EVALUASI DIRI
AKREDITASI ISNTITUSI
SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR
ii
DAFTAR ISI Halaman
Kerjasama ....................................................................................................... 57
Referensi ............................................................................................... 63
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas segala limpahan nikmat yang
telah dianugerahkan kepada kami, sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan
dokumen evaluasi diri ini.
Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah (STID) Mohammad Natsir dikelola berdasarkan visi,
misi dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka menghasilkan para lulusan yang
diharapkan. Menjalankan tri dharma perguruan tinggi sesuai dengan tuntutan peraturan
perundang-undangan. Salah satu kewajiban kami sebagai institusi perguruan tinggi adalah
melakukan proses akreditasi institusi.
Dokumen evaluasi diri ini merupakan salah satu syarat kelengkapan dokumen dalam
rangka pengajuan akreditasi institusi kepada BAN PT, bandan independen yang dibentuk dan
ditunjuk pemerintah untuk melakukan proses akreditasi.
Kami haturkan terimakasih kepada segenap pengelola STID Mohammad Natsir,
khususnya kepada Tim Penyusun Borang, yang telah bekerja keras menyelesaikan semua
domumen borang akreditasi institusi, termasuk dokumen evaluasi diri ini. Semoga borang
yang telah disusun ini dapat memberikan informasi tentang STID Mohammad Natsir sesuai
yang diharapkan dalam proses akreditasi tahun 2018 ini.
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah Mohammad Natsir merupakan kelanjutan dari lembaga
pendidikan yang pernah ada di lingkungan Dewan Da‟wah Islamiyah Indonesia, yaitu
Akademi Bahasa Arab (AKBAR) dan Lembaga Pendidikan Da‟wah Islam (LPDI). Setelah
sempat mengalami kevakuman, maka berdasarkan hasil Musyawarah Besar (MUBES)
Dewan Da‟wah Islamiyah Indonesia pada tanggal 12-14 Juni 1998 di Jakarta memutuskan
untuk meningkatkan program LPDI dari jenjang D2 menjadi jenjang Strata Satu (S1) yakni
menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah Mohammad Natsir yang resmi menerima mahasiswa
baru mulai Tahun Akademik 1999-2000.
STID Mohammad Natsir dengan Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam telah
memperoleh SK Akreditasi BAN PT Nomor: 047/BAN-PT/AK-XIV/S1/XII/2011. Kemudian
Prodi KPI berhasil pula memperoleh Re-Akreditasi pada tahun 2017 lalu dengan Nomor:
2474/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2017. Pada tahun 2016 STID Mohammad natsir berhasil
memperoleh Izin Operasional untuk Program Studi baru yakni Prodi PMI (Pengembangan
Masyarakat Islam) berdasarkan SK dari Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI
nomor: 2013 tahun 2016. Saat ini, tahun 2018 STID Mohammad Natsir sedang mengajukan
Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) ke BAN-PT.
Dengan kondisi sebagaimana di atas, maka STID Mohammad Natsir merasa penting
sekali untuk selalu melakukan evaluasi diri dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,
layanan dan secara umum mutu institusi dan mutu prodi-prodi.
Alhamdulillah, dalam beberapa tahun kebelakang ini ada beberapa capaian STID
Mohammad Natsir yang menjadi salah satu indikator terlaksananya pengelolaan kampus
secara baik, antara lain:
1. Program studi Komunikasi Penyiaran islam telah dua kali memperoleh Akreditasi dengan
Nilai B (Sangat Baik)
2. Pada tahun 2016 STID Mohammad natsir berhasil memperoleh Izin Operasional untuk
Program Studi baru yakni Prodi PMI (Pengembangan Masyarakat Islam) berdasarkan SK
dari Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI nomor: 2013 tahun 2016.
3. Prestasi mahasiswa Tingkat nasional tahun 2016:
a. Juara 3 lomba pidato bahasa Arab antar kampus
b. Masuk Per-Delapan final lomba debat dengan tema Politik diselenggrakan oleh TV One
dan BNI
v
4. Mulai Januari 2016, memiliki keynote speaker Bahasa Arab Syaikh Ahmad Mahmud
Abdul Hamid asal Mesir.
5. Pengadaan Laboraterium Multimedia
6. Berhasil melakukan kerjasama dengan berbagai instansi baik swasta maupun pemerintahan
dalam negeri dan luar negeri, diantaranya:
a. Universitas Islam Minnesota di Amerika, dalam bidang pendidikan, dimulai sejak 2017.
b. Rabithah Alam Islami, kerjasama dalam training da‟I, dimulai tahun 2016.
c. Atase Agama Kedubes Saudi Arabia di Jakarta, dalam bentuk membantu sarana dan
prasarana kampus, sejak 2011.
d. Baituzzakat Kuwait, dalam bentuk sarana, mulai tahun 2000.
e. KUIS Malaysia, dalam bentuk Akademik, Da‟wah, Latihan, Kepemimpinan, mulai
tahun 2009.
f. Kementerian Hukum dan HAM, Da‟wah di LAPAS seluruh Indonesia, mulai tahun
2010
g. BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), dalam bentuk beasiswa studi lanjut S2 dan S3
mulai tahun 2007.
h. BAMUIS BNI dalam bentuk santunan beasiswa.
i. Wesal TV dalam bentuk jurnalistik.
j. Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah dalam bentuk Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, mulai tahun 2016.
k. Penelitian Melakukan Kerjasama dengan Harian Umum Cikarang Express (Mei 2013-
Mei 2014)
l. Melakukan Kerjasama dengan Harian Umum Koran Berita Bekasi (Juni 2014- Juni
2015)
7. Dan lain-lain
Selain hal-hal di atas, sebagai langkah atau upaya untuk meningkatkan kualifikasi dan
kompetensi dari berbagai aspeknya, maka STID Mohammad Natsir berupaya untuk menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri sebagaimana
tersebut di bawah ini:
Evaluasi Diri ini sekaligus sebagai refleksi perjalanan STID Mohammad Natsir
selama ini dengan harapan akan menjadi acuan untuk pengendalian dan peningkatan mutu ke
depan. Tim Evaluasi Diri ini berusaha menyusunnya secara sistematis sesuai format evaluasi
vi
diri Akredeitasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) atau Buku IV/Pedoman Evaluasi Diri yang
diterbitkan oleh BAN-PT tahun 2011.
Komponen A: Secara umum proses dan arah pelaksanaan dan pengembangan STID
Mohammad Natsir telah sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan oleh Yayasan,
yakni terlahirnya para juru da‟wah yang memiliki integritas tinggi dan berjiwa Islam
wasathy, mampu berurat berakar di masyarakat. Para alumni dapat diterima oleh steak
holders dan dapat berkiprah di mana saja dalam berbagai sektor kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa baik sekala lokal, nasional bahkan internasional.
Komponen B: Tata pamong STID Mohammad Natsir mengacu kepada Statuta yang
telah ditetapkan. Namun dalam perjalananya ada unit-unit kerja yang harus dikembangkan
sesuai dengan keperluan institusi. Hal ini juga diharapkan dapat memacu kreatifitas kerja
diseluruh pelaksana kerja yang ada sehingga pilar-pilar good governance dapat berjalan
secara baik yaitu; kredibel, transparan, akuntabel, bertanggungjawab, dan adil.
Komponen C: Proses dan hasil dalam komponen kemahasiswaan dan lulusan bagi
STID Mohammad Natsir juga terlihat semakin baik. Hal ini dilihat dari jumlah peminat calon
mahasiswa yang mendaftar pada setiap tahun grafiknya selalu menanjak. Demikian pula
tingkat jumlah percepatan kelulusan juga semakin besar. Para alumni juga lebih cepat
memperoleh kepercayaan dari para pengguna lulusan untuk terlibat langsung di dalam
lapangan da‟wah. Kesesuaian lulusan dengan prodi yang diambil berusaha semakin
disinkronkan.
Komponen D: Dalam aspek peningkatan sumber daya, STID Mohammad Natsir
secara bertahap juga mengalami peningkatan, terutama untuk tenaga pendidik. Saat ini tenaga
pendidik dengan status dosen tetap berjumlah 19 orang (4 Doktor dan 15 Master) dan telah
memperoleh Sertifikat Pendidik sebanyak 7 orang. Rasio jumlah dosen dan mahasiswa juga
semakin ideal. Sedangkan tenaga kependidikan memiliki nilai lebih terutama dalam loyalitas
karena sebagian besar adalah berasal dari alumni sendiri.
Komponen E: Kurikulum STID Mohammad Natsir telah mengalami beberapa kali
revisi dengan maksud agar kompetensi lulusan semakin baik, berdaya saing tinggi baik skala
lokal maupun nasional serta harus sesuai dengan arah visi, misi dan tujuan institusi. Revisi
dan penerapan kurikulum secara bertahap mengacu kepada KKNI yang berlaku. Kurikulum
diperbanyak dengan muatan tugas terstruktur, tugas mandiri maupun praktikum lapangan
sehingga mahasiswa benar-benar telah dianggap matang baik segi keilmuan maupun life skill
dan soft skill sebelum mereka terlibat langsung di masyarakat secara umum.
vii
Komponen F: Pada komponen Pembiayaan, Sarana-prasarana dan Sistem Informasi,
dalam kurun 7 tahun terakhir ini telah berhasil memperoleh dana hibah dari kerajaan Arab
Saudi melalui Pemerintah Indonesia berupa gedung kampus yang representative seluas 8.000
M2 di atas lahan 11.000 M2, serta memperoleh fasilitas perpustakaan lengkap dengan
buku/kitab-kitab rujukan yang berlokasi di kantor pusat yayasan Dewan Da‟wah Islamiyah
Indonesia. Sistem informasi secara bertahap juga dikelola secara Online.
Komponen G: Pada komponen ini, meskipun tidak mengalami peningkatan yang
signifikan terutama dalam aspek penelitian, namun sekurang-kurang nya ada beberapa dosen
yang cukup produktif menulis karya-karya ilmiah baik berupa artikel maupun buku serta
mengikuti forum-forum pertemuan maupun seminar baik skala nasional maupun
internasional. Adapun dalam hal pengabdian kepada masyarakat maka semakin tahun grafik
nya selalu meningkat dibuktikan dengan keterlibatan yang konsisten dari para donator untuk
mendanai kegiatan PkM ini, diantaranya: BAMUIS BNI, BAZNAS, LAZ PLN, LAZ BRI,
dan lain-lain.
viii
SUSUNAN TIM PENYUSUNEVALUASI DIRI
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
ix
Nama : SaifulRokhman, M.I.Kom
NIDN : -
Jabatan : KepalaLembagaPenelitian
TanggalPengisian : 08/04/2018
TandaTangan :
x
Nama : JumroniAyana, M.Ag
NIDN : 2110068303
Jabatan : Kepala Lembaga Bahasa
TanggalPengisian : 08/04/2018
TandaTangan :
xi
Nama : FajriTanjung, S.Kom.I
NIDN : -
Jabatan : Staff Administrasi
TanggalPengisian : 08/04/2018
TandaTangan :
xii
DESKRIPSI TUGAS PENYUSUN EVALUASI DIRI
xiii
KOMPONEN EVALUASI DIRI
A PENCAPAIAN
Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah Mohammad Natsir yang didirikan oleh Yayasan Dewan
Da‟wah Islamiyah Indonesia merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berusaha
menjadikannya sebagai tempat pembibitan kader da‟i ila Allah. Sebagaimana nama nya yang
diambil dari seorang tokoh Nasional/Perdana Menteri Pertama NKRI, Pahlawan Nasional,
yang melekat di dalam diri beliau sebagai tokoh da‟wah dan telah banyak berperan di dunia
Islam, maka STID Mohammad Natsir bertekat untuk mampu melahirkan para da‟i yang
mampu berda‟wah di lapangan baik skala local, nasional bahkan internasional.
