Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Buku seri Modul SMK-SMTI dan SMK-SMAK di lingkungan
Kementerian Perindustrian dapat diselesaikan dan diterbitkan. Buku seri Modul
SMK-SMTI/SMAK berjumlah 59 modul yang terdiri dari 6 modul adaptif dan
normatif untuk SMK-SMTI/SMAK, 18 modul produktif SMK-SMTI serta 35 modul
produktif SMK-SMAK.
Sekolah Menengah Kejuruan di lingkungan Kementerian Perindustrian
bertujuan untuk mencetak SDM Industri siap kerja untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja terampil di sektor industri dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang efektif dengan
kurikulum yang telah terstandar sesuai dengan kebutuhan dunia usaha industri.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar pada SMK-
SMTI/SMAK di lingkungan Kementerian Perindustrian maka perlu disusun modul
pembelajaran yang terstandar sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan dalam
keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Nomor : 80/SJ-
IND/Kep/12/2012 dan Nomor : 81/SJ-IND/Kep/12/2012 tentang Kurikulum SMK-
SMTI dan SMK-SMAK di lingkungan Kementerian Perindustrian.
Dengan diterbitkannya buku seri modul ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran baik oleh siswa secara mandiri maupun kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas, sehingga seluruh lulusan SMK-SMTI/SMAK Kementerian
Perindustrian akan memiliki kualifikasi yang terstandar sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha industri.
Buku seri Modul SMK-SMTI dan SMK-SMAK ini diharapkan menjadi
pedoman dan pegangan bagi setiap guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar di SMK-SMTI/SMAK di lingkungan Kementerian Perindustrian.
Sekretaris Jenderal
Ansari Bukhari
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Buku seri Modul SMK-SMTI dan SMK-SMAK di lingkungan
Kementerian Perindustrian dapat diselesaikan dan diterbitkan. Buku seri Modul
SMK-SMTI/SMAK berjumlah 59 modul yang terdiri dari 6 modul adaptif dan
normatif untuk SMK-SMTI/SMAK, 18 modul produktif SMK-SMTI serta 35 modul
produktif SMK-SMAK.
Pembuatan Modul SMK-SMTI/SMAK ini diawali dengan penyusunan
konsep Modul oleh Tim Penyusun Modul yang terdiri dari guru pada masing-masing
bidang studi di setiap sekolah. Penyempurnaan konsep Modul dilakukan dalam
bentuk Focus Group Discussion di antara seluruh guru bidang studi yang difasilitasi
oleh Pusdiklat Industri dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dan saling
melengkapi di antara para guru bidang studi, sehingga dihasilkan suatu modul yang
komprehensif dan terstandar.
Modul SMK-SMTI/SMAK ini kami harapkan menjadi pedoman dan
pegangan bagi setiap guru dan para siswa dalam proses belajar mengajar dan
diterapkan secara konsisten pada masing-masing SMK-SMTI/SMAK di lingkungan
Kementerian Perindustrian.
Penyempurnaan dan pemantapan terhadap modul ini akan terus dilaksanakan
secara berkelanjutan. Untuk itu, sangat diharapkan kritik, saran dan masukan
berbagai pihak yang berkepentingan untuk penyempurnaan modul ini.
Demikian pengantar kami, dengan harapan semoga modul ini dapat
memberikan manfaat dalam meningkatkan kompetensi para siswa SMK-SMTI dan
SMK-SMAK di lingkungan Kementerian Perindustrian sehingga para lulusannya
mampu menjadi tenaga kerja terampil bidang industri yang kompeten dan siap kerja
Kepala Pusdiklat Industri
Mujiyono
DAFTAR ISI
(TABLE OF CONTENTS)
BAB I : PENDAHULUAN
A. Deskripsi …………………………………………. 1
B. Prasyarat …………………………………………. 2
C. Petunjuk Penggunaan Modul …………………. 4
D. Tujuan Akhir ……………………………………… 6
E. Kompetensi ……………………………………… 8
F. Cek List Kemampuan …………………………… 15
BAB II : KEGIATAN PEMBELAJARAN 19
A. Rencana Belajar Siswa ………………………… 22
B. Kegiatan Belajar ………………………………… 22
Kegiatan Belajar 1 ………………………………. 22
Pemisahan Pencampuran………………. ……. 23
Tugas 1 ………………………………………….. 45
Lembar Kerja Siswa 1 …………………………. 51
Kegiatan Belajar 2 ……………………………… 59
Perubahan Wujud Materi ……………………… 60
iii
Phase diagram …………………………………… 63
Entalphi Sublimasi ……………………………… 76
Proses Sublimasi ………………………………… 78
Penerapan Sublimasi …………………………… 86
Pemurnian Penyubliman ……………………… 90
Pemerinksaan Kondisi Sublimator …………… 97
Menangani Produk Sublimasi ………………… 97
Lembar Kerja Siswa 2 ………………………… 99
Evaluasi ………………………………………… 106
Daftar Pustaka ………………………………………… 109
iv
GLOSARIUM / GLOSSARY
Sublimasi /Sublimation :
terlebih dahulu
Campuran / Mixture :
Zat yang terdiri dari dua atau lebih zat yang terbentuk tanpa melalui
reaksi kimia.
chemical reaction.
