Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN


VOLUME PRODUK MIGAS

Disusun oleh:
Salvia Fitrianingrum
Kelompok 4
Anggota Kelompok : Helmi Rizqi Santosa (221450005
)
Marietta Casta Neda (221450020)
Fanya Aulia Revalina (221450029)
Ade Christiano (221450036)
Kelas : Logistik 2A
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas
Dosen Pengampu : Dr. Eng. Ir. Oksil Venriza, S.Si., M.Eng.
Asisten Laboratorium : Nindya Lucie Anggraeni

PROGRAM STUDI LOGISTIK MINYAK DAN GAS


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

Cepu, Agustus 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas rahmat
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan awal tentang
Alkalimetri. Selain itu, tujuan dari dibuatnya laporan awal ini adalah sebagai
syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Kimia Dasar.
Dalam penulisan laporan akhir praktikum ini, penulis mendapatkan banyak
sekali bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Eng. Ir. Oksil Venriza, S.Si. M.Eng., selaku dosen pada mata kuliah
Pengantar Pengendalian Mutu Produk Migas
2. Nindya Lucie Anggraeni, selaku asisten laboratorium
3. Orang tua, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam pembentukan
laporan ini
4. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
Demikian Laporan Akhir Praktikum ini telah dibentuk. Tentu dalam
pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik maupun saran yang dapat membangun laporan akhir
praktikum ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga laporan ini bisa menjadi
tambahan informasi untuk pembelajaran kita semua.

Kelompok 3

Salvia Fitrianingrum

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1


1.2 Tujuan Praktikum.....................................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum...................................................................................2
BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pengukuran Volume Minyak................................................................... 3
2.2 Prosedur pengukuran level cairan minyak...............................................4
2.3 Peralatan ukur level tangki.... ..................................................................6
2.2 Istilah Dalam Dipping..............................................................................5
2.2 Solar.........................................................................................................7

BAB III METODOLOGI


3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................................10
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................10
3.3 Cara Kerja ...............................................................................................10
3.3.1 Pengukuran level minyak di tangki timbun..........................................12
3.3.2 Pengukuran level minyak air bebas di tangki timbun...........................14
3.3.3 Pengukuran Temperature Minyak di Tangki Timbun..........................16
3.3.4 Menghitung Volume Minyak Standart di Tangki Timbun...................17
3.4 Rumus Perhitungan Volume Minyak Standar di Tangki Timbun...........18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .......................................................................................................12
4.2 Pembahasan............................................................................................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................24
5.2 Saran ......................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Metode Innage..............................................................................1


Gambar 1.2 Metode Outage.............................................................................2
Gambar 1.3 Dippstick......................................................................................2
Gambar 2.1 Roll Meter....................................................................................2
Gambar 2.2 Pasta Minyak................................................................................2
Gambar 2.3 Solar.............................................................................................2

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak Bumi umumnya dimanfaatkan sebagai sumber energi. Sumber
energi yang paling banyak digunakan di Indonesia merupakan minyak bumi.
Minyak bumi sendiri merupakan cairan yang akan mengalami peningkatan
volume jika terjadi peningkatan temperature artinya makin tinggi temperature,
maka akan menyebabkan volume minyak semakin bertambah maka dari itu,
penyimpanan minyak harus dijaga sedemikian rupa untuk mencegah
terjadinya losses yang akan menyebabkan kerugian.
Penyimpanan minyak pada tangki tangki harus memenuhi
persyaratan tangki yang baik, sehingga, dapat meminimalisir adanya losses
dan menjaga hasil pengukuran volume minyak tersebut. Proses perhitungan
volume standar minyak ini membutuhkan berbagai data yang didapatkan
melalui kegiatan Dipping.
Dipping merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengetahui
tinggi level cairan minyak ataupun air. Prosedur dipping memiliki dua jenis
yaitu dipping dengan metode Innage dan metode Autage. Sedangkan,
Peralatan yang digunakan untuk melakukan dipping adalah dipstick dan Roll
Meter.
Perhitungan volume yang dilakukan ini selain untuk memonitor
adanya losses, sangat berguna untuk proses Custody Transfer.Perhitungan ini
dijadikan sebagai acuan untuk menseragamkan perhitungan karena
perhitungan yang dilakukan mengacu pada standar yang telah diakui secara
nasional dan Internasional. Hal hal inilah yang mendasari dilakukan nya
penentuan volume standar minyak untuk mengetahui kuantitas minyak yang
dimiliki. Dan bisa mengalami peningkatan volume, jika terjadi peningkatan
volume atau suhu. Ini memepunyai arti semakin tinggi temperaturnya itu akan
membuat volume minyak semakin bertambah. Perhitungan minyak
merupakan proses pengukuran untuk menghitung jumlah atau total volume
minyak dalam standar volume yang berada pada suhu 15℃.

