Anda di halaman 1dari 4

2.2.a.4.1.a.

Eksplorasi Konsep - Kasus 1

Saat itu jam pelajaran terakhir. Sebelum rapat panitia besar 17 Agustus untuk memfinalisasi acara, Bapak Eling
masuk ke kelas 9 untuk mengajar mata pelajaran geografi. Sejak pagi, Bapak Eling sudah mengajar 3 kelas yang
berbeda secara berurutan. Pada pelajaran ini, anak-anak diizinkan menggunakan gawai mereka untuk mengerjakan
proyek kelompok. Setelah beberapa saat Bapak Eling melakukan pengecekan apakah setiap murid bekerja sesuai
tugas dan tanggung jawab mereka. Saat mendekati meja salah satu siswa, Diana,
Pak Eling mendapati muridnya itu sedang menggunakan gawainya untuk mengerjakan tugas pelajaran lain. Bapak
Eling spontan mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi. “Jadi ini yang dari tadi kamu lakukan?” Seisi ruang
kelas terkejut. Wajah Diana memerah. Ia tampak malu dan tidak menyangka Bapak Eling merespon sekeras itu.

Jawablah pertanyaan berikut.

1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat dan jelas. Bapak Eling
marah karena merasa tidak dihargai saat salah satu murid tidak melakukan instruksinya atau bisa juga Bapak Eling
merasa kewalahan atau ketakutan (cemas) karena tidak bisa menangani kelas.
2. Apa kompetensi sosial dan emosional yang dibutuhkan Bapak Eling dalam menghadapi masalah
tersebut? Jelaskan jawaban Anda. (Hubungkan dengan artikel-artikel yang telah dibaca
sebelumnya) menerapkan latihan berkesadaran penuh (mindfulness) sambil mengembangkan kompetensi
kesadaran diri (self awareness). Untuk mencapai pemahaman kesadaran diri dan mampu mengenali emosinya,
Bapak Eling dapat mempraktikkan kesadaran penuh (mindfulness). Teknik STOP adalah salah satu teknik
mindfulness yang dapat digunakan untuk mengembalikan diri pada kondisi saat ini dengan kesadaran penuh. STOP
yang merupakan akronim dari: Stop/ Berhenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan. Take a deep Breath/
Tarik napas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung.
Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar. Observe/
Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas.
Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan.
Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda dengan perasaan yang lebih tenang,
pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif.
3. Seandainya Anda adalah Bapak Eling, apa yang akan Anda lakukan? Seandainya saya menjadi Bapak
Eling, saya akan menasehati Diana dengan baik, supaya tidak mengerjakan pelajaran lain di saat pelajaran saya.
Saya ingatkan untuk semua murid supaya mempunyai sifat menghargai, menghormati Guru, karena Guru adalah
orang tua kedua di sekolah, jadi jangan sampai kecewakan Guru. Atau saya akan bertanya ke Diana dan yang
lainnya, bagaimana perasaan Diana kalau Diana menjadi saya (Guru) apakah akan merasa sakit hati atau biasa saja?
nah biarlah anak bisa berpikir, supaya ini bisa menjadi pendidikan karakter dan supaya teringat lama di memori.
Berikut adalah video pemaparan Kasus 1

2.2.a.4.1.b. Eksplorasi Konsep - Kasus 2

Selesai kegiatan belajar-mengajar berakhir, Bapak Eling memimpin rapat panitia besar yang akan memutuskan
revisi akhir acara. Rapat yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam menghasilkan tugas baru bagi Pak Eling untuk
mempelajari perubahan proposal acara. Pak Eling perlu memastikan semua perencanaan, pengaturan personil, dan
pengaturan anggaran sudah tepat. Sesuai rencana, panitia acara sudah harus mulai bekerja setelah proposal disetujui
oleh kepala sekolah. Oleh karena itu, Bapak Eling diminta untuk mengirimkan proposal ini kepada kepala sekolah
selambat-lambatnya lusa. Karena mendahulukan proposal ini, Bapak Eling pun lupa menyiapkan rubrik untuk
pembelajaran geografi keesokan harinya. Keesokan paginya, Bapak Eling, masuk kelas dan lupa mengunduh rubrik
proyek geografi sehingga proses pembelajaran sempat tersendat.

1. Situasi yang dihadapi Bapak Eling adalah terlalu banyak amanah atau tugas dalam waktu bersamaan, dan
Bapak Eling kurang tepat dalam memprioritaskan tugas mana yang harus di kerjakan terlebih dahulu. Seharusnya
kita sebagai Guru harus lebih memprioritaskan tugas pokok sebagai Guru sebelum mengerjakan Tugas Tambahan di
sekolah seperti menjadi Ketua Panitia 17 Agustus di sekolah. Dan seharusnya panitia yang lain juga bisa bekkerja
dengan baik, bukan semuanya harus dikerjakan oleh Pak Eloing selaku ketua panitia.

