KESEHATAN LINGKUNGAN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Kesehatan Lingkungan
yang dibina oleh Bapak Dr. Sueb, M.Kes
(Email: sueb.fmipa@um.ac.id)
disajikan pada Jumat, 21 September 2018
oleh:
Fahdina Rufiandita (160342606215)
Rizki Putri Ramadhany (160342606228)
Sumardi (160342606238)
Offering G-GHK
ABSTRAK
Kesehatan masyarakat memang sulit untuk diprediksi, salah satu faktor
penyebabnya yaitu mengenai penyakit genom yang mewabah. Interaksi mengenai
gen-lingkungan sangat berpengaruh terhadap penyakit yang mewabah didukung
beberapa faktor. Upaya pencegahan juga mulai dapat dilakukan dengan seiring
perkembangan teknologi semakin maju, maka riset penelitian mulai melakukan
penelitian mengenai genom seperti variasi genetik, Technology of omics
component, epigenetik. Dalam memprediksi kesehatan manusia terhadap
lingkungan yang relevan dapat diprediksi pada tingkat level molekuler seperti
ekspresi gen, ekspresi protein, metabolisme dan sebagainya. Teknologi yang kini
sedang dijalani salah satunya yaitu teknologi omics yang terlihat banyak
keuntungan dan signifikan dalam kesehatan lingkungan usai penelitian sains
terdahulu berakhir pada beberapa tahun yang lalu telah difasilitasi ketersediaan
untuk meningkatkan alat perkakas saintifik, meningkatkan model hewan dan
seluler, yang terbaru yaitu beberapa metode eksperimental, material, dan alat
komputasi dan masih banyak lagi. Sehingga kini untuk memprediksi dan
mencegah penyakit lebih mudah dilakukan dengan bantuan teknologi yang ada.
Dari beberapa riset penelitian yang dilakukan, membutuhkan etika atau kebijakan
untuk membatasi penelitian yang dilindungi negara. Etika memiliki kode dan
prinsip yang digunakan pada lingkungan kerja demi mewujudkan lingkungan
yang kondusif dan menjamin kesehatan.
Kata kunci: gen-lingkungan, variasi genetik, teknologi omics,epigenetik,
lingkungan eksposur, etika dalam kesehatan manusia.
ABSTRACT
1.4. Manfaat
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan wawasan dan sudut pandang permasalahan genetika
dalam kesehatan lingkungan dan mendorong inovasi mahasiswa untuk
menyelesaikan permasalahan mengenai aspek tersebut serta memahami
etika kesehatan lingkungan.
3. Bagi masyarakat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
dan perngetahuan tentang genetika dan kesehatan lingkungan, serta etika
kesehatan lingkungan.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Keraf (2005:14) etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam
bentuk jamaknya ta etha berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam
pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri
seseoang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti
etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang
baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang
yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Kebiasaan ini terungkap
dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008) kata etika diartikan dengan: (1) ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral;
(2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; dan (3) asas perilaku
yang menjadi pedoman (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008:402). Dari tiga definisi ini
bisa dipahami bahwa etika merupakan ilmu atau pemahaman dan asas atau dasar
terkait dengan sikap dan perilaku baik atau buruk. Satu kata yang hampir sama
dengan etika dan sering dimaknai sama oleh sebagian orang adalah “etiket”.
Meskipun dua kata ini hampir ama dari segi bentuk dan unsurnya, tetapi memiliki
makna yang sangat berbeda. Jika etika berbicara tentang moral (baik dan buruk),
etiket berbicara tentang sopan santun. Secara umum dua kata ini diakui memiliki
beberapa persamaan sekaligus perbedaan. K.Bertens mencatat beberapa
persamaan dan perbedaa makna dari dua katatersebut. Persamaannya adalah: (1)
etika dan etiket menyangkut perilaku manusia, sehingga binatang tidak mengenal
etika dan etiket; dan (2) baik etika maupun etiket mengatur perilaku manusia
secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia sehingga ia tahu
mana yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Adapun
perbedaannya adalah: (1) etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus
dilakukan, sedang etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan.
Etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak; (2)
etiket hanya berlaku dalam pergaulan, sedang etika selalu berlaku dan tidak
tergantung pada ada atau tidaknya orang lain; (3) etiket bersifat relatif, sedang
etika bersifat lebih absolut; dan (4) etiket memandang manusia dari segi
lahiriahnya saja, sedang etika memandang manusia secara lebih dalam (Bertens,
2002: 9-10).
PEMBAHASAN
Studi tentang gen-lingkungan dan interaksi gen mewakili kelas studi yang
luas berasosiasi genetik yang terfokus pada pemahaman bagaimana variabilitas
genetik manusia dikaitkan dengan tanggapan diferensial terhadap paparan
lingkungan dan dengan efek diferensial tergantung pada variasi dalam gen
lain. Untuk mengilustrasikan konsep interaksi gen-lingkungan, penelitian terbaru
yang mengidentifikasi mutasi genetik yang tampaknya terkait dengan respon
diferensial terhadap asap rokok dan hubungannya dengan kanker paru.(Zhou et
al. 2003). Untuk memahami secara memadai mengenai kontinum kerentanan
genomik terhadap agen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat,
studi lebih lanjut tentang efek gabungan dari beberapa mutasi perlu
dilakukan. Kemajuan dalam bioinformatika dapat memainkan peran kunci dalam
upaya ini.
Dalam upaya memahami penyakit, variasi dalam gen atau kelompok gen
terkait menghasilkan fenotipe. Fenotip dapat menggambarkanc iri-ciri fisik seperti
warna rambut, fitur perilaku seperti kecemasan, dan spesifik kerentanan fisiologis
atau tanggapan terhadap interaksi gen-lingkungan. Variasi genetik di antara
individu biasanya karena insersi dan penghapusan DNA yang dikenal sebagai
indel, dan polimorfisme nukleotida tunggal (SNP), yang merupakan variasi
normal dari satu huruf kode genetik. Mengidentifikasivariasi urutan DNA ini, dan
ciri bagaimana mereka menentukan atau mempengaruhi fenotipe, adalah fokus
dari sejumlah besar penelitian saat ini danadalah titik awal untuk mendapatkan
pemahaman yang bermanfaat tentang gen – lingkunganinteraksi dan berbagai
efeknya pada kesehatan manusia.Diperkirakan ada sekitar 11 juta SNP pada
manusiapopulasi (Kruglyak dan Nickerson, 2001), yang beberapa juta diantaranya
telahdiidentifikasi dan di katalog oleh berbagai upaya penelitian. Untuk diakui
sebagai SNP,variasi satu huruf dalam urutan DNA harus terjadi setidaknya 1
persen populasi. SNPs dengan frekuensi 10 persen atau lebih dianggap seperti
biasa. SNP cenderung terjadi dalam pola, atau blok, terkait, diwarisi alel disebut
haplotype. Identifikasi dari haplotype dapat dalam beberapa kasus
hilangkan kebutuhan untuk mendokumentasikan SNP individu, karena haplotype
dipertimbangkanmenjadi unit fungsional yang diwariskan yang pada akhirnya
mempengaruhi fisiologi.
4. Perlindungan kerahasiaan
PENUTUP
4.1. Simpulan
4.2. Saran