1
TUJUAN :
Tercapainya ketertelusuran pengukuran atau menjaga agar traceability link
tidak terputus.
Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional ataupun
internasional.
Menetapkan penyimpangan atau koreksi dari alat ukur terhadap kebenaran
(nilai) konvensional.
UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Penerapan sistem manajemen mutu SNI ISO 9001:2008 klausul 7.6 tentang
pengendalian peralatan, pemantauan dan pengukuran, dimana bila suatu
unit produksi yang menerapkan sistem manajemen mutu ini, maka kegiatan
kalibrasi terhadap peralatan yang mempengaruhi hasil produknya mutlak
harus dilakukan, atau
SNI ISO/IEC 17025:2017 klausul 6.4 tentang peralatan dimana alat ukur/uji
yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan dan
klausul 6.5 tentang ketertelusuran dimana alat ukur/uji yg digunakan harus
terpelihara sifat mampu telusurnya sepanjang waktu, yang diperoleh dari
kegiatan kalibrasi.
2
MANFAAT :
Terciptanya deteksi / pencapaian kondisi laik pakai (atau
tidak layak pakai), untuk menjamin ketelitian, ketepatan
alat ukur/uji dalam proses produksi, serta keamanan alat
kesehatan dalam rangka mendukung peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.
Mendukung sistem mutu yang diterapkan pada dunia
industri.
Mengetahui penyimpangan nilai ukur suatu alat ukur/uji,
yang ber efek timbulnya rasa percaya diri pada pengguna
alat ukur/uji, untuk pencapaian suatu produk sesuai
dengan desainnya, sekaligus meminimalisir waste.
3
ISTILAH DAN DEFINISI DALAM SERTIFIKAT KALIBRASI
Tertelusur (mampu telusur), adalah sifat atau kemampuan nilai
penunjukan alat ukur untuk berhubungan (dapat dibandingkan)
dengan standar internasional melalui rantai perbandingan yang tidak
terputus.
Ketidakpastian pengukuran, adalah suatu rentang nilai (±) yang bila
dijumlahkan secara aljabar terhadap nilai ukur, maka diharapkan nilai
benar berada didalamnya. Tidaklah berarti apa-apa bila nilai hasil
pengukuran tidak dilengkapi informasi nilai ketidakpastian.
Tingkat kepercayaan 95%
Faktor cakupan (k), adalah suatu faktor pengali yang dapat
menjadikan ketidakpastian menjadi lebih logis. Pada dasarnya faktor
yang mempengaruhi akurasi pengukuran tidak sebatas repeatability,
readability, standar kerja dan pengaruh lain yg dpt diperhitung kan,
tetapi juga ada faktor-faktor lain yang tidak / belum dapat
diperhitungkan dalam pengukuran tersebut, faktor cakupan ini
diharapkan dapat mewakili sumber-sumber ketidakpastian yang tidak
/ belum dapat diperhitungkan tersebut.
ISO/IEC 17025: 2017
6. Persyaratan Sumber Daya
6.4 PERALATAN
mereview menetapkan
interval atau
kalibrasi mereview
spesifikasi
melakukan mengalibrasi
pengecekan atau
antara me-rekalibrasi
menggunakan memverifikasi
dan dan
memelihara memvalidasi
menetapkan
interval
kalibrasi
ISO/IEC 17025: 2017
6. Persyaratan Sumber Daya
6.4 PERALATAN
o harus memiliki akses pada peralatan (standar, alat ukur, piranti lunak, data
acuan, pelarut, bahan habis pakai, dll) yang diperlukan untuk menjamin
kebenaran unjuk kerja laboratorium dan yang berpengaruh terhadap hasil
pengukuran
o persyaratan peralatan juga harus dipenuhi pada saat laboratorium
menggunakan peralatan yang berada di luar kendali permanennya
o harus memiliki prosedur untuk penanganan, transportasi, penyimpanan,
penggunaan dan pemeliharaan peralatan
o harus melakukan verifikasi bahwa peralatan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan sebelum pertama kali digunakan atau pada saat digunakan
kembali
o peralatan yang digunakan harus mampu mencapai akurasi atau
ketidakpastian yang diperlukan untuk memberikan hasil yang valid
o alat ukur harus dikalibrasi apabila akurasi atau ketidakpastiannya
berpengaruh terhadap keabsahan hasil yang dilaporkan, dan apabila
diperlukan untuk menetapkan ketertelusuran hasil yang dilaporkan
ISO/IEC 17025: 2017
6. Persyaratan Sumber Daya
6.4 PERALATAN (lanjutan)
o laboratorium harus menetapkan program (termasuk interval) kalibrasi, yang
harus dikaji ulang dan disesuaikan kembali untuk menjamin kepercayaan
terhadap status kalibrasi
o seluruh peralatan yang memerlukan kalibrasi harus diberi label (atau cara lain
yang sesuai) yang menunjukkan status keabsahan status kalibrasinya
o peralatan yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan (akibat kesalahan
penggunaan atau sebab lainnya) harus tidak digunakan untuk melakukan
kegiatan, pengaruhnya terhadap pekerjaan harus dievaluasi dan harus
dilakukan tindakan sesuai dengan prosedur pengelolaan pekerjaan yang tidak
sesuai
o “pengecekan antara (intermediate check)” harus dilakukan sesuai prosedur
tertentu bila diperlukan untuk menjamin kepercayaan terhadap unjuk kerjanya
o data bahan acuan atau faktor koreksi harus selalu dimutakhirkan dan
diterapkan sejauh diperlukan untuk memenuhi persyaratan yangditetapkan
o harus melakukan tindakan yang dapat dilakukan dalam praktek untuk
mencegah penyetelan peralatan yang tidak dikehendaki
ISO/IEC 17025: 2017
6. PERSYARATAN SUMBER DAYA
1. TIMBANGAN
Bila Laboratorium memiliki timbangan elektronik yang sudah dikalibrasi, dimana dalam
sertifikat kalibrasi nya tergambar unjuk kerja timbangan elektronik tersebut sbb :
Kapasitas timbangan : 220 g.