2. Kompetensi Sosial dan Emosional yang dibutuhkan oleh Bapak Eling untuk menghadapi kasus tersebut
adalah
1. Pengelolaan emosi dan fokus, yaitu bapak Eling harus bisa mengelola emosi dan fokus agar dapat terlaksana
semua tugas dalam waktu yang bersamaan, menjadi Guru (mengajar) dan juga menjadi ketua Panitia 17 Agustus di
sekolah.

2. Kemampuan kerja sama dan resolusi konflik, hal ini sangat dibutuhkan oleh pak Eling karena sebagai ketua
Panitia harus bisa bekerja sama dengan guru lain supaya pekerjaan menjadi ringan dan pak Eling tidak terlalu
banyak bebannya.

3. Seandainyan saya adalah bapak Eling, maka saya akan melakukan

1. Sebagai Guru saya akan lebih memprioritaskan bahan ajar untuk mengajar, jadi lebih baik semua administrasi
mengajar, bahan ajar kita siapkan pada waktu awal tahun ajaran baru, bahkan sebelum KBM dimulai, kita sudah
siap, sehingga bila sewaktu-waktu kita sibuk dengan kegiatan lain, kita sudah mempunyai bahan nya dan tidak
mungkin terlewat karena sudah kita persiapkan jauh-jauh sebelunya.

2. Saya akan membuat jadwal kegiatan harian saya supaya tidak ada yang terlewatkan, sehingga saya akan
melakukan checklist terhadap hal-hal yang sudah saya kerjakan

3. Kerja sama yang baik dengan rekan Guru sesama Panitia, agar melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi
sehingga saya selaku Ketua hanya memantau dan mendampingi.

Video pemaparan Kasus 2

2.2.a.4.1.c. Eksplorasi Konsep - Kasus 3

Saat mempelajari proposal acara 17 Agustus di antara jam mengajar dan mengoreksi pekerjaan murid-murid, Bapak
Eling menyadari salah seorang murid kelas 10 yang berprestasi dalam kejuaraan renang tidak mengumpulkan
tugasnya. Pak Eling memanggil murid tersebut. Murid tersebut mengungkapkan pada Bapak Eling bahwa dia
sebenarnya merasakan lelah dan mengantuk saat berada di dalam kelas maupun di rumah karena latihan keras
menjelang kejuaraan bulan depan. Bapak Eling menilai, seharusnya murid tersebut bekerja lebih keras sebagai
konsekuensi dari pilihannya menjadi murid atlet.

1. Situasi yang dialami bapak Eling adalah Bapak Eling merasa kecewa dengan murid yang merupakan seorang
atlet renang tetapi tidak mengumpulkan tugas. Seharusnya murid tersebut harus konsekuensi dengan pilihan nya
menjadi murid atlet, harus bisa bagi waktu.

2. Kompetensi Sosial dan Emosional yang dibutuhkan oleh Bapak Eling untuk menghadapi kasus tersebut
adalah empati terhadap murid atlet tersebut. Bapak Eling harus berlatih untuk bisa berempati terhadap keadaan
murid yang merupakan seorang atlet, yang harus berlatih keras untuk dapat menjadi juara dan membawa naik baik
sekolah dan daerahnya. Setelah berempati, maka Bapak Eling tetap harus membuat murid tersebut mindfullnes ,
supaya hidupnya bermakna dengan tetap menjalankan keduanya dengan seimbang dan tidak ada yang dikorbankan,
menjadi murid yang baik dan atket yang handal.

3. Seandainyan saya adalah bapak Eling, maka saya akan melakukan


latihan kesadaran penuh (mindfullnes) sehingga murid tersebut dapat mengerjakan kedua tugas sebagai murid dan
atlet dengan seimbang. Memberikan nasehat yang berisi motivasi diri yaitu diminta untuk bisa membagi waktu
supaya kedua kegiatan bellajar dan latihan dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai tujuan menjadi murid
yang berprestasi dan atlet yang handal.

Video pemaparan Kasus 3

2.2.a.4.1.d. Eksplorasi Konsep - Kasus 4

Setelah selesai memeriksa proposal acara 17 Agustus, Bapak Eling mengirimkan proposal tersebut
kepada kepala sekolah. Ternyata proposal yang dikirimkan oleh Bapak Eling dinilai tidak sesuai oleh
kepala sekolah. Kepala Sekolah meminta agar isinya sesuai dengan pengarahan awal yaitu agar acara
lebih banyak melibatkan orang tua murid. Bapak Eling tidak menyangka jika dia harus melakukan
koreksi dan koordinasi ulang dengan tim acara. Revisi proposal tentu akan memakan waktu lagi dan
Bapak Eling sudah membayangkan ini akan menghambat tugas-tugasnya yang lain. Bapak Eling
mengungkapkan hal ini kepada wakil ketua panitia. Bapak Eling mengungkapkan bahwa dia tidak
mau mengubah proposal dan meminta Wakil Ketua Panitia tersebut yang merevisi proposal.

