Anda di halaman 1dari 29

MODUL AJAR

Dasar-Dasar Perhotelan

FASE
E

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KOTA SERANG
TAHUN 2023
MODUL AJAR
DASAR-DASAR PERHOTELAN

Bidang Keahlian : Pariwisata


Program Keahlian : Perhotelan dan Jasa Pariwisata
Kompetensi Keahlian : Perhotelan
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Perhotelan
Fase :E
Elemen : Proses bisnis industri perhotelan
Nama Guru : Reza Anwari, M.Pd.
Instansi : SMK Negeri 1 Kota Serang
Alokasi Waktu : 4 Pertemuan

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KOTA SERANG
TAHUN 2023
A. Komponen Umum

1. Identitas : a. Sekolah : SMK Negeri 1 Kota Serang


Sekolah b. Tahun : 2023
c. Kelas : X
d. Alokasi waktu : 8 x 45 menit
e. Jumlah pertemuan :4 pertemuan
2. Elemen : Proses bisnis industri perhotelan

3. Capaian peserta didik mampu menjelaskan tentang informasi dan wawasan


Pembelajaran secara menyeluruh tentang konsep dasar industri perhotelan, jenis
fasilitas dan layanan di hotel, layanan pendukung di hotel serta
Cleanliness (kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (keamanan) dan
Environmental Sustainability (lingkungan) (CHSE).

4. Profil Pelajar : Bernalar Kritis, Kreatif dan berkebinekaan global


Pancasila
5. Materi a. Pengertian Hotel
Pembelajaran b. Fasilitas Hotel (room facilities, public facilities)
c. Klasifikasi Hotel
d. Pemahaman K3 (kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja)
e. Penjelasan (CHSE), Protokol kesehatan, aplikasi barcode peduli
lindungi
TP 1
6. Sarana dan : f. alat dan bahan: Laptop, projector,
Prasarana g. Materi: Proses bisnis industri perhotelan
h. Sumber belajar:
 Buku kepariwisataan kelas X
 Buku Industri Perhotelan kelas X
 Buku Housekeeping kelas XI
 Buku FnB kelas XI
 Buku Front Office kelas XI
i. Sumber lain bahan ajar lain yang relevan

7. Target : - Jumlah peserta didik 24 orang


Peserta didik - Peserta didik regular tipikal
- Peserta didik dengan hambatan belajar
- Peserta didik cerdas berbakat dengan pencapain tinggi
(HOTS)
8. Model : Diskusi, Observasi, penugasan
Pembelajaran
yang
digunakan
9. Kode Modul M.1.DDP

B. Komponen Inti

1. Tujuan : a. Peserta didik mampu menjelaskan sejarah hotel di


Pembelajaran Indonesia dan dunia
b. Peserta didik mampu mendeskripsikan klasifikasi hotel
c. Peserta didik mampu melakukan prosedur tentang
keselamatan kerja
d. Peserta didik mampu menerapkan sanitasi di
lingkungannya
e. Peserta didik mampu menerapkan personal hygiene
didalam kehidupan sehari-harinya di masa pendemi ini
2. Pemahaman : a. Indutri Perhotelan mempunyai cakupan yang sangat luas,
Bermakna dan mempunyai perkembangan yang sangat pesat pada
setiap daerah
3. Pertanyaan : a. Ada yang tau apa itu hotel ?
Pemantik b. Hotel bisa dikatkan menjadi hotel bintang apabila hotel
tersebut standard dengan hotel bintang, contohnya
mempunyai jumlah kamar yang sesuai, memiliki fasilitas
yng cukup untuk menjadi hotel bintang, sekrang sebutkan
hotel bintang yang ada di daerahmu?
4. Persiapan 1. Mempersiapkan alat peraga/media/bahan untuk pembelajaran
Pembelajaran
5. Kegiatan :
Pembelajaran
Pertemuan ke I

Kegiatan

15 menit Pendahuluan

a. Guru memasuki ruangan


b. Siswa memulai pembelajaran dengan berdoa
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
d. Guru melakukan assesmen diagnostik non kognitif dan kognitif
240 menit Inti

a. Guru menjelaskan tentang industry perhotelan


b. Siswa menyebutkan hotel-hotel yang berada didaerahnya
c. Siswa secara bersama-sama menganalisisi bintang pada hotel
tersebut
d. Guru secara acak memberikan asesmen formatif kepada siswa
e. Guru dan siswa menyebutkan fasilitas-fasilitas yang ada d hotel
f. Siswa secara bergantian menganilisis fasilitas-fasilitas hotel
g. Guru mengkoreksi jawaban siswa dan menyampaikan materi singkat
tentang fasilitas-fasiltas hotel tersebut.
h. Guru memberikan perubahan terhdap siswa dalam cara berdoa dan
penyampaian salam terhdap guru
i. Guru secara acak memberikan asesmen sumatif kepada siswa
15 menit Penutup

a. Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap


pembelajaran yang baru selesai dilaksanakan
b. Guru menyampaikan tugas untuk pertemuan selanjutnya
Pertemuan ke II

Kegiatan

15 menit Pendahuluan

a. Guru memasuki ruangan


b. Siswa berdoa dan memberikan salam dengan berdiri (salam sapta
pesona)
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
d. Guru melakukan assesmen diagnostik non kognitif dan kognitif
240 menit Inti

a. Guru menjelaskan tentang fasilitas hotel


b. Guru menjelaskan tentang fungsi-fungsinya
c. Siswa menyebutkan fasilitas-fasilitas yang ada d hotel
d. Guru secara acak memberikan asesmen formatif kepada siswa
e. Guru dan siswa menyebutkan fasilitas-fasilitas yang ada d hotel
f. Siswa secara bergantian menganilisis fasilitas-fasilitas hotel
g. Guru mengkoreksi jawaban siswa dan menyampaikan materi singkat
tentang fasilitas-fasiltas hotel tersebut.
h. Guru secara acak memberikan asesmen sumatif kepada siswa
15 menit Penutup

c. Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap


pembelajaran yang baru selesai dilaksanakan
d. Guru menyampaikan tugas untuk pertemuan selanjutnya