Resolusi : 0.0001 g.
Koreksi pd nominal 20 g : 0.0023 g.
Ketidakpastian ( U95% ) : ± 0.0015 g.
Pertanyaannya : “layak pakai kah” timbangan elektronik tersebut bila digunakan oleh
laboratorium untuk melakukan metode penimbangan yang redaksionalnya berbunyi sbb :
“timbang bahan seberat 20 g, dengan toleransi ± 1 g ?”.
2. ENCLOSURE
Karena suhu yang terjadi pada lokasi titik panyau 1 dan 3 (1.2 oC ~ 3.8 oC) didalam
rentang persyaratan pengendalian suhu (1oC ~ 4oC), maka gudang tersebut LAYAK
PAKAI.
1. LINGKUP
2. TUJUAN
Digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan “pengecekan antara” timbangan, untuk
memastikan bahwa “status kalibrasi terakhir” atau “status layak pakai” masih terpelihara.
3. PRINSIP METODE
Pemantauan kestabilan nilai ukur timbangan mulai saat diterimanya sertifkat kalibrasi timbangan
sampai dilakukan kalibrasi berikutnya, setelah diverifikasi dan dinyatakan “layak pakai”, dengan cara
membandingkan “pembacaan timbangan” saat dibebani anak timbangan “Standar Cek” nominal
setengah kapasitas timbangan (misal 100g untuk timbangan dengan kapasitas 210g), menggunakan
peta kendali (control chart).
1. Anak Timbangan Standar Cek (ATSC) yang tidak boleh digunakan untuk keperluan lainnya selain
kegiatan “Cek Antara”, dan dikendalikan sedemikian rupa sehingga dianggap stabil sepanjang
waktu dan lebih stabil dari timbangan yang di cek.
2. Thermohygrometer untuk memantau suhu dan kelembaban ruang dimana timbngan
dioperasikan.
5. PENGECEKAN ANTARA
1. Pengambilan data dilakukan pada kesempatan pertama atau paling lambat 3 (tiga) hari setelah
sertifikat kalibrasi timbangan diterima laboratorium dan hasil verifikasi dinyatakan layak pakai.
2. Pastikan timbangan dalam kondisi siap pakai (On/Standby)
3. Kondisikan ATSC dalam kompartemen, didekat pan timbangan dengan wind shield dalam keadaan
tertutup, minimal 30 menit.
4. Catat kondisi lingkungan ( suhu dan kelembaban ) ruangan.
5. Timbang ATSC nominal setengah kapasitas (misal 100g), dengan pengulangan 5 kali, rekam.
6. Hitung nilai rata-rata dari 5 kali penimbangan dimaksud, rekam
7. Ulangi langkah 5.2. sampai dengan langkah 5.6., diulang selama 11 hari lagi berturut-turut,
sehingga didapatkan 12 nilai rata-rata harian dari hari pertama sampai dengan hari ke 12.
8. Hitung nilai rata-rata dari 12 nilai rata-rata harian, rekam.
9. Hitung nilai standard deviasi dari 12 nilai rata-rata harian, rekam.
10. Hitung nilai Upper Warning Limit (UWL) dengan rumus : nilai rata-rata (perhitungan butir 5.8.) +
{2 X standard deviasi (perhitungan butir 5.9.)}, dan Lower Warning Limit (LWL) dengan rumus :
nilai rata-rata (perhitungan butir 5.8.) - {2 X standard deviasi (perhitungan butir 5.9.)}.
labjourneyparner@labmaniaindonesia.id
0821-2429-3839
@labmania
THANK YOU