Ikhwanul Karim 1910003600251 (Dinamika Filsafat Hukum Di Indonesia) MAKALAH FILSAFAT HUKUM
Ikhwanul Karim 1910003600251 (Dinamika Filsafat Hukum Di Indonesia) MAKALAH FILSAFAT HUKUM
Ikhwanul Karim 1910003600251 (Dinamika Filsafat Hukum Di Indonesia) MAKALAH FILSAFAT HUKUM
Dosen Pengampu :
Oleh :
IKHWANUL KARIM
NPM : 1910003600251
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS EKASAKTI
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat di susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, Bapak Dr. Laurensius Arliman
S, S.H, M.H, M.M, MKN. Semoga informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, penulis
mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................................................... 1
B. Tujuan Makalah .................................................................................................... 4
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 16
LAMPIRAN .................................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
baik itu tahun ke berapa dan tanggal ke berapa karena tidak ada yang bisa
tersebut mulai sekitar awal abad ke 6 (enam) Sebelum Masehi. Pada awal
tidak hanya filsafat yang berasal dalam arti sempit melainkan pemikiran-
pemikiran ilmiah pada umumnya. Pada saatnya sampai pada masa modern
filsafat secara pasti sangat sulit untuk ditentukan seperti apa yang telah
tidaklah sulit karena dari ketiga filsuf yang pertama kali memperkenalkan
filsafat tersebut berasal dari pesisir kota kecil yang disebut dengan Miletos
sebuah kota perantauan di Yunani. Thales adalah orang yang pertama kali
sebuah karya, kedua filsuf yang muncul belakangan setelah Thales ini justru
1
membukukan pemikiran mereka, tapi diketahui kemudian karangan-karangan
mereka dinyatakan hilang. Dari ketiga filsuf pertama yang diketahui mereka
secara terus menerus yang dapat disaksikan dalam alam mereka mencari suatu
yang tak henti-hentinya itu. Kemudian masih tidak dapat dipastikan hanya
dapat dikira-kira satu abad kemudian masih di sebuah kota perantauan di Asia
kecil tepatnya di Ephesos ada seorang Yunani lain yang bernama Herakleitos
beliau masih memikirkan hal-hal yang sama beliau beranggapan bahwa dalam
dunia alamiah tidak ada satupun yang tetap atau kekal tidak ada satupun yang
maka dari apa yang diucapkannya tersebut terkenalah ucapan beliau dengan
senantiasa mengalir terus, demikian pula dalam dunia jasmani tidak ada
Kemudian masih dari Yunani pada waktu yang sama yaitu Pythagoras
beliau menempuh jalan yang berbeda, beliau tidak mencari suatu asas
filsuf yang terdahulu, menurut beliau segala sesuatu ada dapat diterangkan
beliau menemukan
2
bahwa notnot tangga nada sepadan dengan perbandingan-perbandingan antara
2
bilangan-bilangan. Jika ternyata sebagian realitas terdiri dari bilanganbilangan,
mengapa tidak mungkin bahwa segala-galanya yang ada terdiri dari bilangan-
namanya masih hidup terus karena “dalil Pythagoras” . Dari beberapa filsuf di
atas dapat diketahui bahwa awal mula perkembangan filsafat tersebut muncul
dan yang baik yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh semua orang.
Dalam sejarah umat manusia Socrates merupakan contoh yang baik dan
istimewa Socrates sendiri memiliki murid yang amat setia yang bernama Plato,
mempunyai bentuk dan materi, tetapi maksudnya bukan bentuk dan materi
yang dapat dilihat melainkan bentuk dan materi sebagai bentuk metafisis.
Selanjutnya kita masuk pada filsafat modern, yang terkenal dalam filsafat
modern ini yaitu Rene Descartes beliau disebut sebagai bapak filsafat modern,
di sini beliau menyatakan bahwa ia tidak merasa puas dengan filsafat dan ilmu
3
pengetahuan yang menjadi bahan pendidikannya, di bidang ilmiah tidak ada
B. Tujuan Makalah
C. Manfaat Makalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bahasa Yunani filsafat disebut philosophia yang berasal dari dua akar
(540-480 SM), dan ada pula pendapat lain yang mengemukakan bahwa
Sokratik (abad ke lima SM), kata filsafat digunakan dalam karya Plato yang
bijak” (sophos) terlalu luhur untuk seorang manusia. Kata itu hanya
pantas untuk dewa. Oleh karenanya bagi Plato lebih baik manusia dijuluki
kebijaksanaan. Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra, S.H., M.Hum.
