Dasar-Dasar Perhotelan
FASE
E
B. Komponen Inti
Kegiatan
15 menit Pendahuluan
Kegiatan
15 menit Pendahuluan
Pertemuan ke III
Kegiatan
15 menit Pendahuluan
Pertemuan ke IV
Kegiatan
15 menit Pendahuluan
Rubrik Penilaian
1. SIKAP
a. Grooming
Indikator SKOR
Sikap kerja dilakukan dengan sangat tidak sopan, sabar dan teliti >75
c. Bertanggung Jawab
Indikator SKOR
2. KETERAMPILAN
a. Langkah kerja
Indikator SKOR
Langkah kerja dilakukan dengan benar. Lengkap dan sesuai dengan 95 – 100
perencanaan.
Langkah kerja dilakukan dengan sangat tidak benar. Lengkap dan >75
sangat tidak sesuai dengan perencanaan.
b. Pengucapan
Indikator SKOR
Indikator SKOR
d. Kelancaran
Indikator SKOR
e. Pemahaman
Indikator SKOR
f. Pemecahan Masalah
Indikator SKOR
Dapat memecahkan masalah dengan lugas dan solusi yang tepat. 95 – 100
Dapat memecahkan masalah dengan lugas namun solusi kurang tepat 85 – 94
Daftar Pertanyaan
Pengertian Hotel secara umum adalah bangunan yang memiliki banyak kamar yang disewakan
sebagai tempat menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan.Agar sebuah
bangunan bisa dikatakan hotel bintang 1, setidaknya bangunan harus memiliki 15 kamar dengan luas
masing-masing seminimalnya 20 meter persegi.Selain tempat untuk menginap, hotel biasanya memiliki
berbagai fasilitas penunjang untuk para penginap, misalnya restoran, spa, kolam renang dan ruang
pertemuan.
Pengertian Hotel Menurut Para Ahli
Menurut American Hotel & Motel Association Hotel adalah tempat yang menyediakan
penginapan, makan dan minum, serta pelayanan lain yang disewakan kepada para tamu atau
orang-orang yang tinggal untuk sementara.
Menurut Endar Sri (1996), Hotel adalah bangunan yang dikelola secara komersial untuk
memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan fasilitas di antaranya
pelayanan barang bawaan, makanan dan minuman, fasilitas perabot dan hiasan yang ada di
dalamnya, serta jasa pencucian pakaian.
Lawson (1997), Hotel adalah sarana tempat tinggal umum bagi wisatawan yang memberikan
pelayanan jasa kamar, makanan dan minuman, serta akomodasi dengan syarat penggunanya harus
membayar.
Menurut Keputusan Menteri Parpostel No. KM 94/HK103/MPPT 1987 Hotel adalah jenis
akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bagian untuk memberikan jasa pelayanan
penginapan, penyedia makanan dan minuman, serta jasa lain bagi masyarakat umum dan dikelola
secara komersial.
Kesimpulan
Pengertian Hotel adalah bangunan yang difungsikan sebagai tempat penginapan yang mempunyai
berbagai fasilitas penunjang, seperti penyediaan makanan dan minuman, meeting room dan jasa-jasa
lainnya yang dikelola secara komersial.
A. Fungsi Hotel
Dengan berubahnya gaya hidup, fungsi hotel mengalami perubahan, tidak sekadar sebagai tempat
menginap, tetapi juga untuk mengadakan rapat, pertemuan, resepsi pernikahan, seminar, pameran,
bahkan pertunjukan.
Selain dari kegunaannya, fungsi hotel juga bisa dilihat dari sisi para penerima manfaatnya, yaitu
pemilik, karyawan, tamu, dan pemerintah sebagai berikut.
1. Bagi pemiliknya, hotel adalah alat untuk mendapatkan keuntungan finansial serta menyelamatkan
dan mengamankan modal yang sudah dikeluarkan untuk membangunnya.
2. Bagi karyawan, hotel adalah tempat mencari nafkah untuk mendapatkan penghasilan demi
pemenuhan kebutuhan hidup yang layak bagi diri dan keluarganya, juga tempat menambah
kemampuan dan pengalaman.
