MK : HUMANIORA
Dosen : SRI JULIANI, M.Kes
1. Jelaskan Menurut anda apakah yang dimaksud dengan ‘humaniora’ dan bagaimana
kaitannya dalam pelayanan kebidanan ( berikan contoh kasusnya ) ?
2. Jelaskan menurut anda bagaimana hubungan ilmu humaniora dalam ilmu kebidanan yang
ada di Indonesia dan berikan contohnya ?
3. Jelaskan menurut anda bagaimana hubungan budaya humaniora dengan pelayanan
kebidanan ?
4. Jelaskan menurut anda jika ditemukan kasus bahwa ada perbedaan antara budaya
humaniora dengan pelayanan kebidanan apa yang seharusnya anda lakukan ?
5. Jelaskan menurut anda bagaimana orientasi nilai budaya humaniora dalam pelayanan
kebidanan masa lalu, masa kini dan masa depan ?
6. Jelaskan menurut anda bagaimana kaitan profesi dan profesionalisme dalam pelayanan
kebidanan ?
Jawaban :
Contoh kasus : pasien tidak mau dirujuk, padahal bidan tidak mampu melakukan
pelayanan tersebut, maka sikap humanis yang harus dibangun yaitu kepercayaan modal
utama seorang petugas kesehatan bisa diterima ditengah masyarakat salah satunya
menjalin komunikasi yang baik, jelaskan kepada pasien tentang factor resiko yang dapat
terjadi bila pasien tidak mau dirujuk.
2. Hubungan humaniora dalam ilmu kebidanan adalah bidan adalah barisan pertama untuk
menangani masalah kesehatan pada masyarakat hal ini membutuhkan aturan humaniora
dalam menjalankan profesi di kehidupannya.
Contohnya : menangani pemeriksaa kemilan, persalinan, nifas dan menyusui
Keseluruhan mencakupi dari setengah kehidupan manusia.
4. Bidan harus mampu menolong pasien yang dalam kondisi darurat. Beberapa alasannya
adalah karena bidan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatn di masyarakat yang
mana berhadapan langsung dengan masyarakat itu sendiri. Bidan seringkali dianggap
sebagai seseorang yang tau segala hal, mampu mengobati banyak penyakit baik yang
berhubungan dengan kebidanan maupun masalah kesehatan secara umum. Selain itu,
kontak pertama antara pasien dengan tenaga kesehatan seringkali melibatkan bidan
terlebih dahulu, baik itu dalam kondisi darurat maupun tidak. Beragam kasus yang
mungkin sekali ditemui dalam kondisi kedaruratan tersebut, sementara cakupan
wewenang bidan terbatas pada diagnosa tertentu saja. Hal ini bukan berarti bidan lepas
tangan saja bila menjumpai kasus yang tidak sesuai wewenangnya karena dialah yang
paling dekat dnegan masyarakat. Oleh karena itu, hendaknya bidan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya, supaya mampu menangani kedaruratan yang
kemungkinan dapat ditemui, setidaknya pertolongan pertama sebelum mencapai
pelayanan kesehatan yang memadai.
5. Menurut saya nilai budaya humaniora dalam pelayanan kebidanan masa lalu masyarakat
cenderung percaya melakukan persalinan pada dukun, yang memang secara pendidikan
tidak memiliki profesionalisme persalinan. Masa kini, minat masyarakat dalam
mempersiapkan persalinan sudah mengalami peningkatan untuk berkonnsultasi dengan
petugas kesehatan ( bidan desa ) dan mau menggunakan fasilitas kesehatan untuk
melakukan persalinan. Masa depan seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat
akan dapat mempengaruhi tingkat minat masyarakat untuk melakukan konsultasi,
pemeriksaan/control ANC 10T dan melakukan persalinan ke fasilitas pemerintah maupun
swasta.
6. Seseorang yang professional merupakan seorang yang menjalani profesinya secara benar
dan melakukannya menurut etika dan garis profesionalisme yang berlaku pada profesi
tersebut dimana untuk menjadi soerang yang professional dalam melakukan profrsi
pekerjaan di tuntut memiliki sifat seperti komitmen tinggi, tanggung jawab, berfikir
sistematis, penguasaan materi.