Anda di halaman 1dari 12

PT.

DJARUM
DEPARTEMEN PRODUKSI – PRIMARY SITE KRAPYAK
Bagian Precut Tobacco Process
Jalan Jendral Ahmad Yani No. 26 - 28 Kudus - Jawa Tengah

JUDUL PERBAIKAN:
MENURUNKAN AKUMULASI WAKTU MINOR STOPPAGES PROSES TEMBAKAU WELERI
DI LOKASI CHUTE RISING TO THRESHER PLU 3 PRECUT TOBACCO PROCESS
SEBESAR 100,00 % DALAM WAKTU 5 BULAN

A. PROFILE SCI
Fasilitator : Slamet Rahardjo Nama SCI :PROTERA
Ketua : Luqman Hakim Tgl terbentuk : 01 Mei 2003
Sekretaris : M. Noor Haryanto Per. Kegiatan : Juni s/d Des 2008
Anggota : Sakti Oktaviyanto Masalah ke :5
: Agus Pratikno Motto :
: Mohammad Arifin
: Syaiful Amri “Berusaha Menjadi Yang Terbaik“
B. ALASAN PEMILIHAN TEMA
1. Menyebabkan turunnya kapasitas produksi (Kg/Jam) 4. Menyebabkan keterlambatan pengiriman ke proses
dan produktivitas (kg/Jam Orang) berikutnya
2. Menyebabkan turunnya kualitas hasil produksi yang
5. Menyebabkan tingginya resiko kecelakaan kerja
dihasilkan

3. Menyebabkan naiknya biaya produksi (Rp/Kg) 6. Menyebabkan turunnya semangat kerja karyawan

C. QUALITY OBJECTIVE
CORPORATE’S QUALITY OBJECTIVE SECTION’S QUALITY OBJECTIVE
 Mencapai target OEE rata-rata sebesar 99,00 % dan
Mencapai target OEE dan Index Quality Primary Site Index Quality rata-rata sebesar 98,00 % di Precut
Krapyak pada tahun 2008 rata – rata sebesar 95,00 % Tobacco Process PLU 3 pada tahun 2009
 Mencapai target kapasitas produksi
D. JADUAL RENCANA DAN KEGIATAN SCI PROTERA

E. ALUR PROSES PRODUKSI BAGIAN PRECUT & LETAK PERMASALAHAN

LETAK
PERMASALAHAN

BAHAN BAKU VACUUM BALCKE THRESHER CLASSIFIER BLENDING SILO NEXT PROCESS

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


E. PENGERTIAN PROSES
Proses Vacuum: Proses Proses Threshing: Proses
Bahan baku: berupa tembakau
pengkondisian tembakau agar pemotongan dan penguraian
rajang petani
menjadi lunak tembakau
Proses Classifiying: Proses Proses Blending: Proses Next Process: Proses pengiriman
pemisahan gagang dan FM dari pencampuran tembakau agar menjadi tembakau bersih ke bagian
tembakau homogen selanjutnya
F. SUB ALUR PROSES THRESHING & ILUSTRASI MASALAH

Sering terjadi Minor Stoppages


(material tersumbat) di lokasi Chute
Rising to Thresher yang
menyebabkan mesin Thresher
berhenti, sehingga supply material
ke mesin Classifier menjadi terputus.

Kejadian ini sangat merugikan


perusahaan karena waktu produksi
menjadi terbuang percuma
Operator sedang membersihkan
tembakau yang tersumbat

G. PENGERTIAN UMUM
1. OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE): Parameter untuk mengukur keberhasilan suatu proses produksi
apakah telah beroperasi dengan efektif dan efisien.
2. MINOR STOPPAGES (MS): Berhentinya proses yang di sebabkan karena kejadian – kejadian yang berkaitan
dengan material tersumbat di sepanjang proses.

Langkah 1: Menentukan Tema dan Judul


1.1. Analisa Masalah

GRAFIK
GRAFIK CAPAIAN
CAPAIAN OEE
OEE BAGIAN
BAGIAN PRECUT
PRECUT PLU
PLU 33 Capaian OEE periode bulan Januari s/d Mei 2009 baru mencapai
100,00%
Periode:
Periode: Januari
Januari S/d
S/d Mei
Mei 2009
2009 98,55 %, capaian ini masih dibawah target (Quality Management)
100,00%
yang ditentukan sebesar 99,00 %.
99,60%
99,60%
Target
Target :: 99,00
99,00 %
%
Dari stratifikasi data capaian OEE berdasarkan jenis tembakau
Capaian
Capaian :: 98,55
98,55 %
% yang diproses, ditemukan fakta bahwa capaian OEE yang paling
(%)
Prosentase (%)

99,20%
99,20%
rendah adalah jenis tembakau weleri, yaitu baru mencapai
Prosentase

98,89%
98,89%
98,67%
98,67% 91,24 %
98,80%
98,80%

Berdasar pada fakta diatas, SCI Protera sepakat menentukan


98,40%
98,40%
98,56%
98,56% 98,52%
98,52% 98,12%
TOPIK PERMASALAHAN:
98,12%

98,00%
98,00%
Jan-09
Jan-09 Feb-09
Feb-09 Mar-09
Mar-09 Apr-09
Apr-09 Mei-09
Mei-09 “ TARGET OEE DAN KAPASITAS PROSES PRODUKSI
Bulan
Bulan
TEMBAKAU JENIS WELERI BELUM TERCAPAI “
1.2. Menentukan Tema Perbaikan
Grafik
Grafik PE,
PE, AV
AV dan
dan ROQ
ROQ Jenis
Jenis T.
T. Weleri
Weleri Ada tiga parameter yang digunakan dalam penentuan nilai OEE,
Periode
Periode :: April
April s/d
s/d Mei
Mei 2009
2009
ketiga parameter itu adalah: Availability (AV), Performance
105%
105%
99,41% 100,00%
Efficiency (PE) dan Rate Of Quality (ROQ).
99,41% 100,00%

100%
100% Team melakukan stratifikasi data berdasarkan parameter penentu
OEE untuk lebih memperjelas parameter apa yang menjadi
Prosentase
Prosentase

95%
95% 91,84%
91,84% penyebab tidak tercapainya target OEE.