Larutan/Solution :
Campuran homogen yang zat –zat yang tidak dapat Dibedakan lagi
Zat murni yang masih dapat diuraikan lagi menjadi zat –zat lain yang
kimia.
chamical reaction.
Koloid / Colloid :
campuran heterogen yang terdiri dari zat –zat yang ukuran partikel –
vi
Heterogeneous mixture consisting of substances the particles of
which are tiny and they are spread in the entire mixture, and the
vii
BAB I
CHAPTER I
PENDAHULUAN
PREFACE
A. Diskripsi
Description
B. Prasyarat
Pre-condition
To implement and learn this module the students should have mastered the
required competencies as follows:
2
5. Mengoperasikan dan Merawat Peralatan Penukar Panas Sederhana /
Operating and Maintaining Simple Heat Exchanger Equipment
3
C. Petunjuk penggunaan modul
Read the module until the level the level of understanding of not
less than 80 %
4
e) Bacalah lembar formasi pada setiap kegiatan dengan cermat
Answer the questions on the acsignment sheet and the tes formatif
2. Peran Guru
Role of teacher
5
Assisting student in determining the source of addtional or support
in learning.
D. Tujuan Akhir
Purpose
6
Understanding specification of the properties of chemical and
physical material to be sublimated
7
E. Kompetensi
8
9
10
11
12
Keterangan :
TM : Tatap Muka
PS : Praktik di Sekolah ( 2 jam praktik di sekolah setara dengan 1 jam tatap muka )
PI : Praktik di Industri ( 4 jam praktik di DU/DI setara dengan 1 jam tatap muka )
13
F. Cek Kemampuan
14
Tabel tingkat penguasaan siswa
Tingkat Penguasaan
Aspek
No Level of Mastery
Aspect
Sangat baik Baik Sedang Kurang
Very Good Standard Less
Good
15
4 Memeriksa titik–titik rawan sublimator
16
work
Keterangan:
Explanation:
Beri tanda cek ( ) pada tingkat penguasaan anda sesuai kemampuan yang anda capai.
17
Make check list ( ) for your level of mastery
18
BAB II
CHAPTER II
PEMBELAJARAN
LEARNING ACTIVITY
Kode : KIN.TP.13.035.01
Code : KIN.TP.13.035.01
Kompetensi Dasar :
Basic Competency :
20
Alasan Tanda Tangan
Tanggal Tempat
Kegiatan Belajar Perubahan Guru
No Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan
Lesson activity Reason of Teacher’s
Date Scedule Learning place
Time change signature
21
B. KEGIATAN BELAJAR
LESSON ACTIVITY
Kegiatan belajar 1
Lesson activity 1
a. Tujuan / Goal :
22
Description :
PEMISAHAN CAMPURAN
MIXTURES SEPARATION
A. Campuran
Mixture
Di alam semesta ini banyak terdapat materi yang tersusun atas dua
atau lebih zat dan sifat zat semula masih ada dalam materi tersebut. Materi
yang terdapat di alam semesta ini hanya sedikit yang ditemukan dalam
keadaan murni, sebagian besar materi ditemukan dalam keadaan yang tidak
murni. Materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dan masih mempunyai
sifat asal zat penyusunnya disebut campuran. Suatu campuran masih
mempunyai sifat zat penyusunnya sehingga dapat dipisahkan dengan cara
fisika.
23
A. Campuran Homogen
Homogeneous Mixtures
The solution can be either solid, liquid, and gas. The form of the
solution depends on the type and ratio of its constituent components.
24
stainless steel is a mixture of iron, nickel, and chromium
2. Larutan cair dapat berupa air garam, air gula, air soda dan spirtus.
Aqueous solution can be salt water, sugar water, soda water and spirits.
B. Campuran Heterogen
Heterogeneous mixtures.
26
C. Metode Pemisahan Campuran
27
1. Sifat – sifat zat pencemar dan campurannya.
namely:
28
2. Metode pemisahan kompleks / Complex separation methods
Merupakan metode pemisahan melalui beberapa tahapan kerja, seperti
: penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan
reaksi reaksi kimia yang diperlukan. Pada metode ini biasanya
menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya
pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan
kompleks.
29
tertahan dalam saringan. Berdasarkan hal ini maka ukuran partikel zat
dalam campuran dapat digunakan sebagai dasar pemisahan campuran.
