontrol Diri
Variabel Pearson Sig. (p) Ket
Correlation

Intensitas penggunaan Tiktok*kontrol -0,588 0,000 Berkorelasi Negatif


diri

Sumber:Data SPSS 20.0 for windows

Hasil analisis pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi intensitas
penggunaan Tiktok dan kontrol diri pada remaja di Nagari Simpang Kapuak sebesar -0,588.
Jika nilai signifikansi kecil dari 0,05 berarti hipotesis diterima dan jika nilai signifikansi besar
dari 0,05 hipotesis ditolak. Nilai signifikansi intensitas penggunaan Tiktok dan kontrol diri
sebanyak 0,000 (0,000 < 0,05) artinya kedua variabel menunjukkan adanya hubungan
antara intensitas penggunaan Tiktok dengan kontrol diri pada remaja dengan bentuk
hubungan negatif.

Diskusi
Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
negatif antara intensitas penggunaan Tiktok dengan kontrol diri pada remaja, artinya
semakin tinggi intensitas penggunaan Tiktok maka semakin rendah kontrol diri pada
remaja, begitupun sebaliknya semakin rendah intensitas penggunaan Tiktok maka semakin

| 67
Afrelia & Khairat Hubungan Antara Intensitas Penggunaan TikTok
Dengan Kontrol Diri Pada Remaja

tinggi kontrol diri pada remaja. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat
diterima.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh sebanyak 98 remaja di Nagari Simpang
Kapuak Kec. Mungka Kab. Lima Puluh Kota yang memiliki Tiktok, sebanyak 17 orang
(17,3%) memiliki intensitas penggunaan Tiktok dengan kategori rendah, 66 orang (67,4%)
memiliki intensitas penggunaan Tiktok dengan kategori sedang, dan 15 orang (15,3%)
memiliki intensitas penggunaan Tiktok dengan kategori tinggi. Berdasarkan persentase
intensitas penggunaan Tiktok menunjukkan bahwa remaja di Nagari Simpang Kapuak
memiliki tingkat intensitas penggunaan Tiktok pada kategori sedang.
Kategori sedang artinya remaja cukup intens dalam durasi, frekuensi, perhatian, dan
penghayatan dalam menonton Tiktok. Penggunaan Tiktok pada remaja tidak lepas dari
fitur dan video-video yang dapat menarik perhatian remaja sehingga remaja sering lupa
waktu. Tingginya intensitas penggunaan Tiktok pada remaja akan membuat remaja sulit
mengendalikan diri dan berdampak buruk pada kegiatan segari-hari seperti kegiatan
belajar, kurangnya interaksi, dan sosialisasi dengan lingkungan sekitar. Sedangkan pada
kategorisasi kontrol diri dari 98 subjek yang diteliti terdapat 8 orang (8,1%) memiliki
kontrol diri dengan kategori rendah, 78 orang (79,6%) memiliki kontrol diri sedang, dan 12
orang (12,3%) memiliki kontrol diri dengan kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar remaja di Nagari Simpang Kapuak memiliki kontrol diri pada tingkat
sedang.
Berdasarkan besaran persentase kontrol diri tersebut, menunjukkan bahwa kontrol
diri pada remaja di Nagari Simpang Kapuak berada pada kategori sedang, artinya remaja
mampu dan sudah berusaha dalam mengendalikan perilaku, kognitif, dan keputusan
dalam intensitas penggunaan Tiktok sesuai dengan kebutuhannya. Ketika remaja
dihadapkan pada situasi yang tidak menyenangkan atau yang tidak diinginkan, remaja
dapat menghadapinya dengan baik, sabar, dan tetap berpikir positif. Remaja yang memiliki
kontrol diri yang baik adalah remaja yang mampu mengendalikan emosi dan situasi,
mampu mengelola keputusan dan menilai sesuatu berdasarkan subjektif, serta mampu
membatasi intensitas stimulusnya. Dengan begitu, pada saat remaja dihadapkan dengan
suatu kondisi berupa menonton video-video menarik di Tiktok, dengan kontrol diri yang
tinggi remaja tidak terlena dengan hal tersebut. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Anggraeni, Praherdhiono dan Sulthoni (2019); Fajri dan Karyani (2019) menyatakan
bahwa kemampuan individu dalam mengendalikan diri dan mengarahkan perilakunya
dalam penggunaan internet dapat menghindarkan individu dari kecanduan.
Menurut Ajzen (2005), intensitas merupakan besarnya usaha seseorang dalam
melakukan suatu tindakan. Sedangkan intensitas penggunaan Tiktok adalah seberapa
sering individu dalam mengakses Tiktok yang berakhir dengan respon atau perilaku akibat
dari Tiktok tersebut.
Intensitas penggunaan Tiktok yang tinggi disebabkan karena kontrol diri yang
rendah, maksudnya apabila remaja tidak mampu mengendalikan dirinya maka
penggunaan Tiktok dengan intensitas tinggi akan terjadi pada diri remaja. Hal tersebut
dapat mempengaruhi perilaku remaja ke arah negatif dan berdampak buruk terhadap