90%
90%
Dari grafik balok di samping disimpulkan bahwa dari ketiga
85%
parameter pendukung pencapaian target OEE, yang mempunyai
85%
PE
PE AV
AV ROQ
ROQ nilai paling rendah adalah parameter PE yaitu baru
Parameter
Parameter mencapai 91,84 %

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


AKUMULASI
AKUMULASI WAKTU
WAKTU SPEED
SPEED LOSSES
LOSSES
Periode:
Periode: April
April S/d
S/d Mei
Mei 2009
2009 Rendahnya capaian PE periode bulan April s/d Mei 2009
disebabkan karena masalah (Losses) yang terjadi selama proses
300
300 produksi berjalan.
308
308
Berdasarkan grafik balok di samping disimpulkan bahwa
Menit

200
Menit

200
akumulasi waktu Losses yang berpengaruh terhadap pencapaian
target PE di PLU 3 yang paling dominan periode waktu
100
100
April s/d Mei 2009 adalah Minor Stoppages dengan akumulasi
25
25 waktu 308 Menit.
00
AKUMULASI
AKUMULASI WAKTU
WAKTU MINOR
MINOR STOPPAGES
STOPPAGES
Minor
Minor Stoppages
Stoppages Idle
Idle
Periode:
Periode: April
April S/d
S/d Mei
Mei 2009
2009
Jenis
Jenis Losses
Losses 300
300

Minor Stoppages di PLU 3 selama periode bulan April s/d


Mei 2009, terjadi di beberapa lokasi mesin. Untuk lebih 200
200 265
265
fokus terhadap masalah yang terbesar maka di lakukan

Menit
Menit
stratifikasi Minor Stoppages yang didasarkan jenis mesin
proses di PLU 3. 100
100

23
23 20
20
Berdasarkan grafik balok di samping disimpulkan bahwa
akumulasi waktu Minor Stoppages yang paling dominan di 00
Thresher Classifier Silo
PLU 3 periode waktu April s/d Mei 2009 adalah terjadi di Thresher Classifier Silo

lokasi mesin Thresher yaitu selama 265 menit Lokasi


Lokasi

Terjadinya Minor Stoppages menimbulkan kerugian kesempatan menghasilkan output dan biaya upah yang tidak bernilai
tambah. Dari kedua kerugian tersebut yang terbesar diakibatkan Minor Stoppages di lokasi mesin Thresher.
Berdasarkan fakta - fakta di atas, SCI PROTERA sepakat menentukan TEMA PERMASALAHAN:

” MENURUNKAN AKUMULASI WAKTU MINOR STOPPAGES PROSES


TEMBAKAU WELERI DI MESIN THRESHER PLU 3 PRECUT TOBACCO PROCESS ”

1.3. Menentukan Judul Perbaikan AKUMULASI


AKUMULASI WAKTU
WAKTU MS
MS DI
DI MESIN
MESIN THRESHER
THRESHER
1.3.1. Stratifikasi Minor Stoppages di mesin Thresher Perode:
Perode: April
April S/d
S/d Mei
Mei 2009
2009

berdasarkan lokasi
Ada beberapa lokasi di mesin Thresher yang 200
200
235
235
berpotensi terjadi Minor Stoppages. Berdasarkan
Menit
Menit

grafik balok di samping disimpulkan bahwa


akumulasi waktu Minor Stoppages yang paling 100
100

dominan di mesin Thresher PLU 3 periode waktu 20


20 10
10
April s/d Mei 2009 adalah terjadi di lokasi Chute
Rising To Thresher yaitu selama 235 Menit 00
Chute
Chute Rising
Rising To
To Chute
Chute Rising
Rising To
To Chute
Chute Conveyor
Conveyor To
To
Thresher Infeed
Infeed Thresher Infeed
Infeed Thresher
1.3.2. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan Thresher Thresher Thresher

Lokasi
Lokasi
Minor Stoppages di lokasi Chute Rising To
Thresher tersebut menyebabkan kerugian-kerugian sebagai berikut:

KERUGIAN
KERUGIAN KESEMPATAN
KESEMPATAN KERUGIAN
KERUGIAN KESEMPATAN
KESEMPATAN MENGHASILKAN
MENGHASILKAN KERUGIAN
KERUGIAN BIAYA
BIAYA UPAH
UPAH
MENGHASILKAN
MENGHASILKAN OUTPUT
OUTPUT (KG)
(KG) OUTPUT
OUTPUT (Ribuan
(Ribuan Rp)
Rp) (Dalam
(Dalam Ribuan
Ribuan Rupiah)
Rupiah)
200.000
200.000

5.000
6.267
6.267 150.000 188.000
1.279
1.279
5.000 150.000 188.000 1.000
1.000
Rupiah

Rupiah
Rupiah

Rupiah
Kg
Kg

100.000
100.000
2.500
2.500 500
500
50.000
50.000
533
533 267 16.000
16.000 109
109 54
267 8.000
8.000 54
00 00 00

Chute
Chute Rising
Rising To
To Chute
Chute Rising
Rising To
To Chute
Chute Conveyor
Conveyor To
To Chute
Chute Rising
Rising To
To Chute
Chute Rising
Rising To
To Chute
Chute Conveyor
Conveyor To
To Chute
Chute Rising
Rising To
To Chute
Chute Rising
Rising To
To Chute
Chute Conveyor
Conveyor To
To
Thresher
Thresher Infeed
Infeed Thresher
Thresher Infeed
Infeed Thresher
Thresher Thresher
Thresher Infeed
Infeed Thresher
Thresher Infeed
Infeed Thresher
Thresher Thresher
Thresher Infeed
Infeed Thresher
Thresher Infeed
Infeed Thresher
Thresher
Lokasi
Lokasi Lokasi
Lokasi Lokasi
Lokasi

Minor Stoppages yang terjadi di lokasi Chute Rising To Thresher selama 235 menit selama bulan April s/d Mei 2009
tersebut telah mengakibatkan:
1. Kerugian kesempatan untuk menghasilkan output sebesar 6.267 Kg
2. Kerugian kesempatan untuk menghasilkan output senilai Rp. 188.000.000 (harga rata-rata tembakau ex Precut
Tobacco Process = Rp. 30.000 /Kg)
3. Kerugian biaya upah karyawan (yang tidak bernilai tambah) sebesar Rp. 1.279.000
Minor Stoppages di lokasi mesin Thresher yang menimbulkan kerugian terbesar adalah Minor Stoppages di lokasi
Chute Rising To Thresher.

