PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kejadian balita pendek atau stunting merupakan salah satu masalah gizi yang
dialami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017 22,2% atau 150,8 juta balita
di dunia mengalami stunting. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG)
selama tiga tahun terakhir, pendek memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan
dengan maslah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Prevalensi
balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi
29,6% pada tahun 2017. Prevalensi balita pendek di Indonesia cenderung statis.
Kasus stunting diwilayah kerja Puskesmas Lifofa merupakan salah satu kasus
tertinggi pada tahun 2018 dibandingkan dengan wilayah kerja puskesmas
lainnya. Hal ini terlihat dari hasil data enum tahun 2018. Oleh karena itu
diperlukan upaya-upaya untuk menurunkan angka kejadian kasus stunting di
wilayah kerja puskesmasLifofa. Dengan demikian, capaian aktualisasi dan
habituasi yang berjudul “Lifofa Bebas Stunting” yang penulis sususn ini semoga
1
dapat menurunkan angka kejadian kasusu Stunting di wilayah kerja puskesmas
Lifofa.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari proses aktualisasi dan habituasi ini adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya pelayanan masyarakat sektor kesehatan sesuai dengan nilai-
nilai profesi ASN yaitu sebagai pelayanan public sector kesehatan.
2. Untuk mewujudkan bayi dan balita sehat bebas stunting di wilayah kerja
UPT Puseksmas Lifofa
3. Untuk meningkatan pengetahuan dan wawasan bagi keseluruhan rekan
kerja terkait tentang cara pengukuran antropometri yang sesuai standar
yang telah ditetapkan serta cakupan gizi sehat untuk bayi dan balita.
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari aktualisasi dalam proses habituasi ini adalah
sebagai berikut:
2
Dengan adanya aktualisasi ini reformer dapat membiasakan diri untuk
peduli terhadap penderita stunting dan usaha pencegahan yang dilkukan
secara terus-menerus dalam tugas dan fungsi saya sebagai tenaga medis.