LAPORAN KERJA PRAKTIK - Putra Giswa Anasti - 03191068
LAPORAN KERJA PRAKTIK - Putra Giswa Anasti - 03191068
DISUSUN OLEH
PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Putra Giswa Anasti 03191068
Ir. Gad Gunawan, S.T., M.T. Diniar Mungil Kurniawati, S.T., M.T.
NIP. 199007132019031017 NIPH. 100118162
i
Halaman ini sengaja dikosongkan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH
Putra Giswa Anasti 03191068
Irsyad Ardiansyah
iii
Halaman ini sengaja dikosongkan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktik yang berjudul :
“ANALISIS KEBOCORAN MECHANICAL SEAL POMPA MOTOR GM/G
– 31 – 41 A PADA PLANT 35 PT. KILANG PERTAMINA
INTERNASIONAL REFINERY UNIT V BALIKPAPAN”
Laporan kerja praktik ini merupakan salah satu syarat yang harus
ditempuh untuk menyelesaikan Program Sarjana di Program Studi Teknik Mesin,
Jurusan Teknologi Industri dan Proses, Institut Teknologi Kalimantan (ITK)
Balikpapan. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Ibu Diniar Mungil Kurniawati, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing.
2. Bapak Ardiansyah selaku Pembimbing Lapangan.
3. Bapak Andi Idhil Ismail, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknologi
Industri dan Proses ITK.
4. Bapak Ir. Gad Gunawan, S.T., M.T. selaku Koordinator Program Studi
Teknik Mesin Jurusan Teknologi Industri dan Proses ITK.
5. Saudara Ahmad Arifkhi, Bintara Alfaris, Felix Panjaitan, Frantino Yody
Silvester, Muller Manurung selaku teman seperjuangan dalam melakukan
kerja praktik.
6. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan kerja praktik ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kerja praktik ini masih jauh
dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun. Semoga kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Penyusun
v
Halaman ini sengaja dikosongkan
vi
ANALISIS KEBOCORAN MECHANICAL SEAL
POMPA MOTOR GM/G – 31 – 41 A PADA PLANT 35
PT. KILANG PERTAMINA INTERNASIONAL
REFINERY UNIT V BALIKPAPAN
INTISARI
vii
Halaman ini sengaja dikosongkan
viii
DAFTAR ISI
INTISARI.............................................................................................................. vii
2.4 Visi, Misi, dan Tata Nilai PT. Kilang Pertamina Internasional RU V
Balikpapan........................................................................................................... 9
ix
2.5.2 Operation and Manufacturing (O&M) Function ............................ 11
x
4.4.3 Faktor Terjadi Vibrasi ..................................................................... 30
xi
Halaman ini sengaja dikosongkan
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Halaman ini sengaja dikosongkan
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Halaman ini sengaja dikosongkan
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
memberikan suatu gambaran mengenai sebuah realitas yang akan dihadapi ke
depannya saat telah menyelesaikan masa studi di perguruan tinggi.
2
1. Bagi Institut Teknologi Kalimantan, dapat menjalin suatu kerja sama yang
baik, sinergi, terarah, serta menguntungkan antara pihak Institut Teknologi
Kalimantan dengan perusahaan atau instansi terkait. Serta dapat menjadi
media atau sarana dalam menilai sejauh mana Institut Teknologi
Kalimantan untuk dapat mencetak lulusan yang nantinya akan siap dalam
pengimplementasian pada dunia kerja baik secara teoritis maupun praktik.
2. Bagi mahasiswa/i, menjadi media atau sarana untuk mengembangkan
softskill ataupun hardskill dengan terjun langsung untuk mendapatkan
pengalaman bekerja di lapangan secara langsung. Dapat melihat
perbandingan secara nyata ilmu teoritis yang didapatkan dengan praktik
secara langsung pada lapangan. Pengoptimalan pola pikir dan diri dalam
menghadapi masalah yang mungkin akan dirasakan ketika berada pada
dunia pekerjaan.
3. Bagi perusahaan PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan,
manfaat yang diberikan yaitu untuk membangun citra dan kerja sama
yang baik, mendukung program pendidikan mahasiswa/i, serta
memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i yang kedepannya memiliki
inovasi terbaru dalam mendukung pengembangan perusahaan.