For example, when the mixture of sand, brick pieces, and pebbles
is passed through a filter, the sand which is small in size will pass through
the filter, while the brick pieces and pebbles will stay on the filter. Based on
this case, the size of substance particles in a mixture can be used as a basis
of mixture separation.
30
1. Penyaringan / Filtration
31
Gambar 1. Penyaringan campuran
32
menjadi gas. Uap tersebut kemudian dialirkan melalui suatu pipa yang
dirancang khusus untuk proses selanjutnya (tahap pengembunan).
33
Gambar 2. susunan alat-alat distilasi
34
3. Penguapan / Evaporation
Zat padat seperti gula dan garam tidak dapat dipisahkan dari
larutannya dengan cara filtrasi. Hal ini karena ukuran partikel-partikel
larutan tersebut sangat kecil dan tersebar merata dalam larutan. Komponen-
komponen zat dalam larutan ini dapat dipisahkan dengan cara penguapan.
35
The steps in mixture separation by using the evaporation
methodcan be simply described as follows.
4. Ekstraksi / Extraction
36
Sampel berupa larutan dimasukan dalam corong pisah kemudian
ditambahkan pelarut organik eperti cloroform dan heksana. Campuran
tersebut kemudian didiamkan beberapa saat sampai terbentuk dua lapisan.
Zat terlarut akan terdistribusi kedalam dua pelarut yaitu air dan pelarut
organik. Mineral dan garam akan larut dalam air sedangkan senyawa
organik akan larut dalam pelarut organik. Lapisan bawah dikeluarkan
dengan cara membuka kran corong pisah. Zat hasil ekstraksi dapat
diperoleh dengan menguapkan plarut organiknya.
37
5. Crystallization / Kristalisasi
Zat yang mempunyai titik didih rendah juga akan mempunyai titik
beku yang rendah, demikian juga sebaliknya. Jadi ketika suatu larutan
didinginkan, maka zat yang mempunyai titik didih dan titik beku lebih tinggi
akan membeku lebih dulu dibandingkan dengan zat yang mempunyai titik
didih dan titik beku rendah.
Substances having low boiling point will also have low freezing
point. So, when a solution is cooled, the substance which has higher boiling
and freezing points will freeze earlier than the substance which has lower
boiling and freezing point.
Jika suatu zat dilarutkan dalam pelarut yang mempunyai titik didih
dan titik beku lebih tinggi dari zat tersebut dan kemudian didinginkan maka
zat tersebut akan membeku sebelum pelarutnya juga ikut membeku. Ketika
zat terlarut tersebut membeku maka pada saat itu campuran tersebut dapat
dipisahkan dengan segera. Contoh pemisahan campuran dengan
menggunakan cara kristalisasi dapat ditemukan anatara lain dalam proses
pemurnian garam dapur dan pemisahan gula pasir dari air tebu.
39
6. Kromatografi/Chromatography
40
In cromatography process, there are some phase or steps, i.e
constan or staying and moving phase. The constan phase is in the form of
solids or liquids, while the moving phase usually is in the form of liquids or
gases. The constan phase will hold the mixture component, while the
moving phase will dissolve the component. The component which is easy to
be held will stay in the constant phase. Meanwhile, the component which is
soluble will move faster in the moving phase.
41
Gambar 6. Pemisahan campuran zat warna dengan cara kromatografi
7. Sublimasi /Sublimation
42
Sublimation is the separation of a mixture based on changes in
states of matter from a solid to a gas without going through a liquid first.
Separation was performed on mixtures such as camphor sublimes
(camphor) are mixed with the soil and iodine crystals are mixed with salt.
43
Gambar 7 . Proses sublimasi antara campuran iodium dan pasir
44
d. Tugas 1
Exercise 1
Berilah tanda silang (X) pada huruf A,B,C atau D untuk jawaban yang benar.
1. Campuran dua macam zat atau lebih yan mana zat – zat yang
tercampur di dalamnya masih dapat dibedakan satu sama lain disebut..
The mixture of two or more kins of substance in which the mixed
substances can still be differentiated from each other is called...
2. Campuran dua macam zat atau lebih yang mana zat – zat yang
tercampur di dalamnya tidak dapat dibedakan disebut…
45
A. pasir – air/sand – water
4. Cara praktis untuk memisahkan campuran air dan minyak tanah adalah
A. penyubliman/sublimation
B. penyulingan/distillation
C. penyaringan/ filtering
C. pengendapan/precipitation
D. kelarutan/soluble
To separate the fresh water with sea water can be done by…
A. penguapan /evaporation
B. penyaringan/filtering
C. distilasi/ distillation
46
D. sublimasi/sublimation
Mixture of two different substances are very precise particle sizes are
separated by the method…
A. sublimasi /sublimation
B. kromatografi/chromatography
C. filtrasi/filtration
47
D. distilasi /distillation
10. Di bawah ini merupakan hal –hal yang berkaitan dengan sublimasi,
kecuali…
11. Dua larutan yang memiliki perbedaan titik didih yang tinggi dapat
dipisahkan dengan metode .../Two solutions that have different boiling
points can be separated by methods ...
