Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN


Tanggal 18 Januari 2024
Semester Gasal 2023/2024
Waktu 120 Menit
Dosen Pengasuh I Gede Arimbawa,SE.,MM
Kelas B
Petunjuk : Evaluasi capaian pembelajaran 2 ini dilaksanakan melalui metode assesment pertanyaan tertulis. Jangan lupa
tulis nama dan NIM pada kertas kerja yang telah disediakan.

SOAL : PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN ( Poin Nilai 40)


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Perencanaan Strategis (pemrograman) dan jelaskan hubungan
perencanaan strategis dengan penyusunan anggaran.
2. Salah satu tujuan dari sistem pengendalian manajemen adalah memotivasi para manajer agar lebih efektif dan
efisiensi dalam mencapai tujuan organisasi. Uraikan aspek motivasi (segi perilaku dalam anggaran)
3. Anggaran Laba/Rugiu adalah suatu rencana laba tahunan yang terdiri dari serangkaian angka-angka proyeksi
keuangan untuk tahun yang akan datang. Jelaskan suatu anggaran laba/rugi dapat digunakan untuk hal-hal apa
saja?
4. Jelaskan secara umum, metode yang dapat digunakan dalam menyusun anggaran laba suatu perusahaan?

SOAL : TOPIK KHUSUS DALAM PENGENDALIAN MANAJEMEN ( Poin Nilai 30)


1. Praktek pengendalian manajemen pada organisasi multinasional, terdapat beberapa masalah yang khas pada
operasi luar negeri seperti : 1) Perbedaan budaya, 2) Penetapan Harga Transfer, 3) Translasi Nilai Tukar Mata
Uang. Jelaskan poin 1,2 dan 3 tersebut.
2. Jelaskan Karakteristik Organisasi Jasa? dan bagaimana pengendalian manajemen pada lembaga keuangan
Perbankan
3. Uraikan langkah-langkah proses pengendalian proyek ?

SOAL : PRAKTEK ( Poin Nilai 30)


Metode pragmatis adalah metode penyusun anggaran laba, dimana jumlah laba yang direncanakan di tetapkan
bedasarkan suatu standar tertentu yang telah teruji secara empiris dan di dukung oleh pengalaman. Metode pragmatis
menetapkan laba yang ditargetkan untuk dicapai bedasarkan pengalaman masa sebelumnya, atau dari laba rata-rata
industry.
PT. Nusantara mempunyai kapasitas produski sebanyak 1.500 unit per tahun, untuk menghasilkan kapastias tersebut
perusahaan mengeluarkan biaya tetap sbb:
Bi aya tetap :
1. Biaya overhead Rp. 200,000,000
2. Biaya Pemasaran Rp. 75,000,000
3. Biaya administrasi dan Umum Rp. 160,000,000

Bi aya Vari ab el seti ap u n i t p ro d u k


1. Biaya bahan baku Rp. 600,000
2. Biaya tenaga kerja langsung Rp. 250,000
3. Biaya overhead variabel Rp. 100,000
4. Biaya pemasaran variabel Rp. 50,000
Data volume penjualan dan perolehan laba usaha perusahaan pada tahun
sebelumnya sbb :
Tahun Volume Penjualan Laba Usaha
2019 665 Rp. 731,500,000
2020 705 Rp. 902,400,000
2021 775 Rp. 968,750,000
2022 850 Rp. 1,071,000,000
2023 985 Rp. 1,182,000,000

Pada tahun 2024 perusahaan berencana menjual produknya dengan


harga Rp.2.500.000,- per unit. Sdr. diminta menyusun anggaran pada
tahun 2024 dengan metode Pragmatis berdasarkan :

1. Volume penjualan sebagai titik awal penyusunan anggaran


2. Perolehan laba sebagai titik awal penyusunan anggaran
UAS Sistem Pengendalian Manajemen
Nama : Tarisya Dwi Kartika Sari
Nim : 01121013
Prodi : Akuntansi B
PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN ( Poin Nilai 40)

1. Perencanaan strategis (pemrograman) adalah proses memutuskan program-program yang


akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan
ke setiap program selama beberapa tahun ke depan.

