Fase E
Kelas X Perhotelan
B. Komponen Inti
Kegiatan
15 menit Pendahuluan
Kegiatan
15 menit Pendahuluan
15 menit Penutup
Pertemuan ke III
Kegiatan
15 menit Pendahuluan
Pertemuan ke IV
Kegiatan
15 menit Pendahuluan
Rubrik Penilaian
1. SIKAP
a. Grooming
Indikator SKOR
Sikap kerja dilakukan dengan sangat tidak sopan, sabar dan teliti >75
c. Bertanggung Jawab
Indikator SKOR
2. KETERAMPILAN
a. Langkah kerja
Indikator SKOR
Langkah kerja dilakukan dengan benar. Lengkap dan sesuai dengan 95 – 100
perencanaan.
Langkah kerja dilakukan dengan sangat tidak benar. Lengkap dan >75
sangat tidak sesuai dengan perencanaan.
b. Pengucapan
Indikator SKOR
Indikator SKOR
d. Kelancaran
Indikator SKOR
e. Pemahaman
Indikator SKOR
f. Pemecahan Masalah
Indikator SKOR
Dapat memecahkan masalah dengan lugas dan solusi yang tepat. 95 – 100
Dapat memecahkan masalah dengan lugas namun solusi kurang tepat 85 – 94
Daftar Pertanyaan
Sejarah Perkembangan pariwisata di dunia secara umum dibagi menjadi 3 (tiga) Fase, yaitu: Zaman Pra
Sejarah (Prehistory), Zaman Sejarah, dan Zaman Pasca Sejarah (Post History).
a. Sebelum Jaman Modern (Sebelum Tahun 1920) Adanya perjalanan pertama kali dilakukan oleh bangsa–
bangsa primitif dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk kelangsungan hidup. Tahun 400 sebelum
masehi mulai dianggap modern karena sudah mulai ada muhibah oleh bangsa Sumeria dimana saat itu juga
mulai ditemukan huruf, roda, dan fungsi uang dalam perdangangan. Muhibah wisata pertama kali dilakukan
oleh bangsa Phoenesia dan Polynesia untuk tujuan perdagangan. Kemudian Muhibah wisata untuk bersenang–
senang pertama kali dilakukan oleh Bangsa Romawi pada abad I sampai abad V yang umumnya tujuan
mereka bukan untuk kegiatan rekreasi seperti pengertian wisata dewasa ini, tetapi kegiatan mereka lebih
ditujukan untuk menambah pengetahuan cara hidup, sistem politik, dan ekonomi. Tahun 1760–1850 terjadinya
revolusi industri sehingga mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, antara lain :
1). Dalam struktur masyarakat dan ekonomi Eropa terjadi pertambahan penduduk, urbanisasi, timbulnya
usaha–usaha yang berkaitan dengan pariwisata di kota–kota industri, lapangan kerja meluas ke bidang
industri, pergeseran penanaman modal dari sektor pertanian ke usaha perantara seperti bank, termasuk
perdangan internasional. Hal–hal inilah yang menciptakan pasar wisata.
3). Munculnya agen perjalanan. Biro perjalanan pertama kali di dunia adalah Thomas Cook& Son Ltd. Tahun
1840 (Inggris) & American Express Company Tahun 1841 (Amerika Serikat).
4). Bangkitnya industri perhotelan. Perkembangan sistem transportasi juga mendorong munculnya akomodasi
(hotel) baik di stasiun–stasiun kereta api maupun di daerah tujuan wisata. Disamping akomodasi, banyak pula
restoran dan bar serta sejenisnya, seperti kedai kopi dan teh yang timbul akibat urbanisasi.
5). Munculnya literatur–literatur mengenai usaha kepariwisataan, antara lain : “Guide du Hotels to France”
oleh Michelui ( 1900) dan “Guide to Hotels“ oleh Automobile Association (1901).
2. Pariwisata Di Dunia Modern Yang dimaksud dengan dunia modern adalah sesudah tahun 1919. Dimana hal ini
ditandai dengan pemakaian angkutan mobil untuk kepentingan perjalanan pribadi sesudah perang dunia I (1914–
1918). Perang dunia I ini memberi pengalaman kepada orang untuk mengenal negara lain sehingga membangkitkan
minat berwisata ke negara lain. Sehingga dengan adanya kesempatan berwisata ke negara lain maka berkembang
pula arti pariwisata internasional sebagai salah satu alat untuk mencapai perdamaian dunia, dan berkembangnya
penggunaan saranaangkutan dari penggunaan mobil pribadi ke penggunaan pesawat terbang berkecepatan suara.