Pertemuan ke III

Kegiatan

15 menit Pendahuluan

a. Guru memasuki ruangan


b. Siswa berdoa dan memberikan salam dengan berdiri (salam sapta
pesona)
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
d. Guru melakukan assesmen diagnostik non kognitif dan kognitif
240 menit Inti
a. Guru menjelaskan tentang klasifikisai hotel
b. Guru menjelaskan perbendaan perbedaan jenis-jenis bintang Hotel
c. Guru secara acak memberikan asesmen formatif kepada siswa
d. Siswa menyebutkan Hotel-Hotel bintang
e. Siswa menyebutkan fasilitas hotel bintang
f. Guru mengkoreksi jawaban siswa dan menyampaikan materi singkat
tentang fasilitas hotel bintang tersebut tersebut.
g. Guru secara acak memberikan asesmen sumatif kepada siswa
15 menit Penutup

a. Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap


pembelajaran yang baru selesai dilaksanakan
b. Guru menyampaikan tugas untuk pertemuan selanjutnya

Pertemuan ke IV

Kegiatan

15 menit Pendahuluan

a. Guru memasuki ruangan


b. Siswa berdoa dan memberikan salam dengan berdiri (salam sapta
pesona)
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
d. Guru melakukan assesmen diagnostik non kognitif dan kognitif
240 menit Inti

a. Guru menjelaskan tentang K3


b. Guru menjelaskan tentang Hygenitasi
c. Guru secara acak memberikan asesmen formatif kepada siswa
d. Siswa menyebutkan jeni-jenis kemanan di Hotel
e. Guru mengkoreksi jawaban siswa dan menyampaikan materi singkat
tentang fasilitas hotel bintang tersebut tersebut.
f. Guru secara acak memberikan asesmen sumatif kepada siswa
15 menit Penutup

a. Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap


pembelajaran yang baru selesai dilaksanakan
b. Guru menyampaikan tugas untuk pertemuan selanjutnya
C. sesmen Diagnostik
1. Asesmen Diagnostik Non kognitif
Daftar pertanyaan Asesmen Diagnostik Non kognitif
a. Bagaimana kabar kalian?
b. Bagaimana keadaan keluarga?
c. Apa yang kalian harapkan pada pembelajaran kali ini?

2. Asesmen Diagnostik kognitif


Daftar pertanyaan Asesmen Diagnostik kognitif
a. Apa pengertian dari hotel?
b. sebutkan klasifikasi hotel bintang?
c. Ada berapa hotel bintang yang ada didaerahmu?
Assesmen Formatif & Sumatif

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN

MataPelajaran : Kejuruan Perhotelan


Kelas/Semester :X/1
Materi : Pengertian Hotel
Hari/ Tanggal :
Pertemuan Ke :

Rubrik Penilaian

NO Kriteria Penilaian Hasil

1 Sikap >75 75-84 85-94 96-100 K TK


a. Grooming
b. Sopan
c. Sabar
d. Teliti
e. Bertanggung jawab
2 Keterampilan
1. Langkah kerja
2. Pengucapan
3. Tata Bahasa
4. Kelancaran
5. Pemahaman
6. Pemecahan masalah
3 Total Nilai
KRITERIA PENILAIAN SIKAP DAN KETERAMPILAN
RECEPTION

1. SIKAP
a. Grooming
Indikator SKOR

Kebersihan, kerapian dan kelengkapan sesuai dengan SOP yang 95 – 100


berlaku

Kebersihan, kerapian dan kelengkapan kurang sesuai dengan SOP 85 – 94


yang berlaku

Kebersihan, kerapian dan kelengkapan tidak sesuai dengan SOP yang 75 – 84


berlaku

Kebersihan, kerapian dan kelengkapan sangat tidak sesuai sesuai >75


dengan SOP yang berlaku

b. Sopan, sabar dan teliti


Indikator SKOR

Sikap kerja dilakukan dengan sopan, sabar dan teliti 95 – 100

Sikap kerja dilakukan dengan kurang sopan, sabar dan teliti 85 – 94

Sikap kerja dilakukan dengan tidak sopan, sabar dan teliti 75 – 84

Sikap kerja dilakukan dengan sangat tidak sopan, sabar dan teliti >75

c. Bertanggung Jawab
Indikator SKOR

Bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas individu dan 95 – 100


kelompok serta penyelesaian tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan.

Bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas individu dan 85 – 94


kelompok serta penyelesaian tugas kurang sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas individu dan 75 – 84
kelompok serta penyelesaian tugas tidak sesuai dengan waktu yang
ditentukan.

Bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas individu dan >75


kelompok serta penyelesaian tugas sangat tidak sesuai dengan waktu
yang ditentukan.

2. KETERAMPILAN
a. Langkah kerja

Indikator SKOR

Langkah kerja dilakukan dengan benar. Lengkap dan sesuai dengan 95 – 100
perencanaan.

Langkah kerja dilakukan dengan kurang benar. Lengkap dan kurang 85 – 94


sesuai dengan perencanaan.

Langkah kerja dilakukan dengan tidak benar. Lengkap dan tidak 75 – 84


sesuai dengan perencanaan.

Langkah kerja dilakukan dengan sangat tidak benar. Lengkap dan >75
sangat tidak sesuai dengan perencanaan.

b. Pengucapan

Indikator SKOR

Mudah dipahami dan memiliki aksen penutur asli. 95 – 100

Mudah dipahami meskipun dengan aksen tertentu. 85 – 94

Sulit dipahami karena ada masalah pengucapan, sering diminta 75 – 84


mengulang.

Masalah pengucapan serius sehingga tidak bisa dipahami. >75


c. Tata Bahasa

Indikator SKOR

Tidak ada atau sedikit kesalahan tata bahasa. 95 – 100

Kadang-kadang membuat kesalahan tata bahasa tetapi tidak 85 – 94


mempengaruhi makna.

