Anda di halaman 1dari 3

Sungguh Tugas yang Berat

Karya: Nailul Khikmah Febriana/IXG/22

Abstrak

Pada suatu hari, terdapat salah satu siswa yang dimarahi guru. Dia tertidur di meja kelas, se-
hingga tidak memperhatikan pelajaran dan gurunya pun memarahinya. Anak itu pun menjelaskan
dia tertidur di kelas, dengan panjang dan lebar kepada gurunya. Lalu, gurunya mengerti dan mem-
beri nasihat pada anak itu agar tidak mengulanginya perbuatannya itu lagi.
Saya, bernama Nailul Khikmah Febriana. Biasa dipanggil Khikmah, hikmah, dan hik. Saya
adalah siswi SMP Negeri 2 Blora yang sekarang duduk di bangku kelas IX G.

Kelas IX G terletak di antara kelas IX H dan ruang guru, di belakang juga terdapat lapangan
yang digunakan untuk upacara dan olahraga. Kelas IX G juga dekat dengan kantin. Apabila saat
istirahat bisa ke kantin dengan cepat karena jarak kelas dan kantin terbilang dekat.

Ketika pelajaran bahasa Indonesia, Bu Mun tiba di kelas. Di kelas ada yang memperhatikan Bu
Mun, ada yang ramai sendiri, ada yang ngantuk, dan ada yang kipas -kipas.

Bu Mun mengajar di kelas IX G saat pelajaran kelima dan enam. Bu Mun memberi tugas
kelompok untuk membuat cerpen. Sebelum itu, Bu Mun menerangkan dahulu struktur cerpen.

Setelah Bu Mun menjelaskan ,barulah Saya menulis cerpen untuk yang pertama kali. Namun,
bel istirahat pun berbunyi kringgg tanda bahwa sudah istirahat. Cerpen dilanjutkan di rumah dan
akan di cek Bu Mun besok.

Esoknya saat pelajaran bahasa Indonesia, Bu Mun berkata,”ayo, yang ketua kelompok untuk
mengumpulkan tugas orientasi”.

Aku pun langsung maju dengan perasaan yang gundah. Saat cerpenku dikoreksi oleh Bu Mun
dan ternyata masih ada tambahan dari Bu Mun.

“Ini anggota kelompokmu ada yang belum mengerjakan tugas?”tanya Bu Mun.

Lalu aku menjawab bahwa ada satu orang anak yang belum yaitu Lazim. Setelah dikoreksi
sekian lama, akhirnya selesai dan aku menuju kelompokku.

“Eh orientasiku belum selesai gimana, ya, kalau Bu Mun marah,”tanya Lazim.

“Makanya kalau ada tugas itu cepat diselesaikan, nah, sekarang kata Bu Mun yang belum sele-

Sai harus cepat diselesaikan,”ucapku sambil mempertegas.


Di saat aku menulis, Kevin yang anggota kelompok sebelah malahan sibuk mencari buku yang
hilang. Namun, buku tak kunjung ketemu. Lazim yang senyum-senyum sendiri, kemudian aku curiga
pada Lazim.

Aku pun langsung berkata,”Kevin bukumu disembunyikan Lazim”.

Kevin mengambil buku dari Lazim sambil memperlihatkan raut wajah yang kesal. Aku yang
sudah mengerjakan orientasi langsung lanjut ke bagian rangkaian peristiwa. Betapa pusingnya
kepalaku karena memikirkan isi rangkaian peristiwa pada cerpenku.

Saat hendak menulis cerita, dengan tak sadar Aku pun langsung tertidur di meja kelas. Aku
tidak mendengarkan Bu Mun.

Bu Mun berteriak padaku ,”Hei, itu siapa yang paling belakang tidur “.

“itu Khikmah Bu,”ucap teman-temanku.

Bu Mun berteriak lagi padaku,namun aku tidak mendengar. Hingga Bu Mun berteriak paling
kencang dan Aku langsung terbangun.

“Nak, kenapa kamu tidur di kelas kayak tadi? Bu Mun panggil-panggil kok gak menjawab,”ucap

Bu Mun dengan raut wajah yang marah.

“Tadi saya tertidur, Bu,”jawabku sambil tangan bergetar.

“Bisa-bisanya kamu tidur di saat pelajaran Bu Mun. Lihat temanmu, pada sibuk mengerjakan

tugas yang diberikan Bu Mun,”jawab Bu Mun.

“Maaf Bu lagian kan saya nggak sengaja ketiduran,”ucapku.

“Kalau kamu gak mau mengikuti kelas saya, kamu keluar saja, daripada tidur-tidur di kelas,”

Ucap Bu Mun dengan nada yang tinggi.

“Lho, ya, gak, bisa gitu, dong Bu, kan Saya tertidur di kelas itu gara-gara Bu Mun, sering mem-

Beri tugas yang sangat banyak,”ucapku sambil membantah.

Tugas yang banyak dari Bu Mun membuatku begadang hingga larut malam dan paginya aku
pasti mengantuk karena kekurangan tidur.

“Makannya kalau ada tugas itu diselesaikan awal-awal dan jangan ditunda. Itu juga kesalahan
kamu yang gak bisa mengerjakan tugas dengan awal,”ucap Bu Mun sambil melihatku.
Perkataan Bu Mun membuatku terpikir, kalau mengerjakan tugas tepat waktu nggak akan Aku
dimarahi Bu Mun dan tidak akan mengantuk di kelas.

“Iya, Bu,”jawabku dengan menghela nafas yang panjang.

“Maafkan saya Bu, yang sudah tertidur di kelas dan membuat Bu Mun marah,”ucapku.

“Saya, siap Bu, kalo Bu Mun menghukum saya dan itu sudah menjadi konsekuensi saya,”ucapku.

Bu Mun berkata,”ya, sudah, Bu Mun maafkan dan Bu Mun tidak akan menghukum kamu, tapi,
harus janji jangan pernah diulangi lagi perbuatan yang tadi”.

“Siap, Buu, Saya janji tidak akan mengulanginya lagi, terimakasih, Bu,”ucapku dengan girang.

“Ya sudah kalau begitu kamu bisa melanjutkan cerpenmu,”ucap Bu Mun.

Sejak kejadian saat itu, aku mengerjakan tugas yang diberikan guruku dengan tepat waktu
tanpa menunda-nunda. Sebagai seorang siswa, kita harus menghormati guru saat di kelas dan di
mana pun itu. Serta jangan membantah guru dan selalu Ingat akan nasihat guru.

Anda mungkin juga menyukai