Anda di halaman 1dari 5

LKPD 1

Kejahatan Pembuangan Limbah di A

Teluk Jakarta
Penindakan dua perusahaan farmasi terkait kealpaan mengelola limbah terasa
mengejutkan. Keteledoran itu menyumbang kadar
pencemaran parasetamol di Teluk Jakarta B
Mulanya, publik terperanjat oleh informasi seputar
kandungan parasetamol dalam jumlah signifikan di C
Teluk Jakarta. Analisis awal menyebutkan, konsumsi
publik Jakarta akan parasetamol dalam kehidupan
sehari-hari berkontribusi terhadap pencemaran
itu. Tekanan hidup warga kota diasumsikan
kerap memaksa mereka, mengonsumsi obat pereda rasa sakit, salah satunya
parasetamol. D

Kabar lanjutannya beredar pekan lalu saat Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
menindak dua perusahaan farmasi yang tidak taat dalam pengelolaan air limbah.
Limbah perusahaan itu ditemukan ikut menyumbang kontaminasi bahan kimia
parasetamol di perairan Teluk Jakarta.
E
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkapkan,
perusahaan farmasi berinisial PT MEF dan PT B diduga memproduksi produk
mengandung parasetamol di wilayah Jakarta Utara. Temuan ini didapat setelah DLH
DKI melakukan investigasi dan verifikasi.

“Hasil verifikasi lapangan terhadap kegiatan usaha farmasi di wilayah Jakarta Utara
diketahui bahwa PT MEF dan PT B belum taat dalam pengelolaan air limbah. Ini F
dibuktikan dari hasil pemeriksaan laboratorium air limbah industri farmasi, kata Asep.
(Kompas,10/11/2021)
G
Sanksi administratif diterapkan terhadap kedua perusahaan tersebut yakni berupa
penutupan dan perbaikan ulang saluran instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau
instalasi pengolahan limbah terpadu (IPLT). Mereka juga diwajibkan mengurus H
persetujuan teknis pembuangan air limbah dalam rangka pengendalian pencemaran
air.
Petunjuk kerja :

1. Bacalah secara seksama teks artikel


2. Perhatikan kata-kata yang dicetak tebal dan simbol-simbol yang ada.
3. Pertanyaan :

a. Struktur apa yang muncul dalam huruf A,B?


b. Apakah huruf C,D,E,F,G merupakan kongjungsi?
c. Sudahkan terwakil kongjungsi yang seharusnya ada dalam teks editorial?
d. Argumen ada di paragraph keberapa? Dan apa ide pokok dalam setiap
paragraph?

4. Ingat, kreatif dan tanggungjawab Anda dalam menjawab merupakan bagian dari proses
pembelajaran.
LKPD 2

Kejahatan Pembuangan Limbah di Teluk Jakarta


(Kompas, 16 November 2021)

Penindakan dua perusahaan farmasi terkait kealpaan


mengelola limbah terasa mengejutkan. Keteledoran itu
menyumbang kadar pencemaran parasetamol di Teluk Jakarta.

Mulanya, publik terperanjat oleh informasi seputar kandungan


parasetamol dalam jumlah signifikan di Teluk Jakarta. Analisis
awal menyebutkan, konsumsi publik Jakarta akan parasetamol
dalam kehidupan sehari-hari berkontribusi terhadap
pencemaran itu. Tekanan hidup warga kota diasumsikan kerap
memaksa mereka,0 mengonsumsi obat pereda rasa sakit, salah satunya parasetamol.

Kabar lanjutannya beredar pekan lalu saat Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menindak dua
perusahaan farmasi yang tidak taat dalam pengelolaan air limbah. Limbah perusahaan itu ditemukan
ikut menyumbang kontaminasi bahan kimia parasetamol di perairan Teluk Jakarta.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkapkan, perusahaan farmasi
berinisial PT MEF dan PT B diduga memproduksi produk mengandung parasetamol di wilayah Jakarta
Utara. Temuan ini didapat setelah DLH DKI melakukan investigasi dan verifikasi.