Sering membuat kesalahan tata bahasa yang mempengaruhi makna. 75 – 84

Kesalahan tata bahasa begitu parah sehingga sulit dipahami. >75

d. Kelancaran

Indikator SKOR

Lancar seperti penutur asli. 95 – 100

Kelancaran tampak sedikit terganggu oleh masalah bahasa. 85 – 94

Kelancaran agak banyak terganggu oleh masalah bahasa. 75 – 84

Bicara terputus-putus dan terhenti sehingga percakapan tidak >75


mungkin terjadi.

e. Pemahaman
Indikator SKOR

Memahami smuanya walau ada pengulangan pada bagian tertentu. 95 – 100

Memahami sbeagian besar apa yang dikatakan bila biacara agak 85 – 94


diperlambat walau ada pengulangan.

Susah memahami apa yang dikatakan. 75 – 84

Tidak bias meahami walaupun percakapan sederhana. >75

f. Pemecahan Masalah
Indikator SKOR

Dapat memecahkan masalah dengan lugas dan solusi yang tepat. 95 – 100
Dapat memecahkan masalah dengan lugas namun solusi kurang tepat 85 – 94

Ragu dalam memecahkan masalah. 75 – 84

Tidak bisa memecahkan masalah dan memberikan solusi. >75

Daftar Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan hotel?


2. Sebutkan klasifikasi hotel bintang!
3. Sebutkan hotel-hotel bintang yang berada di daerahmu?
4. Hotel memiliki departemen-departemen yang bertugas menangani bagiannya masing-
masing, misalnya Housekeeping salah satu tugasnya merapikan kamar tidur, coba sebutkan
petugas yang bertugas membersihkan kamar tidur?
5. Jelaskan strutur organisasi hotel!
6. Jelaskan sapta pesona Indonesia!

7 Pengayaan :  Bagi yang dapat memahami tentang pengertian hotel


dilanjutakan dengan mengklasfifikasikan hotel-hotel bintang
?
 Setelah memahami tentang jenis-jenis hotel, sekarang
jelaskan tentang departemen-departemen hotel?
 Sebutkan jenis keaman kerja yang ada di hotel?

8 Remedial : Menjelaskan sapta pesona Indonesia

9 Refleksi Siswa : Bagaimana pembelajaran hari ini?

Bagaimana materi pada pertemuan kali ini?

Apa kendala selama pembelajaran?

9 Refleksi Guru : Bagaimana pemahaman siswa

bagaimana penanganan siwa yang belum mengerti


D. Materi
1 Hotel

Pengertian Hotel secara umum adalah bangunan yang memiliki banyak kamar yang disewakan
sebagai tempat menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan.Agar sebuah
bangunan bisa dikatakan hotel bintang 1, setidaknya bangunan harus memiliki 15 kamar dengan luas
masing-masing seminimalnya 20 meter persegi.Selain tempat untuk menginap, hotel biasanya memiliki
berbagai fasilitas penunjang untuk para penginap, misalnya restoran, spa, kolam renang dan ruang
pertemuan.
Pengertian Hotel Menurut Para Ahli
 Menurut American Hotel & Motel Association Hotel adalah tempat yang menyediakan
penginapan, makan dan minum, serta pelayanan lain yang disewakan kepada para tamu atau
orang-orang yang tinggal untuk sementara.
 Menurut Endar Sri (1996), Hotel adalah bangunan yang dikelola secara komersial untuk
memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan fasilitas di antaranya
pelayanan barang bawaan, makanan dan minuman, fasilitas perabot dan hiasan yang ada di
dalamnya, serta jasa pencucian pakaian.
 Lawson (1997), Hotel adalah sarana tempat tinggal umum bagi wisatawan yang memberikan
pelayanan jasa kamar, makanan dan minuman, serta akomodasi dengan syarat penggunanya harus
membayar.
 Menurut Keputusan Menteri Parpostel No. KM 94/HK103/MPPT 1987 Hotel adalah jenis
akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bagian untuk memberikan jasa pelayanan
penginapan, penyedia makanan dan minuman, serta jasa lain bagi masyarakat umum dan dikelola
secara komersial.
Kesimpulan
Pengertian Hotel adalah bangunan yang difungsikan sebagai tempat penginapan yang mempunyai
berbagai fasilitas penunjang, seperti penyediaan makanan dan minuman, meeting room dan jasa-jasa
lainnya yang dikelola secara komersial.

A. Fungsi Hotel
Dengan berubahnya gaya hidup, fungsi hotel mengalami perubahan, tidak sekadar sebagai tempat
menginap, tetapi juga untuk mengadakan rapat, pertemuan, resepsi pernikahan, seminar, pameran,
bahkan pertunjukan.
Selain dari kegunaannya, fungsi hotel juga bisa dilihat dari sisi para penerima manfaatnya, yaitu
pemilik, karyawan, tamu, dan pemerintah sebagai berikut.
1. Bagi pemiliknya, hotel adalah alat untuk mendapatkan keuntungan finansial serta menyelamatkan
dan mengamankan modal yang sudah dikeluarkan untuk membangunnya.
2. Bagi karyawan, hotel adalah tempat mencari nafkah untuk mendapatkan penghasilan demi
pemenuhan kebutuhan hidup yang layak bagi diri dan keluarganya, juga tempat menambah
kemampuan dan pengalaman.
3. Bagi para tamu, hotel berfungsi sebagai tempat menginap sementara yang diharapkan bisa
memberikan pelayanan yang nyaman, aman, dan memuaskan.
4. Bagi pemerintah, keberadaan hotel memiliki fungsi penting untuk menyerap tenaga kerja
setempat, menambah pendapatan daerah; dan membantu mempromosikan objek wisata setempat.