3
Halaman ini sengaja dikosongkan
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
Kelas Dunia“. Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina menambah
modal ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha Perusahaan
(Pertamina, 2020).
Pada 14 Desember 2015, Menteri BUMN selaku RUPS menyetujui
perubahan Anggaran Dasar Pertamina dalam hal optimalisasi pemanfaatan sumber
daya, peningkatan modal ditempatkan dan diambil bagian oleh negara serta
perbuatan-perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan
Komisaris. Perubahan ini telah dinyatakan pada Akta No.10 tanggal 11 Januari
2016, Notaris Lenny Janis Ishak, SH. Pada 24 November 2016, Menteri BUMN
selaku RUPS sesuai dengan SK BUMN No. S-690/MBU/11/2016, menyetujui
perubahan Anggaran Dasar Pertamina terkait dengan komposisi Direksi dan
Dewan Komisaris, kewenangan atas nama Direktur Utama, pembagian tugas dan
wewenang Direksi, kehadiran rapat Direktur Utama dan Dewan Komisaris
(Pertamina, 2020).
Tahun 2018, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menjadi Subholding Gas
Pertamina. Pembentukan Subholding Gas ini merupakan transformasi lanjutan
dari langkah konsolidasi bisnis gas BUMN, yang menyatukan Pertamina dan
PGN, yang juga merupakan salah satu implementasi roadmap pembentukan
Holding BUMN Sektor Migas. Pada tanggal 12 Juni 2020, struktur perusahaan
Pertamina mengalami transformasi menyusul ditetapkannya Pertamina oleh
Pemerintah melalui Kementerian BUMN Republik Indonesia sebagai Holding
Company di bidang energi, yang membawahi 6 Subholding, yaitu Upstream
Subholding yang dijalankan oleh PT Pertamina Hulu Energi, Gas Subholding
yang dijalankan oleh PT Perusahaan Gas Negara, Refinery & Petrochemical
Subholding yang dijalankan oleh PT Kilang Pertamina Internasional, Power &
NRE Subholding yang dijalankan oleh PT Pertamina Power Indonesia,
Commercial & Trading Subholding yang dijalankan oleh PT Patra Niaga,
dan Subholding Integrated Marine Logistics yang dijalankan oleh PT Pertamina
International Shipping (Pertamina, 2020).
Cikal bakal pendirian Pertamina RU V Balikpapan adalah peristiwa
pengeboran minyak untuk yang pertama kalinya di Balikpapan oleh Pemerintah
Hindia Belanda pada 10 Februari 1897. Peristiwa bersejarah tersebut menjadi
6
awal mula berdirinya Kota Balikpapan. Pengeboran sumur minyak pertama, yang
diberi nama Sumur Mathilda, dilakukan oleh Mathilda Corporation, kolaborasi
antara J. H. Menten dan Adams dari Samuel & Co (Pertamina, 2020), dapat
dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut :
7
1. Bentuk anak panah menggambarkan aspirasi organisasi Pertamina untuk
senantiasa bergerak ke depan, maju dan progresif. Simbol ini juga
mengisyaratkan huruf “P” yakni huruf pertama dari Pertamina.
2. Tiga elemen berwarna melambangkan pulau – pulau dengan berbagai
skala yang merupakan bentuk negara Indonesia.
8
Pada area kilang memiliki beberapa wilayah dengan luas yaitu, Refinery
Area 309.750 m2, Outside Refinery/Housing Complex 502.073 m2, Lawe-lawe
Crude Terminal 1.160.000 m2, Sei Wain River 69.815 m2 (Pertamina, 2020).
Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 1 Balikpapan 76111.
Tlp. : (0542) 733011 (hunting)
Fax. : 732716 – 514148
Telex : 73160 – 737161 – 37132
E-mail : pippru5@pertamina.com
2.4 Visi, Misi, dan Tata Nilai PT. Kilang Pertamina
Internasional RU V Balikpapan
Adapun visi dan misi serta tata nilai RU V Balikpapan yang mengacu pada
visi dan misi serta tata nilai Pertamina (Pertamina, 2020) sebagai berikut :
2.4.1 Visi
“Menjadi Kilang Kelas Dunia yang Kompetitif dan Berwawasan
Lingkungan”
2.4.2 Misi
1. Mengelola operasional kilang yang aman, handal, efisien dan ramah
lingkungan untuk menyediakan kebutuhan energi yang berkelanjutan.
