Anda di halaman 1dari 10

Sitasi ith acara 6

Buku:

https://books.google.co.id/books?id=7-
JVDwAAQBAJ&pg=PA145&dq=proses+pedogenesis&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZ8c-
cr4_lAhXEbn0KHWfEDvAQ6AEILzAB#v=onepage&q=proses%20pedogenesis&f=false

http://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=662987

https://dokumen.tips/documents/sinopsis-bahasadocx.html (slide kedua)

https://www.coursehero.com/file/41639384/CBR-PENGANTAR-GEO-1docx/ (scroll)

Jurnal:

file:///C:/Users/hp/Downloads/2333-1-17048-1-10-20180207.pdf

file:///C:/Users/hp/Downloads/10169-18918-1-PB.pdf

file:///C:/Users/hp/Downloads/4503-10480-1-SM.pdf

daftar pustaka:

Anwar, K., Syauqy, D., dan Fitriyah, H. (2018). Sistem Pendeteksi Kandungan Nutrisi dalam Tanah
Berdasarkan Warna dan Kelembapan dengan Menggunakan Metode Naive Bayes. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 2 (9) : 2491 - 2498
Chambers, J., dan Sutarman, T. A., 1992. Bumi dan Tanah I. Bogor: Balai Pustaka

Matana, Y. R., dan Mashud, N. (2015). Respons Pemupukan N, P, K dan Mg Terhadap


Kandungan Unsur Hara Tanah dan Daun pada Tanaman Muda Kelapa Sawit. Jurnal
B. Palma, 16 (1) : 23 – 31
Prayugo, S. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Depok: Penebar Swadaya

Purnomo, N. H. 2013. Geografi Tanah. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Rayes, M. L. 2017. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Malang: UB Press

