Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Latar Belakang
Perkembangan perekonomian yang sangat pesat, mendorong perusahaan untuk lebih
kreatif agar mampu bersaing dalam mempertahankan kinerja dan eksistensinya sehingga
mampu bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama. Kinerja keuangan merupakan
gambaran kondisi keuangan yang terjadi di perusahaan, kinerja keuangan yang buruk
akan menghambat kinerja perusahaan dalam meningkatkan hasil produksi. Jika
perusahaan tidak mengambil keputusan atau tindakan yang tepat, maka perusahaan
tersebut dapat berada ditahap financial distress yang mengarah kepada kebangkrutan
perusahaan.
Kebangkrutan ditandai dengan melemahnya kondisi keuangan perusahaan sehingga
mengalami kerugian besar dan perusahaan tidak memiliki kecukupan dana untuk
menjalankan usahanya. Untuk mengantisipasi terjadinya kebangkrutan, perusahaan
memerlukan analisis potensi kebangkrutan yang dapat diukur melalui laporan keuangan
perusahaan. Semakin awal perusahaan melakukan analisis potensi kebangkrutan, semakin
awal perusahaan dapat mendeteksi tanda-tanda kebangkrutan, sehingga perusahaan dapat
menyusun strategi dan melakukan persiapan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan.
Penelitian mengenai analisis potensi kebangkrutan telah banyak dilakukan. Ada
beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis potensi kebangkrutan ini,
diantaranya Altman Z-Score, Zmijewski, dan springate, metode ini dapat menunjukan
skor yang memungkinkan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan, walaupun
kebangkrutan tersebut belum terjadi , analisis ini memberikan kesempatan kepada
perusahaan untuk mengantisipasi terjadinya kebangkrutan.
Metode Altman Z-score merupakan salah satu metode yang diunakan untuk
menganalisis potensi kebangkrutan perusahaan, metode ini menggunakan 5 rasio, yaitu
rasio modal kerja terhadap total aktiva (X1), laba ditahan terhadap total aktiva (X 2),
laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva (X 3), nilai saham biasa dan saham
preferen terhadap nilai buku total hutang (X4)), penjualan terhadap total aktiva(X5). Rasio
tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan kesulitan keuangan pada
perusahaan dengan tingkat akurasi 80% - 95%.
Metode Zmijewski metode ini menggunakan teori yang berbeda, yaitu rasio
profitabilitas (X1), leverage (X2), likuiditas (X3) perusahaan sebagai variabel penting
untuk mempredikdi kebangkrutan dengan tingkat akurasi 98%.
Metode Springate metode ini menggunakan 4 rasio, yaitu rasio modal kerja terhadap
total aktiva (X1), laba sebelum bunga pajak terhadap total aktiva (X 2), laba sebelum pajak
terhadap hutang lancar (X3), penjualan terhadap total aktiva (X4). Dengan tingkat akurasi
sebesar 92,5%. Ketiga metode tersebut sering digunakan untuk menganalisis potensi
kebangkrutan perusahaan.
PT. Matahari Departement Store,TBK merupakan salah satu perusahaan retail
terbesar yang ada di Indonesia, perusahaan tersebut berdiri pada tanggal 24 oktober 1958
dan sudah memiliki 155 gerai di 81 kota yang tersebar di seluruh indonesia. Pada tahun
2021, PT. Matahari Departement Store,TBK memutuskan untuk menutup 13 gerai.
Penutupan tersebut dilakukan karena perusahaan mengalami penurunan kinerja keuangan
di saat terjadinya pandemi COVID-19.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengambil judul “ANALISIS POTENSI
KEBANGKRUTAN PADA PT MATAHARI DEPARTEMENT STORE, TBK
DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE, ZMIJEWSKI, DAN
SPRINGATE ( 2020- 2022)”

Anda mungkin juga menyukai