Pada tahun 1914, perusahaan kereta api di Inggris mengalami keruntuhan dalam keuangan sehingga diambillah
kebijaksanaan sebagai berikut ini : “Kereta api yang bermesin uap diganti menjadi mesin diesel dan mesin bertenaga
listrik serta Pengurangan jalur kererta api yang kurang menguntungkan”. Pada masa ini pula timbul sarana angkutan
bertehnologi tinggi, seperti mobil dan pesawat sebagai sarana transportasi wisata yang lebih nyaman serta lebih
cepat.
3. Perkembangan Sarana Angkutan Di Abad XX Pada abad ini, sejarah perkembangan pariwisata banyak
dipengaruhi oleh perkembangan sarana angkutan, yakni :
a. Motorisasi, Merupakan sarana angkutan yang berkekuatan motor tenaga listrik sebagai pengganti mesin bertenaga
uap. Akibat dari motorisasi ini adalah galaknya wisata domestik, tumbuhnya penginapan–penginapan di sepanjang
jalan raya, munculnya pengusaha–pengusaha bus wisata (coach) tahun 1920, dan munculnya undang–undang lalu
lintas di Inggris tahun 1924– 1930.
b. Pesawat udara, Sebelum perang dunia II pesawat udara dipakai hanya untuk kepentingan komersial, seperti
pengangkutan surat–surat pos, paket-paket, dan lain– lain.
c. Tetapi sejak tahun 1963 mulai diperkenalkan paket perjalanan wisata dengan menggunkan pesawat terbang,
seperti pesawat supersonik dan concorde dimana perjalanan dapat ditempuh dengan nyaman dan waktu yang relatif
singkat. d. Timbulnya agen perjalanan, agen perjalanan umum, dan industri akomodasi. Hal ini banyak disebabkan
karena meningkatnya pendapatan per kapita penduduk terutama di negara–negara maju, seperti Eropa, Amerika,
Jepang, dan negara lainnya; dan naiknya tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi rasa ingin tahu terhadap
negara– negara luar.
A. Sejarah Pariwisata
Di Indonesia Perkembangan pariwisata di Indonesia yang saat ini semakin pesat sesungguhnya telah dirintis
sejak puluhan tahun sebelumnya. Periode perkembangan pariwisata di Indonesia diawali:
Kegiatan kepariwisataan masa itu dimulai sejak tahun 1910 – 1920, sesudah keluarnya keputusan Gubernur
Jendral atas pembentukan Vereeneging Toesristen Verker (VTV) yang merupakan suatu badan atau official
tourist bureau pada masa itu. Kedudukan VTV selain sebagai tourist goverment office juga bertindak sebagai
tour operator atau travel agent. Meningkatnya perdanganan antara Benua eropa dan negara – negara di Asia
dan Indonesia pada khususnya, mengakibatkan ramainya lalulintas orang – orang yang bepergian ke daerah
ini dengan motif yang berbeda – beda sesuai dengan keperluan masing – masing. Untuk dapat memberikan
pelayanan kepada mereka yang melakukan perjalananmaka berdirilah suatu Travel Agent di Batavia pada
tahun 1926 yaitu Linssonne Lindeman (LISLIND) yang berpusat di Negeri Belanda dan sekarang dikenal
dengan nama NITOUR (Netherlanshe Indische Touristen Bureau). Pada masa penjajahan Berlanda dapat
dikatakan bahwa kegiatan kepariwisataan hanya terbatas pada kalangan orang – orang kulit putih saja,
sehingga perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang kepariwisataan adalah juga monopoli Nitour,
KLM, dan KPM masa itu.
Keadaan Akomodasi
Walaupun kunjungan wisatawan pada masa itu masih sangat terbatas, anamun di beberapa kota dan tempat
di Indonesia telah didirikan hotel untuk menjamin akomodasi bagi mereka yang berkunjung ke daerah
Hindia Belanda.Pertumbuhan usaha akomodasi baru dikenal pada abad ke 19, itupun terbatas pada kota –
kota besardekat pelabuhan. Fungsi hotel yang utama hanya melayani tamu – tamu atau penumpang yang
kapal yang baru datang dari Belanda ataupun negara eropa lainnya yang kemudian dibawa dengan
menggunkan kereta – kereta yang ditarik dengan beberapa kuda karena belum ada kendaraan bermotor atau
mobil. Menginjak abad ke 20 barulah hotel – hotel mulai berkembang ke kota daerah pedalaman seperti
losmen atau penginapan . Semenjek itulah fungsi hotel mulai dirasakan oleh masyarakat banyak dan orang –
orang menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan dan derajatnyamasing – masing. Kemudian dari hal
itu kita mengenal istilah penginapan besar (hotel) dan penginapan kecil (losmen).