B. Karakteristik Hotel
Dengan merujuk pada definisinya, hotel merupakan salah satu jenis usaha komersial. Artinya,
pengusaha hotel memberikan pelayanan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan ekonomis.
Namun, hotel memiliki karakteristik yang berbeda dari badan usaha lain sebagai berikut.
 Hotel termasuk badan usaha padat modal dan padat karya karena dalam pengelolaannya,
dibutuhkan modal usaha yang besar dan karyawan yang banyak.
 Pelanggan atau tamu diperlakukan sebagai raja sekaligus partner usaha karena keuntungan yang
diperoleh sangat tergantung pada jumlah pelanggan.
 Hotel beroperasi selama 24 jam penuh dalam sehari tanpa ada hari libur untuk melayani tamu
hotel yang menginap atau masyarakat umum yang akan menggunakan fasilitas yang dimiliki
hotel.
 Hotel menghasilkan dan memasarkan jasanya di tempat hotel tersebut berada.
 Kelangsungan usaha hotel dipengaruhi situasi ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan di
tempat hotel tersebut beroperasi ataupun secara nasional dan global.Klasifikasi Hotel
(Berdasarkan Bintang)
Berdasarkan kelasnya, hotel dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan, yaitu hotel bintang, hotel
melati, wisma, dan guest house. Perbedaaan keempat kelas hotel tersebut terletak pada jumlah dan jenis
kamar serta fasilitas yang disediakan.
Hotel berbintang sendiri dibedakan menjadi beberapa tingkatan yang dilambangkan dengan simbol
bintang 1 sampai 5 sesuai Surat Keputusan Dirjen Parpostel No. 22/U/VI/1978. Penilaian terhadap hotel
dilakukan oleh Dirjen Pariwisata setiap 3 tahun sekali berdasarkan kriteria berikut.

1. Hotel Bintang 1
 Jumlah kamar standar minimal 15 dengan luas minimal 20 m2
 Kamar mandi di dalam
2. Hotel Bintang 2
 Jumlah kamar standar minimal 20 dengan luas minimal 20 m2
 Jumlah kamar suite minimal 1 dengan luas minimal 44 m2
 Kamar mandi dalam, TV, telepon, AC, penerangan, jendela, lobi, sarana olahraga, bar

3. Hotel Bintang 3
 Jumlah kamar standar minimal 30 dengan luas minimal 24 m2
 Jumlah kamar suite minimal 2 dengan luas minimal 48 m2
 Kamar mandi dalam, toilet sendiri, TV, telepon, AC, penerangan, jendela, lobi, sarana olahraga
dan rekreasi, bar, restoran, valet parking

4. Hotel Bintang 4
 Jumlah kamar standar minimal 50 dengan luas minimal 24 m2
 Jumlah kamar suite minimal 3 dengan luas minimal 48 m2
 Luas lobi minimal 100 m2
 Kamar mandi air panas/dingin, TV, telepon, AC, penerangan, jendela, sarana olahraga dan
rekreasi, bar, restoran

5. Hotel Bintang 5
 Jumlah kamar standar minimal 100 dengan luas minimal 26 m2
 Jumlah kamar suite minimal 4 dengan luas minimal 52 m2
 Tempat tidur dan perabot kamar berkualitas tinggi
 Kamar mandi air panas/dingin, TV, telepon, AC, penerangan, jendela, lobi, sarana olahraga dan
rekreasi, bar, restoran 24 jam dan makanan bisa diantar ke kamar, valet parking

C. Jenis Jenis Hotel


Jenis-jenis hotel dapat dibedakan berdasarkan beberapa kategori, di antaranya berdasarkan lokasi
dan jumlah kamar yang disediakan. Berdasarkan lokasinya, terdapat beberapa jenis hotel sebagai
berikut.
1. City Hotel: didirikan di perkotaan, ditujukan untuk masyarakat yang menginap dalam waktu
singkat. Hotel ini juga dilengkapi fasilitas bisnis (misalnya ruang rapat).
2. Residential Hotel: berlokasi di tepi kota, tetapi akses menuju tempat kegiatan bisnis masih relatif
mudah. Biasanya, hotel ini menjadi pilihan para tamu yang ingin menginap dalam jangka waktu
lebih lama sehingga dilengkapi fasilitas untuk keluarga.
3. Resort Hotel: dibangun di pegunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), danau,
serta aliran sungai sehingga sering dijadikan tempat berlibur.
4. Motor Hotel (Motel): didirikan di pinggiran sepanjang jalan raya yang menjadi penghubung
antarkota, biasanya terletak di dekat pintu gerbang perbatasan dua buah kota.
Sementara itu, berdasarkan jumlah kamarnya, hotel dibedakan menjadi:

1. hotel kecil (maksimal 28 kamar);


2. hotel menengah (28–299 kamar); dan
3. hotel besar (lebih dari 300 kamar)

2 Pengertian K3
Setelah mengenal kepanjangan K3, Anda juga perlu mengetahui pengertiannya. Berikut
sejumlah rumusan pengertian dari K3 oleh beberapa lembaga terkait dan para ahli.

 Pemerintah Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja memuat pengertian K3 dalam Pasal 1 ayat 2. Di situ disebutkan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan segala bentuk kegiatan yang bertujuan memberikan
jaminan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, baik dari kecelakaan maupun
penyakit sehubungan dengan aktivitas kerja.

 International Labour Organization (ILO)

Organisasi perburuhan internasional PBB yang berpusat di Jenewa, Swiss mendefinisikan K3


sebagai sebuah kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja, bagi
tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.

 Hadiningrum (2003)

Pengertian K3 menurut Kunliestiowati Hadiningrum adalah pengawasan terhadap sumber daya


manusia, material, mesin, serta metode yang mencakup lingkungan kerja supaya pekerja tidak
mengalami kecelakaan.

 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara(2002)

K3 merupakan suatu gagasan dan usaha menjamin keutuhan dan menyempurnakan kondisi jasmani
dan rohani tenaga kerja. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa keberhasilannya juga berdampak
positif pada masyarakat umum, dalam hal ini untuk mencapai keadilan dan kemakmuran.
 Robert L. Mathis& John H. Jackson (2002)

Keduanya menyatakan bahwa keselamatan dalam K3 berarti perlindungan bagi karyawan dari
kemungkinan cedera fisik akibat aktivitas pekerjaan. Sementara istilah kesehatan adalah keadaan fisik,
psikologis, dan emosional secara umum.