Supriyo, H., dan Prehaten, D. (2014). KANDUNGAN UNSUR HARA DALAM DAUN JATI YANG BARU JATUH
PADA TAPAK YANG BERBEDA. Jurnal ilmu kehutanan, 8 (2)
pembahasan:
Pada praktikum ilmu tanah hutan acara VI ini membahas tentang ciri kimia tanah.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah selidik cepat kualitatif. Metode selidik cepat
kualitatuf adalah metode yang dilakukan tanpa bantuan alat, hanya mengandalkan panca indera
manusia sehingga bersifat subjektif. Kelebihan penggunaan metode ini adalah metode ini hanya
memerlukan sedikit alat dan bahan, selain itu metode ini tidak memakan banyak waktu sehingga
kadar bahan organic dapat diketahui dalam waktu yang singkat. Kelemahan penggunaan metode
ini adalah hasil yang diperoleh kurang akurat. Hal ini disebabkan karena praktikum ini bersifat
subjektif, tergantung dari panca indera masing-masing praktikan.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, tanah vertisol mengandung bahan organic dan
tidak terdapat kandungan kapur di dalamnya. Selain itu, tanah vertisol juga memiliki suasana
anoksik mutlak (R3) terhadap Ferro dan suasana oksidatif (oksik) mutlak terhadap Ferri. Pada
pengamatan gleisasi, hasil yang diperoleh adalah tanah vertisol banyak mengalami gleisasi,
ditandai dengan adanya warna merah di sebalik kertas alas yang berisi tanah penguji. Tanah
vertisol tidak mengandung Si, namun mengandung banyak Mn. Warna tanah vertisol
berdasarkan hasil pengamatan dengan Soil Munsell Colour Chart adalah grayish brown dengan
nilai perbandingan 10YR 5/2. Pembentukan tanah vertisol terjadi melalui dua proses utama,
pertama adalah proses terakumulasinya mineral 2:1 (smektite) dan kedua adalah proses
mengembang dan mengerut yang terjadi secara periodik hingga membentuk slickenside atau
relief mikro gilgai. Proses-proses tersebut menciptakan struktur tanah dan pola rekahan yang
sangat spesifik. Ketika basah tanah menjadi sangat lekat dan plastis serta kedap air, tetaapi ketika
kering tanag sangat keras dan masif atau membentuk pola prisma yang terpisahkan oleh rekahan.
Hasil pengamatan yang diperoleh dengan menggunakan media tanah histosol
menunjukkan bahwa tanah histsol tidak mengandung bahan organic dan kapur. Tanah histosol
memiliki suasana anoksik mutlak terhadap Ferro dan tidak bereaksi terhadap Ferri. Pada
pengamatan gleisasi, hasil yang diperoleh adalah tanah histosol banyak mengalami gleisasi,
ditandai dengan adanya warna merah di sebalik kertas alas yang berisi tanah penguji. Hasil
pengamatan juga menunjukkan bahwa tanah histosol mengandung Si dalam jumlah sedikit dan
Mn dalam jumlah yang agak banyak. Warna tanah histosol adalah dark brown dengan nilai
perbandingan 7,5YR 3/2. Gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang telah mati,
baik yang sudah lapuk maupun belum. Timbunan terus bertambah karena proses dekomposisi
terhambat oleh kondisi anaerob dan/atau kondisi lingkungan lainnya yang menyebabkan
rendahnya tingkat perkembangan biota pengurai. Proses pembentukan gambut dimulai dari
adanya danau dangkal yang secara perlahan ditumbuhi oleh tanaman air dan vegetasi lahan
basah. Tanaman yang mati dan melapuk secara bertahap membentuk lapisan yang kemudian
menjadi lapisan transisi antara lapisan gambut dengan substratum (lapisan di bawahnya) berupa
tanah mineral. Tanaman berikutnya tumbuh pada bagian yang lebih tengah dari danau dangkal
ini dan secara membentuk lapisan-lapisan gambut sehingga danau tersebut menjadi penuh.
Bagian gambut yang tumbuh mengisi danau dangkal tersebut disebut dengan gambut topogen
karena proses pembentukannya disebabkan oleh topografi daerah cekungan. Gambut topogen
biasanya relatif subur (eutrofik) karena adanya pengaruh tanah mineral. Bahkan pada waktu
tertentu, misalnya jika ada banjir besar, terjadi pengkayaan mineral yang menambah kesuburan
gambut tersebut. Tanaman tertentu masih dapat tumbuh subur di atas gambut topogen. Hasil
pelapukannya membentuk lapisan gambut baru yang lama kelamaan memberntuk kubah (dome)
gambut yang permukaannya cembung. Gambut yang tumbuh di atas gambut topogen dikenal
dengan gambut ombrogen, yang pembentukannya ditentukan oleh air hujan. Gambut ombrogen
lebih rendah kesuburannya dibandingkan dengan gambut topogen karena hampir tidak ada
pengkayaan mineral.
Tanah entisol mengandung banyak bahan organic dan sedikit kapur. Tanah entisol juga
memiliki suasana anoksik mutlak terhadap Ferro dan oksidatif mutlak terhadap Ferri. Hasil
pengamatan yang diperoleh juga menunjukkan bahwa tanah entisol mengalami gleisasi. Selain
itu, tanah entisol tidak mengandung Si tetapi banyak mengandung Mn. Hasil warna tanah yang
diperoleh dari hasil pengamatan adalah dark redish brown dengan nilai perbandingan 5 YR ¾.
Entisol merupakan jenis tanah yang muda, dimana secara alami pembentukan tanahnya belum
berlangsung. Tidak berlangsungnya proses pembentukan tanah tersebut dikarenakan faktor dari
lingkungan yang tidak memungkinkan, misalnya pengendapan (biasanya terdapat pada daerah
dataran banjir di skitar sungai). Proses oksidasi tidak terjadi pada daerah yang tergenang, dan
pembentukan hutan tidak terjadi pada daerah yang berpasir sehingga entisol dikatakan tidak
mempunyai horizon penciri seperti tanah lainnya. Sifat dan karakteristik Tanah entisol yaitu
cenderung memiliki tekstur yang kasar dengan kadar organik dan nitrogen rendah, tanah ini
mudah teroksidasi dengan udara, kelembapan dan pH nya tanah entisol selalu berubah, hal ini
dikarenakan tanah entisol selalu basah dan rendah, ini disebabkan tanah entisol selalu basah dan
terendam dalam cekungan. Dan karena tanah entisol memiliki kadar asam yang sangat tinggi
atau sangat rendah. Jadi kadar asamnya kurang baik untuk ditanami