A. sublimasi/ sublimation
B. distilasi/distillation
C. filtrasi/ filtration
D. ekstraksi/ extraction
12. Untuk memperoleh zat –zat yang terdapat galam tumbuh – tumbuhan
kita dapat menggunakan metode ekstraksi .../ To obtain the
substances contained Galam grow - plants we can using the extraction
method…
A. ganda/double
B. sederhana/simple
48
C. kompleks/complex
D. pelarut/solvent
13. Berikut ini yang merupakan syarat bahan yang bisa dipisahkan dengan
cara distilasi, kecuali…
14. Alkohol dan air merupakan dua zat yang berbeda titik didihnya. Apabila
campuran air dan alkohol didistilasi maka alkohol ...
Alcohol and water are two different substances boiling point. If mixture
of water and alcohol is distilled the alcohol…
A. menguap lebih sedikit dari pada air/ evaporate less water than
B. menguap lebih banyak dari pada air/evaporate more of the water
C. habis terlebih dahulu dan air tetap/run out of water first and remains
49
A. volatilitas/volatility
50
LEMBAR KERJA EVALUASI 1/JOB SHEET EVALUATION 1
51
Tujuan /Goal : Siswa dapat memahami prinsip dasar sublimasi dan dapat memisahkan Iodium dari
campuran garam dapur dengan iodium .
: the students are able to comprehend the base principle of sublimation and to
separate Iodium from the mixture of salt with Iodium.
Dasar Teori/ Sublimasi merupakan pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud zat dari
zat padat menjadi gas tanpa melalui zat cair terlebih dahulu. Pemisahan dilakukan
Basic theory pada campuran yang mudah menyublim seperti kristal iodium yang bercampur
dengan garam dapur.
Sublimation is the mixture separation based on the process altering of the substance
form from solid into gas without given liquid. The separation done on the mixture
which easy to sublimate such as iodium crystal that mixed with salt.
Sublimasi dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang dapat
menyublim dari campurannya yang tidak menyublim. Seperti pemisahan iodin dari
campurannya dengan garam dapur. Ketika campuran dipanaskan iodium akan
menguap sedangkan campuran lain tidak menguap sehingga dapat diperoleh kembali
iodium.
Sublimation can be used to separate the sublimated component from its
mixture which doesn’t sublimate. For example, the separation between iodiun and its
mixture with the salt. when the mixture heated, iodium will evaporate whereas another
mixture doesn’t evaporate, so it can be regained.
52
Alat & Bahan Alat /Tools :
Tools and materials 1. Pembakar spiritus/ bunsen Burner (Spiritus Burner)
2. kaca arloji /watch glass
3. Kaki tiga /Tripod /
4. Kasa Asbes /Asbestos Fiber
5. Gelas kimia 400 mL/beaker glass 400 ml
Bahan :Materials
1. garam dapur/salt
2. iodium/Iodium
Prosedur Kerja/ 1. Timbang 50 gram garam dapur dan 100 gram iodium masukan ke dalam gelas
Procedures kimia ukuran 250 mL/ Weight the salt of 50 gram and put 100 gram of iodium into the
Erlenmeyer 250 mL
2. Timbang 100 gram kamfer kotor yang mengandung pasir dan masukan ke dalam
gelas kimia ukuran 250 mL/Weight 100 gr of the dirty camphor which contained sand
and put it into the erlenmeyer 250 mL
3. Masukan batu es ke dalam kaca arloji/Put the ice cube into the watch glass
4. Letakkan kasa asbes di atas kaki tiga dan letakkan kaca arloji tersebut di atas
gelas kimia yang berisi campuran garam dapur dan iodium/Put the asbestos fiber
on the tripod and put the watch glass on the erlenmeyer which contained the
mixture of salt and iodium
53
5. Panaskan gelas kimia yang berisi campuran garam dapur dan iodium dengan
pembakar spiritus.Heat the erlenmeyer which contained the mixture of salt and
iodium with the spiritus burner.
6. Amati kristal –kristal yang terbentuk dibagian bawah kaca arloji .Observe the
crystals which formed at the base of the watch glass.
