Anda di halaman 1dari 33

A.

SAKSI DAN AHLI DARI PENGGUGAT

- SAKSI 1 (Karina Nova)

HAKIM KETUA : baik kepada saksi silahkan melampirkan kartu identitas

(saksi memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Karina Nova Safira
Umur : 56 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : S1
Kewarganegaraan : Indonesia

HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan saksi wajib di sumpah terlebih

dahulu, bersedia?

SAKSI KARINA : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara saksi silahkan ikuti kata kata saya

“ {berdiri}demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan

menerangkan dengan sebenarnya dan tidak lain dari pada yang

sebenarnya)” silahkan duduk kembali.

HAKIM KETUA : Baik saudara saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat?

SAKSI KARINA : Sehat yang mulia

Hakim Ketua : Saudari Saksi mengetahui ya dalam hal apa dipanggil dalam
Persidangan kali ini ?

SAKSI KARINA : iya yang mulia saya mengetahuinya

Hakim Ketua : apakah benar saudari saksi ini merupakan pemilik


sebidang tanah dan bangunan sebelum diperjual belikan
kepada penggugat? :
SAKSI KARINA : ya benar saya merupakan pemilik sebidang tanah dan
Bangunan
HAKIM KETUA : Baik silahkan dilanjutkan dari Penggugat
KHP : baik yang mulia terima kasih. saudari saksi Apakah benar
sdr saksi Karina Nova bersama penggugat
telah melakukan kesepakatan perjanjian jual beli tanah
dengan kelengkapan berupa surat kelengkapan tanah atas
nama saksi Karina Nova?
SAKSI KARINA : iya benar saya telah melakukan kesepakatan perjanjian jual
beli tanah dengan kelengkapan berupa surat kelengkapan
tanah atas nama saya
KHP : Apakah benar sdr karina nova telah menerima uang sejumlah
Rp. 250.000.000 dari sdr penggugat mengenai pembelian
sebidang tanah dan bangunan?
SAKSI KARINA : iya yang saya telah menerima uang sebesar Rp. 250.000.000
dari sdr penggugat mengenai pembelian sebidang tanah dan
bangunan
KHP : BAIK CUKUP YANG MULIA
Hakim Anggota 1 : Baik selanjutnya dari Pihak tergugat silahkan ajukan
pertanyaannya

KHT : Baik terima kasih yang mulia saudara saksi bisa saudara
jelaskan bagaimana saudari
memperoleh surat-surat kelengkapan tanah sebelum saudari
melakukan perjanjian jual beli dengan penggugat?
SAKSI KARINA : saya memperoleh dari nenek moyang saya yang telah lama
meninggal sebagai harta warisan.
KHT : saudari saksi apakah benar dan apakah anda mengetahui
bahwa pegawai kelurahan yang mengurusi surat
kelengkapan taah telah ditangkap oleh pihak berwajib
karena kasuss penyuapan?
SAKSI KARINA : iya benar pak
KHT : CUKUP YANG MULIA
Hakim Anggota 1 : Baik, selanjutnya dari pihak tergugat II intervensi,
apakah ada pertanyaan ?

KHT.II.INTV : cukup yang mulia, pertanyaan kami sudah terwakili


Oleh Terggugat

- SAKSI 2 (Arda Nariswari)

HAKIM KETUA : baik kepada saksi silahkan melampirkan kartu identitas

(saksi memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Arda Nariswari
Umur : 33 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : S1
Kewarganegaraan : Indonesia
HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan saksi wajib di sumpah terlebih


dahulu, bersedia?

SAKSI ARDA : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara saksi silahkan ikuti kata kata saya

mengangkat tangan sebelah kanan sambil berbentuk V} (saya

bersumpah bahwa saya akan mener angkan dengan sebenarnya

dan tidak lain dari pada yang sebenarnya,

semoga tuhan menolong saya)

HAKIM KETUA : Baik saudara saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat?

SAKSI ARDA : Sehat yang mulia

Hakim Ketua : baik saudara saksi apakah saudara saksi mengenal saksi karina nova ?

SAKSI ARDA : Saya mengenal yang mulia

Hakim Ketua : Baik, kepada Penggugat silahkan ajukan pertanyaannya

KHP : Apakah sdr Arda Nariswari mendengar dan melihat saksi


sdr Karina Nova melakukan perjanjian jual beli dengan penggugat
yang berupa sebidang tanah dan bangunan?
SAKSI ARDA : iya benar saya mendengar dan melihat secara langsung
KHP : Apakah benar dalam kesepakatan tersebut para pihak melaksanakan
tanpa adanya pemaksaan
SAKSI ARDA : iya benar bahwa perjanjian tersebut dilakukan tanpa adanya
Pemaksaan

KHP : BAIK CUKUP YANG MULIA


Hakim Anggota 1 : Baik selanjutnya dari Pihak tergugat silahkan ajukan
Pertanyaannya
KHT : Baik terima kasih yang mulia. Baik saudari saksi apakah saudari
saksi
melihat adanya kejanggalan dalam proses penggugat dan saksi karina
nova dalam melakukan perjanjian jual beli ?