Oleh karena itu visi, misi, tujuan, dan target STID Mohammad Natsir secara bertahap
diupayakan untuk tercapainya goal di atas. Secara garis besar, tahapan penyusunan visi, misi,
tujuan dan sasaran adalah sebagaimana tergambar di bawah ini:
1
Visi STID Mohammad Natsir selanjutnya menjadi pegangan bagi seluruh pimpinan,
mulai dari Ketua, para Wakil Ketua, para Ketua Prodi, Sekretaris Prodi, para Kepala Lembaga
bahkan bagi seluruh civitas akademika STID Mohammad Natsir, para dosen, tenaga
kependidikan dan mahasiswa. Hal ini berusaha selalu dijaga sehingga seluruh civitas merasa
memiliki tanggungjawab yang sama untuk menjaga dan mensukseskan visi misi institusi.
Berikutnya visi misi institusi di jabarkan dan difokuskan oleh masing-masing program studi
sehingga target kompetensi lulusan dapat tercapai secara maksimal.
Selanjutnya visi, misi dan tujuan Sekolah Tinggi ini akan menjadi dasar bagi
perumusan visi, misi dan tujuan setiap Program Studi.
2
a. Arah Pengembangan
STID M Natsir saat ini telah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah yang sudah mulai
diakui kualitasnya oleh masyarakat. Terbukti dengan banyaknya permintaan da‟i dari
masyarakat, baik dari lembaga da‟wah, lembaga pendidikan maupun dari pihak Yayasan
Penyelenggara sendiri.
Namun demikian, permintaan itu lebih banyak diarahkan kepada da‟i yang memiliki
kompetensi pengembangan masyarakat. Sehingga dengan demikian, usaha untuk membuka
program studi PMI yang sudah dimulai tahun 2016 ini harus terus ditingkatkan.
Seiring dengan hal tersebut, kualitas kurikulum program studi KPI juga harus terus
ditingkatkan agar lulusan yang dihasilkan betul-betul menguasai kompetensi di bidang KPI.
Tiga tahun setelah program studi PMI berjalan, diusahakan berdiri program studi Manajemen
Da‟wah. program studi ini perlu didirikan, karena salah satu kelemahan utama gerakan
da‟wah adalah dalam hal manajemen. Sehingga secara umum terlihat, gerakan da‟wah belum
menghasilkan gerakan yang efektif dan efisien. Dengan berdirinya program studi Manajemen
Da‟wah, diharapkan STID M Natsir dapat menghasilkan para da‟I yang memiliki kemampuan
dalam bidang manajemen, sehingga dapat memperbaiki kualitas da‟wah dengan
meningkatkan mutu manajemen pada gerakan da‟wah tersebut.
Seiring dengan itu, STID M Natsir juga harus mulai merencanakan pendirian Program
Pascasarjana Ilmu Da‟wah. Agar ke depan, STID M Natsir dapat meningkatkan program
penelitian dalam bidang da‟wah, sehingga cita-cita besar membangun gerakan da‟wah
berbasis penelitian dapat dicapai.
b. Kebijakan Strategis
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa peningkatan yang diharapkan dapat terjadi
meliputi bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengelolaan administrasi. Semua
ini memang selaras dengan misi dan tujuan STID M Natsir. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut diperlukan kebijakan strategis yang bersinergi dengan kebijakan yang
dilakukan oleh Dikti. Dikti dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 telah
mempunyai Pilar Strategi yang meliputi : (1) perluasan dan pemerataan akses perguruan
tinggi bermutu dan berdayasaing internasional; (2) penyediaan dosen kompeten, sarana dan
prasarana, subsidi, data dan informasi; (3) peningkatan kualitas pengelolaan perguruan tinggi.
Kebijakan strategis untuk mencapai tujuan STID M Natsir sesuai dengan isu strategis adalah
:
1. Peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran,
3
2. Peningkatan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
3. Peningkatan kualitas kemahasiswaan dan alumni,
4. Peningkatan kualitas kelembagaan dan kerjasama.
c. Program 2016-2020
Rumusan kebijakan strategis untuk mencapai tujuan STID M Natsir tersebut, selanjutnya
dijabarkan dalam bentuk program. Secara rinci program tersebut diuraikan sebagai berikut :
4
b. Pembentukan jatidiri lulusan
c. Peningkatan inovasi dan kreativitas mahasiswa
d. Peningkatan jiwa kewirausahaan mahasiswa
e. Peningkatan daya saing global lulusan
f. Peningkatan peran kegiatan di tingkat nasional.
g. Peningkatan sarana dan prasarana kemahasiswaan
h. Pembentukan himpunan mahasiswa
5
Tabel: Analisis SWOT Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
FAKTOR INTERNAL
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Perumusan visi, misi, dan tujuan STID 1. Implementasi visi, misi, tujuan dan
Mohammad Natsir melibatkan stakeholder sasaran belum optimal.
baik secara langsung maupun tidak. 2. Adanya tantangan dari luar dimana Prodi
2. Para pimpinan, tenaga pendidik dan KPI dan PMI belum menjadi prodi favorit
kependidikan pada khususnya dan civitas bagi para calon mahasiswa dan orangtua
akademika pada umum nya memiliki serta masyarakat pada umumnya.
semangat yang sama untuk
mewujudkannya.
3. Visi, misi, dan tujuan Institusi ini sejalan
dengan kondisi dan berbagai aspek
kekuatan dan kelemahan internal STID
Mohammad Natsir.
4. Tahapan dalam mencapai visi, misi, tujuan
dan target masih dalam batas yang terukur
dan realistis sehingga mampu menjadi
pemacu semangat untuk mencapainya.
FAKTOR EKSTERNAL
Peluang (O) Tantangan (T)
1. Masyarakat muslim terutama di kalangan 1. Sumber daya yang ada belum sepenuhnya
grass root masih banyak yang belum memahami dengan baik visi, misi,
merasakan pembinaan secara langsung sasaran dan tujuan STID Mohammad
dari para da‟i. Natsir.
2. Peran media informasi dan media sosial 2. Pola fikir masyarakat umum yang
yang semakin kuat dan terkadang sampai memandang profesi da‟i tidak dapat
loss control sehingga mengakibatkan menjanjikan kesejahteraan ekonomi di
masyarakat mudah terbawa opini dan arus masa depan yang lebih baik sehingga
yang tidak semuanya bersifat mendidik mempengaruhi jumlah peminat para
sehingga para da‟i harus terjun langsung calon mahasiswa untuk masuk ke Sekolah
membina ummat agar tidak terpengaruh Tinggi Ilmu Da‟wah.
media informasi yang destruktif itu.
6
TATAPAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM
Pengelolaan Sekolah Tinggi Ilmu Da`wah (STID) Mohammad Natsir, pada prinsipnya
mengacu pada nilai-nilai good governance, akuntabilitas, transparansi, kepatuhan pada
peraturan dan prinsip-prinsip musyawarah dan kejujururan menjadi nilai utama dalam
penyelenggaraan pendidikan. Oleh karenanya, untuk mewujudkan sistem nilai tersebut, STID
Mohammad Natsir membuat berbagai peraturan pendukung yang harus dipatuhi oleh seluruh
civitas academika.
1. Tata Pamong
a. Struktur Organisasi
7
b. Personalia beserta Fungsi dan Tugas Pokoknya
Pada setiap unit kerja memiliki tanggungjawab dan koordinasi yang terstruktur dengan
mengacu kepada TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) masing-masing yang telah ditetapkan
melalui Surat Keputusan Pemberlakuan TUPOKSI Struktur Organisasi di lingkungan STID
Mohammad Natsir.
Adapun rincian TUPOKSI sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:
PIMPINAN
TUPOKSI WAKET I BIDANG AKADEMIK
A. Tugas Pokok
Wakil Ketua I mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan visi dan misi lembaga.
B. Fungsi
1 Menyusun program dan laporan kegiatan akademik serta anggaran nya secara
periodik.
2 Mengkoordinir kegiatan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
3 Membina tenaga dosen dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
4 Menyusun kurikulum pendidikan pada setiap program studi dalam rangka usaha
pengembangan keilmuan mahasiswa.
5 Menyiapkan rencana kerjasama pendidikan dan pengajaran dengan lembaga lain
di dalam dan di luar negeri.
6 Menentukan kebijakan teknis yang secara fungsional menjadi
tanggungjawabnya sesuai dengan kebijakan umum pemerintah.
7 Bertanggungjawab atas terlaksananya kuliah perdana, kuliah umum dan wisuda.
8 Membuat Kalender Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah Mohammad Natsir.
9 Merumuskan dan mengevaluasi kebijakan di bidang akademik yang dituangkan
dalam berbagai pedoman dan panduan (Panduan Akademik, Panduan Skripsi,
dan Panduan PKL)
10 Mewakili Ketua untuk menghadiri berbagai kegiatan institusional baik internal
maupun eksternal yang terkait dengan bidang akademik jika Ketua berhalangan
hadir.
11 Mengkoordinir penyusunan program kerja semua Prodi.
12 Melakukan proses monitoring dan evaluasi terhadap kinerja prodi.
8
13 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam lingkup pengembangan
akademik.
9
penguatan STID Mohammad Natsir
13 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam lingkup Administrasi dan
Keuangan.
14 Bertanggungjawab kepada atasan dalam menjalankan semua program bidang
administrasi dan keuangan
A. Tugas Pokok
Membantu ketua dalam Menyusun rencana, merumuskan kebijakan, memberikan tugas
dan arahan, mengkoordinasikan, serta memantau pelaksanaan program kerja dan kegiatan
di bawah bidang kemahasiswaan sesuai dengan visi dan misi lembaga.
B. Fungsi:
1. Menyusun program dan laporan kegiatan kemahasiswaan beserta anggarannya secara
periodik
2. Mengkoordinir kegiatan dalam bidang kemahasiswaan
3. Bersama bidang-bidang terkait melakukan sosialisasi program kemahassiwaan melalui
media-media yang ada
4. Merumuskan kebijakan di bidang kemahasiswaan yang dituangkan dalam berbagai
pedoman atau panduan kegiatan kemahasiswaan
5. Memberikan arahan kepada bagian-bagian yang berada dibawahnya
6. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan dibawah
bidang kemahasiswaan
7. Berkoordinasi dengan Yayasan Dewan Da‟wah dalam merumuskan konsep tentang
alumni.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam rangka pelaksanaan tugas -
tugas didalam ruang lingkup kemahasiswaan atau kegiatan institusi lainnya
9. Mewakili ketua untuk menghadiri berbagai kegiatan institusional baik internal maupun
eksternal yang terkait dengan bidang kemahasiswaan, jika ketua berhalangan hadir.
10
Tupoksi Ketua Prodi KPI & PMI
A. Tugas Pokok
Membantu Waket I dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan prodi masing-
masing..
B. Fungsi
1 Menyusun program dan laporan kegiatan prodi masing-masing beserta anggaran
nya secara periodik.
2 Melaksanakan pengawasan dan monitoring perkuliahan di semua kampus.
3 Menyiapkan pembimbing akademik (PA) untuk disahkan oleh Waket I.
4 Menetapkan pembimbing Skripsi dan PKL mahasiswa.
5 Menyiapkan dan melaksanakan program dalam rangka mensukseskan proses
penulisan skripsi.
7 Menyiapkan dan melaksanakan penjadwalan kuliah.
8 Menyiapkan dan melaksanakan proses pelaporan PKL mahasiswa.
9 Melaksanakan proses Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, Ujian PKL
dan Ujian Skripsi.
10 Melaksanakan evaluasi pelaksanaan perkuliahan dan ujian pada setiap akhir
semester.
11 Mengevaluasi keaktifan mahasiswa dan dosen.
12 Melakukan proses monitoring dan evaluasi terhadap kinerja sekretaris prodi.
13 Melakukan koordinasi dengan BAAK dalam pelaksanaan kegiatan akademik.
14 Bertanggungjawab kepada Ketua dalam menjalankan seluruh program
akademik.