Keselamatan Kerja The 1. Pastikan peralatan gelas dalam keadaan bersih/Make sure the glass is clean
safety
2. Siapkan semua peralatan sublimasi yang diperlukan /Prepare all the necessary
sublimation tools
3. Gunakan jas praktikum dengan benar /Wear the ware pack correctly
4. Terapkan K3 selama praktikum dengan baik /Apply K3 during the practicum
correctly
54
Data Percobaan/ Data awal sebelum proses Sublimasi/The previous data before the sublimation
Experiment data process
Berat garam dapur
/The weight of salt = ...........................g
Berat Iodium
/The weight of iodium = ...........................g
Berat cawan penguap kosong
/The weight of empty evaporate dish = ........................... g
Berat garam dapur+ Iodium + cawan penguap
The weight of the salt+iodium+ evaporate dish =.............................g
55
Data pengamatan setelah proses Sublimasi /The observation data after the process of
sublimation
TAHAPAN /PHASE BERAT/WEIGHT
No
(gram)
1 Pertama/First
...................................................
2 Kedua/Second
...................................................
3 Ketiga/Third
...................................................
56
Berat cawan kosong
The weight of the empty Basin
/dish remained = ...................................gram
57
Pertanyaan Question 1. Kristal apakah yang terbentuk di bagian bawah cawan porselin ?
What crystal which formed on the bottom of the glass ?
2. Berapa berat zat yang terbentuk ?
How weight the substance formed?
3. How many percent of the lost substance?
Berapa persen zat yang hilang ?
Kesimpulan / Conclusion
58
Kegiatan Belajar 2
Lesson Activity 2
Tujuan :Goal
59
9. Menangani produk sublimasi
Penjelasan : Description
60
While the physical changes occur when there is a change in
temperature or heat from outside the system that lead to the boiling point,
freezing point, or melting point is exceeded. On physical The changes, a
substance that can turn back into shape easily because no new substances
are formed.
61
transformed into water vapor without melting through the process called
sublimation. The process of changing states of matter above can be
expressed by the following diagram:
Dari Ke
Rekombinasi/
Plasma - - N/A
Deionisasi
62
Gambar 9. Perubahan wujud yang terjadi pada benda padat, cair, dan gas
Figure 9 . Change of that occur in the form of solid, liquid, and gas
Diagram Fase
Phase diagram
63
yang mempunyai tiga titik yang sesuai dengan suhu tunggal dan tekanan
udara pada zat pada, cair, dan gas pada air dapat berdampingan di dalam
saut titik keseimbangan yang stabil.
Solidus merupakan suhu di bawah zat yang stabil pada daerah zat
padat. liquidus merupakan suhu diatas zat yang stabil pada daerah zat cair.
Barangkali ada celah diantara zat padat dan zat cair; di dalam celah
tersebut, zat tersebut terdiri atas campuran kristal dan cairan.
64
The simplest phase diagrams are pressure-temperature diagrams
of a single simple substance, such as water. The axes correspond to the
pressure and temperature. The phase diagram shows, in pressure-
temperature space, the lines of equilibrium or phase boundaries between the
three phases of solid, liquid, and gas.
Gambar 10.
Diagram
fase paling
sederhana
65
A typical phase diagram. The solid green line applies to most
substances; the dotted green line gives the anomalous behavior of water.
The green lines mark the freezing point and the blue line the boiling point,
showing how they vary with pressure.
The curves on the phase diagram show the points where the free
energy (and other derived properties) becomes non-analytic: their
derivatives with respect to the coordinates (temperature and pressure in this
example) change discontinuously (abruptly). For example, the heat capacity
of a container filled with ice will change abruptly as the container is heated
past the melting point. The open spaces, where the free energy is analytic,
correspond to single phase regions. Single phase regions are separated by
lines of non-analytical, where phase transitions occur, which are called
phase boundaries.
Pada diagram yang disebelah kiri, fase tidak terbatas antara zat
cair dan gas tidak berlanjut pada jangka waktu yang tidak terbatas. Malahan,
fase tidak terbatas itu berakhir pada sebuah titik pada fase diagram yang
disebut titik kritis. Hal ini mencerminkan fakta bahwa, pada suhu dan
tekanan yang sangat tinggi, fase zat cair dan gas menjadi tidak dapat
dibedakan, dengan apa yang dikenal dengan zat cair dan gas yang
66
superkritis. Pada air, titik kritis terjadi disekitar Tc = 647.096 K (373.946 °C),
pc = 22.064 MPa (217.75 atm) and ρc = 356 kg/m³.
In the diagram on the left, the phase boundary between liquid and
gas does not continue indefinitely. Instead, it terminates at a point on the
phase diagram called the critical point. This reflects the fact that, at
extremely high temperatures and pressures, the liquid and gaseous phases
become indistinguishable, in what is known as a supercritical fluid. In water,
the critical point occurs at around Tc = 647.096 K (373.946 °C), pc =
22.064 MPa (217.75 atm) and ρc = 356 kg/m³.
Fase tidak terbatas pada zat padat dan cair pada diagram fase dari
sebagian besar zat yang memiliki kemiringan (lakukan) positif; semakin
67
besar tekanan yang diberikan oleh zat maka semakin dekat molekul zat
secara bersamaan yang di bawa oleh satu sama lainnya, yang
meningkatkan tenaga intermokuler pada efek zat. Demikianlah, zat
membutuhkan suhu yang lebih tinggi agar molekulnya mendapat energi
yang cukup untuk memecah susunan yang sudah tepat pada fase zat padat
dan memasukkan fase zat cair. Sebuah konsep yang sama telah
diaplikasikan untuk merubah fase zat cair dan gas. Air, oleh karena sifat
khususnya merupakan salah satu pengecualian dari beberapa peraturan
yang ada.