Hubungan Rencana Strategis dengan Penyusunan Anggaran.


 Baik penyusunan program maupun penyusunan anggaran melibatkan proses
perencanaan, akan tetapi jenis kegiatan perencanaannya di kedua proses tersebut
berbeda.
 Proses penganggaran memusatkan pada periode satu tahun, sedangkan pemrograman
memusatkan pada kegiatan yang mencakup periode beberapa tahun.
 Pemrograman mendahului penganggaran dan dalam proses anggaran program yang
disahkan pada dasarnya dianggap sudah diterima.

2. Uraian singkat mengenai beberapa aspek motivasi :


1) Tingkat Kesulitan dari Target Anggaran
Anggaran yang ideal adalah anggaran yang menantang tetapi dapat dicapai. Dalam
istilah statistik, hal ini dapat diartikan bahwa seorang manajer yang berkinerja cukup
baik mempunyai kesempatan paling tidak dengan baik untuk mencapai jumlah anggaran.
2) Partisipasi Manajemen Puncak
Partisipasi manajemen puncak sangat diperlukan pada setiap sistem penganggaran,
terutama untuk memotivasi para manajernya dalamm menyusun anggaran. Partisipasi ini
bisa dalam bentuk penilaian dan pengesahan.
3) Adil ( Fairness)
Agar suatu anggaran menjadi efektif, maka penyusun anggaran harus yakin bahwa
anggaran bersifat adil (fair), hal ini berarti sistem anggaran harus meruoakan sistem dari
bawah ke atas (bottom up), dimulai dari para manajer yang menyusun usulan anggaran.
Hal ini menyebabkan proses penilaian dan pengesahan menjadi penting. Jika pimpinan
perusahaan mengubah jumlah yang tercantum dalam usulan anggaran, maka perubahan
tersebut harus bisa meykinkan penyusunnya.
4) Departemen Anggaran
Departemen ini harus menganalisis anggaran secara rinci, dan departemen tersebut harus
yakin bahwa anggaran disusun dengan memadai dan informasinya adalah akurat. Untuk
melaksanakan tugas-tugas ini, departemen anggaran kadang harus bertindak dengan cara
yang membuat manajer merasa terancam atau dimusuhi.
5) Struktur organisasi
Kesimpulan yang menarik tentang hubungan antara struktur oganisasi dengan proses
penganggaran.

3. Suatu anggaran laba/rugi dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :


1) Untuk perusahaan secara keseluruhan, dan untuk pusat laba, anggaran tersebut dapat
digunakan :
a) Untuk alokasi sumberdaya. Anggaran yang telah disahkan merupakan wewenang
bagi orang yang menyusunnya untuk menggunakan sumberdaya dalam mencapai
sasaran menurut anggaran.
b) Untuk perencanaan dan pengkoordinasian kegiatan perusahaan dan divisi, sebagai
contoh ; anggaran laba/rugi dipakai sebagai dasar untuk memastikan bahwa fasilitas
produksi sesuai dengan ramalan penjualan dan tersedianya kas sesuai dengan
pengeluaran yang diperkirakan
c) Sebagai bahan pengecekan terakhir atas ketepan anggaran biaya. sebagi contoh :
meskipun sebelumnya manajemen telah menyetujui secara tentative anggaram
biaya, tetapi setelah tersusunnya anggaran laba/rugi yang lengkap, tampak bahwa
anggaran target laba menjadi terlalu rendah. Pengkajian lebih lanjut kemudian dapat
dilakukan sehingga anggaram biaya disesuaikan dengan proyeksi pendapatan.
d) Untuk penugasan tanggungjawab dari setiap manajer serta penentuan kontribusinya
terhadap perusahaan atau divisi dari segi prestasi keuangannya. sebagai contoh :
manajer pemasaran bertanggungjawab atas anggaran penjualan. Anggaran tersebut
lebih lanjut dapat dibagi menurut wilayah dan daerah. Anggaran biaya produksi
merupakan tanggungjawab manajer pabrik, dan dapat dibagi per-departemen.
2) Anggaran laba/rugi divisi digunakan manajemen puncak untuk ;
(1) Penilain atas prestasi keuangan perusahaan tahun yang akan datang dan melakukan
tindakan koreksi jika terjadi prestasi yang kurang memuaskan.
(2) Merencana dan mengkoordinasikan keseluruhan aktivitas perusahaan
(3) Berperan serta dalam perencanaan divisi
(4) Pengendalian terhadap divisi-divisi.