dalam bukunya yang berjudul “Filsafat Ilmu Hukum”, Filsafat adalah hasil
cause).
filsafat teoretis, ada yang berpendapat sebagai filsafat terapan dan filsafat
praktis, ada yang mengatakan sebagai subspesies dari filsafat etika, dan
6
istilah yaitu Legal Philosophy atau Philosophy of Law, kemudian di Belanda
6
juga menggunakan 2 (dua) istilah yaitu Wijsbegeerte van het Recht dan
Undang atau hal-hal yang bersifat resmi, jadi kurang tepat digunakan untuk
peristilahan yang sama dengan Filsafat Hukum. Hal ini didasarkan pada
bukan pula hal-hal yang bersifat resmi belaka. Pengsinoniman istilah di atas,
legal philosophy misalnya dirasakan tidak sesuai atau tidak sepadan dengan
sesuai jika disinonimkan dengan philosophy of law atau rechts filosofie. Hal
ini dikarenakan istilah legal dari legal philosophy sama dengan undang-
undang atau resmi. Jadi kurang tepatlah, jika legal philosophy disinonimkan
dengan filsafat hukum. Hukum bukan undang-undang saja, dan hukum bukan
hal-hal yang sama dengan resmi belaka. Secara sederhana, filsafat hukum
dapat dikatakan sebagai cabang filsafat yang mengatur tingkah laku atau etika
yang mempelajari hakikat hukum. Dengan kata lain, filsafat hukum adalah
7
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat, yakni filsafat tingkah
laku atau etika yang mempelajari hakikat hukum. Dengan perkataan lain,
filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis. Objek
filsafat hukum adalah hukum dan objek tersebut dikaji secara mendalam
sampai kepada inti atau dasarnya yang disebut dengan hakikat. Selanjutnya
dari hukum. Atas dasar yang demikian itu, filsafat hukum bisa menggarap
hubungan
kefilsafatan bagi teori hukum. Sebagai pemberi dasar filsafat hukum menjadi
rujukan ajaran nilai dan ajaran ilmu bagi teori hukum dan ilmu hukum
8
lain pihak
terdapat kaitan yang erat. Kaitan yang erat antara hukum dan nilai-nilai sosial
8
budaya masyarakat, ternyata menghasilkan pemikiran bahwa hukum yang
baik tidak lain adalah hukum yang mencerminkan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat.
objektif ilmiah, Pancasila adalah suatu paham filsafat, cara berpikir filosofis
filosofis merupakan sifat atau kodrat manusia. Manusia yang normal memiliki
sifat “ingin tahu” bukan ingin tahu “ingin tahu” ingin tahu “ingin tahu” yang
benar. Manakala harus tahu yang benar, maka ia bisa membantu orang lain
baik dan bermanfaat serta dapat diamalkan dalam kehidupan dan kehidupan
pada waktu, tempat, situasi, dan kondisi dan yang disebut kebenaran yang
sendiri tidak disetujui. Manusia itu buah atau hasil ciptaan yang ada
kumpulan.