Saksi Arda : pd saat itu notaris sulit untuk mengesahkan jual beli tersebut
dikarenakan tidak ada sertifikat hak milik yang resmi.
KHT : notaris apakah saudara saksi melihat adanya paksaan dari kedua belah
pihak terhadap untuk menandatangani akta jual beli tersebut
Saksi Arda : benar ya mulia saya melihat sendiri. Ketika kedua belah pihak
tersebut
menghadap notaris memang benar tidak adanya paksaan

KHT : CUKUP YANG MULIA


Hakim Anggota 1 : Baik, selanjutnya dari pihak tergugat II intervensi,
apakah ada pertanyaan ?

KHT.II.INTV : cukup yang mulia, pertanyaan kami sudah terwakili


Oleh Terggugat.

- SAKSI 3 (Mahfud)

HAKIM KETUA : baik kepada saksi silahkan melampirkan kartu identitas

(saksi memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Mahfud Mangali
Umur : 40 Tahun
Agama : Hindu
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : SMA
Kewarganegaraan : Indonesia
HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan saksi wajib di sumpah terlebih

dahulu, bersedia?

SAKSI ARDA : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara saksi silahkan ikuti kata kata saya

{berdiri} OM Atah Parama Wisesa, saya bersumpah saya akan

menerangkan dengan sebenarnya dan tidak lain dari pada yang

sebenarnya)

HAKIM KETUA : Baik saudara saksi, dalam keadaan sehat ya,

SAKSI MAHFUD : Sehat yang mulia

Hakim anggota 2 : Baik saudara saksi, Apakah saudara saksi merupakan pegawai
kelurahan dimana tempat penggugat melakukan transaksi jual beli
tanah?
SAKSI MAHFUD : iya benar saya merupakan pegawai kelurahan
Hakim Ketua : Baik silahkan penggugat ajukan pertanyaannya
KHP : Baik terima kasih yang mulia, saudara saksi Apakah benar sdr saksi
merupakan pihak yang berwenang dalam melakukan pendataan tanah
ditempat pengggugat melakukan transaksi jual beli tanah dan
bangunan?
SAKSI MAHFUD : iya benar saya merupakan pihak yang berwenang dalam
pendataan tersebut.
KHP : Apakah benar sdr saksi telah menerangkan tentang prosedur
pendaftaran tanah yang dibeli oleh penggugat dari sdr saksi Karina
Nova ?
SAKSI MAHFUD : iya benar saya telah menerangkan tentang prosedur pendaftaran tanah
KHP : Apakah benar sdr saksi karina nova telah menunjukkan kepemilikan
surat dan dokumen berupa surat keterangan tanah.
SAKSI MAHFUD : iya benar sdr saksi karina nova telah menunjukkan kepemilikan surat
dan dokumen berupa surat keterangan tanah

KHP : BAIK CUKUP YANG MULIA


Hakim Ketua : Baik selanjutnya dari Pihak tergugat silahkan ajukan
Pertanyaannya

KHT : Baik trima kasih yang mulia, baik saudara saksi bisa anda terangkan
bagaiaman proses atau mekanisme dalam hal mengurus sertifikat hak
milik di kelurahan sebagai syarat awal membuat sertifikat hak milik ?
SAKSI MAHFUD : baik pak, kalo umtuk mengurus sertifikat hak milik memang haryus
melewati tingkat kelurahan untuk dilakukan pendataan awal terhadap
tanah atau bangunan yang diperjual belikan, jadi setelah proses
perjanjian jual beli pihak2 tersebut harus melaporkannya ke kantor
kelurahan

KHT : CUKUP YANG MULIA


Hakim Anggota 1 : Baik, selanjutnya dari pihak tergugat II intervensi,
apakah ada pertanyaan ?

KHT.II.INTV : cukup yang mulia, pertanyaan kami sudah terwakili


Oleh Terggugat.

- AHLI 1 (ORCHITA)
HAKIM KETUA : baik kepada Ahli silahkan melampirkan kartu identitas

(Ahli memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Prof. Dr. Orchita Dewantari, S.H.,M.H
Umur : 58 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S3
Kewarganegaraan : Indonesia

HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan ahli wajib di sumpah terlebih

dahulu, bersedia?

SAKSI ARDA : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 2 : baik sodara ahli silahkan ikuti kata kata saya : “Demi Allah saya

bersumpah, bahwa saya sebagai ahli akan memberikan


keterangan

menurut pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, tidak lain dari

yang sebaik-baiknya.”

Hakim Anggota 2 : Baik saudari ahli dalam keadaan sehat ya?

AHLI ORCIT : Sehat yang mulia

Hakim Anggota 2 : Baik silahkan penggugat untuk pertanyaannya

KHP : Baik Terima kasih yang mulia. Baik saudari ahli dapatkah anda

terangkan mengenai kemungkinan terjadi adanya sertfikat yang sama

dalam suatu sebidang tanah dan bangunan?


AHLI ORCIT :

KHP : Apakah yang menjadi factor terjadinya sertifikat ganda?


