Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KERJA

PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN WASTING


RSUD MOHAMMAD NATSIR TAHUN 2022

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT


RSUD MOHAMMAD NATSIR

Jl.Simpang Rumbio Kota Solok Telp. (0755) 20003 Faks: (0755) 20003
Website: www.rsudmnatsir. sumbarprov.go.id email: rsud.mnatsir@sumbarprov.go.id

KOTA SOLOK
I. LATAR BELAKANG
Malnutrisi hingga saat ini masih menjadi salah satu faktor penyebab kematian
utama pada anak dibawah usia lima tahun (balita). Diperkirakan malnutrisi berat
berkontribusi hingga satu juta kematian anak setiap tahunnya. Anak dengan malnutrisi
berat memiliki peningkatan risiko mortalitas hingga dua puluh kali lipat dibandingkan
anak yang tidak mengalami malnutrisi. Saat ini sekitar dua puluh juta anak usia
prasekolah di seluruh dunia menderita malnutrisi berat, sebagian besar berasal dari benua
Afrika dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu aspek penting bagi
kesehatan anak. Gangguan pertumbuhan akan berakibat perawakan pendek (short
stature). Pertumbuhan linier tersebut dapat dipengaruhi oleh etnis, genetik, hormonal,
psikososial, nutrisi, penyakit kronis, dan faktor lingkungan lainnya. Periode 1000 Hari
Pertama Kehidupan merupakan periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan,
termasuk perawakan pendek dan stunting. Perawakan pendek dapat disebabkan oleh
kondisi patologis dan non patologis sehingga perlu penilaian bijaksana untuk
membedakan per akan pendek dengan stunting. Penting bagi seorang klinisi untuk
mengetahui bagaimana melakukan pendekatan klinis pada kasus-kasus perawakan
pendek. Stunting seringkali dialami oleh anak-anak diseluruh dunia dalam seribu hari
pertama pasca lahir. Penyebab langsung masalah stunting ini adalah status kesehatan dan
pemenuhan gizi pada anak yang kurang. Penyebab lainnya dipengaruhi oleh pola asuh,
budaya, dll. Prevalensi stunting dunia menurut WHO dari tahun 2015 mengalami
penurunan dari 23,2 persen menjadi 21,3 persen ditahun 2019. Namun pada tahun 2020,
prevalensi kasus stunting naik mencapai 22 persen. Pernurunan jumlah stunting ini
menurut WHO juga terdampak selama Pandemi covid-19. Meskipun mengalami
penurunan, angka tersebut masih diatas standar yang ditetapkan oleh WHO sebelumnya
yakni dibawah 20 persen. Sedangkan kasus stunting di Indonesia saat ini mencapai angka
24,4 persen.
Pertumbuhan sel dalam seribu hari pertama paska kelahiran akan terjadi secara
masif. Pertumbuhan tidak hanya terjadi pada sel-sel tulang, tetapi juga terjadi pada sel-sel
otak, sel otot, jaringan lunak, dan juga organ dalam. Selama proses pertumbuhan
berlangsung, metabolisme sel tubuh anak juga mengalami peningkatan. Asupan gizi anak
yang diperoleh dari ASI dan makanan pendamping yang dikonsumsi perlu diberikan
secara seimbang dan adekuat secara kontinu.
Berdasarkan uraian masalah diatas, perlu adanya pengembangan program dan
inovasi baru dalam penanggulangan stunting dan wasting. Hasil kajian terkait faktor-
faktor yang berkontribusi dalam kejadian stunting dan wasting akan dianalisis lebih
lanjut. Beberapa metode pemelajaran alternatif juga perlu disediakan guna meningkatkan
kesadaran diri, kewaspadaan, dan pengetahuan keluarga dalam mencegah dan
menanggulangi stunting. Melalui program kerja ini diharapkan RSUD Mohammad Natsir
turut berperan dalam menurunkan angka stunting dan wasting yang terjadi di Indonesia
khususnya Sumatera Barat.

II. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyelenggaraan kegiatan pelayanan stunting dan wasting di RSUD
Mohammad Natsir yaitu berperan aktif dalam mendukung program pemerintah dalam
upaya menurunkan prevalensi stunting dan wasting di Indonesia.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pelayanan stunting dan wasting di RSUD Mohammad Natsir terdiri
dari:
a. Meningkatkan pengetahuan staf, pasien, dan keluarga pasien RSUD Mohammad
Natsir tentang stunting dan wasting.
b. Menyediakan layanan yang optimal serta menjadi pusat rujukan utama dalam
menangani masalah stunting dan wasting
c. Memfasilitasi ruang laktasi yang aman dan nyaman untuk ibu dan anak di setiap
unit pelayanan RSUD Mohammad Natsir.
d. Menyediakan fasilitas belajar, pelatihan, serta memberikan pendampingan khusus
kepada staf, pasien, keluarga, serta kader kesehatan masyarakat dalam menurunkan
prevalensi stunting dan wasting.
e. Menyediakan pelaporan dan pencatatan kasus stunting di setiap unit pelayanan.

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam menganggulangi stunting dan wasting antara
lain:
a. Melakukan skrining antropometri kepada seluruh pasien anak usia 1 bulan – 18
tahun baik di rawat jalan maupun di rawat inap
b. Melakukan sosialisasi program pelayanan stunting dan wasting kepada seluruh
karyawan RSUD Mohammad Natsir baik medis atau non medis
c. Melakukan edukasi kepada orang tua pasien mengenai stunting dan wasting.
d. Menyediakan media edukasi yang mudah dijangkau dan dipahami oleh
pengunjung RSUD Mohammad Natsir.
e. Menyediakan ruang pelatihan pencegahan dan penanggulangan stunting dan
wasting .
f. Menyediakan pendamping belajar yang kompeten dalam mengatasi stunting dan
wasting.
g. Membangun komunikasi efektif dan terintegrasi secara kontinue di setiap unit
pelayanan.

2. Rincian Kegiatan
Rincian kegiatan dalam program ini terdiri dari:
a. Menyusun dokumen yang diperlukan untuk penurunan prevalensi stunting dan
wasting.
b. Menyusun dokumen berbasis digital untuk pencatatan dan pelaporan stunting dan
wasting.
c. Sosialisasi program kerja kepada karyawan setiap unit pelayanan mulai dari
pendaftaran, unit rawat jalan, rawat inap, UGD, Radiologi, Laboratorium, Gizi,
farmasi, dan humas rumah sakit.
d. Mengadakan pelatihan dan simulasi terkait skrining, pencatatan, dan pelaporan
masalah stunting secara digital untuk seluruh perwakilan unit pelayanan.
e. Melakukan koordinasi dengan instansi pelayanan kesehatan lain terkait sistem
rujukan.
f. Melakukan koordinasi lintas sektoral dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan
dan penyediaan obat.
g. Membuat materi edukasi kesehatan terkait stunting dan wasting dan
penatalaksanaannya.
h. Membuat materi promosi layanan stunting dan wasting rumah sakit.
i. Memanfaatkan media digital untuk edukasi kesehatan dan promosi layanan
stunting dan wasting rumah sakit.
j. Melakukan promosi pelayanan stunting dan wasting RSUD Mohammad Natsir ke
seluruh Institusi Pendidikan sesuai sasaran.
k. Mengadakan rapat rutin minimal 3 bulan sekali untuk mendiskusikan kendala
pelaporan masalah stunting dan wasting disetiap unit pelayanan rumah sakit.