3. Bagi para tamu, hotel berfungsi sebagai tempat menginap sementara yang diharapkan bisa
memberikan pelayanan yang nyaman, aman, dan memuaskan.
4. Bagi pemerintah, keberadaan hotel memiliki fungsi penting untuk menyerap tenaga kerja
setempat, menambah pendapatan daerah; dan membantu mempromosikan objek wisata setempat.
B. Karakteristik Hotel
Dengan merujuk pada definisinya, hotel merupakan salah satu jenis usaha komersial. Artinya,
pengusaha hotel memberikan pelayanan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan ekonomis.
Namun, hotel memiliki karakteristik yang berbeda dari badan usaha lain sebagai berikut.
Hotel termasuk badan usaha padat modal dan padat karya karena dalam pengelolaannya,
dibutuhkan modal usaha yang besar dan karyawan yang banyak.
Pelanggan atau tamu diperlakukan sebagai raja sekaligus partner usaha karena keuntungan yang
diperoleh sangat tergantung pada jumlah pelanggan.
Hotel beroperasi selama 24 jam penuh dalam sehari tanpa ada hari libur untuk melayani tamu
hotel yang menginap atau masyarakat umum yang akan menggunakan fasilitas yang dimiliki
hotel.
Hotel menghasilkan dan memasarkan jasanya di tempat hotel tersebut berada.
Kelangsungan usaha hotel dipengaruhi situasi ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan di
tempat hotel tersebut beroperasi ataupun secara nasional dan global.Klasifikasi Hotel
(Berdasarkan Bintang)
Berdasarkan kelasnya, hotel dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan, yaitu hotel bintang, hotel
melati, wisma, dan guest house. Perbedaaan keempat kelas hotel tersebut terletak pada jumlah dan jenis
kamar serta fasilitas yang disediakan.
Hotel berbintang sendiri dibedakan menjadi beberapa tingkatan yang dilambangkan dengan simbol
bintang 1 sampai 5 sesuai Surat Keputusan Dirjen Parpostel No. 22/U/VI/1978. Penilaian terhadap hotel
dilakukan oleh Dirjen Pariwisata setiap 3 tahun sekali berdasarkan kriteria berikut.
1. Hotel Bintang 1
Jumlah kamar standar minimal 15 dengan luas minimal 20 m2
Kamar mandi di dalam
2. Hotel Bintang 2
Jumlah kamar standar minimal 20 dengan luas minimal 20 m2
Jumlah kamar suite minimal 1 dengan luas minimal 44 m2
Kamar mandi dalam, TV, telepon, AC, penerangan, jendela, lobi, sarana olahraga, bar
3. Hotel Bintang 3
Jumlah kamar standar minimal 30 dengan luas minimal 24 m2
Jumlah kamar suite minimal 2 dengan luas minimal 48 m2
Kamar mandi dalam, toilet sendiri, TV, telepon, AC, penerangan, jendela, lobi, sarana olahraga
dan rekreasi, bar, restoran, valet parking
4. Hotel Bintang 4
Jumlah kamar standar minimal 50 dengan luas minimal 24 m2
Jumlah kamar suite minimal 3 dengan luas minimal 48 m2
Luas lobi minimal 100 m2
Kamar mandi air panas/dingin, TV, telepon, AC, penerangan, jendela, sarana olahraga dan
rekreasi, bar, restoran
5. Hotel Bintang 5
Jumlah kamar standar minimal 100 dengan luas minimal 26 m2
Jumlah kamar suite minimal 4 dengan luas minimal 52 m2
Tempat tidur dan perabot kamar berkualitas tinggi
Kamar mandi air panas/dingin, TV, telepon, AC, penerangan, jendela, lobi, sarana olahraga dan
rekreasi, bar, restoran 24 jam dan makanan bisa diantar ke kamar, valet parking
2 Pengertian K3
Setelah mengenal kepanjangan K3, Anda juga perlu mengetahui pengertiannya. Berikut
sejumlah rumusan pengertian dari K3 oleh beberapa lembaga terkait dan para ahli.