14 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua dalam lingkup
pengembangan akademik.
11
B. Fungsi:
1. Menyusun program dan laporan kegiatan penelitian dan publikasi beserta anggarannya
secara periodik
2. Mengkoordinir kegiatan dalam bidang penelitian dan publikasi
3. Merancang konsep dan standarisasi penelitian STID Mohammad Natsir
4. Memberikan rekomendasi/izin penelitian bagi dosen.
5. Menyelenggarakan pelatihan seputar penelitian dan publikasi secara periodik
6. Melakukan kegiatan penyebarluasan hasil penelitian melalui publikasi ilmiah
7. Menerbitkan media publikasi kegiatan STID Mohammad Natsir secara berkala
8. Merumuskan buku panduan penelitian dosen
9. Melakukan monitoring dan evaluasi dalam bidang penelitian dan publikasi
10. Melaksanakan koordinasi dengan instansi lain dalam pelaksanaan penelitian dan
publikasi
11. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan ketua dalam bidang penelitian dan
publikasi
B. Fungsi :
1. Menyusun program dan laporan kegiatan pelayanan masyarakat serta anggarannya
secara periodik
2. Mengkoordinir pelayanan masyarkat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa/i yang
ada kaitannya dengan program studi (kpi & pmi)
3. Melakukan kerjasama dengan instansi lain dalam rangka memberdayakan masyarakt
4. Menyelenggarakan pelatihan pelatihan kepada masyarakat
5. Membuat desa binaan
6. Melakukan proses monitoring dan evaluasi terhadap kinerja sekretaris dan staf lpm
7. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan ketua dalam lingkup pelayanan
masyarakat
12
8. Bertanggung jawab kepada ketua dalam menjalankan seluruh program-program
pelayanan masyarakat
13
dilingkungan perpustakaan
8 Meningkatkan sarana prasarana yang memadai untuk menunjang kelancaran layanan
dan kemudahan dalam mengakses koleksi, sesuai perkembangan tekhnologi.
PELAKSANA ADMINISTRASI
Tupoksi Kepala Biro Administrasi Akademik Dan Kemahasiswaan (BAAK)
A. Tugas Pokok
Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan bertugas membantu Wakil
Ketua II dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang meliputi administrasi akademik dan
administrasi kemahasiswaan.
B. Fungsi
1. Menyusun rencana program kerja dan anggarana Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan secara periodik.
2. Mengkoordinir kegiatan dalam bidang administrasi akademik dan kemahasiswaan
3. Menyusun/menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Tugas untuk masing-masing bagian di
bawah koordinasi BAAK
4. Melaksanakan pelayanan administrasi akademik dan kemahasiswaan.
14
5. Melakukan koordinasi dengan bidang terkait.
6. Membuat absensi perkuliahan dan mengatur pembagian ruang kuliah.
7. Menyiapkan dan mengarsipkan KRS dan KHS setiap mahasiswa.
8. Menerima, mengarsipkan dan mempublikasikan nilai setiap mata kuliah.
9. Memperbaharui data perkembangan mahasiswa aktif, cuti, lulus, keluar dan DO pada
setiap semester.
10. Menerbitkan surat :
a. Keterangan masih aktif studi
b. Keterangan cuti studi
c. Keterangan beasiswa
d. Keterangan lulus
e. Keterangan pindah kuliah
f. Keterangan skorsing / sangsi / droup out (DO).
g. Dan lain-lain terkait akademik dan kemahasiswaan.
11. Membuat laporan pelaksanaan perkuliahan per-semester.
12. Memperbaharui data base dosen dan mahasiswa.
13. Mengkonversi nilai MK mahasiswa pindahan.
14. Mengkoordinir pembuatan ijazah dan transkrip nilai.
15. Mengkoordinir pelaporan kepada Kopertais dan Kementrian Agama
16. Memberikan informasi data-data akademik bagi mahasiswa dan dosen yang
memerlukan.
17. Melakukan proses monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan kinerja
staf dibawah koordinasi BAAK.
18. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam lingkup Administrasi akademik
dan kemahasiswaan
19. Bertanggungjawab kepada atasan dalam menjalankan semua program bidang
administrasi akademik dan kemahasiswaan
15
Staf Administrasi Kemahasiswaan mempunyai tugas pokok dan fungsi membantu Kepala
Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan dalam melaksanakan tugas-tugasnya terkait
administrasi kemahasiswaan.
16
14 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam lingkup Administrasi
umum dan Keuangan.
15 Bertanggungjawab kepada atasan dalam menjalankan semua program bidang
administrasi umum dan keuangan
17
1. Merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler
kemahasiswaan yang bersifat penalaran meliputi;
a. Mendorong terbentuknya komunitas atau kelompok diskusi dan pendalaman ilmu
b. Memonitoring keberlangsungan kegiatan komunitas atau kelompok diskusi dan
pendalaman ilmu serta mengevaluasinya secara periodik
2. Merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler
kemahasiswaan yang bersifat minat dan bakat meliputi;
a. Mendorong terbentuknya komunitas minat dan bakat pada aspek olahraga, seni,
dan budaya.
b. Memonitoring keberlangsungan kegiatan komunitas komunitas minat dan bakat
dan mengevaluasinya secara periodik
3. Merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler
kemahasiswaan yang bersifat kesejahteraan meiliputi;
a. Mendorong terbentuknya kegiatan enterprenuer dan kemandirian pada mahasiswa
b. Memonitoring keberlangsungan kegiatan enterprenuer dan kemandirian pada
mahasiswa idan mengevaluasinya secara periodik
4. Merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler
kemahasiswaan yang bersifat da‟wah meliputi;
a. Mendorong terbentuknya komunitas kegiatan da‟wah dilingkungan mahasiswa
b. Memonitoring keberlangsungan kegiatan komunitas kegiatan da‟wah dan
mengevaluasinya secara periodik
18
kependidikan dan pimpinan mendapatkan tugas-tugas dalam kepanitiaan baik dalam bidang
organizing committee maupun steering committee.
Aspek akademik baik berupa mimbar akademik maupun kebebasan akademik sudah
dapat dikembangkan baik oleh dosen maupun mahasiswa. Mahasiswa diberikan ruang yang
cukup untuk dapat mengemukakan kebebasan akademik baik di ruang perkuliahan maupun
dalam aktifitas di luar kelas. Demikian pula mimbar akademik baik berupa memberikan
ceramah umum berupa kuliah zuhur setiap hari dengan menggunakan bahasa Arab maupun
Inggris, juga diskusi-diskusi kelompok di komunitas masing-masing, seperti Kompus, DLC
maupun komunitas LPM dan KPA secara umum berjalan sangat kondusif dan terjadi suasana
akademik yang cukup signifikan.
Para dosen memiliki kebebasan akademik dan mimbar akademik dalam berbagai event
seperti pada tatap muka perkuliahan, memberikan ceramah umum maupun menungkan ide-ide
nya di media berupa Mimbar STID Mohammad Natsir yang terbit bulanan maupun dalam
Jurnal Da‟wah.
Para dosen, tenaga kependidikan dan bahkan mahasiswa juga aktif menjadi Panitia
Penerimaan Mahasiswa Barus (PPMB) sejak dari tahap awal yakni sosialisasi, sampai dengan
tahap terakhir yakni tes tulis dan tes wawancara serta rapat penentuan kelulusan calon
mahasisa baru yang diterima/tidak diterima.
3. Penjaminan Mutu
Agar visi, misi, sasaran, dan tujuan STID Mohammad Natsir yang telah ditetapkan
dapat dicapai secara efektif, institusi menerapkan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal)
yang memenuhi seluruh Standar Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Untuk menjalankan SPMI ini maka STID Mohammad Natsir membuat unit kerja berupa
LPjM (Lembaga Penjaminan Mutu) sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI).
Untuk efisiensi kerja maka LPjM sampai dengan saat ini TUPOKSI nya dirangkap oleh Wakil
Ketua Bidang Akademik.
Semua kegiatan direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dimonitor dan dievaluasi
dengan maksud untuk menjamin bahwa proses pendidikan yang dilaksanakan dan dialami
mahasiswa di STID Mohammad Natsir memenuhi baku mutu. Mekanisme tata pamong untuk
itu meliputi tiga aspek yaitu aspek input, proses dan output.
Evaluasi internal dibuat dengan menggunakan survei melalui kuesioner baik yang
ditujukan untuk mengevaluasi pimpinan, mahasiswa, tenaga kependidikan maupun dosen.
Evaluasi internal ini diadakan pada setiap akhir semester baik Ganjil maupun Genap. Kotak
19
Aduan diadakan untuk memberikan kesempatan bagi seluruh unsur untuk memberikan kritik
dan sarannya kepada pimpinan maupun dosen di STID Mohammad Natsir. Sedangkan untuk
melakukan evaluasi eksternal dilakukan diskusi terbatas dengan para pakar da‟wah dengan
sebelumnya pihak STID Mohammad Natsir memberikan presentasi performa yang sudah
dilakukan di STID Mohammad Natsir.
Hasil-hasil dari evaluasi internal maupun eksternal disimpulkan dalam kategori –
kategori besar seperti Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, Pelayanan, Fasilitas/sarana-
prasarana, Kemahasiswaan, dll.
Berdasarkan hasil evaluasi di atas makan dirumuskan lah rencana program tindak
lanjut sebagai upaya perbaikan dan peningkatan mutu pada masing-masing komponen dengan
melibatkan pimpinan, tenaga kependidikan dan dosen serta yayasan penyelenggara.
4. Sistem Informasi
Sistem informasi yang ada di STID Mohammad Natsir meskipun belum cukup baik,
namun telah mampu menjadi salah satu penunjang pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar
bagi mahasiswa dan dosen serta berbagai kegiatan akademik lainnya.
Proses penerimaan mahasiswa baru juga telah menggunakan sistem informasi dengan
cara mendaftar online melalui link: http://pmb.stidnatsir.ac.id.
Pada saat ini ketersediaan bandwidth dengan kapasitas 40 Mbps cukup memberikan
kesempatan memadai bagi mahasiswa dan dosen dalam mengakses informasi di internet.
Untuk pelaksanaan manajemen yang baik terutama dalam aspek data mahasiswa,
perkuliahan, nilai, aktifitas dosen, nilai mata kuliah dan transkip ijazah maka STID
Mohammad Natsir juga telah memiliki SIAK dengan alamat http://siak.stidnatsir.ac.id.
20
c. Memiliki kode etik bagi tenaga pendidik c. Belum memiliki pusat data yang
dan kependidikan menyeluruh dari semua unit-unit kerja.
d. Ada SOP untuk pelaksanaan akademik, d. Lembaga Penjaminan Mutu yang belum
keuangan dan administrasi. berjalan dengan baik.
e. Telah ada upaya untuk dilakukan evaluasi
baik oleh pihak eksternal (BAN-PT)
maupun melalui SPMI yaitu unit LPjM
(Lembaga Penjaminan Mutu).
f. Telah ada mekanisme dan pelaksanaan
untuk umpan balik dari dosen, mahasiswa,
alumni maupun pengguna lulusan
g. Memiliki jaringan baik dalam negeri
maupun dengan luar negeri dalam bidang
pendidikan, da‟wah, swasta maupun
negeri.
FAKTOR EKSTERNAL
Peluang (O) Tantangan (T)
a. Perkembangan teknologi telah a. Persaingan global di dunia pendidikan
memberikan peluang efektifitas dan terutama akibat pengaruh era industry 4.0
efisiensi koordinasi bagi pimpinan dimana sebagian besar masyarakat
maupun antar unit kerja cenderung hedonis.
