Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Perilaku Kesehatan

Dosen Pengaampuh : Dr. Shanti Riskiyani, S.KM, M.Kes

PRECEDE-PROCEED MODEL
“Dark Waters”

DISUSUN OLEH
Putri Amelisa
K012231041
Kelas D

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2023
Analisis masalah kesehatan dalam film "Dark water "
Film ini menceritakan sebuah pemukiman warga disuatu kota di amerika, tidak jauh dari
pemukiman tersebut berdiri sebuah perusahaan besar, perusahaan ini dikenal sebagai sebuah
perusahaan yang memproduksi banyak peralatan rumah tangga salah satunya teflon, namun
dalam beberapa tahun terakhir masuk beberapa laporan dari warga sipil terkait keresahannya
dengan tempat pembuangan akhir yang berada di dekat pemukiman warga, selain itu disekitaran
sungai juga terlihat batuan putih yang asing yang dicurigai sebagai penyebab kematian hewan
ternaknya secara misterius.
Setelah di teliti lebih lanjut penyebab dari kejadian misterius yang terjadi pada hewan
tersebut berasal dari limbah industri yang di identifikasi mengandung zat PFOA (asam
perfluorooctanoic) atau C-8 yang seharusnya merupakan bahan pembuat kendaraan perang,
sumber pencemaran berasal dari air yang terkontaminasi, pekerja pabrik yang terpapar langsung
dan masyarakat yang terpapar dari produk yang dibuat oleh pabrik seperti contohnya teflon, hal
ini menyebabkan kematian secara misterius pada hewan ternak yang meminum air disungai yang
tercemar limbah tersebut, tidak hanya pada hewan masyarakat sekitar juga mengalami dampak
pencemaran berupa gangguan metabolisme, gangguan kanker, kerusakan gigi, kerusakan hati,
cacat lahit dan Kematian. Hal ini sejalan dengan penelitian Pagano et al (2023) tentang Dampak
Pencemaran Lingkungan terhadap Tumorigenesis Otak yang mengatakan bahwa pencemaran
akibat limbah industri secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian kanker.

Analisis Penerapan Model PRECEDE-PROCEED Dalam Fil Daark Waters


PRECEDE (Predisposing, Reinforcing, and Enabling Causes in Educational Diagnosis and
Evaluation) adalah suatu model pendekatan yang dapat digunakan dalam mendiagnosis masalah
kesehatan ataupun sebagai alat untuk merencanakan suatu kegiatan perencanaan kesehatan atau
mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan
kesehatan. Namun, pada tahun 1991 Green menyempurnakan kerangka tersebut menjadi
PRECEDE-PROCEED. PROCEED (Policy, Regulatory, Organizational, Construct, in
Educational and Environmental Development). PRECEDE digunakan pada fase diagnosis
masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan program, sedangkan PROCEED digunakan
untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasi. Dalam
penerapannya sering digunakan bersamaan dalam perencaan program Kesehatan untuk
membantu memahami secara terperinci tentang komunitas/target sasaran dan kebutuhannya.
membantu tentang penentu proksimal kesehatan, contoh perilaku, lingkungan dan kualitas hidup
di masyarakat dan untuk pemberdayaan masyarakat, advokasi, bina suasana & kemitraan
(Binkley & Johnson, 2013).
Model Precede Proceed menurut (Binkley & Johnson, 2013) memiliki 9 Fase yaitu :
a. Fase 1 (Diagnosis sosial)
Diagnosis sosial adalah proses menentukan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya
dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya, melalui partisipasi dan
penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya. Untuk mengetahui masalah sosial,
digunakan indikator sosial seperti pada gambar. penilaian dapat dilakukan atas dasar data
sensus, vital statistik yang ada, atau pengumpulan data secara langsung ke masyarakat.
Apabila data langsung dikumpulkan dari masyarakat, cara pengumpulan data yang dapat
dilakukan adalah wawancara dengan informan kunci, forum yang ada di masyarakat, Focus
Groups Discussion (FGD), nominal group process, dan survei.