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja memuat pengertian K3 dalam Pasal 1 ayat 2. Di situ disebutkan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan segala bentuk kegiatan yang bertujuan memberikan
jaminan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, baik dari kecelakaan maupun
penyakit sehubungan dengan aktivitas kerja.
Hadiningrum (2003)
K3 merupakan suatu gagasan dan usaha menjamin keutuhan dan menyempurnakan kondisi jasmani
dan rohani tenaga kerja. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa keberhasilannya juga berdampak
positif pada masyarakat umum, dalam hal ini untuk mencapai keadilan dan kemakmuran.
Robert L. Mathis& John H. Jackson (2002)
Keduanya menyatakan bahwa keselamatan dalam K3 berarti perlindungan bagi karyawan dari
kemungkinan cedera fisik akibat aktivitas pekerjaan. Sementara istilah kesehatan adalah keadaan fisik,
psikologis, dan emosional secara umum.
Menurut mereka, K3 bertujuan untuk memberi keamanan bagi karyawan saat bekerja,
menghindarkan mereka dari gangguan, baik yang bersifat fisik maupun mental. Penerapan K3 juga
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan melalui bantuan dari perusahaan sendiri atau
lembaga eksternal.
A. Tujuan K3
Tentunya uraian tentang kepanjangan K3 tidak akan lengkap tanpa membahas tujuan, fungsi, serta
manfaatnya. Berikut tujuan yang ingin dicapai oleh bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menurut Djamaludin Ramlan dalam Dasar-Dasar Kesehatan Kerja (2006).
Beliau membaginya menjadi dua, yaitu tujuan keselamatan kerja dan tujuan kesehatan kerja,
berikut uraiannya.
Tujuan keselamatan kerja terdiri dari tiga, yaitu:
1. Melindungi keselamatan karyawan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Memelihara sumber produksi dan mengatur penggunaannya secara aman dan efisien.
1. Meningkatkan efektivitas kegiatan perlindungan K3, secara terstruktur, terencana, dan terintegrasi.
2. Mengurangi dan menghindarkan risiko kecelakaan dan penyakit sehubungan dengan aktivitas
pekerjaan, dengan melibatkan seluruh unsur di tempat kerja.
3. Menciptakan keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja, mewujudkan efisiensi, serta
meningkatkan produktivitas.
Setiap poin dalam tujuan K3 ini saling berkaitan satu sama lain. Penerapan SMK3 baru
dinyatakan berhasil apabila ketiga tujuan tersebut dapat tercapai seluruhnya.
B. Manfaat K3
Penerapan K3 tidak hanya berlaku bagi para pekerja di internal perusahaan, tetapi juga terkait
dengan pengaruhnya terhadap lingkungan eksternal. Cakupannya pun cukup luas, meliputi kesehatan
fisik dan mental, serta sosial.
Di lingkungan internal perusahaan, karyawan dapat memahami bahaya dan risiko pekerjaannya,
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, bertindak dalam situasi darurat, serta melaksanakan hak dan
kewajibannya berkaitan dengan peraturan K3.
Tentunya, penerapan tersebut juga akan bermanfaat secara personal. Mereka dapat tetap memiliki
penghasilan dan berkontribusi terhadap ekonomi keluarga. Selain itu, penerapan K3 juga dapat
menghindarkan dirinya dari penyakit yang mungkin terbawa dari lingkungan kerja.
SMK3 juga bermanfaat luas bagi masyarakat dan negara. Perusahaan menjaga aktivitasnya,
sehingga turut memberikan keamanan dan kenyamanan bagi lingkungan sekitarnya. Para karyawan pun
dapat terus berkontribusi dengan baik di masyarakat. Perekonomian keluarga tetap terjaga, wawasan
tentang K3 pun dapat diterapkan di masyarakat.
Kesehatan dan keamanan lingkungan berdampak positif keberlangsungan hidup masyarakat suatu
negara. Perusahaan-perusahaan yang menerapkan SMK3 dengan baik dapat berkontribusi dalam
peningkatan perekonomian nasional. Tentu itu akan berdampak besar bagi kemajuan, serta citra
positif negara di mata internasional.