68
In addition to just temperature or pressure, other thermodynamic
properties may be graphed in phase diagrams. Examples of such
thermodynamic properties include specific volume, specific enthalpy, or
specific entropy. For example, single-component graphs of Temperature vs.
specific entropy (T vs. s) for water/steam or for a refrigerant are commonly
used to illustrate thermodynamic cycles such as a Carnot cycle, Rankine
cycle, or vapor-compression refrigeration cycle.
69
Gambar 11. Temperature vs. specific entropy phase diagram for
water/steam.
Figure 11. Suhu vs diagram fase entropi spesifik untuk air/uap air
70
3D phase diagrams
A line on the surface called a triple line is where solid, liquid and
vapor can all coexist in equilibrium. The critical point remains a point on the
surface even on a 3D phase diagram. An orthographic projection of the 3D
P-v-T graph showing pressure and temperature as the vertical and
horizontal axes effectively collapses the 3D plot into a 2D pressure-
temperature diagram. When this is done, the solid-vapor, solid-liquid, and
liquid-vapor surfaces collapse into three corresponding curved lines meeting
at the triple point, which is the collapsed orthographic projection of the triple
line.
72
Diagram fase ganda
74
Gambar 13 .grafik Tekanan – suhu diagram fase pada air
75
Diagram Mesofase/Mesophase diagrams
Entalphi sublimasi
Enthalpy of sublimation
76
fase cair lanjutan. Sublimasi adalah sebuah fase transisi endotermik yang
terjadi pada suhu dan tekanan de bawah tiga titik zat pada diagram fasenya.
77
Entalpi sublimasi, atau pemanasan sublimasi disebut sebagai
panas yang dibutuhkan untuk menyublim satu cetakan pada suatu zat yang
diberi kan kombinasi suhu dan tekanan, yang biasanya merupakan tekanan
dan suhu standar (STP). Panas sublimasi biasanya di tuliskan denagn
kJ/mol, meskipun hal ini tidak biasanya ditemukan dalam bentuk kJ/kg.
Proses Sublimasi
Sublimation Process
78
padatan yang berada dalam campuran tersebut dapat berubah wujud
menjadi uap atau gas ketika dipanaskan atau mengalami sublimasi.
The Mixture around us is not just in liquid state, but there are also
solid and gas. To separate solid mixtures, sublimation method is used. This
method is used to separate a mixture of solids where one of the solids in the
mixture can be transformed into a vapor or gas when heated or undergo
sublimation.
79
pressures, most objects and substances have three different forms at
different temperatures. In this case the transition from the solid state to form
the gas needed intermediate phase. But for some intermediate phase, its
form can directly change to gas without melting. This can occur if the air
pressure in the substances is too low to prevent these molecules escape
from the solid state.
1. Zat padat yang memiliki suhu dan tekanan di bawah T° dan P°; T° dan
P° adalah suhu dan tekanan dimana zat berada dalam keadaan
setimbang.
Solids which have temperature and pressure at the bottom of T° and P°;
T° and P° are the temperature and pressure at which the substance is in
an equilibrium state.
2. Partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar
sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang
tinggi.
80
The mixed particles must have a large difference in boiling point so that
we can generate steam with a high degree of purity.
81
Pada umumnya perubahan tingkat wujud berlangsung menurut
pola padat - cair - gas atau kebalikannya. Ada beberapa zat yang dapat
berubah Iangsung dari keadaan uap ke keadaan padat yang disebut
menyublim. Sifat demikian dimiliki oleh unsur yodium, kamfer, naftalen, dan
belerang.
82
Peralatan dan bahan yang dipakai untuk proses sublimasi yodium:
4. Pipet / pipette
5. Beaker / beaker
2. Belerang / sulfur
3. Kanji / starch
5. Alkohol / Alcohol
83
Prosedur Proses Sublimasi
Terjadi perubahan warna uap yodium, uap ini akan menyublim pada
bagian bawah gelas arloji.
The color of iodine vapor is changed, this vapor will sublimate at the
bottom of a watch glass.
Put some of the iodine crystals in a test tube then pours distilled water.
84
3. Memasukkan sebagian yang lain pada tabung reaksi dan menuang
alkohol.
Put some others into test tube and pour the alcohol.