Dalam film dark water diagnosis sosial dilakukan dengan mendapatkan informasi
langsung dari seorang petani yang melaporkan sebuah kasus kematian secara misterius yang
di alami oleh ratusan hewan ternaknya, menurut petani tersebut kematian ini bukan hal yang
wajar karena pada sapinya yang meninggal ditemukan gigi yang menghitam, sel kangker,
pembengkangkan pada hati dan perilaku yang agresif pada sapi sebelum meninggal. Hal
tersebut di curigai dari limbah pabrik yang berada disekitar peternakannya. Setelah dilakukan
penelusuran lebih lanjut ditemukan bahwa salah satu bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan produk di pabrik adalah zat PFOA atau C-8. Zat ini berbahaya bagi tubuh manusia
(bahaya PFOA).
Dalan jurnal Bahan Kimia Perfluoroalkyl dan Kesehatan Reproduksi Pria: Apakah
PFOA dan PFOS Meningkatkan Risiko Infertilitas Pria? Yang ditulis Pheruza Tarapore
(2021). PFOS dan PFOA merupakan ikatan rantai yang di bentuk dari 8 atom karbon. Mereka
telah digunakan dalam berbagai formulasi, dalam busa pemadam kebakaran, dalam cairan
hidrolik untuk pesawat terbang, dan untuk tekstil anti air dan peralatan masak rumah tangga
anti lengket . Kontaminasi PFAS di lingkungan saat ini adalah akibat dari degradasi produk
konsumen, aktivitas pemadaman kebakaran, dan pembuangan dari fasilitas produksi PFAS.
Studi epidemiologis menunjukkan bahwa paparan PFOA dan PFOS pada manusia mungkin
terkait dengan peningkatan risiko penyakit tiroid, kolesterol tinggi, kolitis ulserativa, kanker
ginjal, testis dan prostat, serta hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan. Selain itu, PFAS
telah ditemukan terkait dengan efek buruk pada sistem kekebalan , endokrin, metabolisme,
dan reproduksi (termasuk hasil kesuburan dan kehamilan) (Tarapore & Ouyang, 2021).
b. Fase 2 (diagnosis epidemiologi)
Pada fase ini, siapa atau kelompok mana yang terkena masalah kesehatan (umur, jenis
kelamin, lokasi, dan suku) diidentifikasi. Di samping itu, dicari pula bagaimana pengaruh atau
akibat dari masalah kesehatan tersebut (mortalitas, morbiditas, disabilitas, tanda dan gejala
yang timbul) dan cara menanggulangi masalah tersebut (imunisasi, perawatan atau
pengobatan, modifikasi lingkungan atau perilaku). Informasi ini sangat penting untuk
menetapkan prioritas masalah, yang didasarkan pertimbangan besarnya masalah dan akibat
yang ditimbulkan, serta kemungkingan untuk diubah. Prioritas masalah harus tergambar pada
tujuan program dengan ciri “who eill benefit how much of what outcome by when”.
Pada fase ini jika kita lihat dalam film masalah kesehatan yang di hadapi yaitu
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan akibat kontaminasi bahan kimia PFOA atau
C-8, sumber pencemaran berasal dari air yang terkontaminasi bahan kimia akibat
pembuangan limbah dari pabrik, pekerja pabrik yang terpapar langsung bahan kimia dan
masyarakat yang terpapar dari produk yang dibuat oleh pabrik seperti contohnya teflon, hal
ini menyebabkan kematian secara misterius pada hewan ternak yang meminum air disungai
yang tercemar limbah tersebut, tidak hanya pada hewan masyarakat sekitar juga mengalami
dampak pencemaran berupa gangguan metabolisme, gangguan kanker, kerusakan gigi,
kerusakan hati, cacat lahir pada anak yang orang tuanya terpapar bahan kimia dan Kematian.