9
Jelaslah kebenaran yang setuju pada sang pencipta manusia yang disebut
9
Tuhan (Allah) pencipta alam semesta dan seisinya di mana ciptaan itu
pengertian sila pertama dalam sangkut pautnya dengan sila-sila yang berada di
tengah, atau dapat angka 1 (satu) di tengah angka 2 (dua) di bawah angka 3
sistem filsafat harus memiliki urutan yang harus diselesaikan penuh atau
hidup untuk setiap bangsa Indonesia dan pemerintahan negara Indonesia dan
yang harus dibatasi dan digunakan untuk setiap manusia yang lengkap,
termasuk juga alat yang terdiri dari tinju tidak akan sempurna jika tidak
dilengkapi dengan lima jari. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem
filsafat harus diuraikan dan tidak boleh dilepaskan dari komposisinya, atau
dengan kata lain Pancasila yang merupakan kebulatan alat yang tidak
10
Memahami Pancasila secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut:
10
• Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa, yang mengalirkan pemahaman tentang
• Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab yang lengkap saya barulah
• Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah yang terkait dengan ketiga
akan tetapi karena keinsafan terkait Ketuhanan Yang Maha Esa dan
yang murni yang bersumber pada Ketuhanan Yang Maha Esa melalui
• Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai faset yang
terakhir yang harus memperoleh masyarakat adil dan makmur adalah pagar
11
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
11
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah aduan dalam
4 (empat) lapis pagar yang ini, umpamanya dengan tiada ada pagar Ketuhanan
Yang Maha Esa, maka pagar yang mengandung kekayaan yang adil dan
beradab pagar yang jumlah yang akan ditentukan oleh manusia dengan
yang terdiri dari yang adil dan beradab itu (tanpa diikutsertakan Ketuhanan
murka dan akan dapat membantu memastikan yang tidak adil dan tidak
beradab. Jika di dalam negara kita ini ada pihak yang mengakui Tuhan Yang
Ketuhanan Yang Maha Esa itu sebagai pimpinan yang hidup dan hanya mau
kemasyarakatan yang sempurna. Dari lima macam sila itu ada satu sila yang
memiliki kedudukan yang istimewa, yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
karena sila itu berada di luar ciptaan akal budi manusia. Keempat sila yang
lain itu bersumber dari hidup bersama di antara manusia yang lain tentang
itu sendiri yang memunculkan satu tata kehidupan yang normatif, yaitu hidup
yang dituntun dengan kaidah kesusilaan dan hidup yang dikungkung dengan
kaidah hukum.
12
D. Pancasila sebagai Dasar Negara
yang Maha Esa hingga sila Keadilan Sosial Rakyat Indonesia telah menjadi
(NKRI). Hal ini sejalan dengan pandangan Bung Hatta dalam penerimaannya
gelar doktor kehormatan bidang Studi Hukum untuk Bung Hatta pada tanggal
dan Peraturan Daerah harus selalu mengacu pada Pancasila. Ini adalah
13
ayat 4 huruf c, pemahaman tentang ajaran Ateisme, Komunisme, Marxisme,
13
dan Leninisme, serta semua pemahaman lainnya termasuk kekhalifahan yang
NKRI, tentu tidak bisa menjadi dasar dan pedoman bagi semua agama dalam
mengadopsi
ajaran agama dan aliran kepercayaan yang telah diakui di seluruh Indonesia.
status hukum dari sebuah perusahaan disampaikan oleh salah satu pakar
pada tahun 1985. Wirjono berpendapat bahwa ada dua hal yang akan
14
dengan Pancasila sebagai prinsip tunggal, tanpa mengurangi hak wali/
14
anggota untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Bisnis Negara untuk
kesadaran yang tinggi dari seluruh masyarakat Indonesia, yaitu bahwa sesuai
di Indonesia tetap ada jangkar pembatasan yang ditetapkan oleh hukum Jan
dengan kewajiban untuk menghormati hakhak orang lain dalam hal ras, agama,
Bahkan, sebagai filosofi dan sudut pandang ganda, kita membutuhkan lebih
dari sebelumnya. Namun di sisi lain, timbul pertanyaan di dalam diri kita,
mengapa kebijakan negara yang kita simpulkan sebagai bagian integral dari
nilai-nilai negara tidak larut dalam hati setiap warga negara? Mungkin yang
masyarakat Indonesia.
15
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Ada yang mengatakan bahwa filsafat hukum adalah ilmu, ada yang
mengatakan filsafat teoretis, ada yang berpendapat sebagai filsafat terapan dan
filsafat praktis, ada yang mengatakan sebagai subspesies dari filsafat etika,
dan lain sebagainya. Filsafat hukum dapat dikatakan sebagai cabang filsafat
yang mengatur tingkah laku atau etika yang mempelajari hakikat hukum.
hubungan hukum dengan kekuasaan. Kaitan yang erat antara hukum dan nilai-
hukum yang baik tidak lain adalah hukum yang mencerminkan nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat. Pancasila yang merupakan kebulatan alat yang
tidak boleh diartikan sebagai lima sila yang dapat digunakan satu demi satu
berikut:
16
• Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab yang lengkap saya barulah
• Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah yang terkait dengan ketiga
• Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai faset yang
terakhir yang harus memperoleh masyarakat adil dan makmur adalah pagar
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
permusyawaratan/perwakilan.
yang tinggi dari seluruh masyarakat Indonesia, yaitu bahwa sesuai dengan
Indonesia tetap ada jangkar pembatasan yang ditetapkan oleh hukum Jan
17
dengan kewajiban untuk menghormati hakhak orang lain dalam hal ras, agama,
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19