21
C
1. Mahasiswa
MAHASISWA DAN LULUSAN
a. Sistem Rekrutmen
Pendaftaran
1. Datang langsung ke kampus B (Sujarwadi) dan C (Dian Kurniawati dan Wijdi Atqiya)
2. Jika staf yang bersangkutan tidak hadir maka pendaftaran dilayani oleh staf lainnya
3. Online ke www.pmb.stidnatsir.ac.id
4. Melalui WA ke no Madeni dan Sujarwadi (087777672287/ 085263778555)
5. Pendaftaran juga dapat dilakukan di daerah-daerah melalui Dewan Da‟wah Provinsi,
Kab/Kota serta melalui Alumni STID M. Natsir
6. Bentuk pelayanan:
a. Calon pendaftar disambut dengan senyum dan sikap sopan/ramah serta dipersilakan
duduk
b. Calon pendaftar disajikan air minum (air mineral dalam gelas kemasan)
c. Calon pendaftar diberikan brosur sambil dijelaskan secara detail
d. Calon pendaftar dipersilakan mengisi formulir pendaftaran yang telah disiapkan dalam
map keadaan rapih
e. Pendaftar diberikan kwitansi bukti pembayaran uang pendaftaran setelah menyerahkan
uang cash; kwitansi harus dibubuhi stempel STID
Tes Tulis
1. Jawaban dibubuhkan langsung dalam lembar soal (tidak ada lembar khusus untuk jawaban)
2. Waktu tes tulis maksimal 2 jam untuk 2 jenis soal
3. Pelaksanaan tes tulis diawasi oleh panitia
4. Peserta tes tidak diperkenankan mencontek atau bertanya kepada peserta tes lainnya
22
5. Tempat duduk antar peserta tes disusun sedemikian rupa untuk menghindarkan tindak
kecurangan
6. Setelah tes tulis selesai, maka panitia mengoreksi jawaban tes tulis
Tes Wawancara
Tujuan Tes
- Tulis
Mengetahui kemampuan kognitif calon mahasiswa dalam bidang bahasa arab dan wawasan
keislaman
- Lisan / Wawancara
a. Al Qur‟an dan Bahasa Arab
Mengetahui kemampuan peserta dalam hal membaca al Qur‟an dan kemampuan dalam
bidang Bahasa Arab
b. Aqidah dan Pemikiran
Mengetahu latar belakang kehidupan pribadi peserta tes
Mengetahu latar belakang kehidupan keluarga peserta tes
Mengethaui potensi aqidah dan akhlaknya
Mengetahui latar Belakang afiliasi pemahamannya tentang ajaran Islam yang berkembang
di Indonesia
23
c. Akhlak, Minat da‟i dan MOU
Mengetahui potensi minat dan abakat peserta tes dalam hal da‟wah
Mengetahui potensi minat/kesungguhan belajar pesertaa tes
Menggali kesiapan peserta tes tentang kemampuan biaya selama kuliah
Menggali kesipan peserta tes tentang kesiapan mengikuti proses pengkaderan sesui dengan
MOU
Kelulusan
1. Kelulusan calon mahasiswa baru ditentukan oleh musyawarah tim penguji bersama panitia
PMB
2. Jika terjadi dead lock, keputusan diserahkan kepada musyawarah ketua PMB dengan
pimpinan STID M. Natsir.
Pengumuman Kelulusan
1. Pengumuman hasil tes (penentuan Lulus/Tidah Lulus) disampaikan kepada calon
mahasiswa/i secepatnya 1 pekan setelah wawancara dan setelah mendapat persetujuan dari
ketua panitia PMB
24
2. Pengumuman tersebut disampaiakan via Telp/HP dan SMS serta di publikasikan di websit
kampus
3. Dalam pengumuman tersebut harus disampaikan agar calon mahasiswa yang diterima
segera mendaftar ulang paling lambat 1 pekan setelah diumumkan dengan cara melengkapi
berkas-berkas pendaftaran (jika belum lengkap) secara langsung maupun via Pos dan
membayar Uang Pangkal baik secara langsung maupun melalui Transfer ke Bank Syariah
Mandiri Cabang Bekasi Norek: 7072700001 an. STID Moh. Natsir dengan
mencantumkan nama pengirim/mahasiswa.
c. Profil Mahasiswa
Dilihat dari asal propinsi maka dapat diketahui bahwa mahasiswa STID Mohammad
Natsir berasal dari hampir seluruh propinsi yang ada di Indonesia. Bila dilihat dari asal
sekolah maka sebagian besar mahasiswa berasal dari pesantren atau aliyah. Hanya sebagian
kecil yang berasal dari sekolah umum (SMA / STM).
2. Kegiatan Ekstra-Kurikuler
STID Mohammad Natsir merancang berbagai kegiatan ekstra kulikuler yang dapat
diikuti oleh mahasiswa. Kegiatan-kegiatan itu adalah:
a. Kafilah Da‟wah
b. KPM (Komunitas Pencinta Masjid)
c. KPMT (Komunitas Pecinta Majelis Ta‟lim)
d. Kompus (Komunitas Perpustakaan)
e. Komunitas LPM
f. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa
g. Praktikum Da‟wah
h. English Camp
i. Pesma Cup
j. Komunitas Jurnalistik
k. DLC (Da‟i Language Club)
l. Bela Diri (al-Majmu‟ah)
m. Tahsin dan Tahfidz
n. Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam)
25
3. Pelayanan untuk Mahasiswa
Setelah mahasiswa menjalani proses pendidikan selama kurang lebih 4 tahun maka
mahasiwa yang telah lulus diharapkan memiliki kompetensi sebagai berikut :
a. Memiliki integritas sebagai da’i Ilallah.
b. Memiliki kemampuan membaca dan memahami teks berbahasa Arab dan Inggris.
c. Memiliki kemampuan untuk mengelola program dan kegiatan da‟wah di masyarakat.
d. Memiliki kemampuan dalam bidang komunikasi, penyiaran, dan pengembangan
masyarakat dengan basis keilmuan, keterampilan, daya saing serta berakhlak mulia.
e. Memiliki kemampuan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat yang ada di sekitarnya
dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik dalam sektor
sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan.
f. Memiliki kemampuan dalam turut serta memberikan kontribusi keilmuan sarjana muslim
dalam bidang komunikasi, penyiaran, dan pengembangan masyarakat.
g. Mampu berkiprah dalam berbagai badan pelayanan sosial di lembaga-lembaga pemerintah,
non-pemerintah, maupun masyarakat, serta lembaga-lembaga internasional.
h. Mampu membimbing masyarakat dalam upaya pengokohan ajaran Islam secara terarah dan
terprogram.
i. Mampu memberikan inovasi-inovasi yang menyegarkan dalam upaya menggairahkan
26
masyarakat dalam usaha perbaikan taraf hidup.
j. Mampu berinteraksi secara terbuka, serta tidak bersifat ekslusif.
k. Mampu menjadi tenaga konslutan dalam kegiatan-kegaitan LSM berbasis sosial keislaman.
5. Hasil pembelajaran
Hasil pembelajaran yang telah ada adalah terserapnya secara afektif, kognitif maupun
psikomotorik dari materi-materi perkuliahan yang diberikan selama proses perkuliahan di
STID Moh. Natsir. Dimana selain pola pikir yang berubah maka terjadi pula perubahan dalam
pola tindak pada hampir setiap mahasiswa STID Mohammad Natsir.
6. Lulusan
Rata-rata penyelesaian studi mahasiswa pada dua tahun terakhir ini adalah pada
semester 9. Dengan kompetensi dan basis life skill mereka, sampai saat ini tidak ada satupun
alumni yang berstatus jobless. Seluruh alumni telah mampu berkiprah di berbagai lini
kehidupan masyarakat baik di lembaga da‟wah secara khusus maupun peran di diberbagai
sector lainnya. Hal tersebut dapat tergambar pada table berikut ini:
NO
SEBARAN KIPRAH ALUMNI %
1
Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia Pusat 13,4
2
Dewan Da'wah Kab/Kota 10
3
STID Mohammad Natsir 8,5
4
Pesantren almamater 10,9
5
Wilayah pedalaman 14,6
6
Wiraswasta, Instansi Pemerintah, lainnya 42,6
Total
100 %
27
Nomor Wilayah Person
1 Jawa Barat 78
2 Jawa Tengah-DIY 26
3 Jawa Timur 14
4 Lampung-Jambi 48
5 NTB 4
6 NTT 13
7 Sulawesi 2
8 Kalimantan 56
9 Aceh-Sumbar 36
10 DKI-Banten 68
11 Papua 1
12 Maluku 5
13 Luar Negeri 2
14 Lainya 15
368
28
Tabel: Analisis SWOT atas Mahasiswa Dan Lulusan
FAKTOR INTERNAL
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
(1) Mayoritas alumni berasal dari utusan (1) Nilai beasiswa yang diterima mahasiswa
lembaga da‟wah atau tokoh da‟wah. untuk kehidupan sehari-hari masih
dibawah standar.
(2) Program pembinaan intensif terhadap
mahasiswa di Pesantren Mahasiswa dan (2) Lulusan yang berkiprah sesuai Program
KPM/KPMT. Studi masih rendah.
(3) Mahasiswa dan alumni memiliki (3) Fasilitas untuk kegiatan mahasiswa masih
keterikatan secara ideologis dengan terbatas.
Yayasan Penyelenggara.
(4) Belum efektifnya wadah organisasi
(4) Keterbukaan dosen dalam membina dan alumni.
mendampingi mahasiswa.
FAKTOR EKSTERNAL
Peluang (O) Tantangan (T)
(1) Beasiswa yang banyak ditawarkan, baik (1) Keberadaan Sekolah Tinggi lain, baik
oleh pemerintah maupun pihak swasta. negeri maupun swasta, yang terus
meningkat kualitasnya.
(2) Permintaan alumni yang tinggi dari
jaringan Yayasan Penyelenggara. (2) Berdirinya Sekolah Tinggi lain dengan
spesifikasi yang mirip dengan STID M
(3) Meningkatnya semangat masyarakat
Natsir.
muslim terhadap dunia perjuangan Islam
dan da‟wah.
29
D
a. Sistem Rekrutmen
SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk memastikan bahwa dosen dan tenaga kependidikan mempunyai kualitas yang
baik maka sistem rekrutmen kepada dua hal penting yakni kompetensi yang dilihat dari
latarbelakang pendidikan dan berdasarkan rekomendasi dari cendekiawan atau tokoh yang
sudah dikenal. Setiap dosen dan tenaga kependidikan dilihat dari sisi akhlak, kompetensi dan
komitmen untuk bisa bekerja dalam team work sehingga memudahkan institusi dalam
mencapai tujuannya.
Dosen dibagi atas dasar pengangkatan baik yang bersifat dosen tetap dan dosen tidak
tetap. Setiap dosen tetap akan mendapatkan renumerasi bulanan yang disesuaikan dengan jam
mengajarnya, begitu pula dosen tidak tetap mendapatkan renumerasi bulananan hanya ketika
mereka mengajar. Perbedaannya, jika dosen tetap mendapat gaji pokok dan tunjangan lainnya,
sedangkan dosen tidak tetap hanya mendapat remunerasi pengajaran dan transport. Adapun
untuk tenaga kependidikan, maka semuanya sudah berstatus sebagai pegawai tetap yang
diangkat berdasarkan kompetensi masing–masing dengan mendapatkan gaji tetap setiap
bulannya.
Setiap dosen tetap di STID Mohammad Natsir didorong membuatkan karya tulis
ilmiah minimal satu karya per tahun, adapun wadah penerbitannya bisa diterbitkan melalui
jurnal Da‟wah milik STID Mohammad Natsir maupun media lainya. Setiap setahun sekali
30
juga STID Mohammad Natsir berusaha menerbitkan buku-buku yang bermaterikan
permasalahan da‟wah yang didalamnya memuat tulisan para dosen dan mahasiswa.