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


1.3.3. Initial Goal (IG) MS
MS di
di Chute
Chute Rising
Rising To
To Thresher
Thresher Tembakau
Tembakau Weleri
Weleri
(Periode
(Periode Tahun
Tahun2008)
2008)
120
120
Dari data histories selama tahun 2008 ditemukan fakta bahwa: TERTINGGI
TERTINGGI 100
100
100
100
75
75 90
Waktu MS terbesar : 190 Menit 80
80
90

Waktu MS terkecil : 0 menit

Menit
Menit
60
60
50
50 55
55
Berdasarkan hal tersebut SCI sepakat untuk menurunkan 40
40 25
25 45
45
Akumulasi Waktu MS di Chute Rising To Thresher dari 235 25
25 TERENDAH
TERENDAH 35
35
10
10
menit menjadi 0 menit atau menentukan Initial Goal sebesar 20
20
00 00
100,00 %. 00
11 22 33 44 55 66 77 88 99 10
10 11
11 12
12
Data
Data Ke
Ke

Berdasarkan fakta dan analisa yang sudah dilakukan, SCI sepakat menentukan JUDUL:
” MENURUNKAN AKUMULASI WAKTU MINOR STOPPAGES PROSES
TEMBAKAU WELERI DI LOKASI CHUTE RISING TO THRESHER PLU 3
PRECUT TOBACCO PROCESS SEBESAR 100 % DALAM WAKTU 5 BULAN ”
Komentar Management:

Langkah 2: Menganalisa Penyebab


2.1 Stratifikasi Penyebab Yang Di Peroleh Dari Sumbang Saran Anggota
Faktor Material: Faktor Lingkungan:
Tembakau mempunyai karakteristik keras  Sirkulasi Steam pada saat proses Vacuum tidak stabil
Faktor Mesin:  Supply Steam tidak stabil
 Grill Thresher menghalangi Tembakau di dalam Chute  Boyler drop
Rising To Thresher Faktor Metode:
 Jumlah Grill terlalu banyak  Terjadi akumulasi tembakau di dalam Chute Thresher
Faktor Manusia:  Pada tahap Steaming, tembakau tidak dapat
 Petugas pelaksana tidak mengurai tembakau secara tertembus uap Steam
maksimal  Kadar air Tembakau ex Vacuum tidak sesuai
 Pengawas kurang dalam melakukan pengawasan  Jumlah Cycle pada saat pengoperasian mesin
Vacuum kurang tepat
2.2 Diagram Ishikawa
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN MATERIAL
MATERIAL MANUSIA
MANUSIA

Boyler Drop 7 Pengawas kurang dalam 9


melakukan pengawasan

Supply Steam Tidak stabil Tembakau mempunyai


8 Petugas pelaksana tidak
karakteristik yang keras
mengurai tembakau
Sirkulasi Steam pada saat secara maksimal
proses Vacuum tidak stabil AKUMULASI
AKUMULASI
WAKTU
WAKTU
MINOR
MINOR STOPPAGES
STOPPAGES
TEMBAKAU
TEMBAKAU
WELERI
WELERI DI
DI LOKASI
LOKASI
Flow material dari Rising menuju Chute
CHUTE
CHUTE RISING
RISING TO
TO
Rising to Thresher terlalu banyak
Terjadi akum. tembakau di THRESHER
THRESHER PLUPLU 33
Setting Speed Rising To dalam Chute Rising to TINGGI
TINGGI
Thresher
5 Chute Thresher terlalu cepat
Grill Thresher menghalangi
Chute Rising to Thresher Terhalang tembakau yang berbentuk
Tembakau di dalam Chute Belum ada Standart Speed
bongkahan (pad) yang melintang di atas Chute
Rising to Thresher rising mesin Thresher
6
Proses Vacuum kurang optimal
dalam mengkondisikan tembakau
Jumlah Grill Terdapat pad yang lolos ke dalam
Thresher terlalu Chute Rising to Thresher
banyak Temperatur Tembakau ex Vacuum tidak sesuai
Jarak Refuser dengan dengan spesifikasi yang ditentukan
4 Rising Terlalu lebar
Pada tahap Steaming, tembakau
Setting Adjuster tidak dapat tertembus uap steam
Refuser belum tepat

Penanganan saat terjadinya Minor Stoppages Setting tekanan steam pada saat
proses Steaming belum tepat 1
membutuhkan waktu yang cukup lama

Pada saat membuka dan menutup Kadar air Tembakau ex vacuum tidak sesuai
pintu Chute Rising to Thresher dengan spesifikasi yang ditentukan
membutuhkan waktu yang lama
Jumlah Cycle pada saat pengoperasian 2
mesin vacuum kurang tepat
MESIN
MESIN 3 METODE
METODE

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


2.3 Penetapan Penyebab Yang Di Duga Dominan ( Menggunakan Uji NGT ) :
Faktor penyebab yang diduga dominan ditentukan dengan UJI NGT, yaitu dengan memberikan bobot / nilai kepada
kesembilan faktor penyebab hasil dari diagram Ishikawa, yang kemudian ditentukan dengan formula: ½ N + 1
Berdasarkan uji NGT, faktor penyebab yang diduga dominan adalah:
1. Setting tekanan steam pada saat proses Steaming belum tepat
2. Belum ada standart Speed Rising mesin Thresher
3. Setting Adjuster Refuser belum tepat
4. Jumlah Cycle pada saat pengoperasian mesin vacuum kurang tepat
5. Pada saat membuka dan menutup pintu Chute membutuhkan waktu lama
6. Jumlah Grill Thresher terlalu banyak
Langkah 3:
Menguji dan Menentukan Penyebab
Penyebab Dominan
3.1 Penelitian / Pengujian Calon Penyebab Yang Di Duga Dominan
3.1.1. FAKTOR 1: Scatter Diagram yang 3.1.2. FAKTOR 2: Scatter Diagram yang menunjukkan
menunjukkan hubungan setting tekanan Steam hubungan setting speed Rising To Chute
(Bar) Pada saat pengoperasian mesin Vacuum Thresher pada saat pengoperasian mesin
terhadap temperatur (°C) tembakau ex Vacuum Thresher terhadap flow material:
77
77
N 33
33
N = = 15
15
yy = = 9,2093x
9,2093x +
+ 25,954
25,954 N
22
N = = 15
15
RR = = 0,8414
0,8414 yy = = 3,4273x
3,4273x +
+ 1,7603
1,7603
30
(°C)