AHLI ORCHITA : Sertifikat ganda dapat terjadi karena Sertifikat tersebut tidak
dipetakkan dalam peta pendaftaran tanah atau peta situasi daerah, Jika
peta pendaftaran tanah atau peta situasi pada setiap kantor pertanahan
dibuat, dan/atau gambar situassi/ surat ukur dibuat dalam peta, maka
kemungkinan terjadinya sertifikat ganda terbilang sangat kecil
KHP : Apahakah seritifikat Penggugat sebagaimana diterangkan dalam
posita
gugatan sah menurut hokum?
AHLI ORCIT : penerbitan sertifikat demi/untuk kepentingan pemegang hak yang
bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah
didaftarkan dalam buku tanah;
KHP : Bagaimana prosedur penerbitan sertifikat tanah?
AHLI ORCIT : prosedur penerbitan sertifikat tanah telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah, yang
khususnya jika berkaitan dengan data fisik dan data yuridis untuk
suatu pengesahan diatur didalam pasal 30 ayat (1) huruf a, b dan c,
ayat (2) dan ayat (3).

KHP : BAIK CUKUP YANG MULIA


Hakim Ketua : Baik selanjutnya dari Pihak tergugat silahkan ajukan
Pertanyaannya
KHT : Baik terima kasih yang mulia, baik saudari ahli saudari ahli jika
adanya kasus sertifikat ganda, sebenarnya itu kesalahan siapa ?
AHLI ORCIT : mengenai hal tersebut kita harus melihat secara luas, misalnya
kurangnya transpoaransi dalam hal penguasaan dan pemilikan tanah
yang mungkin disebabkan oleh terbatasnya data dan informasi
penguasaan dan pemilikan tanah, atau bisa juga karena kurangnya
transparansi informasi yang tersedia di masyarakat. Secara garis besar
sengketa sertifikat ganda bisa kita simpulkan disebabkan karena
a).Peraturan yang belum lengkap; b) Ketidaksesuaian peraturan; c)
Pejabat pertanahan yang kurang tanggap terhadap kebutuhan dan
jumlah
tanah yang tersedia; d) Data yang kurang akurat dan kurang lengkap;
e)
Data tanah yang kelir. Begitu pak

KHT : CUKUP YANG MULIA


Hakim Anggota 1 : Baik, selanjutnya dari pihak tergugat II intervensi,
apakah ada pertanyaan ?

KHT.II.INTV : cukup yang mulia

- AHLI 2 (RUDY)

HAKIM KETUA : baik kepada Ahli silahkan melampirkan kartu identitas

(Ahli memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Rudy Hermawan S.H., M.H., S. Sos
Umur : 60 Tahun
Agama : Buddha
Pekerjaan : Peneliti Agraria
Pendidikan : S2
Kewarganegaraan : Indonesia

HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan ahli wajib di sumpah terlebih


dahulu, bersedia?

AHLI RUDY : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara ahli silahkan ikuti kata kata saya : “Demi Sanghyang

Adhi Budha saya berjanji, bahwa saya sebagai ahli telah/akan

memberikan keterangan menurut pengetahuan saya yang sebaik-

baiknya, tidak lain dari yang sebaik-baiknya.”

Hakim Anggota 2 : Baik saudari ahli dalam keadaan sehat ya?

AHLI RUDY : Sehat yang mulia

Hakim anggota 2 : Baik silahkan dilanjutkan pertanyaan dari penggugat

KHP : Baik terima kasih yang mulia, baik saudara saksi Apakah benar
saudara

ahli merupakan peneliti agrarian dan pertanahan di yogyakarta ?

AHLI RUDY : Ya benar saya merupakan peneliti agraria dan pertanahan di


Yogyakarta
KHP : Saudara ahli bisakah anda menerangkan keabsahan dari proses-proses
penerbitan sertifikat hak milik atas tanah?
AHLI RUDY : Disini Pihak Penggugat telah melalui proses-proses penerbitan
sertifikat hak milik atas tanah dengan ketentuan yang berlaku sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan yang berlaku.
Sebagaimana dalam Pasal 28 D ayat (1).
KHP : Saudara ahli, dapatkah saudara menjelaskan Keabsahan dari Sertifikat
atas tanah milik penggugat?
AHLI RUDY : Penggugat disini memiliki Surat Keterangan Tanah dan Sertifikat
Hak milik atas tanah yang merupakan satu kesatuan yang harus
dimiliki demi Keabsahan dari Sertifikat yang telah dibuat
KHP : Apa yang terjadi apabila inventaris dan arsip-asrsip terkait
kepemilikan tanah tidak di perhatikan dengan baik?
AHLI RUDY : Tentu Saja Dapat mempersulit proses pengurusan surat/sertifikat
tersebut. Kemudian Berkas Tersebut tidak sah atau tidak memiliki
Kekuatan di Mata Hukum.

KHP : BAIK CUKUP YANG MULIA


Hakim Ketua : Baik selanjutnya dari Pihak tergugat apakah ada pertanyaan ?
KHT : cukup yang mulia

Hakim Ketua : Baik, selanjutnya dari pihak tergugat II intervensi, apakah ada
pertanyaan ?

KHT.II.INTV : ctidak ada yang mulia, ukup yang mulia

- AHLI 3 (RHENDY)

HAKIM KETUA : baik kepada Ahli silahkan melampirkan kartu identitas

(Ahli memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Dr. Rhendy Sultan, S.H.,M.Hum
Umur : 54 Tahun
Agama : islam
Pekerjaan : Dosen
Pendidikan : S2
Kewarganegaraan : Indonesia
HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan ahli wajib di sumpah terlebih

dahulu, bersedia?