Keadaan Transport Satu – satunya airlines yang menghubungkan Indonesia dengan Belanda waktu itu adalah
KLM yang mempunyai kedudukan monopoli untuk operasi membawa penumpang antara kedua daerah ini.
Seperti halnya dengan KLM, dalam tahun 1927 angkutan laut juga dimonopoli oleh KPM. Sedangkan
angkutan penumpang dengan menggunkan kereta api baru efektif di Pulau Jawa pada tanggal 1 Oktober
1927. Pada waktu itu para penumpang yang hendak bepergian ke Pulau Jawa harus melakukan reservasi
tempat duduk tiga jam sebelum kereta api berangkat. Pada tahun 1927 kegiatan tour sudah mulai
dikembangkan terutama di Pulau Jawa dan Sumatra yang diorganisir oleh LISLIND (Lissonne Lindeman)
seperti misalnya :
- Fourteen days in Java motor and train combination tour operated by LSL
Kebudayaan Dalam tahun 1927 ternyata sudah datang ke daerah ini orang – orang penting yang kenamaan
untuk mempelajari kebudayaan Indonesia, terutama tentang kesenian Jawa dan Bali, antara lain:
- Mr. Leopold Chaikoswky, Conductor of syimphony orchestra Philadelpia is expected to arrive at Java
shortly for the purpose of making a study of Javanesse music.
- Dr. Rabindranath Tagore is expected to visit Java early in August, wit the object of studying the influence
of Hinduism on javanese religious concepts.
Promosi
- Tahun 1913 Dalam tahun ini Vereneging Teoristen Verker (VTV) menerbitkan sebuah Guide Book yang
bagus sekali mengenai daerah – daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumatra
Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, banten, dan Tanah Toraja di Sulawesi.
- Tahun 1923 Pada tahun ini beredar surat kabar mingguan yang merupakan Java Touriost Guide yang isinya
antara lain mengenai Express Train Service, News from abroad in Brief, whowhere-when to hotels, postal
news, dan sebagainya.
- Tahun 1926 Pada tahun ini sudah banyak promotion materials yang telah dipersiapkan oleh badan – badan
atau perusahaan yang bergerak dalam bidang kepariwisataan. Di luar negeri, yakni di Belanda pernah
diterbitkan sebuah majalah “Tourism” yang banyak mempromosikan Indonesia antara lain :
Bandoeng
2. Masa Pendudukan Jepang Berkobarnya perang dunia II yang disusul dengan pendudukan tentara Jepang di
Indonesia, menyebabkan kedaan kepariwisataan menjadi terlantar. Dapat dikatakan bahwa orang – orang
tidak ada gairah atau kesempatan untuk mengadakan perjalanan. Objek – obje wisata tinggal terbengkalai,
jalan – jalan rusak karena ada penghancuran jembatan – jembatan untuk menghalangi musuh masuk.
Perhotelan sangat menyedihkan karena banyak hotel yang diambiloleh pemerintah Jepang untuk dijadikan
rumah sakit, dan asrama sebgai empat tinggal perwira – perwira Jepang. Setelah jatuhnya bom di Hiroshima
dan Nagasaki, inflasi terjadi di mana – mana yang mengakiatkan keadaan ekonomi rakyat tambah parah.
3. Setelah Indonesia Merdeka Pada tahun 1946, sebagai akibat perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Tanah Air Indonesia dari cengkraman penjajahan Belanda, maka pemerintah menghidupkan
kembali industri–industri yan mendukung perekonomian. Demikian juga di bidang pariwisata, perhotelan
mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga dikeluarkanlah Surat Keputusan Wakil Presiden RI waktu itu
(DR. Moch. Hatta) tentang pendirian suatu badan yang bertugas unytuk melanjutkan perusahaan hotel bekas
milik Belanda. Badan ii bernama HONET (hotel national & Tourism). Semua hotel yang berada di bawah
manajemen HONET diganti namanya menjadi Hotel MERDEKA. Dengan adanya perjanjian KMB
(konfrensi Meja Bundar) dalam tahun 1949 maka menurut perjanjian itu semua harta kekayaan harus
diembalikan kepada pemiliknya. Karena itu HONET dibubarkan dan dibentuklah satu – satunya badan
hukum milik Indonesia.