Menurut mereka, K3 bertujuan untuk memberi keamanan bagi karyawan saat bekerja,
menghindarkan mereka dari gangguan, baik yang bersifat fisik maupun mental. Penerapan K3 juga
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan melalui bantuan dari perusahaan sendiri atau
lembaga eksternal.

A. Tujuan K3

Tentunya uraian tentang kepanjangan K3 tidak akan lengkap tanpa membahas tujuan, fungsi, serta
manfaatnya. Berikut tujuan yang ingin dicapai oleh bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menurut Djamaludin Ramlan dalam Dasar-Dasar Kesehatan Kerja (2006).

Beliau membaginya menjadi dua, yaitu tujuan keselamatan kerja dan tujuan kesehatan kerja,
berikut uraiannya.
Tujuan keselamatan kerja terdiri dari tiga, yaitu:
1. Melindungi keselamatan karyawan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Memelihara sumber produksi dan mengatur penggunaannya secara aman dan efisien.

Sementara tujuan kesehatan kerja terdiri dari empat, antara lain:


1. Menjaga serta meningkatkan kesehatan masyarakat pekerja di segala jenis lapangan pekerjaan
setinggi mungkin, baik dalam hal fisik maupun mental, serta kesejahteraan sosial.
2. Mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja akibat keadaan atau kondisi di
lingkungan kerjanya, misalnya kecelakaan akibat kerja.
3. Memberikan perlindungan kepada para pekerja ketika melaksanakan pekerjaan dan kemungkinan
terjadinya bahaya karena faktor yang membahayakan kesehatan di tempat kerja.
4. Menempatkan pekerja di suatu lingkungan pekerjaan berdasarkan kemampuan fisik dan psikis
pekerjaannya serta keterampilannya.
Penerapan K3 menurut PP No. 50 Tahun 2012 dilakukan melalui Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penerapan Sistem Manajemen K3 bertujuan untuk:

1. Meningkatkan efektivitas kegiatan perlindungan K3, secara terstruktur, terencana, dan terintegrasi.
2. Mengurangi dan menghindarkan risiko kecelakaan dan penyakit sehubungan dengan aktivitas
pekerjaan, dengan melibatkan seluruh unsur di tempat kerja.
3. Menciptakan keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja, mewujudkan efisiensi, serta
meningkatkan produktivitas.

Setiap poin dalam tujuan K3 ini saling berkaitan satu sama lain. Penerapan SMK3 baru
dinyatakan berhasil apabila ketiga tujuan tersebut dapat tercapai seluruhnya.

B. Manfaat K3

Penerapan K3 tidak hanya berlaku bagi para pekerja di internal perusahaan, tetapi juga terkait
dengan pengaruhnya terhadap lingkungan eksternal. Cakupannya pun cukup luas, meliputi kesehatan
fisik dan mental, serta sosial.

1. Manfaat K3 bagi Pekerja

Di lingkungan internal perusahaan, karyawan dapat memahami bahaya dan risiko pekerjaannya,
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, bertindak dalam situasi darurat, serta melaksanakan hak dan
kewajibannya berkaitan dengan peraturan K3.

Tentunya, penerapan tersebut juga akan bermanfaat secara personal. Mereka dapat tetap memiliki
penghasilan dan berkontribusi terhadap ekonomi keluarga. Selain itu, penerapan K3 juga dapat
menghindarkan dirinya dari penyakit yang mungkin terbawa dari lingkungan kerja.

2. Manfaat K3 bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, penerapan K3 memungkinkan produktivitas tetap optimal dalam berbagai


keadaan. Secara finansial, K3 membantu mengurangi pengeluaran, terutama untuk biaya kesehatan dan
asuransi karyawan. Di samping itu, perusahaan juga akan mendapatkan citra positif dari masyarakat.
Dari pemerintah, karena penerapan K3 merupakan kewajiban yang telah diregulasi secara khusus. Atau
dari masyarakat umum yang akan memberikan kepercayaan lebih, bahkan penghargaan bagi perusahaan
yang menerapkan SMK3 dengan baik.
3. Manfaat K3 bagi Masyarakat dan Negara

SMK3 juga bermanfaat luas bagi masyarakat dan negara. Perusahaan menjaga aktivitasnya,
sehingga turut memberikan keamanan dan kenyamanan bagi lingkungan sekitarnya. Para karyawan pun
dapat terus berkontribusi dengan baik di masyarakat. Perekonomian keluarga tetap terjaga, wawasan
tentang K3 pun dapat diterapkan di masyarakat.

Kesehatan dan keamanan lingkungan berdampak positif keberlangsungan hidup masyarakat suatu
negara. Perusahaan-perusahaan yang menerapkan SMK3 dengan baik dapat berkontribusi dalam
peningkatan perekonomian nasional. Tentu itu akan berdampak besar bagi kemajuan, serta citra
positif negara di mata internasional.

4. Untung Rugi Profesi K3

Sistem K3 memerlukan porsi pembahasan khusus dalam bidang ilmu tersendiri. Maka dari itu, kini
telah banyak lembaga pendidikan yang membuka jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, demi
melahirkan tenaga-tenaga profesional di bidang K3. Salah satu kelebihan dari jurusan K3 adalah
persaingannya belum begitu ketat. Selain itu, prospek kerja bagi lulusan K3 cukup besar dengan
penghasilan yang juga tinggi.

ni mengingat profesi K3 dibutuhkan hampir di semua sektor industri. Sementara itu, banyak
perusahaan mulai menyadari pentingnya penerapan SMK3, baik demi mematuhi peraturan pemerintah
maupun untuk meningkatkan produktivitasnya.

Hanya saja, lembaga pendidikan tinggi yang membuka jurusan K3 belum semuanya menjalankan
program secara komprehensif. Dalam hal ini, materi yang diajarkan hanya bersifat dasar-dasar, tanpa
menitikberatkan pada praktik dan pengalaman. Tak heran jika kemudian banyak lulusan K3 yang
memiliki sertifikat profesional, tetapi gagal membuktikan keahliannya saat menghadapi kenyataan di
lapangan.