4. Ada tiga metode yang dapat digunakan di dalam menyusun anggaran laba suatu Perusahaan
1) Metode A Posteriori Adalah metode penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba
ditetapkan sesudah proses perencanaan (planning) secara keseluruhan, termasuk
penyusunan angaran operasional. Metode ini menggunakan anggaran penjualan sebagai
titik tolak penyusunan anggaran operasional.
2) Metode A Priori Metode a priori adalah metode penyusunan anggaran laba dimana
jumlah laba ditentukan pada awal tahap proses perencanaan secara keseluruhan.
Bedasarkan jumlah laba yang telah ditentukan tersebut, perusahaanmembuat anggaran
komprehensif.
3) Metode Pragmatis Metode pragmatis adalah metode penyusun anggaran laba, dimana
jumlah laba yang direncanakan di tetapkan bedasarkan suatu standar tertentu yang telah
teruji secara empiris dan di dukung oleh pengalaman. Dengan menggunakan suatu
tingkat target laba yang di peroleh dari pengalaman, pengharapan atau perbandingan,
pihak manajemen menetapkan standar laba relative yang di anggap memandai bagi
perusahaannya.

TOPIK KHUSUS DALAM PENGENDALIAN MANAJEMEN ( Poin Nilai 30)


1. Poim 1 : Perbedaan budaya merupakan salah satu variabel yang penting yang
mempengaruhi perusahaan multinasional. Sebuah organisasi multinasional akan beroperasi di
banyak negara dan harus siap menghadapi perbedaan budaya tersebut.

Poin 2 : Penetapan harga transfer merupakan perbedaan terbesar yang ada dalam
mengendalikan operasi domestic dengan operasi luar negeri. Pada operasi domestic, kriteria
untuk sistem harga transfer hampir semata-mata hanya keselarasan tujuan, artinya sasaran
pokok adalah mngembangkan sistem harga transfer yang menjamin bahwa tindakan yang
diambil manajer divisi akan sesuai dengan kepentingan keseluruhan perusahaan.

Poin 3 : Translasi mata uang asing adalah Proses penyajian ulang informasi keuangan dari
satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk
mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca
informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan
keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.

2. Karakteristik yang membedakan organisasi jasa secara umum dari organisasi manufaktur:
a) Tidak adanya Persediaan
Pada perusahaan manufaktur baranhg dapat disimpan sebagai persediaan, dan persediaan
ini merupakan penyangga yang meredam pengaruh fluktuasi pengaruh volume penjualan
atas kegiatan produksi. Sedangkan Jasa tidak dapat disimpan, apabila peluang tidak
diambil maka peluang akan hilang.
b) Produk Tidak Standar
Pada eberapa orgtanisasi jasa seperti ; rumah makan siap sntap ( fast-food restaurants)
produknya sudah distandarisasi seperti produk di pabrik , tetapi kebanyakan setiap
pekerjaan berbeda dengan pekerjaan lain sehingga biaya standar , yang serupa dengan
yang digunakan di pabrik tidak dapat disusun.
c) Padat karya
Organisasi jasa cenderung bersifat pada karya ( labor intensive) artinya ; cenderung
hanya memerlukan modal yang relative kecil per unit hasil. Lebih sulit untuik
mengendalikan kegiatan pada organisasi padat karya dibandingkan dengan pada orasi
yang aliran kerjanya dipacu atau didominasi oleh mesin.
d) Pengukuran Kuantitas
Kuantita bergerak melalui proses produksi, jumlah dalam persediaan, dan jumlah yang
mengalir ke pelanggan, dapat dengan mudah diukur., Tetapi tidaklah praktis untuk
mengukur kuantitas jasa, kita dapat mengukur jumlah pasien yang dilayani dokter dalam
sehari.