AHLI RHENDY : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara ahli silahkan ikuti kata kata saya : “Demi Allah saya

bersumpah, bahwa saya sebagai ahli akan memberikan


keterangan

menurut pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, tidak lain dari

yang sebaik-baiknya.”

Hakim Ketua : Baik saudari ahli dalam keadaan sehat ya?

AHLI RHENDY : Sehat yang mulia

Hakim Ketua : Baik saudara ahli, benar ya merupakan Dosen yang khsusunya terkait

Dengan kebijakan publik dan pelayanan masyarakat ?

AHLI RHENDY : YA benar yg mulia saya merupakan tenaga pengajar khususnya di

bidang kebijakan publik

Hakim ketua : Silahkan dilanjutkan dari pihak penggugat

KHP : Baik trimakasih yg mulia. Baik saudara saksi, bisa anda jelaskan

mengenai proses pengeluaran dan pengurusan sertifikat yang

dikeluarkan oleh pejabat berwenang

AHLI RHENDY : Jadi proses-proses yang dilakuan Tahap pertama dengan membawa
semua dokumen ke kantor Badan Pertanahan Nasional keberadaan
tanah. Selain menyerahkan dokumen, sserta diminta untuk mengisi
formulir pembuatan sertifikat tanah yang menjadi salah satu
persyaratan. Kemudian diharuskan membayar biaya pemeriksaan dan
pengukuran tanah. Setelah proses administrasi selesai, petugas Badan
Pertanahan Nasional akan mendatangi lokasi tanah untuk pengukuran
dan validasi tanah. Hasil pengukuran akan menentukan keputusan pe
mberian sertifikat oleh Badan Pertanahan Nasional.

Setelah proses pengukuran, Anda diharuskan membayar pendaftaran


SK Hak, sebagai tahapan akhir dan persyaratan untuk mendapatkan
sertifikat tanah.

KHP : Bagaimana resiko yang timbul dari kelalaian pejabat publik yang
dapat merugikan suatu pihak?
AHLI RHENDY : Jadi resiko2 kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
Penyelenggara Negara dan pemerintahan yaitu menimbulkan kerugian
materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan.

B. SAKSI DAN AHLI DARI TERGUGAT

- SAKSI 1 (FAKHRI HIDAYAT)

HAKIM KETUA : baik kepada saksi silahkan melampirkan kartu identitas

(saksi memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Muhammad Fakhkri Hidayat, S.H., M.Kn.
Pekerjaan : Kepala Seksi Inventarisasi dan Identivikasi Pertanahan di Bada
Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul
Agama : Islam
Pendidikan : S2
Umur : 43 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia

HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan saksi wajib di sumpah terlebih

dahulu, bersedia?

SAKSI FAKHRI : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara saksi silahkan ikuti kata kata saya

“ {berdiri}demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan

menerangkan dengan sebenarnya dan tidak lain dari pada yang

sebenarnya)” silahkan duduk kembali.

HAKIM KETUA : Baik saudara saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat?

SAKSI FAKHRI : Sehat yang mulia

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah anda sudah mengetahui bahwa saudara

dihadapkan ke muka siding dengan alasan apa?

SAKSI FAKHRI : iya yang mulia saya mengetahuinya

Hakim Ketua : Baik saudara saksiApakah benar saudara saksi adalah kepala seksi
dari

Inventarisasi dan Identivikasi Kepala Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Bantul pada tahun 1998?

SAKSI FAKHRI : benar yang mulia, saya adalah dari kepala seksi dari Inventarisasi dan
Identivikasi Kepala Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul
pada

tahun 1998

Hakim ketua : Baik dari Pihak Tergugat apkah ada pertanyaan ?

KHT : ada yang mulia

Hakim Ketua : silahkan

KHT : Baik terima kasih yang mulia. Saudara saksi benar ya saudara saksi

merupakan seksi yang melaksanakan tugas pendataan tanah yang


telah

terdaftar di daerah Kabupaten Bantul?

SAKSI FAKHRI : iya benar,

KHT : baik, kalau begitu Apakah benar bahwa saudara mengetahui bahwa

tanah yang sudah terdaftar dapat dilihat pada data yang sudah ada
pada

inventarisasi dan identivikasi dan memastikan bhwa tanah yang di

daftarkan oleh tuan M. Putra belum terdaftar pada tahun 1998 di


Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul ?

SAKSI FAKHRI : benar yang Mulia, bahwa menurut data yang sudah ada pada

inventarisasi dan identivikasi dapat dipastikan bhwa tanah yang di

daftarkan oleh tuan M. Putra belum terdaftar pada Badan Pertanahan

Nasional Kabupaten Bantul pada tahun 1998.

KHT : Baik trimakasih, CUKUP YANG MULIA

Hakim Ketua : baik, selanjutnya dari tergugat II Intervensi apkah ad pertnyaan?

KHT.II.INTV : Cukup yang mulia


Hakim Ketua : Baik selanjutnya dari Penggugat apakah ada pertnyaan?

KHP : Tidak ada cukup yang mulia

- SAKSI 2 (Alivia Prahitna)

HAKIM KETUA : baik kepada saksi silahkan melampirkan kartu identitas

(saksi memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Allivia Prahitna, S.H., M.Hum.
Pekerjaan : sekretaris dari Kepala Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Bantul Tahun
1998
Agama : Kristen Katolik
Pendidikan : S2
Umur : 55 Tahunn
Kewarganegaraan : Indonesia

HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan saksi wajib di sumpah terlebih

dahulu, bersedia?