Setiap dosen tetap, dosen tidak tetap dan tenaga kependidikan diharuskan mematuhi
kode etik yang diterbitkan oleh pimpinan STID Mohammad Natsir. Kode etik yang dibuat
didasarkan atas realitas pekerjaan yang harus diselesaikan. Didalam peraturan kerja diberikan
reward dan punishment untuk memicu setiap tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan
dalam mencapai kinerja terbaiknya. Reward dapat berupa insentif keuangan tertentu hingga
dalam bentuk yang lainnya. Sedangkan punishment berupa pengurangan gaji hingga pada
pemecatan. Kode etik STID Mohammad Natsir merupakan acuan moral yang didalamnya
didasarkan pada ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Beberapa kegiatan dan capaian tenaga pendidik untuk peningkatan kualifikasi:
Sebagai
No. Nama Dosen Jenis Kegiatan* Tempat Waktu
Penyaji Peserta
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Dr. Imam Konvensyen Dunia Universiti 5 September √
Zamroji, M.A Islam 2015 “Islam Malaysia 2015
Rahmat Sarwa Sabah
Alam”
Asosiasi Ilmuan Bogor Jawa 2011- √
Pendidikan Islam Barat Sekarang
Indonesia (AIPII)
Pelatihan Sumatra Barat 4-6 √
Pengembangan September
Karakter Bagi 2015
Dosen dan Tenaga
Ruhul Islam
2 Dr. Ahmad Pelatihan Da‟i Sulawesi Tahun 2014- √
Misbahul Pedalaman Dewan Selatan, 2015
Anam,MA. Da‟wah Islamiyah Kediri, Nusa (setahun 3
Indonesia Tenggara kali)
Barat, Tulung
Agung,
Pasaman
Barat dan
Cianjur
Kongres Umat Yogyakarta 8-11 √
Islam ke VI Februari
2015
3 Dr. Jeje Konferensi Da‟i Jakarta Tahun 2014 √
Jaenudin, M.Ag. dan Ulama Asia
Tenggara di
Jakarta
31
Konferensi Da‟i Bandung Tahun 2015 √
dan Ulama Asia
Tenggara di
Bandung
Konferensi Gaziantep Tahun 2015 √
Lembaga Ilmiah di Turki
Gaziantep Turki
Training Bahasa Trenggano 26-31 Juli √
dan Da‟wah Malaysia 2015
Training Da‟wah Trenggano Tahun 2014 √
Da‟i Asia Malaysia
Tenggara
Pendidikan dan 15 √
Pelatihan Da‟i September –
Asian Muslim 13 Desember
Cerity 2014
4 Dr. Ujang Festival Masjid Se- Kedah 21-25 √
Habibi,M.Pd.I Dunia 2014 Malaysia Oktober
2014
Seminar UIKA Bogor Tahun 2015 √
Internasional
Pendidikan Islam
Penataran Guru- Flores Timur Oktober √
guru Al Qur‟an NTT 2013
Seminar Pemikiran Pondopo 15 Januari √
Mohammad Natsir Gebenur 2015
Tentang Sumatra Barat
Pembangunan
Karakter Bangsa
Seminar Nasional Jogjakarta Tahun 2015 √
dan Silaturrahim
Nasional
Perpustakaan
Perguruan Tinggi
Islam Indonesia
5 Moh Firdaus, Road Show Malaysia Tahun 2015 √ Moh
M.Kom.I Da‟wah senegri Firdaus,
Slangor M.Kom.I
6 Sya‟roni Thahir, Pelatihan Bekasi 22-23 √
MA. Penelitian bagi Januari 2014
Dosen Sekolah
Tinggi Ilmu
Da‟wah
Mohammad Natsir
Guru Tetap Bekasi 08 Januari √
Pengajian Kaum 2013
Ibu Jamaah Masjid
ASABRI
32
Diploma LIPIA Jakarta TA. 2013- √
Pengajaran Bahasa 2014
Arab
7 Dwi Budiman Studi lanjut UIKA Bogor Mulai 2013
Assiroji, M.Pd.I. program Doktoral
8 Taufik Hidayat, Studi lanjut Univ. Sains Mulai 2013
M.A. program Doktoral Malaysia
33
memperhatikan rasio dosen : mahasiswa. lain kesempatan beasiswa dari
pihak lain juga cukup ketat dalam
3. Dosen diberikan kesempatan untuk
penjaringannya.
mengikuti studi lanjut. Saat ini ada 2 orang
2. Tenaga
dari 15 Dosen berkualifikasi Master yang
kependidikan masih harus terus
sedang menempuh studi Doktoral.
ditingkatkan
4. Para dosen terlibat aktif di organisasi
kemasyarakatan sehingga memungkinkan
adanya perluasan jaringan kerjasama.
FAKTOR EKSTERNAL
Peluang (O) Tantangan (T)
1. Terdapat kesempatan bagi dosen untuk 1. Terbukanya peluang, baik bagi
mengambil studi lanjut pada jenjang dosen maupun bagi tenaga
setingkat di atasnya.
kependidikan, untuk bekerja di
2. Semua dosen memiliki kesempatan untuk
mengembangkan diri dan meningkatkan lembaga atau instansi lain dengan
kompetensinya melalui pelibatannya dalam konpensasi penghasilan lebih
penelitian, seminar, pelatihan dan
besar.
sejenisnya.
3. Tenaga kependidikan berkesempatan untuk 2. Terbukanya kesempatan bagi
mengikuti pendidikan dan latihan dosen dan tenaga kependidikan
fungsional. untuk kembali ke kampung
halaman masing-masing.
34
E KURIKULUM, PROSES PEMBELAJARAN
DAN SUASANA AKADEMIK
A. Kurikulum
1. Kesesuaian dengan Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan
Institusi STID Mohammad Natsir memiliki visi dan misi yang terjabarkan dengan baik
pada struktur dan susunan kurikulum di setiap program studi. Kurikulum tersebut juga
dipandang mampu menghasilkan kemampuan lulusan sesuai dengan yang kebutuhan stake
holder dan kebutuhan masyarakat, terutama dalam bidang da‟wah sesuai dengan spesialisasi
dan program studi yang dikembangkan.
Kelemaham yang tampak dari kesesuaian visi, misi, sasaran dan tujuan ada pada
cepatnya perubahan geopolitik dunia. Cepatnya perubahan tersebut seringkali memberikan
dampak pada penjabaran isi mata kuliah dalam SAP sebagaimana yang diinginkan oleh
mahasiswa, karena mahasiswa tentu menginginkan wawasan yang komprehensif dan luas. Hal
tersebut biasanya tidak cukup diberikan dalam perkuliahan rutin, namun diberikan dalam
bentuk seminar-seminar tambahan.
Peluang yang dimiliki oleh STID Mohammad Natsir berkaitan dengan visi dan misi,
sasaran dan tujuan pendidikan adalah besarnya peluang untuk terjadi perubahan yang
menyesuaikan dengan kebutuhan lapangan karena penyusunan visi dan misi dilakukan dengan
melibatkan stake holder, Yayasan Dewan Da‟wah Islamiyah Indonesia yang memiliki cabang
di 30 Propinsi di Indonesia, dan mitra-mitra pendukung da‟wah. Peluang lainnya juga tampak
pada pengembangan kurikulum yang selaras dengan perkembangan perubahan pasar, dimana
mata kuliah yang disajikan memiliki peluang untuk ditambah atau direvisi. Disisi lain dalam
penyusunan kurikulum stake holder dapat menjalin hubungan kerjasama secara riil dengan
institusi pendidikan tinggi untuk pengembangan mutu pendidikan dimana secara internal,
setiap lima tahun sekali STID Mohammad Natsir melakukan peninjauan ulang kurikulum dan
penyesuaian-penyesuaian.
35
2. Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholder
Kekuatan kurikulum di STID Mohamamd Natsir, kaitannya dengan relevansi dengan
tuntutan dan kebutuhan stakeholder terlihat pada penyusunan kurikulum yang melibatkan
stakeholder, dimana stakeholder dapat memberikan masukan-masukan yang urgen pada
berbagai hal kebutuhan lapangan yang mendesak dan penting untuk dikuasai oleh peserta
didik. Dalam berbagai ivent pihak Yayasan seringkali mengundang stakeholder untuk melihat
lansung perkembangan di STID Mohammad Natsir baik kegiatan pembelajaran, kualitas
mahasiswa, dosen dan lain lain sebagai upaya untuk meyakinkan adanya proses pendidikan
yang mengacu para kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Kelemahan yang tampak pada askep ini adalah bertambahnya stakeholder dari tahun
ke tahun yang semakin memperluas tuntutan keahlian peserta didik. Disisi yang sama, pihak
institusi belum mampu membuka jurusan dan program studi yang diharapkan dan sesuai.
Pada sisi peluang, tentu STID Mohammad Natsir memiliki peluang dalam
mengembangkan kurikulum secara komprehensif dari seluruh bidang-bidang ilmu yang
dibutuhkan oleh stakeholder. Peluang ini juga sangat didukung dengan beberapa tenaga dosen
yang juga termasuk pengelola stakeholder.
Tantangan yang dirakasan oleh STID Mohamamd Natsir selama ini melihat dari sisi
beragamnya stakeholder dengan cara pandang yang berbeda terhadap dunia pendidikan,
terutama perguruan tinggi. Cara pandang pasar dan pendidikan terkadang memiliki alam dan
titik tolak yang berbeda. Pasar seringkali berbicara masalah modal, keuntungan, kerugian dan
cara pandang pasar, sementara pendidikan, apalagi dengan corak pengkaderan yang dianut
oleh institusi harus mampu bertahan dan tidak hanyut.
36
pengkaderan yang dianut oleh Institusi. Mulai dari tahapan boarding, masjid, dan pengabdian.
Dilihat dari seluruh strukturnya, maka 50% kurikulum yang disajikan adalah berbasis teori
dan 50% berbasis praktek, dengan harapan terwujudnya keseimbangan.
Namun demikian, kelemahan yang juga tampak dari sturktur dan isi kurikulum
terletak pada penjabaran isi kurikulum yang belum tertata dengan baik. Masing-masing dosen
pengampu mata kuliah seringkali melakukan perubahan isi materi ajar tanpa diketahui oleh
dosen-dosen lainnya, padahal hal tersebut memiliki hubungan yang berkaitan. Upaya-upaya
untuk mensinkronkan pengorganisasian kurikulum sudah terjadi namun masih perlu untuk
ditingkatkan.
Peluang yang dimiliki oleh STID Mohammad Natsir pada aspek ini tampak dengan
adanya independensi pengelolaan kurikulum oleh pihak institusi. Dalam hal ini, pihak
Yayasan mempercayakan secara penuh pengelolaan kurikulum oleh institusi dengan organ
yang ada didalamnya, sehingga dapat menentukan kedalaman, keluasan, dan hubungan antara
satu mata kuliah dengan mata kuliah lainnya. Pihak Yayasan hanya memberikan arahan-
arahan yang bersifat substantif.
Dari sisi ancaman atau tantangan yang dihadapi, maka STID Mohammad Natsir
merasakan bahwa banyaknya praktikum di masyarakat harus benar-benar terus
diseimbangkan dengan hal-hal yang bersifat teoritis. Meskipun pada dasarnya pihak institusi
menetapkan antara teori dan praktek sebesar 50%, namun hal tersebut perlu didukung dengan
pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan, agar kadar dan ukuran tersebut dapat
berjalan dengan semestinya.
37
Perpaduan yang menonjol pada institusi STID Mohammad Natsir terletak pada materi
dasar-dasar ulumuddin dan da‟wah yang mendasari seluruh program studi dalam
pengembangan keilmuannya. Materi ulumuddin dan da‟wah menjadi materi pokok yang
bersifat wajib dan harus dikuasai. Pengembangan model ini sebagaimana arahan dari Dewan
Senat Akademik untuk menjadikan sekolah tinggi sebagai sekola tinggi yang dikenal dengan
sebutan “Kampus Da‟wah.”