IV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai pembagian tugas berikut:
1) Tim inti membuat dokumen pelayanan pasien stunting dan wasting rumah sakit.
Dokumen ini nantinya dilampirkan ke dalam rekam medis.
2) Tim inti membuat dokumen untuk pencatatan dan pelaporan unit pelayanan.
3) Tim inti menetapkan jadwal pelatihan dan simulasi pelaksanaan program layanan
stunting dan wasting kepada staf yang menjadi penanggung jawab unit.
4) Pengunjung/pasien anak yang mendaftar atau didaftarkan ke unit rawat jalan dengan
terdiagnosis gizi buruk, diarahkan ke poliklinik tumbuh kembang.
5) Pengunjung/pasien anak yang mendaftar atau didaftarkan ke unit rawat jalan yang
tidak terdiagnosis stunting dan wasting, diarahkan langsung ke unit yang dituju dan
dilakukan skrining di unit tersebut. Bila terdiagnosis stunting dan wasting, pasien
langsung dirujuk ke poliklinik tumbuh kembang rumah sakit.
6) Pengunjung/pasien anak yang masuk ke rawat inap terdiagnosa stunting dan wasting,
penanggung jawab stunting di unit rawat inap melaporkan ke tim dan mencatat hasil
antropometri setiap minggu.
7) Pengunjung/pasien anak yang masuk ke rawat inap tidak terdiagnosa stunting dan
wasting, penanggung jawab stunting dan wasting di unit rawat inap mencatat hasil
antropometri setiap minggu. Bila ada terjadi penurunan, penanggung jawab stunting
dan wasting di unit rawat inap melaporkan ke tim.
8) Bila pengunjung/pasien anak dari rawat inap pulang, pencatatan dihentikan. Form
pencatatan dan pelaporan disimpan untuk diserahkan ke tim.
9) Bila pengunjung/pasien anak dari rawat inap/rawat jalan meninggal, pencatatan
dihentikan. Kemudian penanggung jawab stunting di unit rawat inap melaporkan ke
tim.
10) Tim melakukan koordinasi dengan UPK/kader kesehatan terdekat ketika
pengunjung/pasien anak terdiagnosa stunting dan wasting pulang dari rawat inap.
11) Tim inti dan humas rumah sakit menjalin koordinasi dengan instansi pelayanan
kesehatan lain untuk membangun sistem rujukan.
12) Tim inti dan humas rumah sakit menjalin koordinasi lintas sektoral untuk penyediaan
kebutuhan pangan dan obat.
13) Tim inti menyusun materi edukasi kesehatan.
14) Tim inti menyusun materi promosi layanan stunting rumah sakit.
15) Tim inti dan humas rumah sakit melakukan promosi kesehatan
16) Tim inti menyelenggarakan rapat tiap 6 bulan untuk mendiskusikan kendala
pelaporan dan pencatatan stunting.
17) Tim inti melakukan penelitian terkait efikasi layanan stunting dan survei kepuasan
pengunjung.

V. SASARAN
Sasaran pelayanan stunting dalam program ini adalah seluruh pengunjung rumah sakit.
Terdiri dari:
1. Staf rumah sakit baik medis maupun non medis
2. Pasien usia 1 bulan – 18 tahun
3. Keluarga pasien
4. Kader kesehatan masyarakat.
5. Tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan primer atau sekunder
No Nama Program Tujuan RincianKegiatan Sasaran PelaksanaanKegiatan

1 Peningkatan pemahaman dan Meningkatkan pemahaman 1. Staf RS 1. Seluruh staf RS baik 1. Sosialisasi akan
kesadaran seluruh staf, pasien seluruh staf Rumah Sakit, Kegiatan seminar/ pelatihan medis maupun non medis dilakukan 1 hari,
dan keluarga tentang masalah pasien, keluarga dan 1 hari terkait stunting dan dimulai pukul
stunting dan wasting masyarakat sekitar terkait wasting 08.00 - 11.30 di
stunting dan wasting ruang Pusako lt.IV
secara offline
2. Pasien dan Keluarga
2. Pasien yang terdiri dari
- Penyuluhan tentang
Ibu hamil dan menyusui
stunting dan wasting di 2. Penyuluhan rutin
dan keluarga, WUS dan
ruang poliklinik yang dilakukan
pasangan, orang tua
kebidanan, polikinik setiap 1 bulan
pasien anak, pengunjung
anak sekali
RS

3. Masyarakat
3. Ibu hamil dan keluarga,
Penyuluhan tentang stunting 3. Tiap 3 bulan sekali
orang tua bayi dan anak,
dan wasting di sosial media melalui media
dan WUS dan keluarga
dan media elektronik lain sosial Rumah sakit
No Nama Program Tujuan Rincian Kegiatan Sasaran Pelaksanaan Kegiatan

2 Intervensi spesifik di rumah - Memperbaiki kondisi - Tatalaksana stunting dan - Pasien stunting dan - Ruang rawat jalan
sakit pasien dengan stunting wasting sesuai SPO dan wasting dan ruang rawat
dan wasting PPK inap anak RSUD
Mohammad Natsir
- Memantau - Pemantauan berat
- Bayi dan anak usia 0 – - Semua pasien rawat
pertumbuhan dan badan, tinggi badan,
1000 hari jalan poli anak dan
perkembangan bayi perkembangan anak usia
rawat inap anak
dan anak mulai dari 0 0 – 1000 hari
hari sd 1000 hari

- Poli Anak
- Meningkatkan - Pemberian imunisasi - Bayi dan anak usia 0 –
cakupan imunisasi sesuai jadwal dan usia 1000 hari