SAKSI ALIVIA : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 2 : baik sodara saksi silahkan ikuti kata kata saya

{merentangkan jari telunjuk,tengah dan manis} saya bersumpah


bahwa saya akan menerangkan dengan sebenarnya dan tidak lain
dari pada yang sebenarnya, semoga tuhan menolong saya)
HAKIM KETUA : Baik saudara saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat?

SAKSI ALIVIA : Sehat yang mulia

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah anda sudah mengetahui bahwa saudara

dihadapkan ke muka siding dengan alasan apa?

SAKSI ALIVIA : iya yang mulia saya mengetahuinya

Hakim Anggota 1 : Apakah benar saudara saksi adalah sekretaris dari Kepala Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul pada tahun 1998?

SAKSI ALIVIA : benar yang mulia, saya adalah sekretaris dari Kepala Badan
Pertanahan

Nasional Kabupaten Bantul pada periode tahun 1997-2006

Hakim Ketua : baik, dari tergugat silahkan ajukan pertanyaannya

KHT : baik trimakasih yg mulia. Saudara saksi Apakah benar bahwa tanah

yang di daftarkan oleh Tuan M. Putra adalah tanah yang belum


terdaftar

di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul pada tahun

1998?.

SAKSI ALIVIA : benar yang Mulia, tanah tersebut belum terdaftar sama sekali di
Kantor

Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul pada tahun 1998.

KHT : Baik trimakasih, CUKUP YANG MULIA

Hakim Ketua : baik, selanjutnya dari tergugat II Intervensi apkah ad pertnyaan?

KHT.II.INTV : Cukup yang mulia

Hakim Ketua : Baik. Dari pihak Penggugat apakah ad pertanyaan?

KHP : ada yang mulia


Hakim Ketua : Baik silahkan

KHP : Apakah saudara saksi ada memeriksa berkas pengurusan sertifikat


hak

milik atas nama M. Putra pada saat itu?

SAKSI ALIVIA : benar, saya adalah orang yang memeriksa berkas

pengurusan sertifikat hak milik atas nama M. Putra pada tahun 1998

pada saat dia mendaftarkan tanahnya yang terletak Jl. Imogiri No. 10

Bantul DI Yogyakarta

KHP : dari kami cukup yang mulia

- SAKSI 3 (Daffa)

HAKIM KETUA : baik kepada saksi silahkan melampirkan kartu identitas

(saksi memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : M. Daffa Gusni Alfiano, S.H., M.Hum.
Pekerjaan : Kepala Seksi Data dan Informasi DI kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Bantul
Agama : Hindu
Pendidikan : S2
Umur : 30 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan saksi wajib di sumpah terlebih

dahulu, bersedia?

SAKSI DAFFA : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara saksi silahkan ikuti kata kata saya

{berdiri} OM Atah Parama Wisesa, saya bersumpah saya akan


menerangkan dengan sebenarnya dan tidak lain dari pada yang
sebenarnya)

HAKIM KETUA : Baik saudara saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat?

SAKSI DAFFA : Sehat yang mulia

HAKIM KETUA : Apakah benar saudara saksi merupakan Kepala Seksi Data dan

Informasi DI kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul?

SAKSI DAFFA : benar yang mulia, saya adalah Kepala Seksi Data dan Informasi DI

kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul

Hakim Ketua : Baik dari Tergugat apakah ada pertanyaan?

KHT : Ada yg mulia

Hakim Ketua : silahkan

KHT : Baik trimakasih yg mulia. Saudara saksi Apakah benar bahwa pada

data di Kantor Badan Pertanahan Nasioan Kabupaten Bantul tanah

yang di daftrkan oleh tuan M. Putra belum pernah terdaftar di Kantor

Badan Pertanahan Nasional dan data pada tahun 1998?

SAKSI DAFFA : benar yang mulia, pada data di Kantor Badan Pertanahan Nasioan

Kabupaten Bantul tanah yang di daftrkan oleh tuan M. Putra belum

pernah terdaftar di Kantor Badan Pertanahan Nasional dan data pada

tahun 1998
KHT : DARI KAMI CUKUP YANG MULIA.

HAKIM KETUA : BAIK DARI PIHAK INTERVENSI APKAH AD PERTANYAAN?

KHT.II.INTV : ada yg mulia

Hakim Ketua : baik silahkan diajukan

KHT.II.INTV : baik trimakasih yg mulia. Saudara saksi Apakah benar pada tahun
1998

Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul pernah

mengeluarkan sertifikat Nomor 102 dengan nomor surat ukur

15/su/1998 Pada Tanggal 18 Febuari tahun 1998?

SAKSI DAFFA : benar yang Mulia, Kantor Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Bantul pernah mengeluarkan sertifikat Nomor 102


dengan nomor surat ukur 15/su/1998 Pada Tanggal 18 Febuari
tahun 1998.

KHT.II.INTV : Cukup yg mulia

HAKIM KETUA : baik selanjutnya dari penggugat apakah ada pertanyaan?