Oleh karena itu, Anda yang berencana mengambil kuliah jurusan K3, sebaiknya pilihlah lembaga
pendidikan yang telah mengantongi sertifikat ISO 21001:2018. Pasalnya, sertifikat tersebut
menandakan bahwa sebuah lembaga pendidikan telah mampu menyelenggarakan pendidikan yang
bermutu.

3. Cleanliness (kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (keamanan) dan Environmental Sustainability


(lingkungan) (CHSE)
Dimasa pandemi saat ini, munculan program kerja baru salah satunya CHSE yang berhubungan
langsung dengan K3, karena pada saat ini Hotel-hotel di Indonesia menerapkan ini untuk dapat
berlangsung dalam kegiatan diperhotelan, dan bilamana tidak menerapkan hal ini hotel-hotel tidak
mampu berjalan karena berkelangsungannya masa pandemic saat ini.

A. Definisi dan Peranan Sanitasi Hotel


Hotel adalah tempat menginap bagi umum yang dikelola secara komersil terdiri dari beberapa
kamar dan menyediakan juga makanan/minuman.Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang
menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Hotel Berbintang adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan
untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan, minuman, serta jasa lain bagi umum.
Hotel Melati adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan
yang khusus disediakan untuk memperoleh jasa pelayanan penginapan.
Persyaratan Kesehatan Hotel diatur dalam Permenkes RI Nomor 80/Menkes/PER/II/1990 (besera
keputusan Dirjen PPM & PL pendukung).
Hotelmempunyai potensi untuk terjadi penyebaran/penularan penyakit maupun terjadinya
kecelakaan bila tidak mendapat pengawasan yang memadai dalam hal sanitasinya. Hotel yang saniter
akan sangat menunjang dalam memberikan kepuasan kepada para pengunjungnya.
Sanitasi Hotel mempunyai 2 peranan penting, yaitu :
1. Peranan Phisik
Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan secara umum, baik di luar maupun di
dalam bangunan hotel.Kebersihan disini meliputi : kebersihan ruangan-ruangan, kebersihan
air, kebersihan makanan-minuman, fasilitas hotel termasuk fasilitas sanitasi, serta bebas dari gangguan
serangga dan binatang pengerat (tikus).

2. Peranan Psikologis
Peranan sanitasi hotel di sini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari para tamu/ pengunjung
hotel tersebut maupun para karyawan/pengelola hotel.
Kepuasan tersebut dalam arti memberikan rasa
“relax (tenang), comfort (senang), security (aman), safety(nyaman) dan privacy (bebas)”. Ke dua
peranan tersebut perlu diperhatikan mengingat hotel merupakan suatu “Hospitality Service
Industry yang menekankan pada pelayanan/service kepada masyarakat pengunjung (Customer Service).
B. Manfaat dan Sasaran Sanitasi Hotel
1. Manfaat
Sanitasi Hotel mempunyai dua manfaat yaitu :
f. Manfaat dari segi kesehatan
 Menjamin lingkungan kerja yang saniter
 Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor lingkungan yang merugikan
kesehatan fisik maupun mental
 Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja
 Mencegah terjadinya kecelakaan.
b. Manfaat dari segi “Business Operational” hotel.
 Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “sales promotion” yang secara tidak langsung
dapat meningkatkan jumlah tamu (hotel occupancy). Selain itu juga akan meningkatkan derajat
kesehatan karyawan yang berarti penghematan pengeluaran.
 Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut.
2. Sasaran Sanitasi Hotel.
Pada umumnya sasaran sanitasi hotel menyangkut dua hal yaitu sanitasi “lodging” dan sanitasi
“catering”. Sanitasi “Lodging” adalah pengawasan sanitasi yang menyangkut urusan
kerumahtanggaan (house keeping) hotel, yang meliputi bangunan dan fasilitasnya seperti : halaman,
pertamanan, tempat parkir, persediaan air, pembuangan sampah, pembuangan air kotor dan lain-lain.

3. Ruang lingkup Sanitasi “lodging”meliputi :


 Wilayah di luar bangunan hotel (external hotel area) yang terdiri dari : halaman, tempat parkir,
pertamanan, pembuangan sampah, pembuangan air kotor dan sebagainya.
 Wilayah di dalam bangunan hotel (internal hotel area) yang terdiri dari : sanitasi umum, sanitasi
kamar, sanitasi toilet, sanitasi ornamen, dll
4. Persyaratan Sanitasi “Catering”
Catering dalam kegiatan hotel adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan makanan yang
diolah dan dihidangkan dalam sebuah hotel.
Kegiatan katering ini bisa berupa penyediaan makanan dan minuman untuk keperluan hotel sendiri
dan penyediaan makanan untuk diluar hotel (outside catering). Pada umumnya pengawasan ini
diperlukan untuk mencegah tersebarnya bermacam-macam penyakit lewat makanan, hal ini dapat
ditujukan pada :
a. Keadaan bahan makanan, dengan persyaratan :
 Sayur-mayur, buah-buahan harus segar, tidak busuk.
 Bahan makanan kaleng harus dicek kemungkinan ada kebocoran.
 Bahan pembuat kue (tepung, pewarna) bebas dari serangga dan disimpan yang baik.
b. Cara menyajikan :
 Gunakan alat makan yang bersih
 Meja makan dan lantai ruang makan bersih, terlihat tidak ada lalat
 Cukup pencahayaan alam/buatan.
 Pengambilan makan melalui jendela khusus dari tempat penyimpanan makanan masak agar
bebas lalat/serangga.
 Dinding ruang berwarna terang.
 Pintu ruangan dapat menutup sendiri (self closing door) sebagian tertutup dengan kawat kasa.

c. Persyaratan Lainnya :
 Karyawan catering harus mempunyai sertifikat kesehatan yang masih berlaku
 Pakaian karyawan catering harus bersih dan selalu diganti dan ini disediakan oleh
perusahaan/hotel dengan dilengkapi penutup kepala.
 Harus ada WC dan urinoir tersendiri bagi karyawan catering dan tidak berhubungan langsung
pintunya dengan dapur.
 Dianjurkan hotel menyediakan almari locker untuk menyimpan pakaian atau peralatan pribadi
dari setiap karyawan.
Untuk meyakinkan tamu hotel akan kebersihan (saniter) dari fasilitas yang ada dalam hotel seperti
alat makan, kamar, bowl WC dan dapur digunakan semacam segel sanitasi kertas.

