1. Kesadaran akan Reaksi Emosional: Pertama, Bapak Eling harus sadar akan
reaksi emosionalnya saat menemukan Diana menggunakan gawai untuk
tugas lain. Dia tampaknya merasa marah dan kecewa, yang mengakibatkan
reaksi spontan dengan nada tinggi. Kesadaran diri ini adalah langkah
pertama dalam menggunakan mindfulness dalam merespons situasi.
2. Mengenali Emosi: Bapak Eling harus mengenali dan mengidentifikasi
emosinya, seperti marah dan kecewa. Ini membantu dia memahami
mengapa dia merespon dengan nada tinggi. Kesadaran ini membantu
dalam mengontrol emosi dan mencegah tindakan impulsif.
3. Memberi Ruang untuk Reaksi: Sebelum melanjutkan dengan reaksi lebih
lanjut, Bapak Eling dapat memberi dirinya waktu untuk merenung dan
merasakan emosi yang sedang dia alami. Dia dapat memberi dirinya
beberapa saat untuk bernapas dalam-dalam dan mencoba merilekskan
dirinya.
4. Empati: Setelah memberi ruang untuk emosinya, Bapak Eling dapat
mencoba memahami perspektif Diana. Apakah ada alasan tertentu
mengapa Diana melakukan tindakan tersebut? Mungkin ada masalah yang
memengaruhi perilaku Diana yang tidak dia ketahui.
5. Refleksi: Bapak Eling dapat merenungkan apakah tanggapannya yang
keras adalah respons yang sesuai dalam situasi tersebut. Mungkin ada cara
yang lebih baik untuk menghadapi situasi tersebut tanpa melibatkan emosi
negatif.
6. Komunikasi Efektif: Setelah meresapi emosi dan merenung, Bapak Eling
dapat mendekati Diana dengan cara yang lebih tenang dan empatik. Dia
bisa bertanya mengenai tindakan Diana dengan sopan dan mencoba
mencari solusi bersama.
7. Pembelajaran dari Pengalaman: Setelah situasi selesai, Bapak Eling dapat
merenungkan pengalaman ini dan mencari cara untuk menghindari reaksi
yang impulsif di masa depan. Kesadaran diri yang berlandaskan
mindfulness membantu dalam mengatasi situasi sulit dengan lebih baik.
Kasus 2
Jawaban 1: Bapak Eling menghadapi situasi di mana ia memiliki banyak
tanggung jawab, termasuk memimpin rapat panitia revisi acara sekolah,
memastikan perencanaan, personil, dan anggaran sudah tepat, serta
mengirimkan proposal acara kepada kepala sekolah tepat waktu. Namun, karena
ia lupa menyiapkan rubrik pembelajaran PPKN dan mengunduh rubrik proyek,
proses pembelajaran terhambat, dan pekerjaan yang seharusnya selesai dalam
waktu tertentu ditunda hingga sehari sebelum hari pengumpulan.
Jawaban 2: Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi
kesadaran diri yang berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) dengan
beberapa langkah berikut ini:
Kasus 3
Bapak Eling menghadapi situasi di mana seorang murid kelas 9 yang berprestasi
dalam kejuaraan renang tidak mengumpulkan tugasnya karena merasa lelah dan
mengantuk akibat latihan keras menjelang kejuaraan bulan depan. Murid
tersebut meminta keringanan atau kesempatan untuk mengumpulkan tugasnya
setelah jam pulang sekolah, namun Bapak Eling memutuskan untuk tidak
menerima permintaan tersebut, sehingga murid tersebut tidak mendapatkan nilai
tugas.
Jawaban 2: Bapak Eling dapat merespon situasi ini dengan kompetensi
manajemen diri berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) dengan beberapa
alasan sebagai berikut:
1. Kesadaran penuh terhadap diri sendiri: Bapak Eling bisa mulai dengan
merasa dalam dirinya sendiri, merasakan emosi dan reaksi yang muncul
saat murid tersebut mengungkapkan alasan ketidakmampuannya untuk
mengumpulkan tugasnya. Dengan demikian, Bapak Eling dapat
memahami bahwa situasi ini menciptakan perasaan frustrasi dan
ketidakpuasan, dan kesadaran ini membantu menghindari reaksi impulsif.
2. Empati: Bapak Eling dapat menggunakan kesadaran penuh untuk
memahami perasaan dan kondisi murid tersebut dengan lebih baik. Dia
bisa mencoba melihat situasi dari perspektif murid, yang telah memberikan
pengorbanan dan upaya ekstra dalam latihan renangnya. Ini bisa membantu
Bapak Eling merasakan empati terhadap murid dan merasakan emosi yang
dia rasakan.
3. Pengambilan keputusan yang bijaksana: Dengan kesadaran penuh, Bapak
Eling dapat menghindari mengambil keputusan berdasarkan emosi negatif
atau reaksi impulsif. Sebaliknya, dia dapat mempertimbangkan dengan
bijaksana kebutuhan murid tersebut untuk istirahat dan keseimbangan
dalam kehidupan sekolah dan olahraga. Ini dapat menghasilkan keputusan
yang lebih seimbang dan adil.
4. Komunikasi yang efektif: Dalam menjelaskan keputusannya kepada murid,
Bapak Eling dapat menggunakan komunikasi yang penuh perhatian dan
pengertian. Dia dapat menjelaskan alasan di balik keputusannya, serta
mencoba mencari solusi yang bisa memenuhi kebutuhan murid tersebut,
seperti memberikan tenggat waktu tambahan atau alternatif lainnya.
5. Kesadaran penuh dalam pelaksanaan keputusan: Setelah mengambil
keputusan, Bapak Eling dapat memonitor perasaannya dan efek
keputusannya pada murid tersebut. Kesadaran penuh membantu dalam
mengidentifikasi perubahan emosi dan tindakan, sehingga dia dapat
menyesuaikan pendekatan jika perlu.
Dengan pendekatan ini, Bapak Eling dapat mengelola situasi ini dengan lebih
baik, memberikan dukungan kepada murid atlet, dan sekaligus menjaga
keadilan dalam memberikan nilai tugas. Kesadaran penuh membantu dalam
meminimalkan reaksi emosional dan memungkinkan pengambilan keputusan
yang lebih bijaksana dan adil dalam situasi yang kompleks seperti ini.
Kasus 4
Kasus 5