KHP : tidak ada yang mulia. cukup

- AHLI 1 (ARIF)

HAKIM KETUA : baik kepada Ahli silahkan melampirkan kartu identitas


(Ahli memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Prof. Muhammad Arifuddin, S.H., M.Hum.
Pekerjaan : Ahli Pertanahan di kantor Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S3
Umur : 62 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia

HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan ahli wajib di sumpah terlebih

dahulu, bersedia?

AHLI ARIF : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara ahli silahkan ikuti kata kata saya : “Demi Allah saya

bersumpah, bahwa saya sebagai ahli akan memberikan


keterangan

menurut pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, tidak lain dari

yang sebaik-baiknya.”

Hakim Ketua : Baik saudari ahli dalam keadaan sehat ya?

AHLI ARIF : Sehat yang mulia

Hakim Ketua : baik saudara ahli, Bisa anda jelaskan, mengenai factor - factor

penyebab terjadinya sertifikat ganda hak atas tanah ?

AHLI ARIF : Baik yang mulia, ada beberapa factor penyebab terjadinya sertifikat
ganda, Untuk menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya

sertipikat ganda, maka diperlukan adanya teori tentang sistem


hukum.

Dan teori sistem hukum yang tepat sebagai analisa terkait faktor-
faktor penyebab terjadinya sertipikat ganda adalah teori dari Lawrence
M. Friedman. Yaitu :

a. Struktur (Structure)
b. Substansi (Substance)
c. Kultur Hukum (Legal Culture)

Berdasarkan teori sistem dari Friedman diatas jika dikaitkan dengan


permasalahan sertipikat ganda maka anggapan dasar tentang faktor-
faktor penyebab terjadinya sertipikat ganda adalah dari ketiga unsur
tersebut. Dari unsur pertama yaitu struktur maka dapat dianalisa bahwa
penyebab terjadinya sertipikat ganda adalah dimungkinkan adanya
kesalahan dan kelalaian dari instansi pemerintah sebagai pelaksana dari
pendaftaran tanah yaitu Kantor pertanahan seperti adanya kesalahan
penunjukan batas serta pengukuran luas bidang tanah oleh petugas
Kantor Pertanahan.

Dari unsur kedua yaitu substansi maka dapat dianalisa bahwa


penyebab terjadinya sertipikat ganda adalah dapat dimungkinkan dari
peraturan perundangundangan yang mengatur tentang pendaftaran
tanah. Peraturan perundangundangan yang mengatur tentang
pendaftaran tanah dimungkinkan tidak mengatur secara terperinci
terkait proses dan prosedur pendaftaran tanah sehingga ada celah
timbulnya sertipikat ganda.

Dari unsur ketiga yaitu Kultur Hukum maka dapat dianalisa bahwa
penyebab terjadinya sertipikat ganda adalah dimungkinkan dari
pandangan masyararakat terhadap hukum. Dapat dicontohkan yaitu
pada saat proses pengukuran tanah. Dalam Pasal 18 PP Nomor 24
Tahun 1997 menegaskan bahwa dalam penetapan batas-batas tanah
sedapat mungkin mendapat persetujuan dari pemegang hak atas tanah
yang berbatasan.

HAKIM KETUA : Dri tergugat ada pertanyaan?

KHT : ada yg mulia

HAKIM KETUA : Silahkan diajukan

KHT : Trimakasih yg mulia. Baik saudara ahli bisa saudara terangkan

bagaimana bentuk -bentuk penyelesaian hak atas tanah yang

bersertifikat ganda?

AHLI ARIF : Bentuk-bentuk penyelesaian sengketa pertanahan penyelesaiannya

diselenggarakan melalui instansi Badan Pertanahan Nasional (BPN)


dan

melalui Pengadilan

1. Penyelesaian Melalui Instansi Badan Pertanahan Nasional


Untuk menangani sengketa pertanahan, secara struktural menjadi tugas
dan fungsi Sub Direktorat Penyelesaian Sengketa Hukum pada BPN.
Penyelesaian melalui Instansi Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang
dalam hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, dilakukan melalui
langkah-langkah :

1). Adanya pengaduan

Sengketa hak atas tanah timbul karena adanya pengaduan atau


keberatan dari orang/badan hukum yang berisi kebenaran dan tuntutan
terhadap suatu keputusan Tata Usaha Negara di lingkungan Badan
Pertanahan Nasional, dimana keputusan Pejabat tersebut dirasakan
merugikan hak-hak mereka atas suatu bidang tanah tertentu.

2). Penelitian dan pengumpulan data

Setelah berkas pengaduan diterima pejabat yang berwenang


mengadakan penelitian terhadap data/administrasi maupun hasil di
lapangan/fisik mengenai penguasaannya sehingga dapat disimpulkan
pengaduan tersebut beralasan atau tidak untuk diproses lebih lanjut.

3). Pencegahan (mutasi)

Mutasi tidak boleh dilakukan agar kepentingan orang atau badan


hukum yang berhak atas tanah yang disengketakan tersebut mendapat
perlindungan hukum.

4). Musyawarah

Penyelesaian melalui cara musyawarah merupakan langkah pendekatan


terhadap para pihak yang bersengketa, seringkali menempatkan pihak
instansi/Kantor Pertanahan sebagai mediator dalam penyelesaian
secara kekeluargaan ini, sehingga diperlukan sikap tidak memihak dan
tidak melakukan tekanan-tekanan, justru mengemukakan cara
penyelesaiannya.