Industri Pariwisata
Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-macam
perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa- jasa (goods and service) yang
dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya.
(Yoeti, 1985, p.9).
Pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah
maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksidan pemasaran produk suatu layanan yang
memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian. (Kusudianto, 1996, p.11)
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Yoeti, 1997,
p.194).
Wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Sedangkan wisatawan adalah
orang yang melakukan kegiatan wisata. “Tourism is an integrated system and can be viewed in terms of
demand and supply. The demand is made up of domestic and international tourist market. The supply is
comprised of transportations, tourist attractions and activities, tourist facilities, services and related
infrastructure, and information and promotion. Visitors are defined as tourist and the remainderas same-day
visitors”.
Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang di
satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan
pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi,
atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitasfasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta informasi dan promosi.
Pengertian Pariwisata
Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan
kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan
dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu: (dikutip dari
Ekonomi Pariwisata, hal 21)
Dalam kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubunganhubungan yang
ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan
untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah. (Sejarah
Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, hal.3)
Pengembangan Pariwisata
Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu :
a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau di
jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik
khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.
b. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang
berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena
bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat
wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.
c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau
icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1985, p.164).
Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu terutama
mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedua hal tersebut
hendaknya saling terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional.
Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat
menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan
prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata. Menurut Yoeti dalam
bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1985, p.181), mengatakan : “Prasarana kepariwisataan adalah semua
fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat
memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”.
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik
secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan
wisatawan (Yoeti, 1984, p.184)
Sarana kepariwisataan tersebut adalah: a. Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow. b. Perusahaan
transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api dan bus-bus yang melayani khusus pariwisata saja. c.
Rumah makan, restaurant, depot atau warung-warung yang berada di sekitar obyek wisata dan memang
mencari mata pencaharian berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut. d. Toko-toko penjual
cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang notabene mendapat penghasilan hanya dari penjualan
barang-barang cinderamata khas obyek tersebut. Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan
prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat
wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak
pengunjungyang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek
wisata tersebut maupun pemerintah daerah. 1. Ciri-ciri Industri Pariwisata Ciri-ciri produk industri
pariwisata yang penting sebagai berikut: a. Konsumen/wisatawan harus dibawa ke tempat produk yang
ditawarkan itu berada dan mereka tidak dapat meminta hasil produk industri pariwisata dibawa untuk
ditawarkan. b. Travel agent atau tour operator merupakan satu-satunya perantara yang dibutuhkan dalam
produksi industri pariwista. c. Hasiil produk industri pariwista harus tampil sesuai waktunya seperti hasil
industri lainnya, misalnya Hari Raya Kasodo di gunung Bromo yang setiap tahun dirayakan tidak bisa
dirayakan setiap dua tahun sekali. d. Permintaan/kunjungan wisatawan akan menurun Ketika terjadi
peperangan, kerusuhan, bencana alam. e. Ketika konsumen akan membeli produk wisata konsumen bisa juga
melihat brosur, atau social media lain yang dibuat dengan tujuan untuk promosi. f. Produk pariwisata
bergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapat digantikan oleh mesin. g. Pembangunan dan
pengembangan usaha produk industri pariwisata akan memerlukan biaya besar dan mempunyai resiko yang
sangat tinggi. 2. Unsur-Unsur Pariwisata Berikut dibawah ini beberapa unsur-unsur pariwisata a. Biro
Perjalanan Adalah badan usaha dimana melayani segala proses perjalanan pariwisata sedak berangkat hingga
kembali pulang, sehingga wisatawan memperoleh kenyamanan selama perjalanan pariwisata. b. Akomodasi
Adalah tempat untuk tinggal sementara atau bisa disebut menginap. Banyak sekali pilihan tempat menginap
saat melakukan perjalanan wisata saat ini, contohnya seperti tempat tersebut seperti hotel, perkemahan,
motel dll. Saat ini semakin berkembang tempat untuk menginap khusunya dalam segi fasilitas serta berbagai
macam kebutuhan
E. Glosarium :
Valet parking= Bagian Parkir City Hotel= Hotel Bisnis Residential Hotel= hotel
berlokasi ditepi kota
https://salamadian.com/pengertian-hotel/
https://mutuinstitute.com/post/kepanjangan-k3-pengertian-tujuan-serta-manfaat/
https://yesakribo.blogspot.com/2015/10/sanitasi-hotel.html