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
perubahan warna, begitu juga dengan waktu yang digunakan seefisien
mungkin.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari Praktikum pengukuran dan perhitungan volume produk
migas dengan Dip Stick dan Roll Meter yaitu Setelah melaksanakan percobaan
ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran level minyak di tangki timbun.
2. Mahasiswa mampu menguasai pengukuran level minyak di tangki timbun
menggunakan dipstick.
3. Mahasiswa mampu menguasai perhitungan level minyak di tangki timbun
menggunakan dipstick.
4. Mahasiswa mampu menguasai pengukuran level minyak di tangki timbun
menggunakan Roll Meter.
5. Mahasiswa mampu menguasai perhitungan level minyak di tangki timbun
menggunakan Roll Meter.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari Praktikum Pengukuran dan Perhitungan volume produk
migas dengan Dipstick dan Roll Meter, yaitu:
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami teori dan kegunaan dipping.
2. Mahasiswa diharapkan dapat menguasai tata cara pengukuran volume produk
migas.
3. Mahasiswa diharapkan dapat menguasai tata cara perhitungan volume produk
migas.
4. Diharapkan praktikum kali ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk belajar dan
penelitian berikutnya.

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Volume Minyak


Pengukuran volume minyak adalah proses untuk menentukan berapa
banyak minyak yang ada dalam suatu wadah atau tempat tertentu. Pengukuran
volume minyak sangat penting dalam industri minyak dan gas, perawatan
mesin, pengiriman minyak, serta dalam berbagai aplikasi lainnya. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur volume minyak,
tergantung pada situasi dan persyaratan yang diperlukan. Beberapa metode
umum yang digunakan Pengukuran Tanki Penyimpanan yaitu Untuk tanki
penyimpanan besar, pengukuran volume minyak dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur level seperti pena tumpul (dipstick) atau alat
pemancar level (level transmitter). Data tinggi level minyak dalam tanki
digunakan bersama dengan dimensi tanki untuk menghitung volume minyak.
Meter Aliran Pada sistem transportasi minyak, meter aliran digunakan untuk
mengukur volume minyak yang mengalir melalui pipa. Ini dapat mencakup
pengukuran volume dengan berbagai jenis meter, seperti meter turbina, meter
ultrasonik, atau meter massa koriolis. Uji Laboratoriu untuk Pengukuran
volume minyak juga dapat dilakukan di laboratorium dengan mengambil
sampel minyak dari sumbernya. Metode ini melibatkan analisis kimia dan
fisika untuk mengukur volume berdasarkan berat jenis (density) minyak dan
karakteristik kimia lainnya. Menggunakan Tabel Konversi Dalam beberapa
kasus, tabel konversi dapat digunakan untuk mengubah level atau tinggi
minyak menjadi volume. Tabel ini biasanya tersedia untuk tanki-tanki dengan
dimensi standar. Pengukuran Digital di Teknologi terbaru juga
memungkinkan pengukuran volume minyak dengan menggunakan sistem
sensor digital yang dapat mengirimkan data secara real-time ke sistem
pengendalian atau monitoring.
Pemilihan metode pengukuran yang tepat tergantung pada kondisi dan
persyaratan khusus dari situasi pengukuran. Selain itu, pastikan untuk
mematuhi standar keselamatan dan lingkungan yang berlaku saat melakukan
pengukuran volume minyak, terutama jika minyak yang diukur adalah bahan
berbahaya.Dipping merupakan aktivitas untuk mengetahui tinggi level

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
minyak maupun air dalam tangka timbun. Data data hasil aktivitas dipping
digunakan untuk menghitung dan mengukur volume cairan. Dipping dapat
dilakukan dengan manual maupun otomatis. Metode otomatis menggunakan
alat yang disebut dengan ATG (Automatic Tank Gauging) sedangkan untuk
metode manual digunakan 2 alat yaitu dipstick dan dip roll meter.
2.2 Prosedur Pengukuran level cairan minyak
2.2.1 Prosedur Pengukuran Innage
Metode ini adalah pengukuran level cairan dengan lurus vertikal
mulai dari datum plate atau bottom tangki hingga kepermukaan cairan.
Dengan kata lain, metode Innage ini merupakan pengukuran langsung
tinggi caian yang ada di tangki.
Metode Innage dipilih bila :
1. Tidak ada endapan didasar tangka.
2. Tidak terjadi perubahan bentuk pada dasar tangki.
3. Fraksi minyak yang diukur ringan seperti Gassoline hingga pipa dan
bandul ukur mudah memasuki cairan.

Gambar 1. 1 Metode Innage


2.2.2 Metode pengukuran OUTAGE
adalah metode pengukuran level cairan dengan mengukur ruang
kososng diatas cairan (ullage), yaitu pengukuran secara luas dan lurus
vertikal mulai dari permukaan cairan sampai pada titik referensi
pengukuran (referance gauge point) yang ada di atap tangki.
Metode Autage dipilih bila :
1. Terdapat endapan didasar tangki yang menghalangi masuknya bandul
pemberat dasar tangki.