Sistem K3 memerlukan porsi pembahasan khusus dalam bidang ilmu tersendiri. Maka dari itu, kini
telah banyak lembaga pendidikan yang membuka jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, demi
melahirkan tenaga-tenaga profesional di bidang K3. Salah satu kelebihan dari jurusan K3 adalah
persaingannya belum begitu ketat. Selain itu, prospek kerja bagi lulusan K3 cukup besar dengan
penghasilan yang juga tinggi.
ni mengingat profesi K3 dibutuhkan hampir di semua sektor industri. Sementara itu, banyak
perusahaan mulai menyadari pentingnya penerapan SMK3, baik demi mematuhi peraturan pemerintah
maupun untuk meningkatkan produktivitasnya.
Hanya saja, lembaga pendidikan tinggi yang membuka jurusan K3 belum semuanya menjalankan
program secara komprehensif. Dalam hal ini, materi yang diajarkan hanya bersifat dasar-dasar, tanpa
menitikberatkan pada praktik dan pengalaman. Tak heran jika kemudian banyak lulusan K3 yang
memiliki sertifikat profesional, tetapi gagal membuktikan keahliannya saat menghadapi kenyataan di
lapangan.
Oleh karena itu, Anda yang berencana mengambil kuliah jurusan K3, sebaiknya pilihlah lembaga
pendidikan yang telah mengantongi sertifikat ISO 21001:2018. Pasalnya, sertifikat tersebut
menandakan bahwa sebuah lembaga pendidikan telah mampu menyelenggarakan pendidikan yang
bermutu.
2. Peranan Psikologis
Peranan sanitasi hotel di sini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari para tamu/ pengunjung
hotel tersebut maupun para karyawan/pengelola hotel.
Kepuasan tersebut dalam arti memberikan rasa
“relax (tenang), comfort (senang), security (aman), safety(nyaman) dan privacy (bebas)”. Ke dua
peranan tersebut perlu diperhatikan mengingat hotel merupakan suatu “Hospitality Service
Industry yang menekankan pada pelayanan/service kepada masyarakat pengunjung (Customer Service).
B. Manfaat dan Sasaran Sanitasi Hotel
1. Manfaat
Sanitasi Hotel mempunyai dua manfaat yaitu :
f. Manfaat dari segi kesehatan
Menjamin lingkungan kerja yang saniter
Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor lingkungan yang merugikan
kesehatan fisik maupun mental
Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja
Mencegah terjadinya kecelakaan.
b. Manfaat dari segi “Business Operational” hotel.
Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “sales promotion” yang secara tidak langsung
dapat meningkatkan jumlah tamu (hotel occupancy). Selain itu juga akan meningkatkan derajat
kesehatan karyawan yang berarti penghematan pengeluaran.
Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut.
2. Sasaran Sanitasi Hotel.
Pada umumnya sasaran sanitasi hotel menyangkut dua hal yaitu sanitasi “lodging” dan sanitasi
“catering”. Sanitasi “Lodging” adalah pengawasan sanitasi yang menyangkut urusan
kerumahtanggaan (house keeping) hotel, yang meliputi bangunan dan fasilitasnya seperti : halaman,
pertamanan, tempat parkir, persediaan air, pembuangan sampah, pembuangan air kotor dan lain-lain.
c. Persyaratan Lainnya :
Karyawan catering harus mempunyai sertifikat kesehatan yang masih berlaku
Pakaian karyawan catering harus bersih dan selalu diganti dan ini disediakan oleh
perusahaan/hotel dengan dilengkapi penutup kepala.
Harus ada WC dan urinoir tersendiri bagi karyawan catering dan tidak berhubungan langsung
pintunya dengan dapur.
Dianjurkan hotel menyediakan almari locker untuk menyimpan pakaian atau peralatan pribadi
dari setiap karyawan.
Untuk meyakinkan tamu hotel akan kebersihan (saniter) dari fasilitas yang ada dalam hotel seperti
alat makan, kamar, bowl WC dan dapur digunakan semacam segel sanitasi kertas.
Valet parking= Bagian Parkir City Hotel= Hotel Bisnis Residential Hotel= hotel
berlokasi ditepi kota