1. Situasi yang dialami bapak Eling


Pak Eling merasa kecewa karena harus mengulang proposal acara 17 Agustus, di saat yang bersamaan banyak tugas
yang harus Pak Eling selessaikan. Akhirnya karena ada perasaan takut tidak menyelesaikan semua tugas dengan
tepat waktu maka Pak Eling langsung menunjuk wakil ketua untuk merevisi proposal kegiatan 17 Agustus. Dan Pak
Eling karena kecewa sekali maka menyampaikan kepada wakil ketua bahwa pak Eling tidak berkenan untuk
mengganti proposal sesuai dengan permintaan Kepala sekolah.

2. Kompetensi Sosial dan Emosional yang dibutuhkan oleh Bapak Eling untuk menghadapi kasus tersebut
adalah Kemampuan Kerja sama dan resolusi konflik, karena ini yang sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin
atau ketua pelaksana kegiatan. Pada saat seorang pemimpinj dapat mengendalikan emosi dan sosialnya tinggi maka
akan menjadi pemimpin yang baik,yang dapat bekerja sama, mengatur emosi saat terjadi hal yang tidak diinginkan.
Dalam setiap organisasi atau panitia pasti terdapat konflik atau masalah, dan dengan kemampuan bekerja sama dan
terbiasa mengatasi konflik dalam organisasi atau kepanitian.

3. Seandainyan saya adalah bapak Eling, maka saya akan melakukan


melakukan preventif dahulu, artinya saya akan fokus dengan hal yang diharapkan kepala sekolah mengenai kegiatan
17 agustus, jadi dalam pembuatan proposal diharapkan benar tidak perlu revisi. Bila memang harus di revisi maka
saya akan bekerja sama dengan rekan panitia yang lain untuk membagi tugas, sehingga bukan saya yang membuat
dan merevisi proposal, karena kan tiap panitia mempunyai tupoksi masing-masing. Saya akan berusaha keras untuk
membagi waktu sebaik mungkin, menjalin kerja sama antar panitia untuk menghindari atau menyelesaikan konflik
yang mungkin muncul.

Video Pemaparan Kasus 4

2.2.a.4.1.e. Eksplorasi Konsep - Kasus 5

Setelah bekerja selama 5 tahun di sekolah yang sama, Bapak Eling merasa mulai kewalahan dengan
berbagai tanggung jawab tambahan yang harus dijalankan. Bapak Eling mendapatkan tanggung
jawab ekstra karena dipercaya oleh kepala sekolah. Kepala sekolah melihat pengalaman Bapak Eling
sudah jauh lebih banyak dibandingkan guru-guru yang lain. Itu sebabnya, Bapak Eling diminta untuk
menjadi penanggung jawab beberapa acara penting di sekolah, menjadi wakil sekolah di forum
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Awalnya Bapak Eling merasa tugas tambahan tersebut
sangat menantang. Namun saat ini, dia tidak merasa tertantang lagi. Ditambah dirinya merasa bahwa
akhir-akhir ini, kinerjanya sebagai guru juga semakin menurun. Karena itu, Bapak Eling terpikir
untuk menulis surat pengunduran diri.

1. Situasi yang dialami bapak Eling


Bapak Eling mengalami kewalahan atas semua tugas tambahan di sekolah, yang membuat dirinya tidak bisa menjadi
guru yang baik karena kualitas mengajarnya makin menurun, sehingga akhirnya bapak Eling memutuskan untuk
mengundurkan diri. Awalnya tugas tambahan itu menambah motivasi buat bapak Eling ternyata justru bomerang
untuk Pak Eling, maka beliau memutuskan untuk mengundurkan diri

2. Kompetensi Sosial dan Emosional yang dibutuhkan oleh Bapak Eling untuk menghadapi kasus tersebut
adalah Pengambilan keputusan yang ertanggung jawab. Karena kegalauan bapak Eling yang akhirnya memutuskan
untuk mengundurkan diri dari sekolah. Seharusnya bapak Eling mempertimbangkan baik- baik keputusan yang
diambil, masalah beban bisa dibicarakan kepada kepala sekolah supaya mencapai tujuan yang paling tepat.

Anda mungkin juga menyukai