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
2. Dasar tangka mengalami perubahan bentuk yang mengakibatkan hasil
pengukuran berubah ubahrosedur Pengukuran OUTAGE.
3. Fraksi minyak berat seperti residu

Gambar 1. 2 Metode Outage

2.3 Peralatan ukur level tangki


2.3.1 Dip Stick

Gambar 1. 3 Tongkat Dippstick

Dip Stick atau stick Sounding dan biasa juga disebut dengan tongkat,
tongkat ukur minyak adalah alat yang digunkan untuk mengukur
ketinggian cairan yang ada di dalam tangki penyimpanan. Biasanya, untuk
perhitungan yang detail menggunakan rumus.

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
2.3.2 Roll Meter

Gambar 2. 1 Roll Meter

Roll Meter merupakan pita ukur yang dilengkapi dengan bandul


runcing. Memiliki skala untuk mengukur tinggi level cairan minyak dan
air yang terdapat dalam tangka timbun. Pita ukur dapat digunakan untuk
mengukur air bebas (free water). Komponen-komponen yang Menyusun
dip roll meter yang merupakan bandul pemberat.
Berikut merupakan syarat syarat yang harus dipenuhi Roll Meter
agar layak digunakan :
1. Material terbuat dari baja sehingga tahan korosi yang memiliki thermal
expansi yang sama dengan material dinding tangki.
2. Ketebalan luas area dari pita ukur harus harus ssedemikian rupa sehingga
Ketika pita pada posisi horizontal diatas permukaan yang rata tidak
meregang lebih dari 0,00 Ts% ketika di tank dengan kekuatan 44 Newton
(10 lb-Ft) Uumumnya luas area dan pita tidak lebih dari 2,5 mm.
3. Panjang dari pita ukur sesuai dengan tinggi tangki yang akan dilakukan
pengukuran. Berhenti dan untuk mencegah.
4. Free end memiliki kunci sehingga bandul dapat Berhenti dan untuk
mencegah pita rusak.
5. Husing atau tempat gulungan sehingga bandul dapat berhenti dan untuk
mencegah pita rusak. Roll Meter yang digunakan harus terbuat dari
bahan yang tahan korosi dan memiliki muai panas yang sama dengan
bahan dindinhg tangki. Saat menentukan timing noll, operator harus
memasukkan panjang roll gauge lebih besar dan tinggi tangka bahan
bakar. Material Bab/bar (bandul pemberat berskala) menunjukkan
beberapa karakteristik yang hampir sama dengan roll meter seperti tahan
korosi, ujung. bob/bar digunakan untuk pengukuran Innage, baik bob

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
maupun bar ataupun bar yang ujungnya harus runcing dan terbuat dari
material yang keras.
2.3.3 Pasta

Gambar 2. 2 Pasta Minyak

Pasta bahan baku dan air, saat membawa ketinggian bahan baku dan air
bebas penggunaan pasta dilakukan sebelum pasta diaplikasikan pada roller
gauge untuk pengukuran, pada bahan baku dengan utama transparan, sehingga
operator menggunakan pasta khusus sehingga batas ketinggian maksimal dapat
diperjelas. Penggunaan pasta dilakukan sebelum pasta diaplikasikan pada
roller gauge untuk pengukuran.
2.4 Istilah Dalam Dipping
Dalam konteks pengukuran volume minyak atau pengukuran level
dalam tanki penyimpanan minyak, istilah-istilah berikut sering digunakan
Dipping Stick (Pena Tumpul) adalah Pena tumpul adalah alat yang digunakan
untuk mengukur level minyak dalam tanki. Biasanya, pena tumpul memiliki
tanda-tanda pada permukaannya yang menunjukkan ketinggian minyak dalam
tanki. Dengan memasukkan pena tumpul ke dalam tanki, Anda dapat membaca
level minyak dengan melihat di mana minyak mencapai pena tersebut. Ullage
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ruang kosong di atas
permukaan minyak dalam tanki. Ini adalah ruang yang dapat digunakan untuk
pergerakan minyak atau gas. Innage Innage adalah istilah yang digunakan
untuk mengukur jarak dari permukaan minyak ke dasar tanki. Ini adalah
metode pengukuran yang melibatkan mengukur kedalaman minyak dalam
tanki dari permukaan minyak ke dasar tanki. Outage adalah istilah yang
digunakan untuk mengukur jarak dari permukaan minyak ke atas tanki. Ini
adalah metode pengukuran yang melibatkan mengukur tinggi ruang di atas
minyak dalam tanki. Free Water (Air Bebas) Ini mengacu pada air yang