2. Mengembangkan inovasi dan fleksibilitas untuk memaksimalkan variabel
produk.
3. Memberikan manfaat kepada stakeholder.
9
c. Capable, dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan
memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam
membangun kemampuan riset dan pengembangan.
d. Commercial, menciptakan nilai tambahan dengan orientasi komersial,
mengambil keputusan berdasarkan prinsip – prinsip bisnis yang sehat.
e. Customer Focused, berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan
berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
f. Confident, berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi
pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
10
dan pengoordinasian kegiatan bisnis utama (Core Business), Refinery Supporting,
Kilang BBM, dan Non Refinery. Fungsi umum yang bertugas untuk urusan
eksternal perusahaan terhadap instansi pemerintah dan CPS (Contractor
Production Sharing), serta berfungsi terkait lainnya untung menunjang
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan dengan dukungan teknologi tinggi
yang dikendalikan oleh sumber daya profesional.
11
Halaman ini sengaja dikosongkan
12
BAB III
DESKRIPSI UNIT ROTATING EQUIPMENT
INSPECTION ENGINEERING
3.2 Pompa
Pompa adalah alat mekanis yang digunakan untuk memindahkan fluida
dengan gerak mekanis. Pompa mengubah energi listrik dari motor penggerak atau
energi steam dari turbin menjadi energi hidrolis, jadi dapat disimpulkan bahwa
pompa merupakan perangkat hidrolis yang mampu mengangkat fluida dari
potensial rendah ke potensial tinggi dan memindahkan fluida dari daerah
bertekanan rendah ke tinggi. Pompa beroperasi dengan beberapa mekanisme
(reciprocating atau rotary), dan mengkonsumsi energi untuk melakukan proses
pemindahan fluida.
Pompa bekerja dengan menciptakan ruang hampa (vacuum) dimana
tekanan udara di dalam ruang hampa mendorong/memaksa fluida. Semua pompa
bekerja dengan menciptakan ruang yang bertekanan rendah. Pada pompa
sentrifugal, gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh impeller mempercepat fluida
keluar dari impeller dan menciptakan tekanan yang rendah pada mata atau pusat
13
impeller (eye of impeller). Pada reciprocating pump, upstroke dari piston
menciptakan ruang hampa (vacuum). Perbedaan tekanan pada ruang hampa
menciptakan langkah hisap. Fluida yang bertekanan lebih tinggi akan berpindah
ke tempat yang bertekanan lebih rendah.
3.3 Kompresor
Kompresor adalah alat yang meningkatkan tekanan suatu zat (biasanya
gas) dengan cara mengurangi volume dari zat tersebut. Kompresor pada dasarnya
bekerja dengan memampatkan gas. Prinsip kerja kompresor secara umum adalah
menghisap udara atau gas yang kemudian dimampatkan dengan cara memperkecil
volume ruangan yang mengurungnya sehingga tekanan menjadi naik. Udara atau
gas yang bertekanan ini dapat langsung digunakan, seperti pada turbin gas, atau
disimpan dahulu di dalam tangki yang berfungsi sebagai penyimpan energi.
Kompresor digunakan dalam banyak pengaplikasian, kebanyakan dengan
melibatkan peningkatan tekanan pada wadah penyimpanan gas, seperti pada:
1. Kompresi gas di kilang minyak dan pabrik kimia.
2. Penyimpanan gas pada silinder bertekanan tinggi.
3. Tekanan kabin pada pesawat terbang.
4. Penyimpanan udara untuk aktivitas bawah laut.
5. Pada gas turbin.
Kompresor perpindahan positif didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
gas yang disebabkan oleh perubahan pada volume di ruang hampa. Kompresor ini
memiliki beberapa tipe, contohnya reciprocating compressor, rotary liquid
compressor, rotary lobe and screw compressor.