Pengamatan yang dilakukan pada contoh tanah molisol menunjukkan bahwa tanah
tersebut tidak mengandung bahan organic dan Si. Tanah molisol mengandung sedikit kapur dan
Mn serta mengalami gleisasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanah molisol memiliki
suasana anoksik mutlak terhadap Ferro dan suasana oksik mutlak terhadap Ferri. Warna tanah
molisol adalah very dark grey dengan nilai perbandingan 3 YR 3/1. Proses pembentukan tanah
yang terpenting adalah melanisasi yaitu proses pembentukan tanah berwarna gelap karena
penambahan bahan organic. Proses ini sebarnya merupakan kumpulan beberapa proses yaitu:
1. Prolifirasi akar-akar rumput
2. Pelapukan bahan organic di dalam tanah membentuk senyawa-senyawa yang stabil dan
berwarna gelap (polisakharida dan liat).
3. Pencampuran bahan organic dan bahan mineral tanah keaena kegiatan organism
4. Eluviasi dan iluviasi koloid organic dan beberapa koloid mineral melalui ringga-rongga tanah
5. Pembentukan senyawa lingo protein yang resisten sehingga warna tanah menjadi hitam
meskipun telah lama diusahakan untuk pertanian.
Mollisol secara karakter terbentuk di bawah rumput dalam iklim yang sedang. Agregasi tanah
baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Struktur tanah molisol gembur dan tidak keras, serta
berbentuk prisma. Tanah molisol memiliki pH se
Tanah berikutnya yang diamati ciri kimianya adalah tanah alfisol. Berdasarkan hasil
pengamatan, tanah alfisol mengandung sedikit bahan organic, kapur, dan Mn.tanah alfisol tidak
mengalami gleisasi dan tidak mengandung Si. Selain itu, tanah alfisol memiliki suasana anoksik
sedang terhadap Ferro dan suasana oksik kuat terhadap Ferri. Warna tanah alfisol yang diamati
adalah red dengan nilai perbandingan 10R 4/6. Tanah ini terbentuk dari proses-
proses pelapukan, serta telah mengalami pencucian mineral liat dan
unsur-unsur lainnya dari bagian lapisan permukaan ke bagian subsoilnya
(lapisan tanah bagian bawah), yang merupakan bagian yang menyuplai air
dan unsur hara untuk tanaman. Pada tanah Alfisol memilki kandungan P
dan K sangat tergantung dengan umur dan macam tuff. Tanah-tanah yang
berkembang dari batuan kapur tidak memperlihatkan bercak-bercak besi
dan mangan, tekstur dengan bercak-bercak gloy, pH dan kejenuhan basa
yang tingi serta kandungan P dan K yang rendah.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada tanah andisol menunjukkan bahwa tanah andisol
tidak mengandung bahan organic, Si, dan Mn. Tanah andisol mengandung sedikit kapur dan
mengalami proses gleisasi. Hasil pengamatan lainnya adalah tanah andisol memiliki suasana
anoksik mutlak terhadap Ferro dan suasana oksik kuat terhadap Ferri. Warna tanah yang teramati
adalah dark redish brown dengan nilai perbandingan 5 YR ¾. Tanah andosol di Indonesia
memiliki kandungan unsur Al sangat dominan jika dibandingkan dengan unsur besi dan silika
aktif, penyebab tingginya kadar almunium tersebut karena berasal dari batuan induk yang
bersifat masam (liparit), sedangkan jika berasal dari batuan induk basa maka kadar Al akan
rendah. Hal ini menjadi penyebab kenapa tanah andosol sangat resisten dengan unsur fosfor,
terutama tanah andosol dengan kadar Al tinggi. Proses pembentukan tanah Andisol terdiri proses
pelapukan dan transformasi (perubahan bentuk) dari mineral primer menjadi mineral “short
range order”. Proses pemindahan bahan (translokasi) dan penimbunan bahan-bahan tersebut di
dalam solum tanah sangat sedikit. Akumulasi bahan organik dan terjadinya kompleks bahan
organik dengan Al (alumunium) merupakan sifat khas pada beberapa Andisol.
Setiap tanaman membutuhkan paling sedikit 16 unsur hara agar pertumbuhannya normal.
Dari ke-16 unsur hara tersebut, 3 diantaranya berasal dari udara, yakni karbon (C), oksigen (O),
dan hidrogen (H). Sementara 13 unsur hara lainnya disediakan oleh tanah yang kemudian
dibedakan menjadi 2 golongan berdasarkan tingkat kebutuhannya, yakni unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
relatif banyak, berupa nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan
belerang (S). Sementara unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang relatif sedikit, berupa besi (Fe), mangan (Mn), boron (B), molibden (Mo), kuprum
atau tembaga (Cu), zink atau seng (Zn), dan klor (Cl). (Prayugo, 2007) Tiap-tiap unsur hara
mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan mempengaruhi proses-proses tertentu dalam
perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Berikut ini uraian singkat fungsi/khasiat unsur hara
bagi tanaman, yakni:
1. Karbon (C)
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri
dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.