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
mungkin hadir dalam tanki bersama dengan minyak. Pengukuran air bebas
penting karena dapat mempengaruhi volume minyak yang sebenarnya dalam
tanki. Bottom Sediment and Water (BS&W) Ini adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan sedimen dan air yang mungkin ada di dasar tanki.
BS&W harus diukur dan dibuang sebelum mengukur volume minyak yang
sebenarnya. Temperature Correction (Koreksi Suhu) Perubahan suhu minyak
dalam tanki dapat mempengaruhi volume minyak yang sebenarnya. Oleh
karena itu, seringkali perlu dilakukan koreksi suhu untuk menghitung volume
minyak pada suhu referensi tertentu. Volume Correction Factor VCF adalah
faktor yang digunakan untuk mengkoreksi volume minyak pada suhu referensi.
Ini diperlukan karena volume minyak dapat berubah dengan perubahan suhu.
Strapping Table (Tabel Strapping) Tabel strapping adalah tabel yang berisi
data tentang dimensi tanki dan volume yang sesuai pada setiap tinggi tertentu
dalam tanki. Ini digunakan sebagai referensi dalam menghitung volume
minyak. Tank Capacity (Kapasitas Tanki) Kapasitas tanki adalah volume
maksimum yang dapat diisi dalam tanki. Ini biasanya dinyatakan dalam satuan
volume seperti galon, liter, atau barel. Tank Calibration (Kalibrasi Tanki)
Kalibrasi tanki adalah proses untuk memverifikasi kapasitas sebenarnya dari
tanki dengan mengukur volume pada berbagai tinggi dan suhu. Hasil kalibrasi
digunakan untuk membuat tabel strapping yang akurat. Istilah-istilah ini
penting untuk memahami dan menjalankan pengukuran volume minyak yang
akurat dan sesuai dengan standar industri.
2.5 Solar

Gambar 2. 3 Solar
Solar merupakan hasil pengolahan diesel yang memiliki angka cetane
paling minimum yaitu sbesar 48. Selain memiliki angka cetane yang lebih
rendah dari produk diesel lain, kandungan sulfur dari solar juga lebih tinggi

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
dari diesel ataupun pertamina dex. Sebagai produk diesel lain. Kandungan
Sulfur solar mencapai 3500. Solar biasannya digunakan untuk mesin diesel
putaran tinggi diaats 1000 rpm. Solar atau minyak diesel adalah jenis bahan
bakar fosil yang digunakan dalam berbagai kendaraan dan mesin, terutama
mesin diesel pada truk, bus, generator, kapal, dan alat berat. Ini adalah salah
satu bahan bakar yang paling umum digunakan di dunia untuk mesin diesel.
Bahan bakar solar memiliki karakteristik kimia yang berbeda dari bensin dan
biasanya lebih cocok untuk mesin diesel karena memiliki titik nyala yang lebih
tinggi dan lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.
Istilah "solar" mungkin digunakan secara luas di beberapa negara,
tetapi penting untuk memahami bahwa istilah ini merujuk pada bahan bakar
diesel atau minyak diesel. Di berbagai negara, istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jenis bahan bakar dapat bervariasi, dan setiap wilayah
mungkin memiliki istilah yang berbeda untuk jenis bahan bakar yang sama.
Minyak solar adalah bahan bakar jenis destilat berwarna kuning
kecoklatanjernih. Minyak solar diperoleh dalam kolom destilasi pada
temperatur 200-350oC. Di
dalam minyak solar terkandung 75% hidrokarbon jenuh (terutama
parafin termasukn-parafin, isoparafin dan sikloparafin) dan 25% hidrokabon
aromatik (naftalenadanalkilbenzena). Minyak solar memiliki rentan
hidrokarbon antara C10H22 hinggaC20H42 [1]. Minyak solar hingga saat ini
masih merupakan bahan bakar yang paling banyakdipakai. Hampir semua jenis
kendaraan bermotor diesel dengan putaran tinggi (diatas1000 rpm)
menggunakan bahan bakar jenis ini. Permintaan solar semakin
bertambahseiring makin banyaknya jumlah kendaraan bermotor. Kenaikan
harga bahan bakar
Daya beli masyarakat yang rendah mengakibatkanmereka kesulitan
untuk mendapatkan bahan bakar minyak solar. Akibatnya sebagiandari
masyarakat mencampur bahan bakar minyak tanah (kerosene) dengan solar [2].
Keadaan tersebut sering kali dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk
mendapatkankeuntungan dengan cara menjual solar campuran. Konsumen
tidak dapat

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
membedakan antara solar murni dan solar campuran secara langsung.
Hal initentunya merugikan konsumen yang tidak mengetahui kecurangan
oknumtertentuyang disengaja maupun tidak.

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Tanggal : Jumat, 8 September 2023
Waktu : 07.30 s.d 11.30 WIB
Tempat : Laboratorium Quality Control PEM Akamigas
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat

1. Roll Meter (manual)


2. DippStick (manual)
3. Pasta minyak/ air
4. Kain Lap
5. Alat Pelindung Diri
3.2.2 Bahan
1. Solar
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Pengukuran Menggunakan Roll Meter
1. Siapkan alat dan bahan. Pastikan dalam keadaan bersih.
2. Putar Handling Roll Meter berlawanan dengan arah jarum jam (pastikan
posisi berada dibibir tangki).
3. Sampai menyentuh bandul tersebut terhadap meja dipping yang ada di
dalam tangka.
4. Putar Handling roll meter searah jarum jam, sampai bandul tertarik
Kembali ke permukaan.
5. Amati tinggi cairan, lalu catat.
6. Bersihkan roll meter dengan lap majun, kemudian olesi dengan pasta
minyak diantara hasil tinggi cairan yang diperoleh.
7. Lakukan Kembali Langkah 2 sampai 5 sebanyak 3 kalipembacaan dan
pelaporan hasil pengukuran level cairan dilakukan 3 kali percobaan,
dan setiap pembacaan tidak boleh melebihi 3 mm. Jika 2 sampai 3 hasil
pengukuran sama, maka pembacaan ini harus dilaporkan sebagai

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
hasil.tinggal, maka 3 data tersebut harus di rata rata. Hasil rata rata 3
pengukuran ini harus di laporkan sampai 1mm terdekat 1 1/91 inc
terdekat.
8. Setelah tinggi level liquid didapatkan, selanjutnya yaitu pengukuran
ketinggian sediment dalam air pada tangka.
9. Lakukan tahapan yang sama seperti pengukuran level minyak akan
tetapi pasta yang digunakan yaitu pasta air dan diawasi mulai dari ujung
bandul.
3.2.2 Pengukuran Menggunakan Dippstick
1. Siapkan alat dan bahan serta pastikan dalam keadaan bersih.
2. Masukkan dipstick kedalam tangki yang akan diukur sampai ujung
dipstick menyentuh meja pengukuran atau dasar tangki.
3. Angkat Dipstick lalu amati tinggi cairan dan lakukan percatatan.
4. Bersihkan Dippstick menggunakan lap majun.
5. leskan pasta minyak pada dipstick dengan ketinggian diantara level
cairan yang diperoleh tadi.
6. Lakukan Langkah Langkah 2-5 sebanyak 3 kali pembacaan dan
pelaporan hasil pengukuran level cairan dilakukan 3X pembacaa, dan
setiap pembacaan tidak boleh melebihi 3mm. Jika 2 dari 3 hasil
pengukuran sama, maka dua pembacaan harus dilaporkan. Jika
diharuskan 3 pengukuran dilapangan sebagai hasil Tunggal maka 3 data
tersebut harus dirata rata. Dan hasil rata rata harus dilaporkan.
7. Setelah tinggi level cairan didapatkan, selanjutnya adalah mengukur
tinggi air pada tangka.
8. Setelah tinggi cairan (air) pada tangka didapaty, lakukan tahapan yang
sama, tetapi pasta yang digunakan adalah pasta air dan dilapisis pada
ujungdipstic

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Pengukuran menggunakan Roll Meter di tangki
Diketahui:
Tinggi cairan minyak : 128 cm
Tinggi cairan air : 19,7 cm
Temperature Obs : 28,5 °C
Temperature sampel : 27°C
Density : 0,830
 Koefisien muai tanki
= (1+0,0000112 (28,5-35°∁)
= (1+(0,0000112 (-6,5))
= 1-0,0000728
=0,9999272
 Volume Obs dari minyak
36.156
V.Obs = 36.156 X 0,9999272
= 36.153,367 Liter
 Volume Obs dari air
5.366 + 198 = 5.564
V.Obs Air = 5.564 X 0,9999272
= 5.563,594 Liter
 COV(Cross Observed Volume)
= Volume Obs dari minyak - Volume Obs dari air
= 36.153,367 - 5.563,594
= 30.589,773 Liter
Density 15°C menggunakan tabel 53
Density : 0,830 maka Density 15°C : 0,8380
 VCF (Volumme Correction Factor) menggunakan tabel 54
Density 15°C : 0,8380
T Obs : 28,5° C

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
0,8380−0,835 y−0,9888
=
0,840−0,835 0,9889−0,9888
0,003 y−0,9888
=
0,005 0,0001
y−0,9888
0,6=
0,0001
0,00006= y – 0,9888
0,98886 = y
 GSV (Gross Standart Volume)
= GOV x VCF
= 30.589,773 x 0,98886
= 30.249,002 Liter
 BSnW (Base Sediment and Water)
Hanya terdapat di crude oil, maka pada solar 0
 NSV (Net Satndart Volume)
= GSV - BSnW
= 30.249,002 – 0
= 30.249,002 Liter
 Barrel Farenheit (60° F) menggunakan tabel 52
Density 15° C : 0,8380 maka pada tabel 52 : 6,293
Volume Barrel = NSV x hasil tabel 52
= 30.249,002 x 6,293
= 190.356,97
 Long Ton menggunakan tabel 57
Density 15° C : 0,8380 maka pada tabel 57 : 0,8237
Long Ton = NSV x hasil tabel 57
= 30.249,002 x 0,8237
= 24.916,102
 Metric Ton menggunakan tabel 56
Density 15° C : 0,8380 maka pada tabel 56 : 1.190,6
NSV
Metric Ton =
hasil pada tabel 56
30.249,002
=
1194 ,9
=25,315

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
4.1.2 Pengukuran menggunakan Roll meter di Laboratorium