14
(nozzle) yang mengarahkan aliran uap ke jet berkecepatan tinggi. Pancaran ini
mengandung energi kinetik yang signifikan, yang diubah menjadi rotasi poros
oleh bilah rotor berbentuk ember saat pancaran uap berubah arah. Saat bergerak
di atas permukaan lengkung sudu, pancaran uap memberikan tekanan pada sudu
karena gaya sentrifugalnya. Setiap baris nozzle tetap dan bilah bergerak disebut
stage/langkah. Sudu-sudu berputar pada rotor turbin, dan sudu-sudu tetap disusun
secara konsentris di dalam selubung turbin melingkar.
15
berkecepatan rendah pada pemasukan dan udara berkecepatan tinggi pada
pengeluaran, maka hal tersebut dapat mengurangi sirkulasi ulang dari udara keluar
yang kembali ke udara masuk. Adapun jenis fin fan yang ada di PT. Kilang
Pertamina Internasional RU V Balikpapan adakah Force Draft Fan (FDF).
16
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Pendahuluan
Adapun pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan, dan Manfaat dari tugas khusus yaitu sebagai berikut :
17
2. Bagaimana mechanical seal dapat mengalami kebocoran pada pompa
motor GM/G – 31 – 41 A.
3. Bagaimana solusi yang diambil dalam menangani kebocoran mechanical
seal pada pompa motor GM/G – 31 – 41 A.
4.1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada tugas khusus ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis kebocoran mechanical seal pada pompa motor GM/G
– 31 – 41 A terhadap performa pompa.
2. Untuk mengetahui penyebab mechanical seal dapat mengalami kebocoran
pada pompa motor GM/G – 31 – 41 A
3. Untuk mengetahui solusi yang diambil dalam menangani kebocoran
mechanical seal pada pompa motor GM/G – 31 – 41 A.
4.1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada tugas khusus ini yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan bagi mahasiswa dalam
melakukan analisis saat kerja praktik pada perusahaan PT. Kilang
Pertamina Internasional RU V Balikpapan.
2. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan maintenance pompa motor GM/G –
31 – 41 A khususnya komponen mechanical seal pada perusahaan PT.
Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan.
4.2.1 Pompa
Pompa merupakan mesin yang berfungsi untuk menaikkan tekanan fluida.
Dengan naiknya tekanan fluida maka fluida dapat dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain atau untuk menaikkan fluida dari level yang rendah ke level yang
lebih tinggi. Kenaikan tekanan fluida sering juga diperlukan sebagai persyaratan
untuk kebutuhan proses berikutnya dalam kilang. Karena tekanan dapat diubah
menjadi kecepatan, maka kenaikan tekanan fluida kadang juga diperlukan untuk
18
menaikkan kecepatan aliran fluida proses apabila dalam proses berikutnya
diperlukan kecepatan aliran fluida yang lebih tinggi (Hariady, 2014).
Pompa dapat dikelompokkan berdasarkan tipe pompa dan cara kerja
pompa. Berdasarkan cara kerjanya, pompa dikelompokkan menjadi tiga yaitu
pompa positive displacement, pompa dynamic (kinetic) dan pompa special effect
(Hariady, 2014).
19
apa yang dikenal sebagai peristiwa kavitasi (cavitation), dan menjadi ancaman
serius pada pengoperasian pompa sentrifugal (Hariady, 2014).
Secara singkat prinsip kerja pompa sentrifugal yaitu mengubah energi
mekanis dari penggerak menjadi energi kecepatan (kinetik) fluida melalui sudu
pompa, kemudian merubah energi kinetik menjadi energi potensial (tekanan
cairan) melalui komponen volute atau diffuser. Alasan utama digunakannya jenis
pompa ini dibanding jenis pompa lainnya adalah karena pompa sentrifugal
memiliki tingkat fleksibilitas dan keandalan yang lebih tinggi (Hariady, 2014).
Bagian-bagian utama pompa sentrifugal secara umum dapat dilihat seperti
pada Gambar 4.2 berikut:
20
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft Sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
internal bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet
dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian yang merupakan sisi masuk arah isap fluida pada impeller pada
pompa.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinu, sehingga cairan
pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.
