Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BUDAYA POLITIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Politik

Dosen Pengampu:

Muhamad Erfan, S.I.Kom,M.I.Kom

Oleh :

Adrian Hasan 24071123152

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMASI

UNIVERSITAS GARUT

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah singkat tepat pada
waktunya. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis ucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-nya,
baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas, Adapun judul makalah ini
adalah ”BUDAYA POLITIK” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas oleh
Bapak Muhamad Erfan, S.I.Kom,M.i.Kom sebagai dosen mata kuliah Pengantar
Ilmu Politik. Kami ucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. bagi kami penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini kaena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sanagat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, 1 januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………..........................................................................i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………..1

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Konsep Budaya Politik…………………………………...2


B. Tipologi Budaya Politik…………………………………………………...3
C. Perbedaan Budaya Politik Yang Berkembang…………………………….4
D. Kecenderungan Budaya Politik Dalam Partisipasi Politik ………………..5

BAB III: PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………..7
B. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara hukum yang berbentuk kesatuan dengan


pemerintahan berbentuk republik dan sistem pemerintahan presidensial dengan
sifat parlementer. Indonesia tidak tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan
melainkan pembagian kekuasaan. walaupun ± 90% penduduknya beragama Islam,
Indonesia bukanlah sebuah negara Islam. Pada prinsipnya, budaya politik sebagai
salah satu unsur atau bagian kebudayaan merupakan satu diantara sekian jenis
lingkungan yang mengelilingi, mempengaruhi, dan menekankan sistem politik.

Pembangunan politik Indonesia dapat pula diukur berdasarkan keseimbangan


atau harmoni yang dicapai antara lain oleh budaya politik dengan pelembagaan
politik yang ada atau akan ada. Konsep budaya politik lebih mengedepankan
aspek-aspek nonperilaku aktual berupa tindakan, tetapi lebih menekankan pada
berbagai perilaku nonaktual seperti orientasi, sikap, nilai-nilai, dan kepercayaan-
kepercayaan.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian dan konsep budaya politik


2. Tipologi budaya politik
3. Perbedaan budaya poltik yang berkembang
4. Kecenderungan budaya politik dalam partisipasi politik

D. Tujuan

1. Untuk menjelaskan pengertian budaya politik

2. Untuk mengetahui jenis-jenis budaya politik Indonesia

3. Menjelaskan pengaruh budaya politik mendukung integrasi politik

1
BAB II

PEMBAHSAN

A. Pengetian Dan Konsep Budaya Politik

Budaya politik merujuk pada pola-pola nilai, keyakinan, perilaku, dan orientasi
masyarakat terhadap proses politik dan pemerintahan. Ini mencakup cara individu
dan kelompok dalam suatu masyarakat memahami, terlibat, serta berpartisipasi
dalam urusan politik. Budaya politik sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, sejarah,
tradisi, dan faktor-faktor sosial lainnya.

Beberapa konsep budaya politik yang penting termasuk:

1. Partisipasi Politik: Ini merujuk pada keterlibatan individu dalam proses


politik, baik melalui pemilihan umum, demonstrasi, diskusi politik, atau
kegiatan politik lainnya.

2. Orientasi Politik: Ini mengacu pada sikap, pandangan, dan keyakinan


individu terhadap politik, misalnya, apakah mereka cenderung skeptis
terhadap pemerintah, apatis, atau aktif dalam mendukung partisipasi
politik.

3. Sistem Politik yang Diakui: Ini menggambarkan cara masyarakat melihat


dan memahami sistem politik yang ada di negara mereka, apakah mereka
menerima, menolak, atau meragukan legitimasi sistem politik tersebut.

4. Sikap Terhadap Otoritas dan Kepemimpinan: Ini mencakup


bagaimana individu atau kelompok menghormati atau mempertanyakan
kekuasaan politik dan struktur kepemimpinan yang ada.

5. Nilai-Nilai Politik: Ini melibatkan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat


terkait keadilan, kebebasan, kesetaraan, dan nilai-nilai politik lainnya yang
memengaruhi sikap dan perilaku politik.

Budaya politik bisa berbeda-beda dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain,
tergantung pada faktor-faktor seperti sejarah politik, struktur sosial, agama,

2
budaya, dan pengalaman politik. Budaya politik dapat berubah seiring waktu
karena adanya perubahan sosial, politik, dan ekonomi dalam suatu masyarakat.

Penting untuk dipahami bahwa budaya politik bukanlah sesuatu yang statis; ia
bisa berkembang dan berubah seiring dengan perubahan-perubahan dalam
masyarakat serta dinamika politik yang terjadi.