30
Temperatur(°C)

rr = = 0,917 22

(Kg/Menit)
0,917

Flow(Kg/Menit)
67
67 RR = = 0,8394
0,8394
rr = = 0,916
Temperatur

0,916
27
27

57
57 Flow
24
24

47
47
21
21
11 22 33 44 55 66
55 66 77 88 99
Tekanan
Tekanan Steam
Steam (Bar)
(Bar)
Speed
Speed (Skala)
(Skala)

Kesimpulan :
Hasil uji menunjukkan adanya korelasi positif Kesimpulan :
yang kuat (r = 0,917  r ≥ 0,714) bahwa Hasil uji menunjukkan adanya korelasi positif kuat
dengan semakin tinggi tekanan Steam maka (r = 0,916  r ≥ 0,714) bahwa dengan semakin
temperatur material ex Vacuum semakin tinggi. cepat speed Rising maka flow material juga
semakin besar

3.1.3. FAKTOR 3: Scatter Diagram yang 3.1.4. FAKTOR 4: Scatter Diagram yang menunjukkan
menunjukkan hubungan setting Adjuster hubungan jumlah cycle pada saat proses
Refuser Rising to Chute Thresher terhadap Vacuum terhadap Kadar Air tembakau ex
jumlah pad yang masuk kedalam Chute Vacuum
Thresher dan melintang di atas Chute
Thresher
55
20
20
NN == 15
15 NN = = 15
15
yy == 1,125x
1,125x -- 18,375
18,375 yy = = 1,409x
1,409x +
+ 14,624
14,624
44
22 22
RR == 0,7327
0,7327 RR = = 0,6473
0,6473
rr == 0,856
0,856 rr == 0,805
0,805
(%)

18
Air(%)

18
Pad
JumlahPad

33
KadarAir
Jumlah

Kadar

22

16
16

11

00 14
14
11
11 13
13 15
15 17
17 19
19 21
21
00 11 22 33 44
Jumlah
Jumlah Cycle
Cycle
Setting
Setting Adjuster
Adjuster Refuser
Refuser (Cm)
(Cm)

Kesimpulan : Kesimpulan :
Hasil uji menunjukkan adanya korelasi positif Hasil uji menunjukkan adanya korelasi positif
yang kuat (r = 0,856  r ≥ 0,714) bahwa yang kuat (r = 0,805  r ≥ 0,714) bahwa dengan
dengan semakin besar setting Adjuster semakin banyak jumlah Cycle maka Kadar Air
Refuser maka semakin banyak pad yang material ex Vacuum semakin tinggi.
masuk ke dalam Chute Thresher dan
melintang di atas Chute Thresher

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


3.1.5. FAKTOR 5: Scatter Diagram yang 3.1.6. FAKTOR 6: Scatter Diagram yang
menunjukkan hubungan waktu membuka dan menunjukkan hubungan Jumlah Grill terhadap
menutup pintu Chute terhadap waktu minor waktu Minor Stoppages
stoppages
99 20
20
N=
N=15
15
yy==0,0274x
0,0274x++4,1484
4,1484
22 15
RR ==0,5889
0,5889 15
77
rr==0,767
0,767
Menit
Menit

Menit
Menit
10
10

55 NN==1515
yy==-1,0833x
-1,0833x++21,5
21,5
55
22
RR ==0,4102
0,4102
rr==0,64
0,64
33
00
00 20
20 40
40 60
60 80
80 00 55 10 15
10 15
Waktu
Waktumembuka
membukapintu
pintu(Detik)
(Detik) Jumlah
JumlahGrill
Grill

Kesimpulan : Kesimpulan :
Hasil uji menunjukkan adanya korelasi positif Hasil uji menunjukkan adanya korelasi negatif
yang kuat (r = 0,767  r ≥ 0,714) bahwa lemah (r = 0,64  r ≤ 0,714) bahwa dengan
dengan semakin lama waktu yang dibutuhkan semakin banyak jumlah Grill maka waktu Minor
untuk membuka pintu Chute maka semakin Stoppages semakin kecil
lama juga waktu minor stoppages
3.2 Kesimpulan Hasil Pengujian
Pie Chart Penyebab dominan

F5
F5==18
18%
%
F1
F1==22
22%
% SCI menetapkan ada 5 faktor dominan
1. Setting tekanan Steam pada saat proses Steaming belum
tepat
2. Belum ada Standart speed Rising mesin Thresher
3. Setting Adjuster Refuser belum tepat
4. Jumlah Cycle pada saat pengoperasian mesin Vacuum
kurang tepat
5. Pada saat membuka dan menutup pintu Chute Thresher
F4
F4==19
19%
% 6. membutuhkan waktu yang lama
F2
F2==21
21%
%
F3
F3==20
20%
%

Langkah 4:
Membuat Rencana dan Melaksanakan Perbaikan
4.1 Merencanakan Perbaikan:
WHERE? HOW
N FAKTOR
WHY? WHAT? WHEN? HOW? MUCH
O DOMINAN
WHO? ?
Menetapkan perubahan
setting tekanan Steam pada
Mesin
saat proses Steaming dari 3
Setting Agar tembakau dapat Menentu- Vacuum
Bar menjadi 4,5 Bar.
tekanan tertembus uap Steam kan setting
Steam pada sehingga temperatur 19 Agustus
1 saat proses tembakau ex Vacuum
tekanan 2009
Membuat OPL berkaitan 100 %
Steam dengan pengoperasian
Steaming sesuai dengan spesifikasi
yang tepat mesin Vacuum sebagai
belum tepat yang ditentukan Luqman
acuan operator dalam
Hakim
mengoperasikan mesin
Vacuum
Belum ada Agar speed Rising to Menentu- Menetapkan setting speed
standart Chute Thresher tidak kan setting Mesin Rising mesin Thresher pada
speed terlalu cepat shg Flow speed Thresher range 7- 8.
Rising material dari Rising Rising 25 Agustus
2 mesin menuju Chute Thresher mesin Menentukan OPL yang 100 %
2009
Thresher tidak terlalu banyak Thresher Moh Noor berisi Standart
yang tepat Haryanto pengoperasian mesin
Thresher