- Meningkatkan - Edukasi appropriate


- Poli anak
pengetahuan orang tua feeding practice pada - Orang tua pasien rawat

dalam pemberian orang tua jalan atau rawat inap


- Poli gizi
makanan kepada anak
- Rawat inap
3 Penerapan Rumah Sakit - Menciptakan 1. Menyediakan ruangan - Ibu hamil Sesuai kebutuhan di :
Sayang Ibu dan Bayi lingkungan yang menyusui - Ibu post partum - Ruang PONEK
kondusif bagi ibu dan 2. Menyelenggarakan kegiatan - Ibu menyusui - Ruang laktasi
anak konseling tentang menyusui - Bayi baru lahir - Perinatologi
- Meningkatkan 3. Pemberian tablet Fe pada - Balita - Poli anak
pelayanan ibu dan ibu hamil - Bangsal ibu hamil
anak yang berkualitas 4. Inisiasi Menyusui Dini di dan nifas
VK atau OK - Bangsal Anak
5. Pemantauan dalam - Kelas ibu hamil
pemberian ASI ekslusif pada
bayi
6. Edukasi laktasi

4 Rumah Sakit sebagai pusat 1 Mengatasi masalah 1. Melakukan sosialisasi sistem Fasilitas kesehatan primer dan 1. Sosialisasi akan
rujukan stunting dan wasting manajemen pelayanan rujukan kepada fasilitas sekunder di Kota Solok dilakukan Tiap 6
yang mencakup kesehatan primer dan bulan
rujukan stunting dan sekunder melalui offline
wasting sesuai ataupun online
indikasi.
2 RS sebagai tempat 2. Melaksanakan evaluasi
promosi, prevensi, terhadap faskes primer atau 2. Tiap 6 bulan
perawatan dan sekunder yang menjadi
rehabilitasi pihak yang melakukan
pemantauan pasien stunting
dan wasting pasca rawat
inap yang memerlukan
intervensi gizi dan
pemantauan tumbuh
kembang

5 RS sebagai pendamping klinis - Melakukan peninjauan - Evaluasi ANC ibu hamil - Puskesmas - Tiap 6 bulan
dan manajemen serta program gizi ibu hamil di poli KIA/kebidanan - RS jejaring
merupakan jejaring rujukan dan anak dengan - Evaluasi pemberian
malnutrisi tablet Fe, makanan
tambahan dan obat
cacing pada ibu hamil
- Evaluasi pemberian
vitamin A pada bayi dan
anak
VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan program dapat dilihat pada tabel berikut:

N Tahun 2022
Nama Kegiatan
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pelatihan staf RS baik medis maupun non medis secara offline dan
1 online via zoom/google meet

Penyuluhan tentang stunting dan wasting di ruang poliklinik

2 kebidanan, polikinik anak, ruang rawat inap anak RSUD Mohammad


Natsir

Penyuluhan tentang stunting dan wasting


3
di sosial media dan media elektronik lain
Pemantauan berat badan, tinggi badan, perkembangan anak usia 0 –
4
1000 hari

5 Pemberian imunisasi sesuai jadwal dan usia

Edukasi appropriate feeding practice pada


6
orang tua

7 Melakukan sosialisasi sistem rujukan kepada fasilitas kesehatan


primer dan sekunder melalui offline ataupun online

Melaksanakan evaluasi terhadap faskes primer atau sekunder yang


menjadi pihak yang melakukan pemantauan pasien stunting dan
8
wasting pasca rawat inap yang memerlukan intervensi gizi dan
pemantauan tumbuh kembang

Melakukan peninjauan program gizi ibu

9 hamil dan anak dengan malnutrisi di


faskes jejaring
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilakukan secara bertahap pada unit
pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap. Unit pelayanan rawat jalan terdiri dari poli
kebidanan, poli anak, poli tumbuh kembang dan poli gizi. Sedangkan unit pelayanan rawat
inap mulai dari IGD, Perinatologi, dan Bangsal Anak. Evaluasi dan pelaporan dilakukan
setiap bulan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian kepada sesama staf dan dedikasi
dalam mencegah kesalahan, missing data, kelalaian dalam dokumentasi. Laporan diserahkan
kepada tim penurunan prevalensi penurunan stunting dan wasting yang kemudian akan
dilanjutkan sebagai bentuk laporan kepada Direktur RSUD Mohammad Natsir.

Anda mungkin juga menyukai