2. Oksigen
Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan organik, diambil
dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan untuk bernafas.

3. Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak
terbatas.

4. Nitrogen (N)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah:
a. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun,
batang dan akar.
b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses
fotosintesis.
c. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
e. Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.

5. Fosfor
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4–
Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan
menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan
buah, biji atau gabah.
d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
6. Kalium (K)
Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+
Fungsi Kalium bagi tanaman adalah :
a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar
daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
d. Meningkatkan mutu dari biji/buah.

7. Kalsium (Ca)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++
Fungsi kalsium bagi tanaman adalah:
a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
e. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana
keasaman tanah

8. Magnesium (Mg)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++
Fungsi magnesium bagi tanaman ialah:
a. Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
b. Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy
peptisida
c. Berperan dalam pembentukan buah

9. Belerang (Sulfur = S)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-
Fungsi belerang bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
b. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin
serta thiamine
c. Membantu pertumbuhan anakan produktif
d. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai,
kubis dan lain-lain
e. Membantu pembentukan butir hijau daun

10. Besi (Fe)


Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++
Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah:
a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom
oxidase

11. Mangan (Mn)


Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi

12. Tembaga (Cu)


Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++
Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid
Coenzim A. dehidrosenam
b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)

13. Seng (Zincum = Zn)


Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++
Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman ialah:
a. Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan
pertumbuhan
b. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan
penting bagi keseimbangan fisiologis
c. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah

14. Molibdenum (Mo)


Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-
Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N
c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2

15. Boron (Bo)


Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-
Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman ialah:
a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam
pembentukan tepung sari, bunga dan akar
d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri
dan mencegah bakteri parasit

16. Khlor (Cl)


Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl –
Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tanaman ialah:
a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang
dan tanaman sayuran
b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
c. Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal
Kesimpulan:

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa

1. metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah selidik cepat kualitatif. Metode
selidik cepat kualitatuf adalah metode yang dilakukan tanpa bantuan alat, hanya
mengandalkan panca indera manusia sehingga bersifat subjektif.
2. Liat master yudha
3. Liat master yudha

4. Proses pembentukan tanah merupakan hasil interaksi yang komplek antara lima faktor
pembentuk tanah. Pembentukan tanah melibatkan empat kelompok proses, yaitu:

1. Penambahan
2. Pengurangan,
3. Translokasi (perpindahan)
4. Transformasi (perubahan)
Keempat kelompok proses pembentukan tanah inilah yang akan menghasilkan horison atau
lapisan tanah yang khas.

Anda mungkin juga menyukai