3. Kafein / Caffeine
5. Iodium / Iodine
6. Belerang / Sulfur
7. Arsenik / Arsenic
8. Kloroform / Chloroform
1. Sublimator Adapter
2. Microscale Sublimer
85
6. Fluidized Bed Sublimator
Aplikasi dalam proses sublimasi dapat diterapkan dalam pembuatan dry ice
(CO2 padat) seperti pada gambar berikut:
86
Proses Sublimasi Karbon Dioksida/Sublimation Process of Carbon
Dioxide
Karbon dioksida padat (es kering) siap menyublim pada tekanan atmosfer
pada -78, 5°C (197,5 K, −104,2 °F), sedangkan cairan CO2 bisa di dapat
pada tekanan udara dan suhu di atas tiga titik (5,2 atm, - 56,4°C) seperti
ditunjukkan pada gambar berikut:
87
Gambar 13. Butiran Kecil dari Es Kering Menyublim di Udara
Snow and ice sublimation occurs more slowly below the melting
point temperature. This allows cloth hung outdoors in freezing weather
becomes wet and becomes dry again. In freeze-drying, the material is too
dry because frozen and water sublimed is reduced under pressure or
vacuum. The loss of snow from a snowfield during winter is often caused by
sunshine shines directly on the upper layers of the snow. Ablation is a
process that includes sublimation and erosive by glacier ice.
88
Senyawa Lainnya / Other Compounds
Iodine menghasilkan uap pada pemanasan dengan api kecil. Hal ini
memungkinkan untuk menghasilkan cairan iodine pada tekanan udara
atmosfer dengan mengontrol suhu pada bagian atas titik lebur iodine. Pada
forensic science, penguapan iodine dapat menampakkan fingerprints yang
tersembunyi pada kertas.
89
Iodine produces fumes on gentle heating. It is possible to obtain
liquid iodine at atmospheric pressure by controlling the temperature at just
above the melting point of iodine. In forensic science, iodine vapor can
reveal latent fingerprints on paper.
Pemurniaan Penyubliman
Sublimation Purification
90
pemanasan berhenti dan ruang hampa di buka, maka senyawa murni dapat
di kumpulkan dari permukaan yang di diinginkan seperti pada gambar
sebagai berikut:
91
Cold trap
92
masuknya pompa vakum memadat dan terkontaminasi. Sebagian besar
penghambat dingin dibutuhkan ketika perpindahan zat cair dalam jumlah
besar yang disebabkan pembekuan kering.
93
Penerapan
Applications
Pumps that use oil either as their working fluid (diffusion pumps), or
as their lubricant (mechanical rotary pumps), are often the sources of
contamination in vacuum systems. Placing a cold trap at the mouth of such a
pump greatly lowers the risk that oil vapours will backstream into the cavity.
Cold traps can also be used for experiments involving vacuum lines
such as small-scale very low temperature distillations/condensations. This is
accomplished through the use of a coolant such as liquid nitrogen or a
freezing mixture of dry ice in acetone or a similar solvent with a low melting
point.
Ketika ditampilkan pada skala yang lebih besar, maka teknik ini
disebut pengeringan beku, dan penghambat dingin di sebut pula sebagai
pemadat.
94
When performed on a larger scale, this technique is called freeze-
drying, and the cold trap is referred to as the condenser.
Care should be taken when using a cold trap not to condense liquid
oxygen (a light blue liquid) into the cold trap. Liquid oxygen is potentially
explosive, and this is especially true if the trap has been used to trap
solvent. Liquid oxygen can be condensed into a cold trap if a pump has
sucked air through the trap when the trap is very cold, e.g. when cooled with
liquid nitrogen.
95
Konstruksi
Construction
Cold traps (C in the figure) usually consist of two parts: The bottom
is a large, thick round tube with ground-glass joints (B in the figure), and the
second is a cap (A in the figure), also with ground-glass connections. The
length of the tube is usually selected so that, when assembled, the total
reached is about half the length of the tube.
96
Pemeriksaan Kondisi Sublimator
97
Sublimation results that have been obtained are collected using a
spoon to compare profit with the original crystal. To compared, whether
Iodine sublimated mass equal to the mass produced sublimation products.
Can then be analyzed whether the substances are vaporized, the vapor can
sublimate into crystals whole back
98
LEMBAR KERJA EVALUASI 2/ JOB SHEET EVALUATION 2
Dasar Teori/Basic Sublimasi adalah peristiwa penguapan secara langsung padatan kristalin ke dalam fasa
99
Theory uap. Contoh klasik sublimasi adalah penguapan kamfer (kapus barus). Sublimasi dapat digunakan
sebagai metode pemurnian padatan kristalin. Beberapa senyawa kimia dapat menyublim pada
temperatur dan tekanan kamar, namun banyak yang baru dapat menyublim apabila tekanan
diturunkan. Untuk mendapatkan bahan murni, fasa uap bahan tersublim didinginkan secara
perlahan-lahan sehingga terbentuk kristal.