J. Bearing (bantalan)
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing
juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Discharge Nozzle
Merupakan saluran keluar fluida dari dalam pompa / olet pompa.
21
L. Mechanical Oil/Cargo Seal
Mechanical oil seal dan cargo seal merupakan bagian yang berfungsi
sebagai penghalang masuknya cairan, baik itu pelumas maupun cargo. Pada
mechanical seal terdapat seal face, yang disebut juga dengan contact face. Seal
face ini merupakan bagian yang terpenting dalam mechanical seal. Seal face
merupakan titik pengeblokan cairan utama. Komponen ini terbuat dari bahan
carbon atau silicone carbide atau keramik atau ni-resist atau tungsten carbide
dengan serangkaian teknik pencampuran. Pada permukaan yang saling bertemu,
dibuat dengan sangat 13 halus dengan tingkat kerataan mencapai 1 hingga 2
lightband.
Seal face adalah paling utama dan paling kritis dari sebuah mechanical
seal dan merupakan titik primary sealing. Seal face terbuat dari bahan karbon
dengan serangkaian teknik pencampuran, atau keramik atau niresist, atau silicone
carbide atau tungsten 2 carbide. Permukaan material yang saling bertemu
(contact) dibuat sedemikian halusnya hingga ketidakrataan permukaan mencapai 1
hingga 2 lightband. (Maryanti, 2014)
22
4.2.4 Vibrasi
Vibrasi adalah gerakan yang dialami oleh suatu benda / materi yang
berupa gerakan osilasi (bolak-balik) dari titik referensi secara periodik (berulang-
ulang). Setiap elemen dari mesin yang berotasi akan memberikan pola gelombang
tertentu dari gerakannya. Adanya cacat atau kerusakan dari pola rotasinya akan
menimbulkan mekanisme gerakan yang berbeda dari sewajarnya. Vibrasi yang
terjadi inilah yang dapat menunjukkan kondisi mesin dalam keadaan beroperasi.
Kemampuan untuk bereaksi terhadap gaya yang menimbulkan vibrasi, merupakan
kombinasi tiga sifat dasar yang dimiliki semua mesin, yaitu kekakuan (stiffness),
berat (massa), dan Redaman (damping) (Hariady, 2014).
Analisa gerakan adalah merupakan salah satu metode yang sangat tepat
untuk menentukan prediksi awal terhadap adanya masalah pada permesinan, hal
ini dapat diprediksi dini terhadap kerusakan yang akan terjadi pada bagian mesin.
Struktur bergetar atau berosilasi karena gaya bervariasi berdasarkan waktu.
Getaran dalam struktur hasil dari transformasi energi potensial ke energi kinetik
atau sebaliknya. Energi potensial dalam struktur ditentukan oleh elemen
elastisnya, sedangkan energi kinetiknya ditentukan oleh elemen massa. Gerakan
dalam mesin dan struktur tidak diharapkan karena menaikkan tegangan dan akan
mengurangi energinya. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas
mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering)
mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya
memerlukan pertimbangan sifat osilasinya (Sukardi, 2012).
4.2.5 Kavitasi
Peristiwa kavitasi adalah peristiwa pembentukan dan pecahnya gelembung
dalam suatu aliran fluida cair pada kondisi tertentu. Kavitasi terjadi bila tekanan
fluida pada saat memasuki pompa turun hingga di bawah tekanan uap jenuhnya
(pada temperatur lingkungan), gelembung-gelembung uap kecil akan mulai
terbentuk. Gelembung – gelembung uap ini akan terbawa oleh aliran fluida dan
masuk pada daerah yang bertekanan lebih tinggi, sehingga gelembung akan pecah
dan menimbulkan suara berisik dan getaran. Selain itu performansi pompa akan
turun secara tiba – tiba sehingga pompa tidak dapat beroperasi dengan baik. Jika
pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus-menerus dalam jangka
23
waktu lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran akan termakan
sehingga menjadi berlubang-lubang. Peristiwa ini yang dinamakan erosi kavitasi,
sebagai akibat tumbukan gelembung – gelembung uap yang pecah pada dinding
secara terus-menerus (Hariady, 2014).
Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap
pompa. Hal ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah hingga di bawah
tekanan uap jenuhnya, hal ini dapat menyebabkan suara berisik, getaran atau
kerusakan komponen pompa sewaktu gelembung – gelembung fluida tersebut
pecah ketika melalui daerah yang lebih tinggi tekanannya, kapasitas pompa
menjadi berkurang, Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan), dan
berkurangnya efisiensi pompa. Untuk mencegah peristiwa kavitasi ini, pompa
sentrifugal didesain untuk suatu kondisi operasi tertentu yang harus dipenuhi.
NPSH merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencegah peristiwa
kavitasi tersebut (Hariady, 2014).
Dalam operasi dan desain pompa untuk aplikasi penanganan cairan/benda
cair, efek kavitasi merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan.
Proses pecahnya cairan dengan penurunan tekanan pada suhu cairan yang konstan
sering disebut kavitasi. Kavitasi didefinisikan sebagai mendidihnya cairan pada
suhu normal yang diakibatkan oleh tekanan statis yang cukup rendah. Pada kasus
pompa, kavitasi diartikan dengan munculnya gelembung-gelembung uap yang
diakibatkan oleh penurunan tekanan pada section pompa hingga di bawah tekanan
uap dari fluida pada temperatur yang ada (Muis, 2019).
Munculnya gelombang uap dalam aliran memiliki dua konsekuensi
signifikan di dalam pompa. Efek pertama yaitu jumlah uap yang signifikan akan
menurunkan kinerja pompa, yang penyebab utamanya disebabkan oleh perubahan
lintasan aliran karena kehadiran uap mengisi daerah lintasan. Karenanya untuk
pengoperasian yang baik pompa membutuhkan tekanan masuk di atas angka
tertentu dalam pengoperasiannya untuk menghindari kavitasi. Angka tekanan
tertentu tersebut adalah Net Positive Suction Head Required (NPSHr), yang
terkadang untuk memudahkan hanya disebut sebagai NPSH, yang merupakan
fungsi dari flowrate, properties fluida dan design pompa. Efek kedua dari kavitasi
adalah erosi pada blade impeller dan struktur lain yang berdekatan yang
24
disebabkan oleh pecahnya gelembung uap. Saat pecah, gelembung uap tersebut
dapat menghasilkan tekanan hingga mendekati 10 MPa (Muis, 2019).
4.3 Metodologi
Kerja praktik dilakukan pada area Hydrocracker Complex (HCC) PT.
Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit V Balikpapan. Metodologi tugas
khusus ini diawali dengan analisis permasalahan yang ada saat studi lapangan
yang dapat membantu dalam menentukan topik masalah yang terdapat di
lapangan. Selanjutnya penentuan topik masalah, penentuan masalah ini berfungsi
agar penulis dapat fokus terhadap satu objek masalah. Perumusan masalah yang
ada sesuai dengan perbaikan kebocoran mechanical seal pada unit GM/G – 31 –
41 A PT. Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit V Balikpapan diagram alir
dapat dilihat pada Gambar 4.4 sebagai berikut.