Tantangan yang Nampak adalah kebutuhan mahasiswa terhadap ilmu-ilmu yang tidk
disajikan dalam perkuliahan, namun dianggap penting oleh sebagian mahasiswa untuk
pengembangan dirinya. Untuk hal tersebut, maka STID Mohammad Natsir membentuk
kelompok-kelompok diskusi yang diampu oleh sejumlah dosen, kemudian dikendalikan oleh
Unit Kegiatan Mahasiswa dan diselenggarakan secara non formal disesuaikan dengan
38
kecenderungan waktu, tempat, dan jumlah mahasiswa yang ada. Tidak jarang, kebutuhan
mahasiswa tersebut turut mempengaruhi evaluasi penyajian kurikulum secara lima tahunan.
Dalam hal ini terdapat peluang yang tampak dari banyaknya usulan mahasiswa dan
kemampuan institusi dalam menyajikan kebutuhan kurikulum yang menampung semua
kebutuhan. Institusi masih mampu untuk memberikan sarana dan prasarana kegiatan
perkuliahan hanya saja masih harus dipertimbangkan dengan jumlah SKS yang disarankan
dalam undang-undang perkuliahan. Oleh karena itu, perlu disajikan dalam bentuk non SKS
namun memenuhi kebutuhan mahasiswa.
Sebagai tantangan yang tampak, sekolah tinggi-sekolah tinggi yang memperkuat ilmu
da‟wah sebagai landasan perkembangan kampus mulai bermunculan sehingga STID
Mohammad Natsir terpacu untuk terus berkompetisi secara maksimal, terutama dalam
melahirkan format kurikulum yang memiliki daya Tarik tersendiri dari berbagai aspeknya.
8. Misi Pembelajaran
Misi pembelajaran di STID Mohammad Natsir dilaksanakan pada proses pembelajaran,
kegaitan mengajar, serta penilaian dalam proses pembelajaran. Masing-masing mengarah pada
penjagaan kualitas pembelajaran agar senantiasa mampu melahirkan peserta didik yang siap
39
mengaplikasikan ilmu dalam konteks pengabdian diri kepada ummat secara lebih luas dan lebih
terasa manfaatnya.
Selain itu, dosen sebagai pengampu mata kuliah dalam proses pembelajaran diarahkan
untuk memberikan performa pendidikan yang terbaik. Yang mempu menjadi teladan dalam
pengejawantahan bidang ilmunya, mampu mentransfer karakater dasar ilmu dengan tepat, serta
mampu memancing ruang berfikir yang dinamis sehingga terjadi feed back yang cukup baik
dalam interaksi pembelajaran. Untuk itu, STID Mohammad Natsir juga akan memberikan support
kepada para dosen yang memiliki kualitas baik dalam proses evaluasi (evaluasi selalu melibatkan
mahasiswa dan tenaga kependidikan) akan diberikan penghargaan berupa diantaranya;
1. Melanjutkan jenjang studi ke strata yang lebih tinggi
2. Peluang Hibah penelitian secara kompetitif
3. Sertifikasi dosen dan tunjangan pendidikan lainnya
9. Mengajar
Dari hasil evaluasi pembelajaran di kelas setiap semester, maka kegiatan mengajar secara
tatap muka belum ditemukan kendala besar yang mempengaruhi secara besar kegiatan belajar.
Setiap dosen mengajarkan mata kuliah sesuai dengan SAP yang dibuat. Demikian pula jumlah
tatap muka minimal 16 pertemuan setiap semester juga telah terpenuhi. Pada umumnya para
dosen menyajikan materi dengan menggunakan laptop dan dibantu oleh LCD Proyektor 90%
kelas. Hanya kelas tertentu saja yang tidak disediakan LCD Proyektor.
Dalam proses mengajar, mahasiswa dituntut untuk aktif menggali, mengekplor materi dan
menyajikannya di hadapan audien. Dalam sistem pembelajarannya tentu menggunakan sistem
SCL (Student Centred Learning) dimana proses pembelajaran lebih berorientasi kepada
mahasiswa. Dosen bertindak sebagai pengarah jalannya pembelajaran dan menunjukkan teori-
teori kunci agar mahasiswa juga tidak lepas dalam kontrol keilmuannya sehingga tumbuh bebas
tanpa memiliki koridor berfikir yang bisa dipertanggungjawabkan baik secara akademis maupun
ideologis.
Kelemahan sekaligus tantangan yang nampak dari metode pembelajaran ini adalah
kurangnya waktu yang disediakan untuk berdiskusi dan membedah sebuah tema, dimana sajian
SKS yang ditentukan seringkali membutuhkan waktu tambahan sehingga dosenpun dituntut untuk
benar-benar pandai memenej waktu dengan baik dan mengarahkan diskusi agar alur dialog tepat
sasaran dan lebih berbobot.
40
10. Belajar
Kekuatan yang dimiliki oleh STID Mohammad Natsir dari sisi kegaitan belajar dapat
dilihat dari secara seragamnya kegaitan belajar yang dilakukan dengan beberapa bentuk
diantaranya; diskusi aktif dikelas, pembatan tugas-tugas (Paper, artikel, laporan, dll), kegiatan
praktikum lapangan, studi banding atau studi lapangan dengan melakukan kunjungan ke sebuah
lembaga atau instansi. Selain kegiatan belajar sebagaimana di atas, mahasiswa juga diwajibkan
mengikuti sertifikasi keahlian dalam penunjang da‟wah yang telah ditetapkan sebagai target
lulusan diantaranya;
1) Sertifikasi tahfidz al Qur‟an minimal 4 Juz dan disetorkan dalam satu kali duduk
2) Sertifikasi tahfidz 43 hadits dalam kitab Al Arba‟in karya Al Imam An Nawawi rahimahullah.
3) Sertifikasi bela diri Islam
4) Sertifikasi pengurusan Jenazah
5) Sertifikasi Syakhsiyah/Karakter Da‟i
6) Sertifikasi „Aqidah Ahlususnnah
7) Sertifikasi kemampuan Bahasa Arab
8) Sertifikasi Praktek Kafilah Da‟wah ke daerah Pedalaman (kurang lebih 2 bulan)
9) Sertifikasi Pemagangan Masjid selama 2 tahun (dimulai semester 5 s/d 8)
10) Sertifikasi Pengabdian Da‟wah selama 2 tahun di daereah pelosok pedalaman dan daerah-
daerah pelosok perbatasan
Kompetensi yang dihasilkan dari kegiatan belajar adalah keterampilan sesuai dengan
program studi yang ada di STID Mohamamd Natsir. Salah satu syarat yang diberikan pada
mahasiswa adalah dilakukannya penulisan karya ilmiah, tingkat kehadiran perkuliahan sudah
mencapai minimal 80%, mengikuti tata tertib dan aturan akademik serta norma dan etika yang
berlaku.
STID Mohammad Natsir memiliki kekuatan evaluasi yang tampak dari sistem yang
diberlakukan. Pihak akademik, bersama dengan pengelola Pesantren Mahasiswa menjalankan
sistem evaluasi setiap semester dengan sistem gugur dan pengulangan yang diberlakukan secara
ketat pada dua tahun pertama yang disebut dengan sistem Pesantren Mahasiswa.
41
Aqidah Ahlusunnah, dan Hafalan Al Qur‟an dan Hadits. Jika pada materi di atas mahasiswa tidak
mencapai standar minimal B pada masing-masing materi, maka ia akan dinyatakan gugur (drop
out), dan dipersilahkan mendaftar pada tahun berikutnya.
2) Pada semester dua, evaluasi juga dilakukan sebagaimana semester pertama. Hanya saja,
jika pada semester ini mahasiswa tidak mencapai target nilai yang ditentukan, maka yang
bersangkutan akan dinyatakan mengulang selama satu tahun penuh di tahun akademik baru. Pola
diatas diberlakukan pula untuk semester tiga dan empat. Sehingga, pihak kampus berasumsi
bahwa para mahasiswa yang telah ditempa dalam proses boarding school melalui program
Pesantren Mahasiswa di semua Program Studi adalah mereka yang telah terbina dengan baik dan
memiliki kesiapan diri untuk ditempa dengan ilmu-imu lain sesuai program studi yang diambil.
Pada aspe akademik untuk kelulusan akhir, Penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar
kepada mahasiswa peserta program pendidikan sudah dilaksanakan sesuai dengan buku pedoman
akademik STID Mohamamd Natsir yaitu :
a. Jumlah SKS yang diambil sesuai dengan IPK yang diperoleh.
b. Penentuan yudisium didasarkan pada IPK yang diperoleh dan lama studi.
c. Kebijakan pengabdian selama dua tahun setelah semester 8, merupakan ketentuan yang
disepakati oleh Yayasan dan dewan Senat Akedmik untuk menguatkan keterampilan lulusan
dalam da‟wah.
1) Sarana yang berbasis online seperti website, e-mail, mailing list, facebook, blog, Whatsapp,
dan lain sebagainya. Dengan tersedianya media tersebut, komunikasi antara dosen dan
mahasiswa dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dibutuhkan. Sehingga proses interaksi
tidak hanya monoton pada kegiatan tatap muka di kelas.
42
2) Sarana yang bersifat non fisik yaitu menyediakan kebutuhan interaksi dalam bentuk khusus
diantaranya;
a. Perkuliahan di dalam kelas maupun di luar kelas.
b. Bimbingan akademik
c. Bimbingan mekanisme penulisan dan pengerjaan skripsi
d. Bimbingan mekasinme penulisan dan pelaporan PKL
e. Konseling perkelompok
f. Bimbingan dalam kunjungan studi lapangan
g. Pendampingan oleh dosen dalam semua kegiatan-kegiatan mahasiswa
43
13. Mutu dan Kualitas Interaksi kegiatan akademik, dosen, mahasiswa dan sivitas
academika lainnya
Kualitas interaksi kegiatan akademik yang ada di STID Mohammad Natsir
memperhatikan unsur-unsur dosen, mahasiswa, dan civitas academika lainnya. Hal itu
sebagaimana tercantum dalam panduan dosen dan kode etik dosen dimana hubungan antara
pengajar dan peserta didik harus berjalan harmonis. Untuk itu kegiatan interaksi dikelas
dijalankan sebanyak 16 kali pertemuan tatap muka. Bahkan karena mahasiswa juga dididik
dalam sistem boarding (berasrama) maka interaksi dosen dan mahasiswa bisa dilakukan jauh
lebih banyak dari sekedar pertemuan di dalam kelas. Sehingga mahasiswa tidak memiliki
kendala yang berat mana kala mendapatkan kesulitan dalam proses belajar mengajar. Point ini
dapat disebut sebagai kekuatan yang dimiliki oleh STID Mohammad Natsir, dimana sejumlah
dosen berkerja 24 jam dan tinggal langsung di dalam asrama dan disekitar komplek perguruan
tinggi.
Tantangan yang ada saat ini, bahwa STID Mohammad Natsir belum memadainya
kualitas telekomfrence sebagai media interaksi jarak jauh secara berkelompok. Selain
memang, kebutuhan akan hal tersebut dapat dikatakan jarang ditemukan. Dengan demikian
STID Mohammad Natsir memiliki peluang untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan
dibidang informasi yang memungkinkan untuk menyediakan sarana dengan proses timbal
balik yang positif sebagaimana yang pernah terjalin dengan PT ADIMIX pada tahun 2013.
44
14. Rancangan Menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang kondusif
untuk pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Ketersediaan para dosen yang siap memberikan bimbingan secara intensif juga
merupkan faktor kekuatan yang masih selalu dipertahankan. Program-program praktikum dan
komunitas yang variatif membuat suasana akademik dalam bentuk pelayanan masyarakat
menjadi hidup. Demikian pula laoratorium da‟wah di lapangan dengan tempat-tempat yang
telah terkondisikan, menjadi tempat penempaan kepribadian mahasiswa yang menarik
perhatian masyarakat setempat.
Kelemahan yang masih terasa pada rancangan pembentukan suasana akademik adalah
rancangan penelitian untuk mahasiswa dan dosen yang belum terstruktur dengan baik.