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


FAKTOR WHERE? HOW
N
DOMI- WHY? WHAT? WHEN? HOW? MUCH
O
NAN WHO? ?
Setting Agar jarak Refuser dan Menentu- Menetapkan perubahan
Ajduster Rising tidak terlalu lebar kan setting Mesin setting Adjuster Refuser
Refuser sehingga tidak terdapat Ajduster Thresher Mesin Thresher dari 19 Cm
belum tepat pad yang lolos ke dalam Refuser menjadi 17 Cm.
Chute Rising to Thresher yang tepat 09 Septem-
3 dan melintang diatas ber Membuat garis visual 100 %
Chute 2009 Setting Adjuster Refuser

Syaiful Menentukan OPL yang


Amri berkaitan dengan setting
Adjuster Refuser
Jumlah Agar kadar air tembakau Menentu- Menetapkan perubahan
Cycle pada ex vacuum sesuai kan Jumlah tahapan proses Vacuum,
saat dengan spesifikasi yang Cycle yang semula 1 Cycel menjadi 2
pengoperas ditentukan sehingga tepat pada Cycle dengan mempertim-
Mesin
ian mesin proses vacuum lebih saat proses bangkan hasil pengukuran
Vacuum
Vacuum optimal dalam Vacuum kadar air tembakau ex
kurang mengkondisikan vacuum
16 Septem-
tepat tembakau
ber 100 %
4 Membuat OPL berkaitan
2009
dengan pengoperasian
mesin Vacuum sebagai
Agus
acuan operator dalam
Pratikno
mengoperasikan mesin
Vacuum, OPL yang dibuat
akan mengatur jumlah Cycle
pada saat proses Vacuum
Saat Agar waktu membuka Merubah Mengganti design kunci
membu-ka dan menutup pintu Chute design pintu Chute Thresher agar
dan Rising to Thresher tidak kunci pintu saat terjadi MS operator
menutup lama sehingga Chute mudah membuka pintu
pintu Chute penanganan saat Rising to Chute, dari baut ulir menjadi
rising to terjadinya Minor Thresher Mesin jenis Toggle Clamp.
Thresher Stoppages tidak Thresher
membu- membutuhkan waktu Membuat Kaizen yang
tuhkan yang lama 29 Septem- berisi design kunci pintu
5 100 %
waktu lama ber
2009
Chute Rising to Thresher
sebelum dan sesudah
M. Arifin dilakukan modifikasi

Membuat OPL Inspeksi


Kunci Chute Rising to
Thresher

4.2 Penetapan Intermediate Target:


Team sepakat menentukan intermediate target sebesar 100 %, dengan pertimbangan:
a. Team mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan 5 penyebab dominan
b. Team mempunyai keyakinan yang kuat karena mendapat dukungan dari manajemen

Komentar Manegement:

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


4.3 Melaksanakan Perbaikan
N KESIM-
WHAT SEBELUM SESUDAH MONITORING
O PULAN
Monitoring
Monitoring Faktor
Faktor 11
74
74
72
72
70 Terlaksana
Menentu- 70

Temperatur
Temperatur
68
68
19/08/09.
kan setting 66
66
1 64
64 Tempera-
tekanan 62
62
60
60 tur tembakau
Steam yang 58
58
56 sesuai
tepat 56
54
54
11 22 33 44 55 66 77 88 99 10
10
dengan
Tekanan steam diatur Tekanan steam diatur Temperatur
Temperatur Min
Min Min
Min Data
Data Ke
Ke spesifikasi
3 bar 4,5 bar
Temperatur aktual terhadap
spesifikasi

Monitoring
Monitoring Faktor
Faktor 22
30,00
30,00

Menentu- 29,00
29,00

Material
Terlaksana

Flow Material
(Kg/Menit)
(Kg/Menit)
kan setting 28,00
28,00
25/08/09.
speed 27,00
27,00
Flow material

Flow
2 Rising 26,00
26,00

sesuai
mesin 25,00
25,00

24,00 dengan
Thresher 24,00
11 22 33 44 55 66 77 88 99 10
10
target
yang tepat Flow
Flow Target
Target Target
Target Data
Data Ke
Ke
Tidak ada standart Setting Speed Rising
setting speed Rising Diatur pada range Flow material terhadap target
7-8 cm

Monitoring
Monitoring Faktor
Faktor 33
55

44
Terlaksana
PAD
Jumlah PAD

Menentu- 33
09/09/09.
Jumlah

kan setting 19 Cm
17 Cm
22
Tidak ada
3 Adjuster 11
pad yang
Refuser 00
masuk ke
yang tepat 11 22 33 44 55 66 77 88 99 10
10
Setting Adjuster Setting Adjuster Data
Data Ke
Ke dalam Chute
Refuser diatur pada Refuser diatur pada
jarak 19 Cm jarak 17 Cm Jumlah pad yang masuk ke
dalam Chute
START
START
Monitoring
Monitoring Faktor
Faktor 44
EVAKUASI
22
22
EVAKUASI
21
21
(%)
Air (%)

STEAMING 20
20
19
19
Kadar Air

STEAMING
18
18
Terlaksana
Kadar

TEMPERING 17
17
Menentu-
TEMPERING
16
16
16/09/09.
Kan Jumlah EVAKUASI
15
15
14
14 Kadar air
Cycle yang 11 22 33 44 55 66 77 88 99 10
10
4 VACUUM MC
MC Min
Min Min
Min Data
Data Ke
Ke tembakau
tepat pada BREAK STEAMING
sesuai
saat proses END TEMPERING
Kadar air aktual terhadap spesifikasi
Vacuum
VACUUM spesifikasi
BREAK

END

Proses vacuum diatur Proses vacuum diatur


pada 1 Cycel pada 2 Cycel
(1 tahapan) (2 tahapan)
Monitoring
Monitoring Faktor
Faktor 55
30
30
&
Membuka &

25
25 Terlaksana
Merubah
Waktu Membuka

29
Menutup
Menutup

20
20
5 design 15
15
September
kunci pintu 10
Waktu

10
2009.
Chute 55
Waktu
Rising to 00
11 22 33 44 55 66 77 88 99 10
10
membuka
Thresher Data
Data Ke
Ke
Kunci dengan baut ulir Kunci dengan Toggle dibawah
Clamp Waktu membuka dan target waktu
menutup pintu terhadap target