25
4.4 Hasil dan Pembahasan
Adapun hasil dan pembahasan yang telah dianalisis dari tugas khusus pada
laporan kerja praktik ini yaitu sebagai berikut :
26
• Split : Radial
• Press : MAX. 48 kg/cm2
Temperatur. 120°C
Hydro Test. 78 kg/cm2
• Connect : Drain
d) Impeller : Type. Closed
RATED. 302 mm
MAX. 326 mm
• Mount : Overhung
e) Bearimg
• Radial : Ball
• Thrust : Ball
• Lube : Ring Oil
f) Mechanical Seal
• Model : Flexibox
• API. Class Code : BSAGL
4. Performance
a) RPM : 2980 rpm
b) NPSHR (Water) : 1,73
c) Efisiensi : 51%
d) Power IMP : MAX. 62,9 kw
RATED. 37,8 kw
e) MAX. Head IMP : 126 m
f) MIN. Continuous : 15 hr/m3
g) Ritation (Viewed From CPLG) : 2,735 m
5. Motor Driver
a) Type : TIKK
b) Frame : D280 M
c) Power : 7,5 kw
d) RPM : 2950 rpm
e) Phase :3
f) Tegangan : 380 Volt
27
g) Frekuensi : 50 Hz
h) Temperatur : 95°C
i) Bearing : Ball
j) Lube : Grease
k) Full Load AMPS : 146 A
28
Gambar 4. 6 Mechanical Seal Plan 23 Single Stationary Seal Pada API Plan - 23
Seal dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu seal statis dan seal
dinamis. Seal statis adalah suatu seal di mana tidak ada gerakan yang terjadi atau
pertemuan antara kedua permukaan yang akan disekat . Sedangkan seal
dinamis adalah suatu seal di mana ada permukaan yang bergerak relatif terhadap
satu sama lain. Seal dinamis misalnya digunakan pada poros yang berputar pada
pompa sentrifugal. Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak
berwarna kuning seperti pada Gambar 4.7 sebagai berikut.
nm
Gambar 4. 7 Mechanical Seal Pada API Plan - 23
Titik utama pengeblokan dilakukan oleh dua sealface yang permukaannya
sangat halus dan rata. Gesekan gerak berputar antara keduanya meminimalkan
terjadinya kebocoran. Satu sealface berputar mengikuti putaran shaft berwarna
29
kuning, satu lagi diam menancap pada suatu dinding yang disebut dengan
glandplate yang berwarna biru seperti pada Gambar 4.7.
30
Terlihat Gambar 4.8 merupakan tampilan analisa spektrum yang dapat
dianalisis dengan Illustated Vibration Diagnostic Chart. Kedua bentuk spektrum
tersebut memberikan informasi kerusakan pada mesin seperti mass unbalance dan
cavitation yang merupakan faktor terjadinya vibrasi dapat dilihat pada Gambar
4.9 untuk mass unbalance serta Gambar 4.10 untuk cavitation.
31
kecepatan kritis rotor pertama. Dapat menyebabkan getaran aksial tinggi serta
radial. Koreksi membutuhkan penempatan bobot keseimbangan di setidaknya 2
bidang. Perhatikan bahwa kira- kira. Perbedaan fase 180° harus ada antara
horizontal OB & IB, serta antara vertikal OB & IB. Juga, kira-kira. perbedaan 90°
antara pembacaan fase horizontal & vertikal pada setiap bantalan biasanya terjadi
(±30°)
Gambar 4.8 bentuk spektrum tersebut memberikan informasi terjadinya
dynamic unbalance yang dapat terlihat dari Gambar 4.9 Illustated Vibration
Diagnostic Chart Tabel 1, dynamic unbalance merupakan jenis
ketidakseimbangan yang dominan ditemukan dan merupakan kombinasi dari
kedua gaya dan ketidakseimbangan pasangan. 1X RPM mendominasi spektrum,
dan benar-benar membutuhkan: koreksi bidang. Di sini, fase radial perbedaan
antara bantalan tempel dan bantalan dapat berkisar dari mana saja 0° hingga 180°.
Namun, perbedaan fase horizontal harus sesuai dengan perbedaan fase vertikal,
saat membandingkan bantalan tempel dan bantalan dalam pengukuran (30°).
Kedua, jika ketidakseimbangan mendominasi, kira-kira Perbedaan fasa 90°
biasanya dihasilkan antara horizontal dan vertikal pembacaan pada setiap bantalan
(±40°).
32
Biasanya menunjukkan tekanan isap yang tidak mencukupi. Kavitasi bisa sangat
merusak untuk memompa bagian dalam jika dibiarkan tidak diperbaiki. Ini
terutama dapat mengikis baling-baling impeler. Ketika ada, sering terdengar
seperti "kerikil melewati pompa. Kavitasi biasanya disebabkan oleh aliran inlet
yang tidak mencukupi. Dapat terjadi selama satu survei, dan absen pada survei
berikutnya (jika dilakukan perubahan pada pengaturan katup hisap).
33
Umumnya, mesin dapat dioperasikan untuk jangka waktu terbatas
dalam kondisi ini hingga muncul peluang yang sesuai untuk
tindakan perbaikan.
