Warga Desa Wadas , Kecamatan Bener, Purworejo Jawa Tengah sedang mengalami pergolakan
dengan aparat kepolisian. Konflik ini bermula dari kabar penambangan di Desa Wadas untuk
pembangunan Bendungan Bener .
Konflik pecah ketika ada aparat hendak melakukan pengukuran lahan yang direncanakan akan
ditambang sebagai material Bendungan Bener. Bagaimana
1. Pada Senin, 7 Februari 2022 ribuan aparat kepolisisan memasuki Desa Wadas,
berbaris dan mendirikan tenda di lapangan Kaliboto, belakang Polsek Bener
2. Malam hari, Senin, 7 Februari 2022 terjadi pemadaman listrik hanya di Desa Wadas
3. Selasa, 8 Februari 2022, seorang warga Desa Wadas ditahan hanya karena melihat-
lihat kondisi Polsek Bener sambil sarapan bersama sang istri. Sang istri melarikan
diri dan kembali ke Desa Wadas, sampai artikel ini dibuat belum ada kabar
mengenai sang suami.
4. Selasa, 8 Februari 2022, pukul 08.00 pasukan polisi bersenjata lengkap mengadakan
apel di Lapangan Kaliboto.
5. Selasa, 8 Februari 2022, sekitar pukul 10.00 WIB, mobil polisi memasuki Desa
Wadas, merobek poster bertuliskan penolakan warga terhadap penambangan di
Desa Wadas
6. Selasa, 8 Februari 2022, Pukul 10.48 Wib, aparat kepolisian memasuki Desa Wadas.
Mereka menggunakan motor dan mobil, serta sebagian berjalan kaki pada tengah
hari. Akun instagram wadas_melawan menulis terjadi pengepungan dan penahanan
warga yang sedang melaksanakan mujahaddah di masjid. Sementara semua itu
terjadi, proses pengukuran di hutan tetap berjalan. Terjadi penangkapan 60 orang
warga Desa Wadas dengan alasan yang tidak jelas. Sementara Yayasan Lembaga
Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta
merilis, ada 40 orang warga Desa yang ditangkap polisi ketika menghalangi proses
pengukuran lahan.
Kronologi konflik Bendungan Bener versi Polisi
Sementara itu berikut kronologi konflik bendungan Bener versi polisi yang dirilis oleh pihk
kepolisian.
Jika konflik ini tidak cepat di cegah,salah satunya maka citra kepolisian akan buruk di pandangan
masyarakat.
Penyebab
Sebagian warga setuju namun sebagian warga Wadas menolak tanah mereka akan digunakan
bahan pembangunan Bendungan Bener. Salah satu alasan penolakan tersebut lantaran warga
berkomitmen ingin menjaga kelestarian Desa Wadas.
Rekomendasi
agar pihak Kepolisian Daerah Jawa Tengah melakukan pendekatan dialogis dan humanis yang
berpedoman pada Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibiltas, dan Transparansi Berkeadilan) terhadap
seluruh warga (baik yang setuju maupun tidak setuju), serta mengedepankan keadilan restoratif dalam
rangka menjaga kondusivitas keamanan dan ketertiban masyarakat