C. Sasaran Sanitasi di wilayah luar bangunan hotel.


1. Tempat parkir
 Cukup luas untuk menampung kendaraan tamu hotel sebagai patokan untuk setiap 5 kamar perlu
disediakan 1 tempat parkir kendaraan.
 Lantai parkir harus keras, sebaiknya diaspal atau dibeton, sehingga tidak becek pada waktu
hujan dan tidak berdebu pada waktu musim kemarau.
 Diberikan lampu penerangan sesuai luas tempat parkir.
 Perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas untuk mencegah terjadinya kesemrawutan.
 Perlu disediakan gardu parkir lengkap dengan WC dan urinoir.
2. Pertamanan dan Pertanaman
Pertamanan ialah sebidang tanah yang ditanami oleh berbagai macam tanaman dengan maksud
memperindah pemandangan, mencegah terjadinya erosi, menjaga kesegaran udara.
Tanaman untuk taman harus selektif, selain itu tanaman tersebut terutama pohon-pohon yang besar
tidak boleh ditanam terlalu dekat dengan dinding bangunan, karena :
 Tanah disekitar tanaman tersebut menjadi gembur dan menyerap air sehingga mengakibatkan
dinding menjadi lembab dan karenanya tumbuh lumut yang akan mengotori dinding.
 Daun dan ranting yang rontok akan mengotori sekeliling bangunan.
 Kemungkinan menjadi tempat masuknya binatang kedalam ruangan/kamar hotel, seperti tikus,
ular dsb.
Untuk itu persyaratan tanaman untuk taman (di luar bangunan hotel) adalah :
 Pada jarak sekurang-kurangnya 5 m dari dinding bangunan hotel, tidak boleh ditanami tanaman
apapun dan dapat dipasang batu krikil, ubin atau dengan plester.
 Pada jarak antara 5 – 10 m dari dinding bangunan hotel dapat ditanami rumput.
 Pada jarak 10 – 15 m dari dinding hotel dapat ditanami bunga-bungaan atau tanaman yang
sejenis.
 Pada jarak 30 m dari dinding hotel dapat ditanami pohon-pohon besar.
 Untuk tanaman yang akan diletakkan di dalam ruangan (indoor) maka :
 Dipilih tanaman yang mudah hidup tanpa banyak membutuhkan sinar matahari.
 Mempunyai bentuk dan daun yang bagus dan warna yang indah.
 Mempunyai pohon dan ranting yang artistik.
Berupa tanaman perdu.
3. Penyediaan Air
Penyediaan air untuk hotel perlu mendapat perhatian dan harus memenuhi persyaratan standard
sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes No. 416/Menkes/Per/I/IX/1990).
Penyediaan air untuk hotel dapat diperoleh dari :
 Air leiding ( PDAM)
 Air Tanah (Sumur Bor)
 Kombinasi Air Leideng dan Air Tanah
Di hotel besar yang bertaraf internasional, diutamakan mendapatkan air leideng yang telah melalui
pengolahan yang baik dan air tanah yang umumnya diperoleh dengan “mengebor” tanah di halaman
sekitar hotel hanya digunakan bila sangat diperlukan yaitu :
Sebagai “make-up water” (Penambahan air pada waktu-waktu air leideng macet).
 Sebagai penambah air apabila air leideng tidak mencukupi.
 Seyogyanya setiap hotel mempunyai “Reservoir” sebagai tempat untuk menyimpan air, baik air
yang berasal dari dinding maupun sumur bor. Yang perlu diperhatikan ialah air yang berasal dari
sumur bor kualitasnya harus selalu dipantau sehingga memenuhi standar persyaratan. Mengingat
penyediaan air untuk hotel terutama hotel internasional, dibutuhkan air yang benar-benar
berkualitas tinggi dan diperlukan adanya air panas disemua kran-kran di kamar mandi maka
diadakan langkah-langkah sebagai berikut :
A Semua jenis air yang diperoleh dari berbagai macam sumber (air leideng, air sumur bor) diadakan
pengolahan kembali yang dimaksud ialah :
 Pengendapan (Sedimentation)
Agar segala jenis kotoran yang mungkin ada didalam air mengendap ini dapat digunakan zat
koagulans (misalnya : tawas) untuk mengumpulkan partikel-partikel kotoran sehingga mudah
diendapkan.
 Penyaringan
Kotoran-kotoran yang tidak dapat diendapkan dan masih melayang-layang dalam air dapat
ditangkap oleh filter (penyaringan).
 Desinfeksi
Bila air telah melalui saringan dan secara fisik telah bersih, misal perlu dilakukan desinfeksi
untuk membunuh kuman-kuman yang kemungkinan masih ada dalam air tersebut.Zat
desinfektan yang biasanya digunakan ialah zat chlor ada juga dengan menggunakan ozon (O3)
dengan menggunakan alat tertentu.
B Untuk mendapatkan air panas, maka air perlu dipanaskan pada tanki pemanas (boiler) kemudian
disalurkan melalui pipa khusus air panas.
4. Pembuangan Sampah Secara umum cara-cara penanganan sampah meliputi 4 kegiatan yaitu :
 Penampungan
 Pengumpulan
 Pengangkutan
 Pembuangan
Dari ke 4 kegiatan tersebut yang penting diperhatikan dalam penanganan sampah di hotel yaitu
pada phase penampungan dan pengumpulan. Sedangkan kegiatan pengangkutan dan pembuangan akhir
biasanya dilakukan oleh Dinas Kebersihan setempat sebagai penanggung jawab pengelola sampah di
kota/daerah tersebut.
A. Penampungan Sampah
Sumber sampah di suatu hotel dari seluruh bagian hotel, yang paling banyak menghasilkan
sampah ialah dapur (main kitchen) dan jenis sampah yang dihasilkan sebagian besar sampah basah