5). Pencabutan/Pembatalan Surat Keputusan Tata Usaha Negara di bidang


Pertanahan oleh Kepala BPN.

2. Penyelesaian Melalui Peradilan

Penyelesaian ini dilakukan apabila usaha-usaha musyawarah tidak tercapai,


demikian pula apabila penyelesaian secara sepihak dari Kepala BPN karena
mengadakan peninjauan kembali atas Keputusan Tata Usaha Negara yang
telah dikeluarkannya tidak dapat diterima oleh pihak yang bersengketa, maka
penyelesaiannya harus melalui Pengadilan. Sementara menunggu Putusan
Pengadilan sampai adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap, dilarang
bagi Pejabat Tata Usaha Negara yang terkait untuk mengadakan mutasi atas
tanah yang bersangkutan. Hal tersebut untuk menghindari terjadi masalah
dikemudian hari yang menimbulkkan kerugian bagi pihak-pihak yang
berpekara maupun pihak ketiga.

KHT : Baik trimakasih saudara ahli. Ckup yang mulia

Hakim Ketua : baik dari intervensi?

KHT.II.INTV : cukup yang mulia, pertanyaan kami sudah terwakilkan oleh tergugat
HAKIM KETUA : Selanjutnya dari penggugat apakah ada pertanyaan?

KHP : CUKUP YANG MULIA

- AHLI 2 (AJI)

HAKIM KETUA : baik kepada Ahli silahkan melampirkan kartu identitas

(Ahli memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Aji Hendra P, S.H.
Pekerjaan : Dosen Fakultas Hukum di universitas Negri Airlangga
Agama : Hindu
Pendidikan : S1
Umur : 53 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia

HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan ahli wajib di sumpah terlebih

dahulu, bersedia?

AHLI AJI : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara ahli silahkan ikuti kata kata saya : :“Demi Ida

Sanghyang Widi Wasa saya bersumpah, bahwa saya sebagai ahli


telah/akan memberikan keterangan menurut pengetahuan saya
yang sebaik-baiknya, tidak lain dari yang sebaik-baiknya.”

Hakim Ketua : Baik saudari ahli dalam keadaan sehat ya?

AHLI AJI : Sehat yang mulia

Hakim Ketua : Bisa anda jelaskan tentang proses penerbitan sertifikat tanah di badan

pertanahan nasional beserta syarat dan prosedur yang harus


dilakukan?

AHLI AJI : baik yg mulia, jadi secara sederhana ada 3 tahapan untuk men
erbitkan sertifikat tanah di BPN proses tersebut seperti ini yang
mulia ;

1. Menyiapakan Dokumen

Dokumen yang harus disiapkan berupa :

 Sertifikat Asli Hak Guna Bangunan (SHGB)


 Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
 Identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu K
eluarga (KK)
 SPPT PBB
 Surat pernyataan kepemilikan lahan

2. Mengunjungi Kantor BPN

Yang bersangkutan perlu menyesuaikan lokasi BPN sesuai dengan wil


ayah tanah berada. Di BPN, belilah formulir pendaftaran, kemudian ak
an mendapatkan map dengan warna biru dan kuning. Buatlah janji den
gan petugas untuk mengukur tanah.

3. Penerbitan Sertifikat Tanah Hak Milik

Setelah pengukuran tanah, Anda akan mendapatkan data Surat Ukur T


anah. Serahkanlah untuk melengkapi dokumen yang telah ada. Setelah
itu, Anda hanya perlu bersabar menunggu dikeluarkannya surat keputu
san. Anda akan dibebankan BEA Perolehan Hak Atas Tanah (BPHTB)
sembari menunggu sertifikat tanah Anda terbit. Lama waktu penerbita
n ini kurang lebih setengah hingga satu tahun lamanya.

Hakim Anggota 1 : bisakah anda menjelaskan tentang perbedaan antara sertifikat tanah
dan

surat tanah serta menjelaskan fungsi dari surat tanah dan

kedudukannya sebelum ada sertifikat.

AHLI AJI : Bisa yang mulia. Perbedaan dari surat tanah dan sertifikat tanah, surat

tanah merupakan dokumen pertanahan yang menunjukkan penguasaan


lahan untuk keperluan perpajakan saja, sedangkan sertifikat tanah
merupakan surat tanda bukti hak atas bidang tanah yang sudah
dibukukan dan terdapat pada dalam daftar buku tanah tersebut,
kemudian tentang perbedaan kedudukan keduanya surat tanah tidak
bisa dijadikan alat bukti yang sah dalam kepemilikan, sedangkan
sertifikat tanah bisa karena sudah diakui oleh Undang-undang

HAKIM KETUA : dari tergugat dan intervensi ada pertanyaan?

KHT/KHT.INTV : CUKUP YANG MULIA

HAKIM KETUA : baik, dari penggugat ada pertanyaan?

KHP : Cukup yg mulia


C. SAKSI DAN AHLI DARI TERGUGAT II INTERVENSI

- SAKSI 1 (YUS)

HAKIM KETUA : baik kepada saksi silahkan melampirkan kartu identitas

(saksi memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Moch. Nazri Natsir
Pekerjaan : Tokoh Adat
Agama : ISLAM
Pendidikan : SMA
Umur : 65 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan saksi wajib di sumpah terlebih

dahulu, bersedia?