B. Tipologi Budaya Politik

Tipologi budaya politik adalah sebuah konsep yang menggambarkan pola-pola


perilaku, sikap, serta nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat terhadap sistem
politik. Terdapat beberapa tipologi budaya politik yang diusulkan oleh para ahli,
yang memberikan pemahaman yang berbeda mengenai bagaimana masyarakat
berinteraksi dengan politik. Beberapa tipologi budaya politik yang sering dibahas
antara lain:

1. Budaya Politik Partisipan: Budaya politik partisipan menunjukkan


partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses politik. Masyarakat
cenderung terlibat dalam kegiatan politik, seperti pemilihan umum, diskusi
politik, dan berbagai kegiatan politik lainnya. Mereka memiliki tingkat
kepedulian yang tinggi terhadap kebijakan politik dan memiliki
kepercayaan yang kuat terhadap partisipasi dalam proses politik.

2. Budaya Politik Subyek: Budaya politik subyek menggambarkan


masyarakat yang cenderung pasif dan kurang terlibat dalam proses politik.
Masyarakat di sini cenderung menerima otoritas politik tanpa banyak
melakukan partisipasi aktif. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak
memiliki pengaruh atau kekuatan dalam proses politik.

3. Budaya Politik Parokial: Budaya politik parokial mengacu pada


masyarakat yang sangat terfokus pada lingkungan lokal atau kelompok
kecil mereka sendiri. Masyarakat dalam budaya politik parokial mungkin
tidak terlalu tertarik pada urusan politik nasional atau internasional.
Mereka lebih memusatkan perhatian pada masalah yang langsung
memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

3
4. Budaya Politik Pluralistik: Budaya politik pluralistik menunjukkan adanya
keberagaman nilai, keyakinan, dan pandangan politik di dalam
masyarakat. Masyarakat dalam budaya politik pluralistik memiliki
spektrum pandangan politik yang luas dan dapat mengakomodasi
perbedaan pendapat serta nilai-nilai yang beragam.

Setiap tipologi budaya politik memiliki implikasi yang berbeda dalam sistem
politik suatu negara. Pengertian terhadap budaya politik suatu masyarakat
membantu dalam memahami tingkat partisipasi politik, cara pembentukan opini
publik, dan pola-pola perilaku politik yang dominan dalam suatu komunitas.

C. Perbedaan Budaya Politik Yang Berkembang

Budaya politik adalah istilah yang mengacu pada pola-pola, sikap, nilai-nilai,
keyakinan, dan perilaku yang mendasari sistem politik suatu masyarakat.
Perbedaan budaya politik yang berkembang dapat terlihat di berbagai negara atau
masyarakat, dan perbedaan ini dapat mencakup beberapa elemen berikut:

1. Partisipasi Politik: Beberapa masyarakat mungkin memiliki budaya


politik yang aktif, di mana partisipasi politik, seperti pemilihan umum,
demonstrasi, dan aksi politik lainnya, dianggap sebagai bagian penting
dari keterlibatan warga dalam urusan publik. Di sisi lain, ada masyarakat
yang cenderung pasif secara politik, dengan tingkat partisipasi yang
rendah.

2. Orientasi Terhadap Kekuasaan: Budaya politik dapat berbeda dalam


pandangan terhadap kekuasaan dan otoritas. Beberapa masyarakat
mungkin cenderung terbiasa dengan otoritas yang kuat, sementara yang
lain mungkin lebih mendukung struktur kekuasaan yang terdesentralisasi.

3. Sistem Nilai Politik: Nilai-nilai politik seperti demokrasi, keadilan,


kebebasan, dan kesetaraan dapat dihargai secara berbeda dalam budaya
politik suatu masyarakat. Beberapa masyarakat mungkin menekankan
nilai-nilai demokratis, sementara yang lain mungkin lebih mementingkan
stabilitas atau keamanan.

4
4. Gaya Komunikasi Politik: Cara politisi berkomunikasi dengan
masyarakat, strategi kampanye, dan cara pesan politik disampaikan dapat
berbeda secara signifikan antara budaya politik yang berbeda. Beberapa
masyarakat mungkin lebih responsif terhadap retorika emosional,
sementara yang lain lebih menekankan fakta dan argumen rasional.

5. Peran Media Massa: Budaya politik dapat dipengaruhi oleh peran media
massa dalam menyebarkan informasi dan membentuk opini publik. Di
beberapa tempat, media massa mungkin lebih independen dan kritis
terhadap pemerintah, sementara di tempat lain, media massa mungkin
lebih terkontrol atau dipengaruhi oleh pemerintah atau kepentingan
tertentu.

6. Hubungan antara Warga dan Pemerintah: Cara warga berinteraksi


dengan pemerintah, apakah dengan cara kritis atau lebih patuh, juga dapat
berbeda dalam budaya politik yang berbeda.

7. Polarisasi Politik: Tingkat polarisasi politik dan konflik antarpartai atau


kelompok politik juga dapat menjadi bagian dari budaya politik yang
berbeda di berbagai negara. Beberapa negara mungkin memiliki budaya
politik yang lebih harmonis atau konsensual, sementara yang lain
menghadapi polarisasi yang tajam.

Perbedaan-perbedaan ini bisa sangat kompleks dan bervariasi di setiap negara atau
masyarakat, dipengaruhi oleh sejarah, tradisi, sistem politik, dan faktor-faktor
sosial lainnya.