| 68
Jurnal Spirits Volume 12 No 2 Mei 2022

kesehatan atau jiwa remaja serta remaja malas untuk mengerjakan kegiatan remaja di
Nagari Simpang Kapuak memiliki kontrol diri pada tingkat sedang.
Berdasarkan besaran persentase kontrol diri tersebut, menunjukkan bahwa kontrol
diri pada remaja di Nagari Simpang Kapuak berada pada kategori sedang, artinya remaja
mampu dan sudah berusaha dalam mengendalikan perilaku, kognitif dan keputusan dalam
intensitas penggunaan Tiktok sesuai dengan kebutuhannya. Ketika remaja dihadapkan
pada situasi yang tidak menyenangkan atau yang tidak diinginkan, remaja dapat
menghadapinya dengan baik, sabar, dan tetap berpikir positif. Remaja yang memiliki
kontrol diri yang baik adalah remaja yang mampu mengendalikan emosi dan situasi,
mampu mengelola keputusan dan menilai sesuatu berdasarkan subjektif, mampu
membatasi intensitas stimulusnya.
Dengan begitu, pada saat remaja dihadapkan dengan suatu kondisi berupa
menonton video-video menarik di Tiktok, dengan kontrol diri yang tinggi remaja tidak
terlena dengan hal tersebut. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni,
Praherdhiono, dan Sulthoni (2019), menyatakan bahwa kemampuan individu dalam
mengendalikan diri dan mengarahkan perilakunya dalam penggunaan internet dapat
menghindarkan individu dari kecanduan.
Menurut Ajzen (2005), intensitas merupakan besarnya usaha seseorang dalam
melakukan suatu tindakan. Sedangkan intensitas penggunaan Tiktok adalah seberapa
sering individu dalam mengakses Tiktok yang berakhir dengan respon atau perilaku akibat
dari Tiktok tersebut.
Intensitas penggunaan Tiktok yang tinggi disebabkan karena kontrol diri yang
rendah, maksudnya apabila remaja tidak mampu mengendalikan dirinya maka
penggunaan Tiktok dengan intensitas tinggi akan terjadi pada diri remaja. Hal tersebut
dapat mempengaruhi perilaku remaja ke arah negatif dan berdampak buruk terhadap
kesehatan atau jiwa remaja serta remaja malas untuk mengerjakan kegiatan frekuensi,
perhatian dan penghayatan dalam penggunaan Tiktok dan remaja menggunakan Tiktok
dalam batas normal serta tidak berlebihan. Sedangkan kategori kontrol diri pada remaja di
Nagari Simpang Kapuak, Kec. Mungka, Kab. Lima Puluh Kota berada pada kategori sedang
sebanyak 78 orang remaja (79,6 %) artinya remaja cukup mampu dalam mengendalikan
perilaku, kognitif dan keputusan dalam intensitas penggunaan Tiktok. Subjek sudah
berusaha dalam mengendalikan dirinya dalam penggunaan Tiktok sesuai dengan
kebutuhannya.
Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara
intensitas penggunaan Tiktok dengan kontrol diri pada remaja di Nagari Simpang Kapuak
Kec. Mungka Kab. Lima Puluh Kota. Semakin tinggi intensitas penggunaan Tiktok maka
semakin rendah kontrol diri pada remaja. Begitupun sebaliknya semakin rendah intensitas
penggunaan Tiktok maka semakin tinggi kontrol diri pada remaja.

Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Diharapkan subjek penelitian mampu mempertahankan intensitas penggunaan Tiktok
dan tidak menjadikan Tiktok sebagai prioritas. Begitu pun dengan kontrol diri subjek
penelitian mampu mempertahankan kemampuan dirinya dalam mengarahkan,

| 69
Afrelia & Khairat Hubungan Antara Intensitas Penggunaan TikTok
Dengan Kontrol Diri Pada Remaja

mengatur, mengendalikan perilaku yang sudah dimiliki. Subjek Penelitian juga


sebaiknya dapat mengembangkan kontrol diri yang dimiliki dengan cara membatasi
intensitas penggunaan Tiktok serta menggunakan waktu dengan hal yang bermanfaat
dan fokus terhadap proses belajarnya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya yang berminat
untuk mengambil tema penelitian yang sama. Penulis juga mengusulkan untuk dapat
menggali informasi yang lebih banyak sehingga dapat menghubungkannya dengan
variabel-variabel lain yang mempengaruhi intensitas penggunaan Tiktok seperti
motivasi belajar, perilaku komunikasi, ataupun narsisme.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality, and Behavior. New York : Open University Press.
Anggraeni, M. L., Praherdhiono, H., & Sulthoni, S. (2019). Hubungan antara self kontrol dan internet
addiction disorder pada mahasiswa jurusan teknologi pendidikan angkatan 2016 Universitas
Negeri Malang. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 2(2), 131-139.
Averill, J. F. (1973). Personal control over eversive stimuli and it’s relationship to stress.Psychological
Bulletin. 80 (04).
Dewi, C. M., Putri, A. S., Nugraha, M. Z., & Haq, A. H. B. (2020). Kepercayaan diri dengan intensitas
penggunaan media sosial Tiktok di masa pandemi: Studi korelasi. Fenomena, 29(2), 18-24.
Fajri, F., & Karyani, U. (2021). Nomophobia pada mahasiswa: Menguji hubungan intensitas
penggunaan media sosial dan kontrol diri. Jurnal Psikologi, 17(1), 47-58.
doi:http://dx.doi.org/10.24014/jp.v17i1.12191
Farida, & Abdillah, R. (2021). Kepercayaan diri dan rasa iri pada mahasiswa pengguna media sosial
instagram. Jurnal Spirits, 12(1), 1–8. https://doi.org/10.30738/spirits.v12i1.12707
Hepilita, Y., & Gantas, A. A. (2018). Hubungan durasi penggunaan media sosial dengan gangguan
pola tidur anak pada usia 12 sampai 14 tahun di SMP negeri 1 Langke Rembong. Wawasan
Kesehatan. 3(2), 78-87.
Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta : Erlangga.
Juditha, C. (2011). Hubungan penggunaan situs jejaring sosial facebook terhadap perilaku remaja di
kota Makassar. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM. 13(1), 1-23.
Marcela, R. D., & Supriatna, M. (2019). Kontrol diri : Definisi dan faktor. Jurnal of Innovative
Counseling : Theory, Practice & Research. 3(2), 6569.
Muna, R. F., & Astuti, T. P. (2014). Hubungan antara kontrol diri dengan kecenderungan kecanduan
media sosial pada remaja akhir. Jurnal Empati, 3(4), 481-491.
Nurohman, D. A. (2021). Konten Kreator : Cara Kreatif Menghasilkan Uang dengan Menjadi Blogger,
Youtuber atau Tiktoker. Bengkulu : El Markazi.
Rahayuwati, L., Permana, R. H., & Labertha, A. (2019). Pemutaran video, diskusi dan penggunaan
standing banner pada siswa untuk mencegah kecanduan media sosial. Media Karya
Kesehatan, 2(1).
Sariyani, S. (2017). Hubungan antara kontrol diri dan intensitas penggunaan media sosial dengan
kemampuan sosialisasi. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(4).
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

| 70
Jurnal Spirits Volume 12 No 2 Mei 2022

Sulistio, E., Dwi, D., & Anggoro, H. (2020). Hubungan antara self control dengan internet addiction
pada remaja. Psikowipa (Psikologi Wijaya Putra). 1(1), 26-36.
Yusuf, A., Haslinda, H., & Hasbahuddin, H. (2019). Implementasi teknik self control terhadap
kecanduan media sosial siswa. JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa, 3(1), 28-32.
doi:http://dx.doi.org/10.31100/jurkam.v3i1.335
Young, K.S. (1996). Internet addiction :the emergence of a new clinical disorder.Cyber Psychology
and Behavior. 1 (3), 237-244.
Zelfiah, Z. (2018). Dampak kecanduan media sosial pada hasil belajar. Al-MUNZIR, 9(2), 319-337.

| 71

Anda mungkin juga menyukai