3. Proses pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah berikut:


1) Menentukan Sasaran
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sasaran pokok proyek adalah menghasilkan produk
atau instalasi dengan batasan lingkup anggaran, j adwal, dan mutu yang telah ditentukan.
2) Standar dan Kriteria
Dalam usaha mencapai sasaran secara efektif dan efisien, perlu disusun suatu standar,
kriteria atau spesifikasi yang dipakai sebagai tolok ukur untuk membandingkan dan
menganalisis hasil pekerjaan.
3) Merancang Sistem In formasi
Satu hal yang perlu ditekankan dalam proses pengendalian proyek adalah perlunya suatu
sistem informasi dan pengumpulan data yang mampu memberikan keterangan yang
tepat, cepat, dan akurat.
4) Mengumpulkan Data dan Informasi
Pada akhir suatu kurun waktu yang ditentukan, diadakan pelaporan dan pemeriksaan,
pengukuran dan pengumpulan data serta informasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
5) Mengkaji dan Menganalisis Hasil Pekerjaan
Di sini diadakan analisis atas indikator yang diperoleh dan mencoha memhandingkan
dengan kriteria dan standar yang ditentukan. Hasil analisis ini penting karena akan
digunakan sehagai landasan dan dasar tindakan pembetulan.
6) Mengadakan Tindakan Pembetulan Apabila hasil analisis menunjukkan adanya indikasi
penyimpangan yang cukup berarti, maka perlu diadakan langkah-langkah pembetulan.

PRAKTEK ( Poin Nilai 30)


1. Berdasarkan perolehan laba Jika perusahaan ingin menggunakan Jumlah perolehan laba
sebagai titik awal penyusunan anggaran, dan dengan menggunakan metode least square
untuk menetapkan volume penjualan tahun 2024, maka akan menghasilkan volume penjualan
sebagi berikut ;
1 Biaya overhead 200,000,000
2 Biaya Pemasaran 75,000,000
Biaya administrasi dan
3 umum 160,000,000
435,000,000
1 Biaya bahan baku 600,000
Biaya tenaga kerja
2 langsung 250,000
3 Biaya overhead variabel 100,000
4 Biaya pemasaran variabel 50,000
1,000,00
0

Tahun
Tahun Laba Usaha (Y) X XiYi Xi2
ke
-
2019 0 731.500.000 -2 1.463.000.000 4
-
1020 1 902.400.000 -1 902.400.000 1
2021 2 968.750.000 0 - 0
2022 3 1.071.000.000 1 1.071.000.000 1
2023 4 1.182.000.000 2 2.364.000.000 4
Total…. 4.855.650.000 0 1.069.600.000 10
2024 5 …? 3 …?

Menggunakan rumus Y = a+Bx


∑Y
Dimana : a = … Persamaan 1
n
∑ XY
b= … Persamaan 2

4.855 .650 .000


a=
5
a= 971.130.000

1.069.600 .000
b=
10
b= 106.960.000

X=3
Y = a +bx
Y = 971.130.000 + 106.960.000 (X)
Y = 971.130.000 + 106.960.000 (3)
Y = 971.130.000 + 320.880.000
Y = 1.292.010.000

Untuk memperoleh laba usaha sebesar Rp. 1.292.010.000 tersebut, perusahaan harus
melakukan penjualan sebesar sbb :
435.000 .000+1.292 .010 .000
Titik Impas = 1−1.000 .000 /2.500 .000
1.727 .010.000
Titik Impas = 1−0 , 4
1.727 .010.000
Titik Impas = 0 ,6
Titik Impas = 2.878.350.000
Jadi nilai penjualan yang dianggarkan pada tahun 2024 Rp. 2.878.350.000

Volume penjualan = Nilai penjualan / Harga jual per-unit produk


= Rp. 2.878.350.000 / 2.500.000 = 1.151 unit

Anda mungkin juga menyukai