D. Kecenderungan Budaya Politik Dalam Partisipasi Politik

Kecenderungan budaya politik dalam partisipasi politik mengacu pada bagaimana


nilai-nilai, sikap, dan perilaku politik dipengaruhi oleh faktor budaya dalam suatu
masyarakat. Budaya politik dapat mempengaruhi cara orang berpartisipasi dalam
kegiatan politik, baik secara aktif maupun pasif. Beberapa kecenderungan budaya
politik yang memengaruhi partisipasi politik antara lain:

1. Partisipasi Aktif vs. Pasif: Budaya politik dapat menciptakan


kecenderungan untuk partisipasi aktif dalam politik, seperti memilih,

5
terlibat dalam kampanye, atau bahkan mencalonkan diri. Sebaliknya,
budaya politik juga bisa menghasilkan sikap pasif di mana masyarakat
lebih cenderung menarik diri dari proses politik.

2. Nilai-nilai Politik: Budaya politik memengaruhi nilai-nilai politik yang


dipegang oleh masyarakat. Misalnya, budaya yang mendorong nilai-nilai
demokratis dapat meningkatkan partisipasi politik yang lebih aktif,
sementara budaya otoriter dapat mengurangi partisipasi politik yang
terbuka.

3. Sikap Terhadap Pemerintah dan Otoritas: Budaya politik juga mencakup


sikap terhadap pemerintah dan otoritas. Jika masyarakat memiliki
pandangan skeptis terhadap pemerintah atau merasa alienasi terhadap
proses politik, ini dapat mengurangi partisipasi politik mereka.

4. Pengaruh Kelompok dan Komunitas: Budaya politik juga dipengaruhi oleh


kelompok-kelompok atau komunitas tertentu dalam masyarakat. Misalnya,
kelompok-kelompok agama, suku, atau sosial bisa memiliki
kecenderungan partisipasi politik yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-
nilai dan kepentingan mereka.

5. Tradisi Politik: Sejarah politik suatu negara juga membentuk budaya


politiknya. Jika terdapat tradisi partisipasi politik yang kuat dalam sejarah
suatu negara, ini bisa mendorong partisipasi politik yang lebih tinggi di
masa depan.

6. Media dan Teknologi: Perkembangan media dan teknologi juga memiliki


dampak pada budaya politik. Media sosial, misalnya, dapat mempengaruhi
cara masyarakat terlibat dalam politik dan berbagi pandangan politik
mereka.

Pemahaman tentang kecenderungan budaya politik sangat penting dalam


merancang strategi untuk meningkatkan partisipasi politik yang lebih inklusif dan
bertanggung jawab di masyarakat.

6
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Keanekaragaman Budaya Politik: Budaya politik tidaklah homogen di


seluruh masyarakat. Terdapat beragam pandangan, nilai, dan sikap politik
yang tercermin dari budaya politik suatu kelompok atau masyarakat.

2. Pengaruh Lingkungan Sosial dan Sejarah: Budaya politik suatu


masyarakat dipengaruhi oleh sejarah, nilai-nilai budaya, sistem
pendidikan, media massa, dan faktor lingkungan sosial lainnya. Hal ini
dapat membentuk sikap dan perilaku politik individu.

3. Peran Pemerintah dan Kepemimpinan: Kepemimpinan politik dapat


memengaruhi budaya politik suatu negara. Gaya kepemimpinan, kebijakan
publik, dan interaksi antara pemerintah dan masyarakat dapat membentuk
budaya politik.

4. Partisipasi Politik: Budaya politik dapat memengaruhi tingkat partisipasi


politik suatu masyarakat. Tingkat kepercayaan terhadap sistem politik,
keaktifan dalam pemilihan umum, dan keterlibatan dalam kegiatan politik
merupakan cermin dari budaya politik yang ada.

5. Perubahan Budaya Politik: Budaya politik bukanlah sesuatu yang statis,


melainkan dapat berubah seiring waktu. Perubahan sosial, ekonomi,
teknologi, dan peristiwa politik tertentu dapat memengaruhi evolusi
budaya politik.

7
6. Dampak Terhadap Kesejahteraan Masyarakat: Budaya politik memiliki
implikasi besar terhadap kestabilan politik, pembangunan ekonomi, dan
kesejahteraan sosial suatu negara. Budaya politik yang inklusif dan
mendukung partisipasi masyarakat cenderung berkontribusi pada
pembangunan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian dan Nazaruddin Sjamsuddin (ed.), (1991). Profil Budaya Politik


Indonesia, Jakarta: PTPustaka Utama Grafiti.

Almond,Gabriel dan Sidney Verba, (1999). Budaya Politik, Tingkah Laku


Politik danDemokrasi di Lima Negara, Penerjemah (Sahat Simamora),
Jakarta : Bumi Aksara.Budiardjo, Miriam. (2008)

Anda mungkin juga menyukai