Sublimation is the incessant phenomenon of evaporation of the solid matter of crystal into
vapor phase. The classic sample of sublimation is the evaporation of camphor (camphor).
Sublimation can be used as the method of solid matter of crystal purifying. Some of chemical
compounds .are able sublimated in a temperature and room pressure, however there are another
materials which is able to sublimate when the pressure decreased. To gain the pure material, the
material of sublimated vapor phase should be cooled off slowly until it is formed a crystal.
A. Alat/Tools
100
5. Gelas kimia 250 ml/Beaker glas 250 ml
B. Bahan/ Materials
Prosedur Kerja/ 1. Timbang 100 gram kamfer kotor yang mengandung pasir dan masukkan ke dalam gelas kimia
Procedure ukuran 250 mL / Weigh 100 gram of dirty camphor which contains of sand and put it into the
Beaker Glass with the size of 250 ml.
2. Masukan butiran es dalam kaca arloji dan letakkan kaca arloji di atas gelas kimia / Put the ice
trickle into the watch glass and put it on the Beaker Glass.
3. Letakkan kasa asbes di atas kaki tiga dan letakkan gelas kimia diatas kasa asbes / Put the
asbestos fiber on the tripod and put the Erlenmeyer on the asbestos fiber.
4. Panaskan gelas kimia yang berisi campuran pasir dan kamfer dengan pembakar spiritus dengan
menggunakan api kecil agar kamfer berubah menjadi uap (menyublim)/Heat the Beaker Glass
which contained camphor mixed with sand with the spirituous burner by using low heat in order
that the camphor turn into solid matter (sublimed)
Setelah uap mendekati kaca arloji, uap akan menyublim kembali berubah menjadi padat/After
101
the vapor almost reach the watch glass, it will be resublimed into solid matter.
Kamfer murni akan menempel pada dasar kaca arloji sementara pengotor akan tetap tertinggal
di gelas kimia/The pure camphor will adhere on the base of the watch glass while the polluter
still remained in the Beaker Glass
5. Amati kristal–kristal yang terbentuk di bagian bawah kaca arloji/Observe the crystals whish is
remained under the watch glass.
Keselamatan 1. Pastikan peralatan gelas dalam keadaan bersih / Make sure the glass is clean.
Kerja/Working
2. Siapkan semua peralatan sublimasi yang diperlukan / Prepare all the necessary sublimation
Safety
tools
3. Gunakan jas praktikum dengan benar / Wear the ware pack correctly
4. Terapkan K3 selama praktikum dengan baik / Apply K3 during the practicum correctly
102
Data Percobaan/ Data awal sebelum proses Sublimasi / The previous data before sublimation process
Experiment data
Berat campuran kamfer dan pasir + cawan/ The weight of mixed camphor and the sand + watch
glass = ...........................gr
Berat campuran kamfer dan pasir/ The weight of the mixture of sand and camphor =
........................... gr
Data Percobaan/ Data awal sebelum proses Sublimasi/The previous data before sublimation process
Experiment data
Berat campuran kamfer dan pasir + cawan/The weight of mixed camphor and sand + watch glass
= ...........................gr
Berat campuran kamfer dan pasir/The weight of the mixture of sand and camphor =
........................... gr
103
Data pengamatan setelah proses Sublimasi/The observation data after sublimation process
BERAT/WEIGHT
No TAHAPAN/PROCESS
(gram)
1 Pertama/first ...................................................
2 Kedua/Second ...................................................
3 Ketiga/Third ...................................................
Berat cawan + zat yang tersisa/ The weight of the watch glass + remained substance
= ...................................gram
= ....................................gram
104
Berat zat yang tersisa/The weight of the remained sustance
= ....................................gram
Pertanyaan/ 1. Kristal apakah yang terbentuk di bagian bawah cawan?/ What kind of crystal which formed
Questions under the watch glass?
2. Berapa berat kristal zat yang terbentuk?/ How weight the crystal substance formed?
3. Berapa banyaknya zat yang masih tersisa?/ How much substances which is remained?
Kesimpulan /
Conclusion
TTD TTD
Instruktur/ Instructor’s signature Nilai/Score Praktikan/Student’s signature
105
EVALUASI/ EVALUATION
Kompetensi/Competency :
.................................................................
Kode/Code :
.................................................................
Hiterogen?
106
4. Jelaskan apa sajakah yang mendasari pemisahan campuran menjadi
komponen komponennya?
Explain what are the bases of mixture separation into its components?
How is the most exact way to purify camphor from its polluter?
107
12. Sebutkan 2 contoh penerapan proses sublimasi dalam kehidupan
sehari–hari?
108
DAFTAR PUSTAKA
BIBLIOGRAPHY
Hermawan, dkk, “Kimia untuk SMK Teknik kelas X “, Galaxy Puspa Mega,
Bekasi, 2007
109