 Diketahui:
Tinggi cairan minyak : 47,5 cm
Tinggi cairan air: 19,7 cm
Temperature Obs : 33,5 ° C
Temperature sampel : 33° C
Density : 0,8290
 Koefisien muai tanki
= (1+0,0000112 (33,5-35° ∁)

= (1+(0,0000112 (-1,5))
= 1-0,0000168
=0,9999832

 Volume Obs dari minyak


13.275 + 141 = 13.416
V.Obs = 13.416 X 0,9999832
= 13.415,774 Liter
 Volume Obs dari air
5.366 + 198 = 5.564
V.Obs Air = 5.564 X 0,999932
= 5.563,906 Liter
 COV(Cross Observed Volume)
= Volume Obs dari minyak - Volume Obs dari air
= 13.415,774 - 5.563,906
= 7.851,868 Liter
 Density 15° C menggunakan tabel 53
Density : 0,8290 maka Density 15° C : 0,8410
 VCF (Volumme Correction Factor) menggunakan tabel 54
Density 15° C : 0,8410
T Obs : 33,5° C
0,8410−0,840 y−0,9848
=
0,845−0,840 0,9850−0,9848

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
0,001 y−0,9848
=
0,005 0,0002
y−0,9848
0,2=
0,0002
0,00004= y - 0,9848
0,98484 = y
 GSV (Gross Standart Volume)
= COV x VCF
= 7.851,868 x 0,98484
= 7.732,833 Liter
 BSnW (Base Sediment and Water)
Hanya terdapat di crude oil, maka pada solar 0
 NSV (Net Satndart Volume)
= GSV - BSnW
= 7.732,833 – 0
= 7.732,833 Liter
 Barrel Farenheit (60° F) menggunakan tabel 52
Density 15° C : 0,8410 maka pada tabel 52 : 6,293
Volume Barrel = NSV x hasil tabel 52
= 7.732,833 x 6,293
= 48.662,718
 Long Ton menggunakan tabel 57
Density 15° C : 0,8410 maka pada tabel 57 : 0,8266
Long Ton = NSV x hasil tabel 57
= 7.732,833 x 0,8266
= 6.391,959
 Metric Ton menggunakan tabel 56
Density 15° C : 0,8410 maka pada tabel 56 : 1.190,6
NSV
Metric Ton =
hasil pada tabel 56
7.732,833
=
1.190 ,6
= 6,494

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
 Temperatur minyak dalam tangki= 33° ∁
0,8333−0,830 y−0,9849
=
0,835−0,830 0,9851−0,9849
0,0033 y−0,9849
=
0,005 0,0002
y−0,9849
0,66 =
0,0002
0,000132 = y-0,9849
0,985032 =y
 Gross Volume Minyak
= 0,985032 X 7851,824
= 7.734,297 Liter
 BSW (Base Sediment Water) – 0 (% X Volume)
NSV = 7.734,297- 0
= 7.734,297 Liter
 Barrel 60° F
Density 15° C = 0,8333 menjadi 6,293
7.734,297
Volume Barrel = x 6.293 Kg
1000
= 7.734,297 X 6,293
= 48.671,931
4.1.3 Pengukuran menggunakan Dipstick di Tangki
Diketahui:
Tinggi cairan minyak : 127,8 cm
Tinggi cairan air : 19,7 cm
Temperature Obs : 28,5 °C
Temperature sampel : 27°C
Density : 0,830
Koefisien muai tanki
= (1+0,0000112 (28,5-35°∁)
= (1+(0,0000112 (-6,5))

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
= 1-0,0000728
=0,9999272
Volume Obs dari minyak
35.873+228=36.101
V.Obs = 36.101 X 0,9999272
= 36.098,371 Liter
Volume Obs dari air
5.366 + 198 = 5.564
V.Obs Air = 5.564 X 0,9999272
= 5.563,594 Liter
GOV(Gross Observed Volume)
= Volume Obs dari minyak - Volume Obs dari air
= 36.098,371 - 5.563,594
= 30.534,777 Liter
Density 15°C menggunakan tabel 53
Density : 0,830 maka Density 15°C : 0,8380
VCF (Volumme Correction Factor) menggunakan tabel 54
Density 15°C : 0,8380
T Obs : 28,5°C
(0,8380-0,835)/(0,840-0,835) = ( y-0,9888)/(0,9889-0,9888)
0,003/0,005 = ( y-0,9888)/0,0001
0,6= ( y-0,9888)/0,0001
0,00006= y – 0,9888
0,98886 = y
GSV (Gross Standart Volume)
= GOV x VCF
= 30.534,777 x 0,98886
= 30.194,619 Liter
BSW (Base Sediment and Water)
Hanya terdapat di crude oil, maka pada solar 0
NSV (Net Satndart Volume)
= GSV - BSnW
= 30.194,619 – 0
= 30.194,619 Liter

