Bahaya Penyakit Kemusyrikan Mengintai Orang
Bahaya Penyakit Kemusyrikan Mengintai Orang
َو ِإْذ َقاَل ُلْقَم اُن اِل ْبِنِه َو ُهَو َيِع ُظُه َيا ُبَنَّي اَل ُتْش ِرْك ِباِهَّلل ۖ ِإَّن الِّش ْر َك َلُظْلٌم َع ِظ يٌم
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar". (Q.S. Luqman : 13)
Karena kesuksesan seorang muslim bukan bermodalkan harta yang banyak atau tingginya
kekuasaan
TAPI KEYAKINAN KEPADA ALLAH SWT
Rasulullah
SIRAH NABISAW bisa sukses mengalahkan
MUHAMMAD SAW orang-orang kafir Quraisy, orang-orang Yahudi, bisa meluaskan
SatuIslam,
kekuasaan penyakit
SAW yang akan
modalnya bukanmembatalkan
karena banyakkeimanan seorang
uang/harta, muslim,
bukan pula ialah kemusyrikan
penguasa. Akan tetapi
bermodalkan ketauhidanBahkan
kepada kemusyrikan menjadi
Allah SWT, begitu pulalawan dari ketauhidan
yang memodali kaum muslimin yang
membersamai Rasulullah SAW dalam setiap keberhasilan/kemanangan.
Hal ini ditunjukan dalam sirahnya, Nabi Muhammad SAW dari kecil sudah ditinggalkan oleh orang yang
akan memberikan perlindungan kepadanya yaitu orang tuanya (yatim).
Kemudian Nabi SAW dibesarkan oleh pamannya yang miskin. Sehingga sejak kecil Nabi harus
menggembala kambing, karena kondisinya yang miskin.
Sejak kecil Rasulullah dipersiapkan oleh Allah SWT dalam kondisi sosial yang sangat lemah.
Allah SWT memberikan isyarat bahwa kesuksesan/keberhasilan tidak mengaitkannya dengan hal duniawi.
Sebagai mana Allah menggambarkan kemenangan itu datang dari Allah SWT dalam firman-Nya surat Al-Anfal
: 5,6, dan 9 yang berkaitan dengan nasihat kemenangan Allah SWT kepada kaum muslimin,
َك َم ۤا َاۡخ َر َج َك َر ُّب َك ِم ۢۡن َب ۡي ِتَك ِباۡل َح ـِّۖق َو ِاَّن َفِر ۡي ًقا ِّم َن اۡل ُم ۡؤ ِم ِنۡي َن َلـٰك ِر ُه ۡو ن
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, meskipun sesungguhnya
sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya
ُيَج اِد ُلۡو َن َك ِفى اۡل َح ـِّق َب ۡع َد َم ا َت َب َّي َن َك َاَّن َم ا ُيَس اُقۡو َن ِاَلى اۡل َم ۡو ِت َو ُهۡم َي ۡن ُظ ُر ۡو ن
mereka membantahmu (Muhammad) tentang kebenaran setelah nyata (bahwa mereka pasti menang),
seakan-akan mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab kematian itu).
ٰۤل
ِاۡذ َتۡس َت ِغ ۡي ُثۡو َن َر َّب ُك ۡم َفاۡس َت َج اَب َلـُك ۡم َاِّن ۡى ُمِم ُّد ُك ۡم ِبَاۡل ٍف ِّم َن اۡل َم ِٕٮَك ِة ُم ۡر ِد ِفۡي ن
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu,
"Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang
berturut-turut."