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


Langkah 5: Meneliti
Meneliti Hasil
5.1 Evaluasi Judul
Akumulasi
AkumulasiWaktu
WaktuMinor
Minor Stoppages
Stoppages Akumulasi
AkumulasiWaktu
WaktuMinor
Minor Stoppages
Stoppages Kesimpulan:
Periode:
Periode:April
Aprils/d
s/dMei
Mei2009
2009 Periode:
Periode:Oktober
Oktobers/d
s/dNopember
Nopember2009
2009

Ada penurunan akumulasi


200
200 235
235 200
200 waktu Minor Stoppages
dari 235 menit sebelum
Menit

Menit
Menit

Menit
100 100
perbaikan menjadi 0 menit
100 100
sesudah perbaikan
20
20 10 selama periode bulan
10 00 00 00
00 00 Oktober s/d Nopember
Chute
ChuteRising
RisingTo Chute
ChuteRising
RisingTo Chute
ChuteConveyor
ConveyorTo Chute
ChuteRising
RisingTo Chute
ChuteRising
RisingTo
To Chute
ChuteConveyor
ConveyorTo
Thresher
To
Infeed
To
InfeedThresher Infeed
InfeedThresher
To
Thresher
To
Infeed
To 2009 di lokasi Chute
Thresher Thresher Thresher Thresher InfeedThresher
Thresher Infeed
InfeedThresher
Thresher
Lokasi
Lokasi Lokasi
Lokasi Rising To Thresher.

Turunnya akumulasi waktu tersebut juga berakibat pada turunnya kerugian-kerugian yang ditimbulkan.
Team juga melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor penyebab permasalahan sebelum & sesudah perbaikan.

5.2 Evaluasi Faktor - Faktor Penyebab


5.2.1 Faktor Setting Tekanan Steam 5.2.2 Faktor Belum Ada Standart 5.2.3 Faktor Setting Adjuster Refuser
Pada Saat Proses Steaming Belum Speed Rising Mesin Thresher Belum Tepat
Tepat
GRAFIK
GRAFIK TEMPERATUR
TEMPERATUR MATERIAL
MATERIALEX
EX VACUUM
VACUUM GRAFIK
GRAFIK FLOW
FLOWMATERIAL
MATERIAL OUTPUT
OUTPUT EXEX THRESHER
THRESHER GRAFIK
GRAFIK JUMLAH
JUMLAH PAD
PAD YANG
YANGMELINTANG
MELINTANG
Sebelum
Sebelumdan
dan Sesudah
Sesudah Perbaikan
Perbaikan Sebelum
Sebelumdan
danSesudah
Sesudah Perbaikan
Perbaikan Sebelum
Sebelumdan
dan Sesudah
SesudahPerbaikan
Perbaikan
75
75 10
10
35,0
35,0

70
70 88
enit)
(Kg/menit)

33,0
33,0
eraturr

aterial (Kg/m
empperatu

ad
65

lah PPad
65 66
31,0
31,0
Jumlah
Flow MMaterial
TTem

Jum
60
60 44
29,0
29,0
Flow

55
55 22
27,0
27,0

50
50 25,0
25,0 00
11 22 33 44 55 66 77 88 99 10
10 11
11 12
12 13
13 14
14 15
15 11 22 33 44 55 66 77 88 99 10 11 12 13 14 15 11 22 33 44 55 66 77 88 99 10 11 12 13 14 15
10 11 12 13 14 15 10 11 12 13 14 15

Sebelum
Sebelum Sesudah
Sesudah Data
Data ke
ke Sebelum Sesudah Data
Data ke
ke Sebelum
Sebelum Sesudah
Sesudah
Data
Data ke
ke
Sebelum Sesudah

5.2.4 Jumlah Cycle Pada Saat 5.2.5 Pada Saat Membuka Dan Menutup
Pengoperasian Mesin Vacuum Kurang Pintu Chute Thresher Membutuhkan
Tepat Waktu Yang Lama Kesimpulan:
GRAFIK Waktu
Waktu Membuka
Membuka Pintu
Pintu
GRAFIK KADAR
KADAR AIR
AIR MATERIAL
MATERIALEX
EX VACUUM
VACUUM
Sebelum
Sebelumdan
dan Sesudah
SesudahPerbaikan
Perbaikan Chute
Chute Rising
Rising To
To Thresher
Thresher (Detik)
(Detik) Dari Evaluasi faktor-faktor
22
22
penyebab menunjukkan adanya
20
20 50
50
perubahan masing-masing faktor
sebelum dan sesudah perbaikan.
40 45
45
ad

40
lah PPad

18
18
Perubahan tersebut sesuai
mlah

30
30 dengan target atau sasaran yang
etik
DDetik
Jum

16
16
Ju

20
20 diharapkan oleh team sehingga
14
14 00 dapat mengeliminasi terjadinya
10
10
12
12
Minor Stoppages di lilokasi Chute
11 22 33 44 55 66 77 88 99 10
10 11
11 12
12 13
13 14
14 15
15 00 Rising To Thresher
Data
Data ke
ke Sebelum
Sebelum Sesudah
Sesudah
Sebelum
Sebelum Sesudah
Sesudah

5.3 Evaluasi Tema


Akumulasi
Akumulasi Waktu
Waktu Minor
Minor Stoppages
Stoppages Akumulasi
Akumulasi Waktu
Waktu Minor
Minor Stoppages
Stoppages
Periode:
Periode: April
April s/d
s/d Mei
Mei 2009
2009 Periode:
Periode: Oktober
Oktober S/d
S/d Nopember
Nopember 2008
2008
Kesimpulan:
300
300 300
300

Ada penurunan akumulasi


200
200 265
265 200
200
waktu Minor Stoppages dari
Menit

265 menit sebelum


Menit
Menit
Menit

perbaikan menjadi 0 menit


100
100 100
100
sesudah perbaikan selama
23
23 20
20
00 00 00 periode bulan Oktober s/d
00 00 Nopember 2009 di lokasi
Thresher
Thresher Classifier
Classifier Silo
Silo Thresher Classifier Silo
Lokasi
Thresher Classifier Silo mesin Thresher.
Lokasi Lokasi
Lokasi

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


5.4 Evaluasi Target
AKUMULASI
AKUMULASI WAKTU
WAKTU MINOR
MINOR STOPPAGES
STOPPAGES
Kesimpulan:
250
250

235 Akumulasi waktu Minor stoppages di lokasi Chute Rising to


200
235
200
Thresher turun sebesar 100 % (dari 235 menit menjadi 0 menit)
yang berarti Initial Goal yang ditetapkan sebesar 100 % dapat
Menit