Hal ini sejalan dengan penelitian cristina pagano dkk (2023) tentang Dampak Pencemaran
Lingkungan terhadap Tumorigenesis Otak yang mengatakan bahwa pencemaran akibat
limbah industri secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian kanker.
c. Fase 3 (Diagnosis perilaku dan lingkungan)
Untuk fase ini, masalah perilaku dan lingkungan yang memengaruhi perilaku dan status
kesehatan atau kualitas hidup seseorang atau masyarakat diidentifikasi. Penting bagi promotor
kesehatan untuk membedakan masalah perilaku yang dapat dikontrol secara individu atau
harus dikontrol melalui institusi. Langkah-langkah dalam melakukan diagnosis perilaku dan
lingkungan, yaitu: 1) Memisahkan faktor perilaku dan nonperilaku sebagai penyebab masalah
kesehatan 2) Mengidentifikasi perilaku yang dapat dicegah dan perilaku yang berhubungan
dengan tindakan perawatan atau pengobatan. Untuk faktor lingkungan, melakukan eliminasi
faktor nonperilaku yang tidak dapat diubah (misalnya, faktor genetik dan demografi) 3)
Mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya pengaruh terhadap
kesehatan 4) Mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan kemungkinan untuk
diubah 5) Menetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran proi gram. Setelah itu,
tetapkan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai program.
Pada film dark water sendiri penyebab utama dari masalah kesehatan yaitu penggunaan
bahan berbahaya sebagai bahan baku produk pada perusahaan Dupont dan pembuangan
limbah ke lingkungan. Selain itu perusahaan juga menggunakan kekuatan secara relasi untuk
memanipulasi hasil lab analisis air juga menjadi penyebab terus berlanjut pencemaran karena
secara hukum perusahaan tidak bisa di tuntut dikarena kan bukti yang lemah yang membuat
membuat rub sebagai pengacara yang ingin menghentikan tindakan tersebut kesusahan. Tidak
hanya bergerak sendiri perusahaan juga bekerja sama dengan badan pengolahan lingkungan
sekitar membuat pernyataan bahwa kadar PFOA yang digunakana perusahaan jauh dari nilai
ambang batas (NAB) yang telah ditentukan.
d. Fase 4 (Diagnosis pendidikan dan organisasional)
Identifikasi diagnosis pendidikan dan organisasional dilakukan berdasarkan determinan
perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau masyarakat, yaitu:
1) Faktor predisposisi (predisposing factors), meliputi pengetahuan, sikap, persepsi,
kepercayaan dan nilai atau norma yang diyakini seseorang. Dari awal film di tunjukkan
bahwa rob percaya dan yakin bahwa ada yang tidak beres dengan kematian sapi ternak
pertani dan pasti berkaitan dengan keberadaan pabrik perusahaan dupont yang ada
dilingkungan tempat tinggal petani tersebut, dengan demikian secara sabar rob menggali
informasi secara detail untuk memperkuat keyakinananya meskipun membutuhkan waktu
bertahun-tahun
2) Faktor pendorong (enabling factors), yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku
seseorang. Dengan kondisi lingkungan dalam film sangat memungkinkan rob untuk
mencari bukti dengan datang langsung ke mantan karyawan pabrik dan menganalisis air di
sekitar pemukiman.
3) Faktor penguat (reinforcing factors), yaitu perilaku orang lain yang berpengaruh (toma,
toga, guru,, petugas kesehatan, orang tua, pemegang kekuasaan) yang dapat menjadi
pendorong seseorang untuk berperilaku. Dalam film meskipun awalnya rob di anggap gila
karena mempertaruhkan karir dan masa depannya untuk membela seorang masyarakat sipil
dengan melawan perusahaan besar, rob tidak menyerah mengibgat bahwa petani tersebut
berharap rob dapat menyelesaikan masalah ini, dan setelah berjalannya waktu dan
didukung oleh bukti yang telah di dapatkan rob kemudian rekan kerja rob mulai ikut
membantu untuk menyelesaikan permasalah ini secara bersama-sama.
e. Fase 5 (Diagnosis administrasi dan kebijakan)
Pada fase ini, dilakukan analisis kebijakan, sumber daya, dan peraturan yang berlaku
yang dapat memfasilitasi atau menghambat pengembangan program promosi kesehatan.
