Kronologi Kasus Bendungan Bener Wadas
Kronologi Kasus Bendungan Bener Wadas
Tahun 2013
Pada 2013, warga Wadas telah mendengar akan ada pembangunan di daerah
Purworejo dan Wonosobo, yaitu pembangunan bendungan dan Desa Wadas
menjadi salah satu desa yang akan terdampak dari pembangunan tersebut.
Tahun 2015
Pada 2015, terdapat perusahaan swasta yang melakukan pengeboran tanah di dua
lokasi dengan kedalaman 75 dan 50 meter di Desa Wadas. Pengeboran tanah ini
memiliki tujuan untuk menjadi bahan uji di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak
(BBWS-SO).
Tahun 2017
4 September
BBWS-SO menempelkan spanduk yang berisi permohonan izin lingkungan di
seluruh desa yang akan terdampak pembangunan Bendungan Bener. Hal ini
dilakukan oleh BBWS-SO karena menjadi pemrakarsa proyek. Namun, dalam izin
tersebut tidak mencantumkan nama Desa Wadas. Hal ini menjadi hal yang aneh
karena dalam Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Desa
Wadas menjadi salah satu desa yang terdampak. 10 November
Pada 10 November 2017, dua warga Desa Wadas bersama dengan Kepala Desa
Wadas diundang ke Hotel Sanjaya Purworejo. Saat itu, mereka diberi dokumen
AMDAL Bendungan Bener. Sayangnya, banyak warga Desa Wadas yang tidak diberi
pemahaman ataupun sosialisasi mengenai AMDAL tersebut. Oleh karena itu, banyak
warga Desa Wadas yang beranggapan bahwa pembangunan proyek tersebut tidak
memerhatikan kondisi sosial, politik, dan ekonomi masyarakat.
Tahun 2018
26 Februari
Pada 26 Februari 2018, terdapat sebuah pengumuman yang diterima oelh
masyarakat mengenai pengeadaan tanah yang diperuntukan bagi pembangunan
Bendungan Bener di Purworejo dan Wonosobo dari Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah dengan nomor 590/0001933.
8 Maret
Pada 8 Maret 2018, pemerintah tetap menerbitkan izin lingkungan dan
mengumumkannya secara luas. Dalam izin yang dikeluarkan oleh pemerintah
terdapat wilayah Desa Wadas sebagai salah satu desa terdampak lingkungan dan
menjadi lokasi pembebasan lahan untuk menunjang pembangunan Bnedungan
Bener. Sayangnya, hal ini dilakukan tanpa izin dari warga Desa Wadas. Oleh karena
itu, pada 8 Maret 2018 warga Wadas membentuk sebuah paguyuban bernama
Gerakan MAsyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPA DEWA).
27 Maret
Pada 27 Maret 2018, BBWS-SO melakukan sosialisasi mengenai pengadaan tanah
terkait pembangunan Bendungan Bener kepada warga Desa Wadas di Balai Desa
Wadas. Namun, dalam pertemuan tersebut warga Desa Wadas menyatakan
penolakan atas penambangan kuari di wilayahnya dan melakukan wlakout dalam
pertemuan tersebut.
6 April
Pada 6 April 2018, terjadi mediasi antara BBWS-SO dengan warga Desa Wadas
yang melakukan penolakan. Namun, warga Wadas tetap menolak tanpa syarat
terkait penambangan kuari di wilayah mereka.
26 April
Pada 26 April 2018, BBWS-SO mengadakan sebuah konsultasi publik terkait
pengadaan tanah untuk pembangunan dan kepentingan umum. BBWS-SO
melakukan pertemuan tersebut sebagai upaya untuk melakukan pendataan warga
terdampak dan meminta warga Desa Wadas yang hadir mengisi daftar hadir dan
tanpa sepengetahuan warga, data tersebut digunakan sebagai bukti persetujuan
warga dan prasyarat bagi terbitnya izin.
Tahun 2019
September
Pada September 2019, menurut rilis LBH Yogyakarta terdapat 11 warga Wadas yang
sempat ditangkap dan saat itu juga terjadi pengepungan di wilayah Wadas.
Tahun 2020
November
Pada November 2020, GEMPA DEWA melaporkan adanya maladmisnitrasi yang
dilakukan oleh sejumlah pihak, seperti Gubernur Jawa Tengah dan BBWS-SO
kepada Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah.
Tahun 2021
22-23 April 2021
Pada 22 April 2021, warga Desa Wadas menghadang aparat yang akan melakukan
sosialisasi pemasangan patok trase dan bidang tanah. Selain itu, terjadi bentorkan
antara aparat keamanan dengan warga Wadas dan 12 orang ditangkap oleh aparat
keamanan.
20 September 2021
Sejak 20 September 2021, beberapa aparat kepolisian dari Polres Purworejo kerap
kali melakukan patroli berkeliling Desa Wadas dengan membawa senjata lengkap
dan patroli ini membuat warga Wadas resah.
November 2021
Pada Noveber 2021, aparat kepolisian juga rutin melakukan patroli di desa Wadas
dan membuat warga resah. Para warga mengadukan hal ini kepada LBH
Yogyakarta.
Tahun 2022
8 Februari 2022
Pada 8 Februari 2022, terjadi pengerahan aparat dan pengepungan yang dilakukan
oleh aparat ke Desa Wadas. Selain itu, pada 8 Februari 2022, aparat kepolisian juga
menangkap sekitar 40 orang, termasuk anak-anak. Selain itu, akses Internet di Desa
Wadas juga terganggu