“Hasil verifikasi lapangan terhadap kegiatan usaha farmasi di wilayah Jakarta Utara diketahui bahwa PT
MEF dan PT B belum taat dalam pengelolaan air limbah. Ini dibuktikan dari hasil pemeriksaan
laboratorium air limbah industri farmasi, kata Asep. (Kompas,10/11/2021)

Sanksi administratif diterapkan terhadap kedua perusahaan tersebut yakni berupa penutupan dan
perbaikan ulang saluran instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau instalasi pengolahan limbah terpadu
(IPLT). Mereka juga diwajibkan mengurus persetujuan teknis pembuangan air limbah dalam rangka
pengendalian pencemaran air.

Petunjuk kerja :
1. Bacalah secara seksama teks artikel
2. Perhatikan kata-kata yang dicetak tebal dan simbol-simbol yang ada.
3. Pertanyaan :
a. Argumen ada di paragraph keberapa? Tuliskan kalimatnya, adakan ajakan dalam
argument tersebut?
b. Tuliskan ide pokok dalam setiap paragraph?
c. Tuliskan 1 kalimat fakta dan garisbawah kata kuncinya.
d. Tuliskan 2 opini dan garisbawahilah kata kuncinya.
4. Ingat, kreatif dan tanggungjawab Anda dalam menjawab merupakan bagian dari proses
pembelajaran.
LKPD 2

Sama seperti manusia lainnya, saya rasa setiap anak ingin merasa baik. Persis seperti kita
(manusia dewasa) anak-anak juga merasakan bahwa mengontrol diri sendiri bukanlah urusan
yang mudah.
Jika kita yang dewasa saja masih sering mendapatkan diri kita dalam kesalahan ketika
mengekspresikan emosi, apalagi para manusia kecil yang ada di rumah kita.
Orangtua bisa saja memilihkan sekolah terbaik buat anak-anak mereka, namun apakah itu
merupakan jaminan jika mereka tidak diperlakukan sebagai 'manusia' saat di rumah?
Berhentilah menempatkan sekolah (pastinya guru-guru disana) sebagai dewa penyelamat
anak-anak kita. Mereka tidak akan mampu mengembangkan potensi dan kepribadian anak-
anak kita secara optimal tanpa ada kerjasama yang produktif dengan orangtua.
"It is our responsibility to learn to become emotionally intelligent. These are skills, they're
not easy, nature didn't give them to us---we have to learn them" begitu ahli psikologi Paul
Ekman berkata tentang kecakapan dan kecerdasan emosi.
Selain sebagai tugas setiap manusia, kecerdasan emosional disebut Ekman sebagai
kecakapan/keterampilan. Tidak ada satupun keterampilan yang tidak bisa dipelajari. Itulah
kata kuncinya.
Jika kita bersepakat dengan itu, artinya kita wajib menjadikan pengasuhan sebagai taman
belajar bagi anak-anak kita untuk mendapatkan kecakapan tersebut.
Menilik laman casel.org, kemampuan sosial-emosional nyatanya dapat diajarkan dengan
mengidentifikasi lima kompetensi dasarnya. Mulai dari bagaimana mengajarkan anak untuk
dapat mengidentifikasikan emosinya, lalu mengaturnya. Bahwa marah, senang, sedih, terkejut,
takut dan nikmat itu memang ada dan dimiliki semua manusia.
Masalahnya adalah apakah anak kita tahu bahwa mereka sedang marah (identifikasi)? Apa
yang harus mereka laukan ketika marah (kontrol)? Jadi, alih-alih balik memarahi mereka saat
ereka melampiaskan kemarahannya, harusnya kita justru membimbing mereka untuk
mengidentifikasi kemarahan tersebut.
Apakah mengidentifikasi dan mengontrol saja cukup, menilik laman casel.org, masih terdapat
tiga kecakapan lagi yang harus dikuasai anak menuju kesehatan sosial-emosional.

Petunjuk kerja :
1. Bacalah secara seksama teks artikel
2. Perhatikan kata-kata yang dicetak tebal dan simbol-simbol yang ada.
3. Pertanyaan :
a. Argumen ada di paragraph keberapa? Tuliskan kalimatnya, adakan ajakan dalam argument
tersebut?
b. Tuliskan ide pokok dalam setiap paragraph?
c. Tuliskan 1 kalimat fakta dan garisbawah kata kuncinya.
d. Tuliskan 2 opini dan garisbawahilah kata kuncinya.

Anda mungkin juga menyukai