Kegiatan penelitian mahasiswa dan dosen baru sebatas penguatan kegiatan penyelesaian tugas
akhir yang dilakukan dengan melihat kebutuhan mahasiswa dan dosen, namun belum
terancang untuk melihat kebutuhan kampus secara makro.
45
15. Keikutsertaan Sivitas Akademika dalam Kegiatan Akademik
Keterlibatan Sivitas Akademika, baik mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan
lainnya terlihat cukup baik sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Para dosen sebagai
tenaga pengajar aktif memberikan pengajaran, bimbingan dan arahan baik dalam bentuk
diskusi, sharing, ceramah umum, dan lain sebagainya. Demikian pula para staf tenaga
kependidikan aktif menyiapkan alat-alat proses pembelajaran, baik alat pergama, sistem
evaluasi, kelengkapan perkuliahan dan lain-lain
Mahasiswa diluar perkuliahan memiliki unit-unit kegiatan yang variatif sehingga
memungkinkan mereka memilih kegaitan sesuai dengan bakat dan penyaluran keinginan baik
dibidang pengembangan keilmuan, skill dan keterampilan, maupun peningkatan kepribadian.
Diantara bentuk bentuk unit kegiatan mahasiswa adalah; (1) Mapala STID Mohamad Natsir,
(2) Kelompok Diskusi Ilmiah, (3) Komunitas Pecinta Masjid (KPM), (4) Kafilah Da‟wah, (5)
Komunitas Mahasiswa Serbaguna (SATGAS), (6) Komunitas Perpustakaan (Kompus), (7)
Komunitas LPM, (8) Komunitas Pecinta Majelis Taklim (KPMT), (8) Komunitas Shaum
Dawud (KSD), (9) Komunitas Pecinta Al Qur‟an (KPA), (10) Komunita Panahan BEM STID
Mohammad Natsir, (11) Da‟i Language Club (DLC), (12) Organisasi BEM STID Mohammad
Natsir. (13) Mimbar STID Mohammad Natsir, (14) Buletin Marwah, (15) Komunitas
Jurnalistik, (16) Komunitas Multimedia.
Para dosen di luar kegiatan mengajar banyak terlibat dalam kegiatan penelitian baik
yang bersifat internal maupun kegiatan penelitian yang bersifat kompetisi melalui hibah dan
sebagainya. Selain itu para dosen dan mahasiswa juga melakukan pengabdian kepada
masyarakat berupa pengembangan daerah atau menggali potensi daerah dengan dukungan
pihak LPM secara rutin pada setiap tahunnya.
46
dan hasil laporan yang dibukukan melakui jurnal kampus dan media-media yang ada.
Mahasiswa juga diikutsertakan dalam seminar-seminar, workshop, pelatihan, dan lokakarya
agar memiliki wawasan yang luas terhadap berbagai persoalan keummatan dan kebangsaan
dengan baik.
Demikian halnya dengan para dosen dan tenaga kependidikan lainnya. Mereka juga
mendapatkan tugas untuk mengikuti kegiatan pelatihan, workshop, simpusium, seminar, dan
tugas-tugas peningkatan mutu akademik sekaligus pengembangan kepribadian. Para dosen
juga ditugaskan untuk mengisi kajian-kajian Islam ilmiah, diskusi publik, penulsan jurnal,
penulisan buku, dan lain-lain. semua itu dalam rangka terus membina para dosen dan tenaga
pendidikan untuk meningkatkan kemampuan ilmiah seiring dengan perkembangan teknologi
dan informasi yang terus berubah.
Kelemahan yang masih tampak dalam hal ini adalah, dimana para tenaga staf yang
bertugas sebagai pengelola kependidikan, kurang mendapatkan momentum yang tepat dalam
keterlibatan penelitian dan penulisan karya ilmiah dengan baik. Biasanya momentum tersebut
lebih banyak didominasi oleh mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah. Untuk itu, STID
Mohammad Natir juga tertantang untuk mengembangkan mutu kampus melalui
pengembangan kepribadian ilmiah ke seluruh sivitas tanpa terkecuali. Untuk itu, dibutuhkan
kebijakan-kebijakan yang bersifat mengikat dan terukur mengingat mereka juga sangat
banyak bersentuhan dengan mahasiswa dalam berbagai ivent kegiatan baik formal maupun
non formal.
47
mereka siap ditugaskan oleh lembaga dan Yayasan berdasarkan permintaan steakholder
da‟wah di lapangan yang jumlahnya sangat besar.
Setiap tahunnya, para lulusan terbaik diambil dari aspek IPK, Kemampuan Hafalan Al
Qur‟an, Kemampuan Penelitian sesuai Program Studi yang ditekuni, serta Kemampuan
Pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat.
19. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil
pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian.
48
4 Agama Sistematik dalam Masyarakat Global √
(Jurnal Da‟wah STID Mohammad Natsir.
ISSN: 2085-4536 . Th. 2013)
5 Pemikiran Buya Hamka dalam Tazkiyah An √
Nafs (2013)
6 Ahmad Syurkati; Pelopor Pembaharuan Islam √
di Bumi Nusantara (2013)
7 Tadarruj Dalam Islam. (Jurnal Da‟wah STID √
Mohammad Natsir. ISSN: 2085-4536 8.Th.
2013)
8 Ilmu dan Hikmah dalam Prespektif Dakwah √
Nabi SAW (Jurnal Da‟wah STID Mohammad
Natsir. ISSN: 2085-4536 .Th. 2013)
9 Peranan Perempuan dalam Da‟wah (Jurnal √
Da‟wah STID Mohammad Natsir. ISSN:
2085-4536 .Th. 2013)
10 Kaderisasi pada Masa Rasulullah (Jurnal √
Da‟wah STID Mohammad Natsir. ISSN:
2085-4536 .Th. 2013)
11 Penyimpangan-penyimpangan Tasawuf, √
Majalah Man Tazakka ISSN: 2302-0075 Th.
2014
12 Buku: Historiografi Majalah Pembela Islam, √
Th. 2014
13 Hasil Penelitian: Pola Kaderisasi Da‟i √
Mohammad Natsir, Th. 2015
14 Buku: Metode dan Strategi Penerapan Syri‟at √
Islam di Indonesia, Th. 2015
15 Prosiding Seminar: Da‟wah Islam sebagai √
Rahmat bagi Bangsa Indonesia, Th. 2015
49
Tabel: SWOT atas Kurikulum, Pembelajaran Dan Suasana Akademik
FAKTOR INTERNAL
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
(1) Mendapatkan dukungan penuh dari (1) Referensi skala internasional untuk
Yayasan Penyelenggara untuk pengembangan ilmu masih kurang
melaksanakan program kaderisasi da‟i. Jumlah dosen untuk ilmu komunikasi,
jurnalistik dan multimedia masih minim.
(2) Program beasiswa untuk seluruh
mahasiswa. (2) Kemauan dosen untuk menulis buku ajar
masih rendah.
(3) Memiliki sarana perkuliahan berupa
gedung representative seluas 8.000 M2 (3) Tuntutan Yayasan Penyelenggara
milik sendiri. terhadap lulusan yang memiliki
kemampuan PMI. Sementara Prodi yang
(4) Memiliki 20 Dosen Tetap untuk 2 Prodi
tersedia baru KPI.
(KPI & PMI), 4 orang diantaranya telah
bergelar Doktor. (4) Kurikulum belum sepenuhnya
berorientasi pada Prodi KPI, masih
(5) Memiliki Laboratorium Multimedia yang
dipadukan dengan PMI sebagai tuntutan
cukup representatif.
dari Yayasan Penyelenggara.
(6) Perpustakaan mempunyai koleksi yang
(5) Masih kurangnya kegiatan praktek di
cukup baik dan terus mengalami
dunia komunikasi penyiaran.
penambahan.
(6) Masih kurangnya alat-alat multimedia
(7) Memiliki Program Pesantren
untuk praktek mahasiswa.
Mahasiswa/Ma‟had Jami‟ah yang sudah
berjalan enam tahun.
50
penguji dalam 1 ruang siding (pararel)
FAKTOR EKSTERNAL
Peluang (O) Tantangan (T)
(1) Semakin banyak media Islam berdiri (1) Tuntutan masyarakat dan pengguna
dengan kualitas yang semakin baik. lulusan akan lulusan yang memiliki
kemampuan tinggi.
(2) Semakin diperlukannya lulusan KPI
untuk mengisi posisi di media Islam (2) Kemajuan tehnologi komunikasi dan
maupun media umum. penyiaran yang sangat cepat.
(5) Jaringan yang dimiliki Yayasan (5) Globalisasi dan perdagangan bebas
Penyelenggara, baik untuk pendanaan menuntut STID M Natsir dapat bersaing,
maupun kerjasama program. tidak hanya dalam skala nasional tapi
juga internasional.
51
F
PEMBIAYAAN, SARANA DAN
PRASARANA
1. Pendapatan
Dana yang digunakan oleh STID Mohammad Natsir diperoleh dan bersumber dari:
a. Yayasan Penyelenggara
b. Mahasiswa
c. Donatur
Sebagian besar dana institusi, sekitar 50%, didapat dari Yayasan. Penerimaan lainnya
berasal dari donator tetap dan donator tidak tetap. Donatur tetap misalnya adalah lembaga
zakat BAMUIS BNI yang memberikan beasiswa kepada 70 orang mahasiswa, juga hibah
pemerintah meliputi beasiswa mahasiswa berprestasi dan tunjangan sertifikasi dosen. Selain
itu institusi juga mendapatkan pemasukan dari mahasiswa yang meliputi pendaftaran dan
uang pangkal. Namun jumlahnya tidak terlalu besar.
Penambahan penerimaan dana terus diupayakan oleh institusi Sekolah Tinggi Ilmu
Da‟wah Mohammad Natsir, inventarisasi sumber-sumber dana dan langkah-langkah konkrit
terus dilakukan. Langkah konkrit yang sudah dilakukan antara lain menggalakkan Infaq Club
Kaderisasi Da‟i bersama LAZNAS Dewan Da‟wah, menyebar proposal pembangunan gedung
dan biaya operasional ke negara-negara Timur Tengah. Menjajaki investasi-investasi usaha
seperti invastasi pohon Jabon dll.
52
Jumlah Dana (juta rupiah)
Sumber Dana Jenis Dana
TS-2 TS-1 TS
PT Sendiri Uang Pendaftaran - 15 31
Uang Pangkal 42 37
Uang Administrasi dan Asrama 40 61
Yayasan Operasional 1254 977
Diknas - - - -
Sumber Lain BAMUIS BNI - 292 285
LTQ LPM STID Mohammad 323 436
Natsir
Pemasukan lain-lain 41 52
TOTAL * 0 2007 1879
2. Pengelolaan
Untuk pengalokasian dana, Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah Mohammad Natsir membuat
kebijakan-kebijakan alokasi dana yang meliputi biaya operasional rutin, biaya program, biaya
penambahan aset dan biaya pengembangan. Sedangkan penentuan besar dan jumlah dana
perkegiatan dan atau program dilakukan melalui rapat program kerja. Sedangkan mekanisme
penggunaan dana diatur dalam SOP keuangan, yang meliputi:
a. Bidang/unit kerja membuat pengajuan program dan anggarannya per bulan.
b. Bidang/unit kerja membuat permintaan dana per kegiatan
c. Bagian keuangan memeriksa dan menyesuaikan dengan program bulanan yang telah
diajukan.
d. Bagian keuang meminta persetujuan wakil ketua II dan ketua.
e. Pencairan dana kepada bidang/unit kerja secara cash dan atau transfer.
3. Pelaporan
Pelaporan keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah Mohammad Natsir dilakukan
berdasarkan SOP keuangan institusi, yang meliputi pelaporan penerimaan dan penggunaan
dana. Pelaporan dibuat untuk memperlancar penilaian dan pemeriksaan, baik internal maupun
eksternal. Selain itu laporan keuangan yang baik dan sesuai system akutansi akan
53
mempermudah dalam mengetahui kesesuaian anggaran dan realisasi. Laporan keuangan juga
menjadi acuan dalam merancang dan mengevaluasi program secara keseluruhan.