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
Barrel Farenheit (60°F) menggunakan tabel 52
Density 15°C : 0,8380 maka pada tabel 52 : 6,293
Volume Barrel = NSV x hasil tabel 52
= 30.194,619 x 6,293
= 190.014,737
Long Ton menggunakan tabel 57
Density 15°C : 0,8380 maka pada tabel 57 : 0,8237
Long Ton = NSV x hasil tabel 57
= 30.194,619 x 0,8237
= 24.871,307
Metric Ton menggunakan tabel 56
Density 15°C : 0,8380 maka pada tabel 56 : 1.194,9
Metric Ton = NSV/(hasil pada tabel 56)
= (30.194,619 )/1194,9
=25,269
4.1.4 Pengukuran Roll Meter di Laboratorium
Diketahui:
Tinggi cairan minyak = 47,5 cm
Tinggi cairan air = 19,7 cm
Temperature Obs = 3,5 °C
Temperature sampel = 33 °C
Density = 0,8290
Koefisien muai tanki
= (1+0,0000112 (33,5-35°∁)
= (1+(0,0000112 (-1,5))
= 1-0,0000168
=0,9999832
Volume Obs dari minyak
13.275 + 141 = 13.416

V.Obs = 13.416 X 0,9999832


= 13.415,774 Liter
Volume Obs dari air
5.366 + 198 = 5.564

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
V.Obs Air = 5.564 X 0,999932
= 5.563,906 Liter
COV(Cross Observed Volume)
= Volume Obs dari minyak - Volume Obs dari air
= 13.415,774 - 5.563,906
= 7.851,868 Liter
Density 15°C menggunakan tabel 53
Density : 0,8290 maka Density 15°C : 0,8410
VCF (Volumme Correction Factor) menggunakan tabel 54
Density 15°C : 0,8410
T Obs : 33,5°C
(0,8410-0,840)/(0,845-0,840) = (y-0,9848)/(0,9850-0,9848)
0,001/0,005 = (y-0,9848)/0,0002
0,2 = (y-0,9848)/0,0002
0,00004 = y - 0,9848
0,98484 =y
GSV (Gross Standart Volume)
= COV x VCF
= 7.851,868 x 0,98484
= 7.732,833 Liter
BSnW (Base Sediment and Water)
Hanya terdapat di crude oil, maka pada solar 0
NSV (Net Satndart Volume)
= GSV - BSnW
= 7.732,833 – 0
= 7.732,833 Liter

Barrel Farenheit (60°F) menggunakan tabel 52


Density 15°C : 0,8410 maka pada tabel 52 : 6,293
Volume Barrel = NSV x hasil tabel 52
= 7.732,833 x 6,293
= 48.662,718
Long Ton menggunakan tabel 57
Density 15°C : 0,8410 maka pada tabel 57 : 0,8266

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
Long Ton = NSV x hasil tabel 57
= 7.732,833 x 0,8266
= 6.391,959
Metric Ton menggunakan tabel 56
Density 15°C : 0,8410 maka pada tabel 56 : 1.190,6
Metric Ton = NSV/(hasil pada tabel 56)
= 7.732,833/1.190,6
= 6,494

Pengukuran Dipstick di Drum


Diketahui:
Tinggi cairan minyak = 46,6 cm
Tinggi cairan air = 19,7 cm
Temperature Obs = 33 °C
Temperature sampel = 32,5 °C
Density = 0,8215
Koefisien muai tanki
= (1+0,0000112 (33-35°∁)
= (1+(0,0000112 (-2))
= 1-0,0000224
=0,9999776
Volume Obs dari minyak
12.993+ 169 = 13.162

V.Obs = 12.993X 0,9999776


= 13.161,705 Liter
Volume Obs dari air
5.366 + 198 = 5.564
V.Obs Air = 5.564 X 0,9999776
= 5563,875 Liter
COV(Cross Observed Volume)
= Volume Obs dari minyak - Volume Obs dari air
= 13.161,705 - 5563,875
= 7.597,830 Liter

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
Density 15°C menggunakan tabel 53
Density : 0,8215
T Obs : 33,5°C
(0,8215-0,8210)/(0,8220-0,8210) = (y-0,8328)/(0,8338-0,8328)
0,0005/0,001 = (y-0,8338)/0,001
0,5 = (y-0,8338)/0,001
0,8333 =y
maka Density 15°C : 0,8333
VCF (Volumme Correction Factor) menggunakan tabel 54
Density 15°C : 0,8333
(0,8333-0,830)/(0,835-0,830) = (y-0,9849)/(0,9851-0,9849)
0,0033/0,005 = (y-0,9849)/0,0002
0,66 = (y-0,9849)/0,0002
0,985032 =y
GSV (Gross Standart Volume)
= COV x VCF
= 5563,875x 0,985032
= 7.484,105 Liter
BSnW (Base Sediment and Water)
Hanya terdapat di crude oil, maka pada solar 0
NSV (Net Satndart Volume)
= GSV - BSnW
= 7.484,105 – 0
= 7.484,105 Liter
Barrel Farenheit (60°F) menggunakan tabel 52
Density 15°C : 0,8333 maka pada tabel 52 : 6,293
Volume Barrel = NSV x hasil tabel 52
= 7.484,105 x 6,293
= 47.097,472
Long Ton menggunakan tabel 57
Density 15°C : 0,8333 maka pada tabel 57
(0,8333-0,833)/(0,834-0,833) = (y-0,8188)/(0,81907-0,8188)
0,0033/0,005 = (y-0,8188)/(0,81907-0,8188)
0,66 = (y-0,8188)/(0,81907-0,8188)