(garbage). Dilihat dari sumbernya, cara penampungannya pun berbeda-beda, secara umum tempat
penampungan sampah dapat dilakukan dalam tong sampah dan bak sampah.
Macam-macam dari bak sampah tersebut dapat dibedakan :
1) Sesuai jenis sampah yang ditampung :
 Tempat sampah kering, dapat terbuat dari papan, plastik atau rotan.
 Tempat sampah basah, biasanya terbuat dari plastik tebal atau logam yang rapat air serta tahan
karat.
 Tempat sampah lain-lain, untuk menampung pecahan gelas, kaleng dsb.
2) Sesuai cara pemakaiannya :
 Sistem campur (combined system) dimana semua jenis sampah dicampur jadi satu baik sampah
basah maupun sampah kering.
 Sistem terpisah (separate system) dimana sampah basah dan sampah kering dipisahkan dalam
tempat yang berbeda.
Dalam sistem yang terpisah ini tempat penampungan sampah dapat berupa :
 “Duet System” yaitu dengan menggunakan 2 tempat sampah, satu tempat sampah basah dan satu
tempat sampah kering.
 “Trio System” yaitu dengan menggunakan tempat sampah, satu tempat sampah basah, satu
tempat sampah kering dan satu tempat sampah lain-lain.
A. Pengumpulan Sampah
Tempat pengumpulan sampah merupakan tempat yang digunakan untuk menampung dan
mengumpulkan semua jenis sampah yang berasal dari seluruh wilayah hotel. Sebelum diangkut dan
dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Macam tempat pengumpulan sampah :
Bentuk bak sampah
Yaitu tempat pengumpulan sampah sejenis bak sampah biasa, hanya volumenya lebih besar.Bak
sampah ini juga dapat berupa bak untuk sampah campuran maupun terpisah (Duet atau Trio).
- Bentuk rumah sampah
Rumah sampah biasanya dibangun untuk “menyimpan” sampah yang jumlahnya banyak sekali,
biasanya pada hotel-hotel besar yang bertaraf internasional.
Syarat-syarat rumah sampah :
- Dibangun diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah (truk sampah dsb).
- Mempunyai 2 pintu yaitu pintu untuk memasukkan sampah dan untuk memuat/mengangkut sampah
yang akan dibuang.
- Dibuat ventilasi yang baik agar udara di dalam ruangan bersirkulasi dengan baik bila dibuat lubang
angin, maka harus ditutup dengan skrin/lewat kassa untuk mencegah masuknya lalat/tikus dsb.
- Dilengkapi dengan parit pembuangan air kotor dan kran air untuk mencuci lantai dan tong sampah.
- Ruangan rumah sampah dibagi atas 4 bagian yaitu :
- Untuk tempat bak sampah kering
- Untuk tempat bak sampah basah
- Untuk tempat bak sampah lain-lain
- Untuk tempat mencuci bak/tong sampah yang kotor, sebelum dikembalikan ketempatnya semula.
5. Pembuangan Air Kotor
Air kotor yang berasal dari hotel, bersumber dari :
- WC/urinoir
- Dapur
- Kamar mandi
- Binatu (laundry)
- Air Hujan dan air bekas cucian lantai
Dalam memilih cara pembuangan air kotor dari hotel perlu disesuaikan dengan :
- Daerah/wilayah dimana hotel itu berada
- Jenis air kotor/kotoran yang harus dibuang dari hotel.
- Untuk hotel yang berlokasi di kota-kota besar dimana terdapat jaringan saluran induk pembuangan
air kotor kota (riool), maka air kotor dapat dibuang kedalam riool (dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan tentang air buangan, antara lain : PP Nomor 20 tahun 1990 dan Perda).
- Untuk hotel yang berada dipinggir kota atau wilayah pedesaan, maka air kotor tidak boleh dibuang
ke sembarang tempat tapi perlu dibuat : septic tank sumur resapan.
D. Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel.
Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel meliputi antara lain : Sanitasi Umum, Sanitasi
Kamar, dan lain-lain.
1. Sanitasi Umum
Sasaran sanitasi umum ini meliputi :
- Gedung hotel termasuk lantai, dinding, langit-langit, jendela, pintu, dll.
- Fasilitas hotel, termasuk kebersihan dari tirai, karpet, furniture, elevator, dll.
2. Sanitasi Kamar
Kamar merupakan salah satu bagian dari hotel yang sangat penting.
a. Syarat umum kamar hotel
1) Para tamu di dalam kamar harus dapat beristirahat penuh tanpa terganggu (relax).
2) Para tamu harus merasa bebas untuk melakukan apa saja dalam batas tidak melanggar peraturan
hotel yang berlaku (privacy).
3) Para tamu harus merasa aman dan tenteram serta dijauhkan dari faktor-faktor luar yang
mengganggu atau merugikan misal kejahatan, pencurian dll (security).
4) Para tamu harus merasa senang dan puas (comfort)
5) Para tamu harus merasa terlindung dari segala faktor luar yang mengganggu dan merugikan
(safety).
E. Glosarium :

Valet parking= Bagian Parkir City Hotel= Hotel Bisnis Residential Hotel= hotel
berlokasi ditepi kota

Resort Hotel=hotel mountain hotel=hotel yang beach hotel=hotel yang


berbentuk seperti vila/rumah berada di pegunungan berada ditepi panatai
Daftar Pustaka

Marlina, E. 2023. Dasar-Dasar Perhotelan. Bogot : Yudhistira

Nuryadi, S.S. 2018. Kepariwisataan. Bandung : HUP

Anda mungkin juga menyukai