Nilai getaran dalam zona ini biasanya dianggap cukup parah untuk
Daerah D
menyebabkan kerusakan pada mesin.
Dapat dilihat pada Gambar 4.8 analisis data spektrum vibrasi pompa G –
31 – 41 A pada 1xRPM didapatkan nilai sebesar 15,33 mm/s. Selanjutnya dapat
menentukan nilai 1xRPM sebesar 15,33 mm/s termasuk dalam kondisi yang baik
atau tidak dapat dilihat dengan standar vibrasi, dimana standar vibrasi ini dapat
ditentukan dari spesifikasi unit yang digunakan untuk pompa motor GM/G – 31 –
41 A menggunakan standar ISO 10816 – 1 dan masuk dalam kelas II dimana
mesin yang digunakan berukuran sedang (biasanya motor listrik dengan keluaran
15 kW hingga 75 kW) tanpa fondasi khusus dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dapat
dilihat pada Tabel 4.1 standar ISO 10816 – 1 untuk nilai pada 1xRPM sebesar
15,33 mm/s termasuk dalam daerah D yang merupakan nilai getaran zona yang
biasanya dianggap cukup parah untuk menyebabkan kerusakan pada mesin.
34
dua sealface yang berputar mengikuti putaran shaft dan diam pada
suatu dinding ketika terjadi vibrasi makan mechanical seal yang
berputar mengikuti shaft akan bergesekan dengan sealface dengan
tidak teratur yang menyebabkan titik pengeblokan tidak tertutup
sempurna mengakibatkan kebocoran pada mechanical seal.
2. Penyebab kebocoran mechanical seal pompa motor GM/G – 31 – 41A
yaitu adanya vibrasi yang terjadi, vibrasi muncul terindikasi
diakibatkan adanya mass unbalance ditandai dengan spectrum vibrasi
pada pengetesan horizontal/radial 1xRPM di atas batas toleransi yang
diizinkan yaitu 15,33 mm/s, serta diakibatkan juga dengan adanya
cavitation yang ditandai adanya spectrum vibrasi tinggi secara random
di bawah 120.000 CPM (frequency) pada pompa saat bekerja yang
mengakibatkan kebocoran pada mechanical seal pompa.
3. Mengetahui mechanical seal mengalami kebocoran tindakan yang
dilakukan yaitu langsung mengganti unit mechanical seal baru yang
ada di PT. Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit V
Balikpapan.
4.5.2 Saran
Adapun saran dalam pengerjaan tugas khusus saat pelaksanaan kerja
praktik di PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan yaitu untuk
penelitian selanjutnya dapat menghitung beban yang diterima oleh mechanical
seal untuk dapat mengetahui seberapa besar beban yang diterima oleh mechanical
seal dan seberapa besar batas kemampuan mechanical seal dalam menahan beban
tersebut, karena mechanical seal merupakan komponen yang sering mengalami
kebocoran sehingga penting untuk di teliti lebih lanjut terkait penggunaannya.
35
Carnegie, N., Suryadi, D., & Fitrilina, F. (2020). ANALISA LEVEL GETARAN
COOLING WATER PUMP 1 JENIS SENTRIFUGAL. Rekayasa
Mekanika: Mechanical Engineering Scientific Journal, Pure and Inter
Disciplinary, 4(1), 25-32.
36
KEBOCORAN TURBIN ORC; THE ANALYSIS OF THE
MECHANICAL SEAL FAILURE AT ORC TURBINE LEAKAGE
TEST. Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan, 14(1), 37-54.
Sukardi, I. A., Isranuri, I., & Lubis, Z. (2012). Studi Awal Kajian Bubble Pada
Pompa Sentrifugal Yang Diukur dengan Sinyal Vibrasi. Jurnal Dinamis, I
(11), 1-13.
Yana, K. L., Dantes, K. R., & Wigraha, N. A. (2017). Rancang Bangun Mesin
Pompa Air Dengan Sistem Recharging. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin
Undiksha, 5(2).
37
Halaman ini sengaja dikosongkan
38
LAMPIRAN
DATA LAPANGAN