SAKSI YUS : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara saksi silahkan ikuti kata kata saya

{berdiri}demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan


menerangkan dengan sebenarnya dan tidak lain dari pada yang
sebenarnya)

HAKIM KETUA : Baik saudara saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat?

SAKSI YUS : Sehat yang mulia

HAKIM KETUA : saudara saksi apakah benar saudara merupakan tentang dati
tanah yang di perjual belikan oleh pihak penggugat ?
SAKSI YUS : Iya benar yang mulia
Hakim Ketua :Saudara saksi sejak kapan suadara saksi tinggal
bersebelahaan dengan tanah yang di perjual belikan ?
SAKSI YUS : sejak saya lahir yang mulia bahkan sebelum ayah dari
Pak budi menempati tanah tersebut
Hakim Ketua : Saudara saksi apakah anda mnegetahui pemilik sebelum ayah dari
pak budi menempati tanah tersebut ?
SAKSI YUS : saya mengetahui betul asal usul dari tanah tersbut
karena saya adalah tokoh adat di daerah tersebut,
dimana pemilik pertama tanah tersebut adalah kakek
dari pak budi
HAKIM KETUA : baik dari tergugat II Intervensit ada pertanyaan?

KHT.II.INTV : ada yg mulia


HAKIM KETUA : Siilahkan
KHT.II.INTV : baik saudara saksi Saudara saksi apakah tuan krisna agang
adalah ahli waris dari tanah tersebut ?
SAKSI YUS : iya pak budi adalah ahli waris dari tanah tersebut dan saya
adalah saksi pada saat ayah dari krisna agung memberikan waris
kepada tuan krisna agung.

KHT.II.INTV : CUKUP YG MULIA


HAKIM KETUA : dari Terggugat ad pertanyan?
KHT : bCukup yg mulia
HAKIM KETUA : dari Penggugat ad pertanyan?
KHP : Cukup yg mulia

- AHLI 1 (ILHAM)

HAKIM KETUA : baik kepada Ahli silahkan melampirkan kartu identitas

(Ahli memberikan kartu identitas)

HAKIM KETUA :
Nama : Ilham Putra Widanata
Umur : 49
Agama : Islam
Ttl : 29 Februari 1972
Pendidikan : S2
Kewarganegaraan : Indonesia

HAKIM KETUA : menurut Undang-undang No. 5 tahun 1986 pasal 87 ayat (3) saksi

sebelum memberikan keterangan ahli wajib di sumpah terlebih


dahulu, bersedia?

AHLI ILHA : Bersedia yang mulia

Hakim Anggota 1 : baik sodara ahli silahkan ikuti kata kata saya : “Demi Allah saya

bersumpah, bahwa saya sebagai ahli akan memberikan


keterangan

menurut pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, tidak lain dari

yang sebaik-baiknya.”

Hakim Ketua : Baik saudari ahli dalam keadaan sehat ya?

AHLI ILHAM : Sehat yang mulia

Hakim anggota 2 : baik saudara saksi bisa anda terangkan Bagaimana prosedur dalam
pemberian warisan?
AHLI ILHAM : Baik yang mulia, Disini setidaknya perlu melakukan Tindakan
tersebut di hadapan notaris kemudia apabila pemberian warisan
kepada ahli waris dilakukan dengan akta di bwah tangan maka
pewaris harus membuat surat yang ditandatangai dengan
materai. Dan apabila pewaris melakukannya secara lisan, maka
sekurang-kurangnya perlu menghadirkan 3 orang saksi.
HAKIM KETUA : Baik slanjutnya dari tergugat ada pertanyaan?

KHT : dari kami cukup yang mulia

HAKIM KETUA : INTERVENSI?

KHT.II.INTV : ada yg mulia

HAKIM KETUA : silahkan diajukan

KHT.II.INTV : Apakah saksi ahli dapat menjelaskan terkait prosedur pewarisan


dengan cara lisan beserta syarat sahnya?
AHLI ILHAM : Jika kita mengacu pada hukum islam, terdapat pengaturan yang jelas
tentang wasiat secara lisan. Hal ini diatur dalam ketentuan pasal 195
ayat (1) Kompilasi Hukum Islam yang menegaskan bahwa jika wasiat
dilakukan secara lisan maka hal tersebut harus di hadapan dua orang
saksi. Lain lagi dalam KUHPerdata, hukum perdata tidak mengatur
secara jelas tentang wasiat secara lisan. Namun mengingat pasal 931
KUHPerdata yang pada pokoknya menegaskan bahwa surat wasiat
boleh dibuat dengan akta olografis atau ditulis tangan sendiri maka
dapat dipahami pada dasarnya wasiat dapat dilakukan dengan cara
lisan, sepanjang hal tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Jadi,
pewarisan secara lisan adalah hal yang sah dan tidak melawan hukum.
Jika ada yang menggugat, selama kita bisa membuktikan dan ada saksi
yang mengguatkan klaim, kita tidak perlu khawatir
KHT.II.INTV : Ckup yg mulia
HAKIM KETUA : PENGGUGAT ada pertanyaan?
KHP : ckup yg mulia

Anda mungkin juga menyukai