Untuk diagnosis administratif, dilakukan tiga penilaian, yaitu sumber daya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan program, sumber daya yang terdapat di organisasi dan masyarakat, serta
hambatan pelaksanaan program. Untuk diagnosis kebijakan, dilakukan identifikasi dukungan
dan hambatan politis, peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program serta
pengembangan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi
kesehatan.
Untuk fase 5 ini sendiri dalam film dijelaskan bahwa dalam proses penyelesaian
masalah didapatkan hambatan dari perusahaan dupont yang dengan berbagai taktiknya
berusaha menekan dan meneror orang orang yang ingin memberontak untuk menghentikan
produksi dari pabriknya. Disini juga ditemukan kurang tegasnya pemerintah dalam memeriksa
kandungan bahan baku pada industri sehingga terjadi pencemaran bertahun-tahun tanpa
sepengetahuan pemerinta.
f. Fase 6 (Implementasi)
Dalam fase ini, beberapa faktor yang dapat menghambat atau menambah dampak pada
program. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan program (misalnya, sumberdaya dan tujuan),
organisasi pelaksana (misalnya, atribut karyawan, tujuan organisasi, dan iklim organisasi),
lingkungan politik, dan lingkungan (misalnya, waktu dan organisasi lain).
Dalam film, dikarenakan produk dari bahan PFOA ini merupakan produk dengan
keuntungan yang besar dengan demikian pihak perusahaan melakukan berbagai cara agar
terhindar dari tuntutan, namun hal tersebut tidak mengurangi niat rob untuk membongkar
kejahatannya, rob mengumpulkan bukti sebanyak-banyaknya dan juga bekerja sama dengan
beberapa ahli untuk melakukan penelitian sehingga akhirnya perusahaan dupont terbukti
bersalah karena dalam penelitian yang dilakuka didapatkan hasil bahwa bahan baku yang
digunakan memang mengandun zat bahan kimia PFOA atau C-8.
g. Fase 7 (Evaluasi proses)
Pada fase ini, evaluasi pertama adalah apakah intervensi telah dilaksanakan dengan cara
yang telah direncanakan. Misalnya, jika 10 kegiatan yang direncanakan, apakah semuanya
telah dilaksanakan, dan sejauh mana telah dilaksanakan? Kedua, penerimaan program di
lokasi pelaksanaannya adalag evaluasi. Ketiga, diperhatikan sikap penerima program.
Seberapa puas? Apakah mereka sudah mengikuti program ini? Apa yang mereka sukai dan
apa yang tidak mereka sukai dari program tersebut? Keempat, ditentukan respon orang yang
melaksanakan program. Kesulitan apa yang dia hadapi saat melaksanakan program? Hal-hal
apa yang mudah dilakukan? Terakhir, kompetensi operasional yang terlibat dinilai. Misalnya,
jika pekerjaan pendidikan kesehatan dilakukan, apakah itu dilakukan oleh Certified Health
Education Specialist (CHES) atau orang lain.
Dalam film, setelah dilakukan tuntutan walaupun terbukti bersalah perusahaan dupont
hanya membayar denda namun tidak menghentikan produksi di pabriknya, ini membuat rob
tidak puas, namun dilain sisi selain kebijakan pemberlakuan denda juga di bentuk tim khusus
yang dibentuk untuk melakukan tes darah pada semua warga yang diduga terpapar untuk
mengetahui secara pasti apakah para masyarakat menderita penyakit akibat paparan bahan
kimia tersebut agar kasus tuntutan dapat terus berlanjut.
h. Fase 8 (Evaluasi dampak)
Evaluasi dampak merupakan evaluasi yang dapat menilai efek langsung dari program
pada perilaku atau lingkungan targetnya dan pendahulunya yang mempengaruhi,
memungkinkan, dan memperkuat. Misalnya, program yang dirancang untuk memerangi
obesitas di suatu komunitas akan mengukur aktivitas fisik dan konsumsi buah dan sayuran.