150 100
Menit

150 100
100 100
%
tercapai
%
% %
100
100
Dengan fakta tersebut SCI Protera mengambil kesimpulan bahwa
50
50 perbaikan yang dilakukan telah berhasil karena target dapat
00 00 tercapai.
00

Sebelum
Sebelum Initial
Initial Goal
Goal Sesudah
Sesudah
Perbaikan
Perbaikan Perbaikan
Perbaikan

5.5 Analisa Dampak Perbaikan


a. Dampak positif
- Terukur
1. Productivity: Meningkatkan produktivitas karyawan dari 16 Kg/ Jam Orang sebelum improvement menjadi 20
Kg/ Jam Orang sesudah Improvement atau terdapat peningkatan produktivitas karyawan sebesar 3 Kg/ Jam
Orang
2. Quality: Turunnya akumulasi waktu Minor Stoppages di lokasi Chute Rising To Thresher meningkatkan kualitas
hasil produksi, ditunjukkan dengan naiknya Index Quality hasil produksi sebelum perbaikan sebesar 96,93%
menjadi 99,17 % sesudah perbaikan
3. Cost: Menurunkan rata-rata Overhead Cost (Rp / Kg) dari Rp. 249 / Kg sebelum improvement menjadi
Rp. 204 / Kg sesudah Improvement atau dapat menurunkan Overhead Cost sebesar Rp. 45 / Kg
4. Delivery : Turunnya akumulasi waktu Minor Stoppages di lokasi Chute Rising To Thresher dapat menurunkan
waktu keterlambatan pengiriman tembakau ke proses berikutnya dari 55 menit sebelum perbaikan menjadi
tidak terjadi keterlambatan sesudah perbaikan
5. Safety: Turunnya akumulasi waktu Minor Stoppages di lokasi Chute Rising To Thresher dapat menurunkan
resiko terjadinya kecelakaan kerja dilokasi tersebut
- Tidak terukur
1. Karyawan lebih memahami metode pemecahan permasalahan menggunakan TULTA
2. Karyawan lebih peduli terhadap permasalahan-permasalah yang timbul selama proses produksi berjalan
3. Meningkatkan komunikasi antar karyawan
4. Meningkatkan kepuasan dan semangat kerja karyawan karena produksi berjalan lancar
5. Membangun kerjasama antar karyawan
6. Mendapatkan respon positif dan apresiasi dari manajemen
b. Dampak Negatif
Tidak ditemukan dampak negatif yang diakibatkan oleh Improvement yang dilakukan oleh SCI Protera untuk mengatasi
Minor Stoppages di lokasi Chute Rising to Thresher
5.6 Analisa Biaya Perbaikan
Perbaikan yang dilakukan SCI Protera membutuhkan biaya (Cost of Improvement), akan tetapi dari analisa biaya yang
dibutuhkan jika dibandingkan dengan penghematan yang ditimbulkan dari perbaikan tersebut, masih memberikan
penghematan yang cukup signifikan. Dari perhitungan dapat diketahui bahwa dari perbaikan yang di lakukan, telah
menghasilkan penghematan biaya sebesar Rp. 186.349.500
5.7 Analisa Masalah Sebelum dan Sesudah Perbaikan
5.7.1. Analisa Capaian Target Oee Sebelum Dan Sesudah Perbaikan
GRAFIK
GRAFIK CAPAIAN
CAPAIAN OEE
OEE BAGIAN
BAGIAN PRECUT
PRECUT PLU
PLU 33
Periode:
Periode: Sebelum
Sebelum Vs
Vs Sesudah
Sesudah Perbaikan
Perbaikan
100,00%
100,00%
99,47%
99,47%
99,65%
99,65%
99,00%
99,00% Kesimpulan:
(%)

98,52%
Prosentase (%)

98,52%
98,00%
98,00% Dari grafik garis diatas disimpulkan bahwa capaian OEE
Prosentase

98,12%
98,12% periode bulan April s/d Mei 2009 (sebelum perbaikan)
97,00%
97,00% tidak mencapai target, sesudah perbaikan periode bulan
Sebelum
Sebelum Perbaikan
Perbaikan Sesudah
Sesudah Perbaikan
Perbaikan Oktober s/d Nopember 2009 dapat mencapai target yang
96,00%
96,00%
ditentukan

95,00%
95,00%
Apr
Apr 2009
2009 Mei
Mei 2009
2009 Okt
Okt 2009
2009 Nop
Nop 2009
2009
Bulan
Bulan

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


5.7.2. Analisa Capaian Target Kapasitas Produksi Sebelum Dan Sesudah Perbaikan
CAPAIAN
CAPAIANTARGET
TARGETKAPASITAS
KAPASITASPRODUKSI
PRODUKSI
TEMBAKAU
TEMBAKAUJENIS
JENISWELERI
WELERI
1.900
Periode:
Periode:Sebelum
Sebelumdan
danSesudah
SesudahPerbaikan
Perbaikan
Kesimpulan:
1.900

1.763
1.763 1.759
Sebelum
SebelumPerbaikan
Perbaikan 1.759
1.692
Dari grafik garis diatas disimpulkan
1.655 1.658 1.676 1.681
1.6811.659 1.692
1.700
1.700
1.613
1.613 1.655 1.658 1.676
1.649
1.659 bahwa capaian kapasitas produksi
1.635
1.635 1.615
1.615 1.649 1.638
1.638 1.628
1.628
tembakau jenis Weleri sesudah
1.611
perbaikan menunjukkan
Jam

1.611 1.601
Kg/Jam

1.544
1.544 1.449 1.584 1.622
1.622 1.601 1.573
1.482 1.520 1.584 1.578 1.573
1.500 1.482 1.449 1.520 1.578
1.500
kecenderungan positif dan atau dapat
Kg/

1.406 1.500
1.500 1.471
1.406 1.471
1.410
1.410 1.406
Sesudah
SesudahPerbaikan
Perbaikan memenuhi target yang ditentukan oleh
1.406
1.300
1.300
1.343
management sebesar 1.600 Kg/ Jam
1.348
1.3481.287 1.343 1.285
1.287 1.285