Laporan keuangan institusi Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah Mohammad Natsir terdiri
dari: laporan arus kas, laporan pelaksanaan program, dan posisi keuangan.
4. Audit
Audit keuangan di Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah Mohammad Natsir dilakukan oleh
yayasan secara rutin setiap bulan. Ini dilakukan sebagai pemenuhan tuntutan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan. Hal ini juga kemudian berdampak pada keharusan review
laporan keuangan dari setiap bidang, lembaga dan unit pelaksana kegiatan.
5. Monitoring dan Evaluasi
Pengelolaan keuangan di Sekolah Tinggi Ilmu Da‟wah Mohammad Natsir dilakukan
secara sentralistik, sehingga monitoring dan evaluasi terhadap penerimaan dan penggunaan
dana dapat dilakukan dengan mudah. Seluruh sirkulasi keuangan, baik pemasukan maupun
pengeluaran dilaporkan secara berkala pada setiap jenjang. Monitoring keuangan dilakukan
secara ketat dan transparan, mulai dari pengajuan dari setiap bidang atau unit pelaksana
kegiatan harus mendapat persetujuan atasan, sesuai dengan program atau pengajuan anggaran
bulanan serta sesuai program dan anggaran yang telah ditetapkan oleh yayasan. Pada tahap
pencairan melalui bagian keuangan harus mendapat persetujuan dari Wakil Ketua Bidang
Administrasi dan Keuangan dan Ketua Sekolah Tinggi. Laporan dibuat paling lambat satu
pekan setelah penggunaan dana, sekaligus sebagai syarat untuk permintaan dana berikutnya.
Dari proses monitoring tersebut termasuk didalamnya evaluasi dilakukan.
54
Namun demikian pemeliharaan menjadi kewajiban STID Mohammad Natsir. Saat ini STID
Mohammad Natsir memiliki dua lokasi kampus. Kampus putra di Tambun Bekasi dan
kampus putri di Cipayung Jakarta Timur.
Kampus di Bekasi terdiri atas tiga buah gedung, dua gedung asrama tiga lantai,dengan
masing-masing memiliki luas 882 M2. Dan satu gedung untuk perkuliahan dengan rincian
sebanyak 14 ruangan kelas, empat ruangan perkantoran, Perpustakaan, Aula, Laboratorium
dengan total luas 8.000 M2.
Adapun kampus putri berlokasi di Komplek Pusdiklat dan Muslimat Center Dewan
Da‟wah Cipayung Jakarta Timur, yang memanfaatkan tiga gedung, untuk perkuliahan dan dua
gedung untuk asrama.
FAKTOR INTERNAL
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Dukungan pembiayaan dari Yayasan 1. Sumber pendanaan yang masih fluktuatif
2. Dukungan pembiayaan dari masyarakat karena sebahagian besar masih
3. Gedung yang merupakan milik sendiri mengandalkan donasi dari para muhsinin.
tanpa perlu membayar uang sewa. 2. Gedung yang cukup luas memerlukan
biaya perawatan yang besar.
3. Belum memiliki usaha yang menjadi
sumber dana operasional yang lebih
stabil.
FAKTOR EKSTERNAL
Peluang (O) Tantangan (T)
1. Jejaring Yayasan Dewan Da‟wah yang 1. Sumber pendanaan yang berasal dari
dapat menjadi sumber pendanaan donatur dapat terhenti sewaktu-waktu.
2. Gedung dan lahan yang cukup luas 2. Tuntutan Yayasan dan pihak donatur
dengan fasilitas lengkap. terhadap laporan keuangan yang sudah
diaudit eksternal.
55
Dari analisis SWOT diatas, maka ada beberapa strategi yang harus dilakukan oleh
STID Mohammad Natsir, yaitu:
1. Untuk menambah sumber pembiayaan, maka diperlukan program investasi.
2. Memanfaatkan gedung yang cukup luas dengan memaksimalkan jumlah peserta.
3. Sistem laporan keuangan harus ditingkatkan agar lebih transparan dan akuntabel dengan
melakukan audit eksternal.
4. Melakukan kerjasama jangka panjang dengan donator untuk pembiayaan beasiswa
mahasiswa.
56
PENELITIAN, PELAYANAN / PENGABDIAN
G
1. Penelitian
KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJASAMA
Kegiatan penelitian para dosen di STID Mohammad Natsir telah berjalan sesuai
dengan tuntutan tri dharma perguruan tinggi. Sebagian dari hasil penelitian itu dipublikasikan
dalan Jurnal Da‟wah yang diterbitkan STID Mohammad Natsir setiap satu semester sekali.
Rata-rata dosen melakukan satu kegiatan penelitian dalam satu semester.
Hanya saja hasil penelitian dosen tersebut masih sedikit yang dapat dimuat di Jurnal
nasional maupun internasional yang sudah terakreditasi. Untuk meningkatkan kualitas
penelitian dosen ini, dilakukan pelatihan-pelatihan terkait dengan penelitian secara insidental.
Untuk penelitian mahasiswa dalam bentuk skripsi, STID Mohammad Natsir
mengarahkan mahasiswanya untuk meneliti bidang yang berkaitan dengan Da‟wah,
khususnya bidang Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Pengembangan Masyarakat Islam
(PMI), baik penelitian lapangan (field research) maupun penelitian kepustakaan (library
research). Waktu yang diperlukan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan penulisan skripsi
diharapkan berkisar antara 1-2 semester. Mahasiswa yang akan memulai penulisan skripsi
pertama-tama mengajukan judul terlebih dahulu kepada Ketua/Sekretaris Prodi untuk
diverifikasi. Setelah disetujui mahasiswa kemudian mengajukan proposal skripsi kepada
Ketua/Sekretaris Prodi PMI untuk diseminarkan. Setelah diseminarkan dan diperbaiki sesuai
dengan masukan pada seminar, mahasiswa kemudian mendapatkan SK Pembimbing. Skripsi
dinyatakan selesai jika sudah diujikan dan diperbaiki sesuai dengan masukan dari Tim
Penguji.
57
Demikian juga mahasiswa banyak yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan
kemasyarakatan, seperti berlatih menjadi pengelola masjid melalui kegiatan Komunitas
Pecinta Masjid (KPM), mengelola Majelis Taklim (KPMT), mengelola TPA dan kegiatan
Kafilah Da‟wah (KKN), pembinaan anak jalanan, pembinaan rohis di sekolah-sekolah dan
yang utama, mahasiswa STID Mohammad Natsir mempunyai kewajiban untuk melakukan
pengabdian da‟wah selama satu-dua tahun dengan dikirim ke berbagai daerah terpencil.
Kegiatan ini dilaksanakan setelah mahasiswa menyelesaikan tugas penulisan skripsinya.
Salah satu kekurangan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah hasilnya
belum disusun dalam bentuk laporan ilmiyah yang kemudian dimuat di jurnal PKM.
3. Kerjasama
Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi, STID
Mohammad Natsir telah banyak menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Diantaranya
kerjasama dengan Bamuis BNI untuk program beasiswa para mahasiswa STID Mohammad
Natsir, Kerjasama dengan TV Wesal, Kerjasama dengan Universitas Minessota Amerika,
Kerjasama dengan Rabithah Alam Islami, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya.
Yang menjadi evaluasi adalah, kerjasama-kerjasama tersebut tidak semuanya dapat
ditindaklanjuti secara baik. Hal ini disebabkan karena lemahnya pelaksanaan tindaklanjut dari
unit kerja yang sudah ditunjuk.
(4) Memiliki ikatan kerjasama dengan ikatan kerjasama yang sudah terjalin.
berbagai pihak.
58
FAKTOR EKSTERNAL
Peluang (O) Tantangan (T)
(1) Adanya Pusat Kajian di Yayasan Dewan (1) Aturan pemerintah yang semakin ketat
Da‟wah terkait dengan penelitian dan PKM.
Dari analisis SWOT diatas, maka ada beberapa strategi yang harus dilakukan oleh
STID Mohammad Natsir, yaitu:
1. Untuk meningkatkan mutu hasil penelitian maka harus dilaksanakan pelatihan penelitian.
2. Untuk memasukan hasil penelitian dosen ke jurnal terakreditasi maka diperlukan kegiatan
pendampingan oleh ahli.
3. Untuk meningkatkan mutu PKM agar dapat dilaksanakan dan dilaporkan secara ilmiah
maka diperlukan pelatihan pelaksanaan PKM.
4. Untuk meningkatkan kerjasama, maka diperlukan koordinasi intensif dengan Yayasan
Dewan Da‟wah
5. Agar kerjasama yang sudah terjalin dapat ditindaklanjuti, maka diperlukan monitoring
yang lebih ketat lagi.
59
II. ANALISIS SWOT INSTITUSI
A. Analisis Antar Komponen
2. Kelemahan Antarkomponen
a. Masih lemahnya tata laksana administrasi dan organisasi.
b. Masyarakat belum menjadikan jurusan da‟wah sebagai pilihan yang dapat
menjanjikan dunia kerja.
c. Kerjasama dengan lembaga-lembaga lain belum sepenuhnya terlaksana dengan
baik dan memberikan dampak langsuikan bagi STID Mohammad Natsir.
60
b. Jaringan da‟wah yayasan Dewan Da‟wah yang telah menyebar ke seluruh propinsi
menjadi peluang besar untuk praktikum da‟wah bagi alumni STID Mohammad
Natsir.
c. Kesolidan dan ketersediaan SDM untuk dapat menjadi kampus yang pilihan.
d. Kesempatan pengembangan SDM dengan adanya program-program beasiswa.
61
B. Strategi dan Pengembangan STID Mohammad Natsir
Untuk menjadikan STID Mohammad Natsir semakin berkembang dan unggul maka
langkah–langkah berikut menjadi strategi berikutnya :
1. Mengembangkan epistemologi ilmu komunikasi, penyiaran, dan pengembangan
masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai Islam atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Islam.
2. Melengkapi literatur-literatur yang berkaitan dengan bidang komunikasi, penyiaran, dan
pengembangan masyarakat.
3. Mengadakan laboratorium da‟wah yang berfungsi makro dan mikro dalam bidang
komunikasi, penyiaran, dan pengembangan masyarakat.
4. Membina dan mengembangkan komunitas-komunitas lifeskill mahasiswa sebagai bekal
terjun di masyarakat, semisal komunitas LPM dan beberapa komunitas mahasiswa lainya.
5. Melengkapi fasilitas-fasilitas pendidikan yang berbasiskan teknologi terkini sehingga
kemampuan skill mahasiswa dapat mengikuti perkembangan zaman.
6. Mendatangkan dosen tamu yang mumpuni dalam bidang ilmu masing-masing sehingga
meningkatkan kualitas daya serap mahasiswa terhadap materi yang disampaikan.
7. Mengembangkan kemampuan bahasa asing bagi seluruh civitas akademika terutama
bahasa Arab dan bahasa Inggris dengan menghadirkan native speaker dari luar negeri
dengan target seluruh pembelajaran di kelas menggunakan pengantar bahasa Arab atau
Inggris.
8. Menguatkan peran unit penjaminan mutu internal yakni LPJM (Lembaga Penjaminan
Mutu) yang berfungsi untuk memonitoring, mengevaluasi dan memberikan pengawasan
serta rekomendasi untuk peningkatan mutu institusi dalam seluruh pelaksana kerja agar
sesuai dengan SN-Dikti.
9. Meningkatkan budaya penelitian dikalangan dosen dan mahasiswa sehingga semakin
meningkat daya saing antar PT dalam skala Nasional.
10. Menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan seluruh stake holders dan juga para
donatur yang menjadi salah satu sumber pendanaan dan pendukung suksesnya kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
11. Meningkatkan kualitas sistem informasi yang berbasis online.
62
REFERENSI
63