Daalam film, dampak yang didapat dari masalah kesehatan yang dihadapi yang awalnya
diasumsikan terjadi pada hewan ternak namun ternyata setelah ditelurusi lebih dalam ternyata
juga berdampak pada manusia yaitu penyebab kangker, kecacat lahir pada anak dengan
lubang hidung 1 dan mata yang tidak sempurna bahkan penyebab kematian.
i. Fase 9 (Evaluasi hasil)
Pada fase ini, perubahan status kesehatan (misalnya, indikator kematian, kesakitan, dan
kecacatan) dan masalah kualitas hidup (misalnya, persepsi kualitas hidup dan pengangguran)
diukur.
Keputusan akhir dalam film Dark Water, Environmental Protection Agency pada tahun
menetapkan PFOA sebagai pencemar potensial yang sangat sulit dilenyapkan dari lingkungan
dan tidak mengalami proses penguraian normal pada tahun 2014 . Untuk penyelesaian
masalah kesehatan yang telah terjadi pihak perusahaan dupont melakukan peresapan pada air
yang tercemar, dan juga memantau kesehatan warga sekitar dengan melakukan tes kesehatan,
jika didapatkan warga yang terbukti secara medis menderita penyakit akibat dampak dari zat
PFOA, maka individu uang bersangkutan berhak untuk meminta ganti rugi ke perusahaan.

Kesimpulan
Salah satu pengembang model untuk perencanaan program yaiti PRECED-PROCED yang
dikembangkan pada tahun 1990-an, dimana teori ini terdapat 9 fase didalamnya. PRECED
sendiri berfokus untuk mencari prioritas masalah dari masalah kesehatan yang di hadapi, lalu
kemudian program di buat dan dilaksanakan serta di evaluasi di tahap PROCED guna untuk
menyelesaikan masala kesehatan yang telah di hadapi.
Dalam film dark waters ditunjukkan suatu masalah kesehatan yaitu pencemaran
lingkungan dan kontaminasi bahan kimia pada lingkungan dan tubuh manusia yang berakibat
fatal, namun hal ini telah berlarut-larut selama puluhan tahun karena dampak baru dirasakan
setelah 40 tahun, yang pertama kali ditemukan pada sapi2 petani yang mati secara misterius. Rob
sebagai pemeran utama dalam film melakukan penelusuran lebih lanjut dan mendapatkan
ternyata masalah kesehatan ini berasal dari perusahaan dupont yang menggunakan PFOA atau C-
8 yang terbukti berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar, lalu dengan demikian dia
melakukan berbagai cara agar dapat menghentikan hal tersebut. Meskipun sempat mendapatkan
hambatan pada akhirnya rob berhasil membuat pemerintah mengeluarkan larangan untuk
pemakaian zat bahan kimia berbahaya dan menghukum perusahaan dupont.
DAFTAR PUSTAKA
Binkley, C. J., & Johnson, K. W. (2013). Application of the PRECEDE-PROCEED Planning
Model in Designing an Oral Health Strategy. Journal of Theory and Practice of Dental
Public Health, 1(3), 1–18.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25328904%0Ahttp://www.pubmedcentral.nih.gov/art
iclerender.fcgi?artid=PMC4199385
Pagano, C., Navarra, G., Coppola, L., Savarese, B., Avilia, G., Giarra, A., Pagano, G., Marano,
A., Trifuoggi, M., Bifulco, M., & Laezza, C. (2023). Impacts of Environmental Pollution on
Brain Tumorigenesis. International Journal of Molecular Sciences, 24(5), 1–17.
https://doi.org/10.3390/ijms24055045
Tarapore, P., & Ouyang, B. (2021). Perfluoroalkyl chemicals and male reproductive health: Do
pfoa and pfos increase risk for male infertility? International Journal of Environmental
Research and Public Health, 18(7). https://doi.org/10.3390/ijerph18073794

Anda mungkin juga menyukai