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
0,81907 =y
Long Ton = NSV x hasil tabel 57
= 7.484,105 x 0,81907
= 6.130,005 LT
Metric Ton menggunakan tabel 56
Density 15°C : 0,8410 maka pada tabel 56
(0,8333-0,833)/(0,834-0,833) = (y-1202,1)/(1200,6-1202,1)
0,0033/0,005 = (y-1202,1)/(1200,6-1202,1)
0,66 = (y-1202,1)/(1200,6-1202,1)
1201,65 =y

Metric Ton = NSV/(hasil pada tabel 56)


= 7.484,105/1201,65
= 6,28 MT

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
4.2 Pembahasan
Praktikum pengukuran dan perhitungan volume produk migas yang
dilakukan oleh praktikan mendapatkan berbagai hasil yang berguna untuk
dilakukannya perhitungan lebih lanjut untuk nantinya di dapatkan hasil
berupa volume produk migas yang diujikan. Produk migas yang diujikan pada
praktikum kali ini adalah produk solar. Praktikum pengukuran dan
p[erhitungan volume produk migas ini dilakukan pada dua lokasi yaitu
laboratorium Quality dan Quantity PEM Akamigas Cepu dan tangki.
Peralatan yang digunakan untuk mengukur tinggi volume minyak dan
air pada drum dan tangki adalah Dippstick dan Roll Meter. Kedua alat ini
memiliki kesamaan fungsi, yang membedakan keduannya hanya pada tingkat
keakuratannya saja. Pada hasil pengukuran tinggi minyak dan air didapat hasil
berupa tinggi cairan minyak, tinggi air, temperature luar tangka. Data data
tersebut yang akan diolah dengan mencocokannya dengan table tangka dan
menghasilkan volume tangka.
Langkah pertama yang dilakukan setelah mendapatkan data adalah
menghitung volume dengan melihat tabel tangki dan didapatkan volume
36.153,367 liter berdasarkan tinggi cairan minyak 128 cm. Selanjutnya
menghitung koefisien muai tangka dan didapatkan hasil sebesar 0,9999272.
Langkah ketiga adalah menghitung volume cairan minyak dan mendapatkan
hasil liter. Setelah didapatkan volume cairan minyak kemudian menghitung
tinggi air bebas dengan mengacu pada table tangka, di dapatkan 30.589,773
liter.
Setelah itu menghitung 60V (Gross Standart Volume), Base Sediment
Water, NSV (Net Standart Water), Sehingga mendapat hasil sebesar
30,249,002 liter), 190.356,97 , 24.916,102, 25,315. Secara berturut turut,
setelah didapatkan data data diatas kemudian menghitung barrel Fahrenheit
48.662, 718 dan 6,494 metricton. Pada satuan satuan tersebutlah volume
akhir produk migas dihitung.

LOGISTIK MINYAK DAN


GAS
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari Praktikum pengukuran dan
perhitungan produk migas pada dua lokasi yaitu laborratorium Quality
Quantity PEM Akamigas dan tangka dengan menggunakan dua peralatan
dipping yaitu Dippstick dan Roll Meter dalam longton sebesar 24.871,307
longton. Sedangkan jika dikonversi kedalam metrikton 25.269 Metricton.
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum untuk percobaan selanjutnya
adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum sebaik mungkin sehingga
tidak memakan banyak waktu.
2. Memahami secara dalam Langkah langkah, alat dan bahan praktikum untuk
meminimalisir kesalahan.
3. Menggunakan alat secara hati hati.
4. Meningkatkan kerjasam tim

DAFTAR PUSTAKA
Coupland, J.N & McClements, D.J (1997). Physical properties of edible oils.
Journal of the American Oil Chemists’Society(JAOCS),74(12),1559-1564.
Doi10.1007/s11746-997-0077-1.
Lutfia,Bunga. Penetuan Volume Standar Tangki T-102 Sebagai Acuan Kuantitas
Crude Oil dalam Tangki Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Yogyakarta. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik Industri.2021
Richardo,L. Perhitungan Meter Gas Bumi Menggunakan Turbin Meter. Teknik
Instrumentasi Kilang. PEM Akamigas Cepu. 2021.
M. Saddam, Gigih Priyandoko, Prototipe Sistem Monitoring dan Controlling
HSD Tank PLTGU Grati berbasis loT. Jambura Journal of Electrical and
Electronics Engineering. Universitas Widyatama Malang. Teknik
Elektro.2022.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2

Anda mungkin juga menyukai