Dahulu kala di sebuah Negeri yang jauh, hiduplah seorang ratu penganut ilmu sihir yang kejam,
saking kejamnya dia tega membunuh suaminya sendiri di depan putri mereka kemudian
memperlakukannya sebagai pelayan.
Selain kejam, Ratu yang bernama Rowena tersebut juga memiliki sifat narsistik. Setiap hari dia
selalu bertanya kepada cermin ajaib miliknya untuk memastikan bahwa dia masih menjadi
wanita tercantik di Negeri tersebut, walaupun dia hanya cantik karena sihir. Pada suatu pagi,
seperti biasa Rowena bertanya kepada cermin ajaib dan jawaban cermin
R: (menatap cermin sambil menyisir rambut) "cermin, cermin di dinding, siapakah wanita
tercantik di Negeri ini?".
R: (terkejut) " PUTRI SALJU?! APA MAKSUDMU?! BUKANNYA WANITA TERCANTIK ITU AKU?!"
C: "Dulu memang Anda, Yang Mulia. Tapi sekarang Putri Salju adalah yang tercantik".
C: "Ya.. Yang Mulia bandingkan saja sendiri perbedaan diantara kalian. Wajah Yang Mulia
semakin hari semakin keriput, berbanding terbalik dengan Putri Salju yang semakin hari
tumbuh menjadi gadis yang cantik".
R: " Aku tidak terima kecantikanku ini dikalahkan oleh pelayan sepertinya! PENGAWAL!
KEMARI!"
R: "bagus".
Akhirnya, Sang Pengawal pun pergi menemui Putri Salju yang sedang menjemur pakaian.
Singkat cerita, Pengawal yang tidak tega untuk membunuh Putri Salju yang dikenal baik hati
menyuruh Sang Putri untuk kabur dan tinggal di bekas rumah miliknya yang ada di dalam hutan,
sebagai pengganti dari jantung yang diminta, Pengawal memanah seekor rusak dan mengambil
jantungnya untuk diserahkan pada Rowena.
Rowena adalah seorang penyihir, jadi hanya dengan melihat jantung tersebut, dia sudah
langsung tau jika itu palsu. Rowena murka dan menjatuhi Pengawal hukuman mati setelah
menginterogasi nya, kini dia tau dimana lokasi Putri Salju berada. Rowena pun membuat
rencana baru untuk membunuh Putri Salju, dia pergi ke rumah tempat Putri Salju berada
dengan menyamar sebagai wanita tua penjual buah, dia berpikir Putri Salju pasti akan merasa
kasihan dan membeli salah satu buah-buah dagangannya yang sudah diberi racun.
Singkat cerita lagi, Rowena berhasil menipu Putri Salju dan kini dia pergi, yakin jika anaknya
sendiri tersebut akan mati terkena racun.
S: (pegang apel) "apelnya kelihatan enak sekali, coba ku cicipi deh" (gigit apel sedikit, makan,
pegang dada) "A-.. Aduh, a-aku tersedak! Uhuk-uhuk! T-tolong!"
Beruntungnya, seorang pangeran yang kebetulan habis berburu di hutan mendengar teriakan
lemah Putri Salju, dia pun bergegas masuk ke dalam rumah
Pang: "Eh, astaga gadis itu tersedak!" (tepuk-tepuk punggung Putri Salju)
Pang: (beri minum) "Aku pangeran dari Negeri seberang, kebetulan sedang berkunjung kesini.
Kamu sendiri siapa?"
Putri Salju menceritakan segala penderitanya dan alasan mengapa dia bisa berada di tempat
itu. Pangeran marah mendengar kelakuan kurang ajar Rowena dan secara spontan berkata.
Pang: "Sunggih kurang ajar! Bagaimana kalau kamu tinggal di istanaku saja?"
Pang: "Iya.. Aku berjanji kamu akan hidup bebas dan bahagia tanpa ada yang mendzolimi"