1.187
1.187
1.100
1.100
11 22 33 44 55 66 77 88 99 10
10 11
11 12
12 13
13 14
14 15
15 16
16 17
17 18
18 19
19 20
20 21
21 22
22 23
23 24
24 25
25 26
26 27
27 28
28 29
29 30
30 31
31 32
32 33
33 34
34
SETTING KAPASITAS KAPASITAS AKTUAL Data
Datake
ke
SETTING KAPASITAS KAPASITAS AKTUAL

RATA-RATA
RATA-RATA CAPAIAN
CAPAIAN KAPASITAS
KAPASITAS PRODUKSI
PRODUKSI
TEMBAKAU
TEMBAKAU JENIS
JENIS WELERI
WELERI
Periode:
Periode: Sebelum
Sebelum dan
dan Sesudah
Sesudah Perbaikan
Perbaikan
Kesimpulan:
1.700
1.700
Dari grafik balok disamping disimpulkan bahwa rata-rata
1.600
1.600
capaian kapasitas produksi tembakau jenis Weleri
1.640 mengalami kenaikan dari 1.450 Kg/Jam sebelum
KG/JAM

1.640
KG/JAM

1.500
1.500 perbaikan menjadi 1.640 sesudah perbaikan atau rata-
rata naik sebesar 190 Kg/jam
1.400
1.400
1.450
1.450

1.300
1.300

Sebelum
Sebelum Perbaikan
Perbaikan
Sesudah
Sesudah Perbaikan
Perbaikan

PERIODE
PERIODE

Langkah 6: Membuat Standart Baru


6.1. Tujuan:
Mengurangi Akumulasi Waktu Minor Stoppages di lokasi Chute Rising to Thresher
6.2. Standart Prosedur: (SCI/PROTERA/005)
1. Atur setting tekanan steam sebesar 4,5 bar pada saat proses Weleri (OPL-BC-258-R0)
2. Atur setting speed Rising pada range 7-8 saat proses weleri (OPL-BC-259-R0)
3. Atur setting Adjuster refuser sebesar 17 Cm (OPL-BC-260-R0)
4. Atur proses Vacuum saat proses Weleri sebanyak 2 cycle (OPL-BC-261-R0)
5. a. Tentukan design kunci pintu Chute sesuai standart (KAIZEN/BC/89)
b. Jalankan Standart Inspeksi kunci pintu Chute (OPL-BC-267-R0)
6.3. Standart Hasil:
Tidak terjadi Minor Stoppages di lokasi Chute Rising to Thresher saat proses tembakau jenis Weleri
selama periode waktu 2 bulan
6.4. Manfaat Penerapan standart:
1. Proses produksi menjadi lebih lancar
2. mendukung tercapainya pemenuhan permintaan material dari bagian berikutnya
Komentar Management:

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus


Langkah 7: Mengumpulkan Data Baru dan
Menentukan Rencana Berikutnya
7.1. Analisa Masalah
MATERIAL
MATERIAL PRODUCTIVITY
PRODUCTIVITY PRECUT
PRECUT TOBACCO
TOBACCO PROCESS
PROCESS
Material productivity merupakan perbandingan antara hasil
Periode:
Periode: Nopember
Nopember s/d
s/d Desember
Desember 2009
2009 produksi dengan bahan baku yang digunakan yang dinyatakan
dalam satuan persen (%).
92,00
92,00 89,59
89,59
86,04
86,04 Kesimpulan :
Dari grafik balok di samping disimpulkan bahwa nilai Material
(%)
Prosentase (%)

87,00
87,00 83,61
83,61 Productivity di Bagian Precut Tobacco Process periode bulan
Prosentase

Nopember s/d Desember 2009 yang paling rendah adalah di PLU


82,00
82,00
3 yaitu baru mencapai nilai 83,61 %
MATERIAL
MATERIAL PRODUCTIVITY
PRODUCTIVITY PRECUT
PRECUT PLU
PLU 33
Periode:
Periode: Nopember
Nopember s/d
s/d Desember
Desember 2009
2009
77,00
77,00 90,00%
90,00%
PLU
PLU 11 PLU
PLU 22 PLU
PLU 33

85,00%
85,00%
Kesimpulan: 84,42%
84,42%

Prosentase
Prosentase
82,80%
82,80%
Dari grafik garis disamping terlihat bahwa pencapaian 80,00%
80,00%
Target
Target pemenuhan
pemenuhan Material
Material
target Material Productivity di PLU 3 Bagian Precut Productivity
Productivity minimal
minimal 85,00
85,00 %
%
Tobacco Process periode bulan Nopember s/d 75,00%
75,00%

Desember 2009 belum mencapai target yang di


tetapkan oleh management yaitu sebesar 85 %. 70,00%
70,00%
Nopember
Nopember Desember
Desember

7.2. Menentukan Tema berikutnya Bulan


Bulan

Untuk mengetahui Capaian Material Productivity yang belum memenuhi target, maka dilakukan stratifikasi
Material Productivity berdasarkan material yang diproses sebagai berikut:
MATERIAL
MATERIALPRODUCTIVITY
PRODUCTIVITYPRECUT
PRECUTPLU
PLU33
Periode:
Periode:Nopember
Nopembers/d
s/dDesember
Desember2009
2009

90,00
Kesimpulan :
90,00
86,74
86,74
85,92
85,92 85,75
85,75 85,37
85,37 Dari grafik balok di samping disimpulkan bahwa
85,00 pencapaian material productivity di PLU 3 Bagian Precut
(%) )

85,00 82,27
Prosentase(%

82,27 Tobacco Process periode bulan Nopember s/d Desember


Prosentase

2009 yang nilainya paling rendah adalah untuk jenis


80,00
80,00 tembakau Temanggung

75,00
75,00
T.MDR
T.MDR T.KRAKS
T.KRAKS T.WLR
T.WLR T.MGN
T.MGN T.TMG
T.TMG
Jenis
JenisTembakau
Tembakau

Berdasarkan fakta-fakta diatas SCI PROTERA menentukan tema berikutnya:


MENINGKATKAN MATERIAL PRODUCTIVITY JENIS TEMBAKAU TEMANGGUNG
DI PLU 3 BAGIAN PRECUT TOBACCO PROCESS

7.3 Rencana Kerja SCI Protera Berikutnya

SCI PROTERA - PT. Djarum Kudus

Anda mungkin juga menyukai